Sistem pelayanan kesehatan dalam poliklinik telah menjadi bagian integral dalam upaya
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Poliklinik adalah tempat di mana pasien menerima
pelayanan kesehatan secara reguler, termasuk pendaftaran, pemeriksaan medis, pencatatan
riwayat medis, penjadwalan janji temu, dan pengambilan obat. Namun, dalam berbagai poliklinik,
masih terdapat tantangan dalam manajemen administrasi dan pelayanan yang dapat memengaruhi
pengalaman pasien dan efisiensi operasional.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam banyak poliklinik adalah proses pendaftaran
pasien yang seringkali memakan waktu, kesalahan data dalam catatan medis pasien, serta
pengaturan janji temu yang tidak efisien. Proses administrasi yang manual dan kurangnya sistem
informasi yang terintegrasi seringkali menjadi penyebab utama masalah ini. Selain itu, dalam era
teknologi informasi yang semakin maju, terdapat peluang besar untuk meningkatkan pelayanan
dan efisiensi melalui penggunaan aplikasi berbasis teknologi.
Dengan munculnya teknologi aplikasi, terdapat peluang besar untuk mengatasi masalah-
masalah ini. Pengembangan aplikasi poliklinik akan memberikan solusi yang memadai untuk
meningkatkan manajemen pasien, memastikan akurasi catatan medis, dan mengoptimalkan
penjadwalan janji temu. Aplikasi poliklinik juga dapat memungkinkan pasien untuk mengakses
informasi mereka sendiri secara online, memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan
staf medis, serta memungkinkan para tenaga medis untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Dengan memanfaatkan potensi teknologi, aplikasi poliklinik ini diharapkan akan
membawa manfaat yang signifikan bagi pasien, staf medis, dan pihak administrasi. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi layanan, mengurangi kesalahan administrasi, dan secara keseluruhan
meningkatkan pengalaman pasien dalam proses pelayanan kesehatan di poliklinik.
Oleh karena itu, pembuatan aplikasi poliklinik adalah suatu langkah yang sangat relevan
dan penting untuk menghadirkan inovasi dalam sektor pelayanan kesehatan dan meningkatkan
efisiensi serta kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien di poliklinik.
B. Tujuan
C. Metode kerja
Pada proyek kali ini, kami menggunakan Metode Agile. Metodologi Agile memberikan
fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan dan umpan balik pengguna. Dalam
proyek pembuatan aplikasi poliklinik, kerja sama antara pemilik poliklinik, staf medis, dan tim
pengembang adalah kunci kesuksesan. Proses ini berlangsung dalam siklus yang berulang dan
terus berlanjut selama aplikasi masih aktif dan berkembang.
1. Perencanaan:
Tim proyek, termasuk pemilik poliklinik, staf medis, dan pengembang, berkumpul untuk
merencanakan proyek. Mereka menentukan ruang lingkup proyek, fitur utama, dan
prioritasnya. Proyek dibagi menjadi iterasi atau "sprint" dengan tujuan yang jelas.
2. Desain:
Tim pengembang dan desainer bekerja bersama-sama untuk merancang antarmuka
pengguna dan arsitektur aplikasi. Desain responsif yang memungkinkan akses dari perangkat
seluler juga diperhitungkan.
3. Pengembangan dan Pengujian
Tim pengembang mulai membangun aplikasi dalam iterasi pertama (sprint pertama).
Mereka fokus pada pengembangan fitur-fitur yang paling penting dan memprioritaskan
pekerjaan. Seiring pengembangan, pengujian dilakukan secara bersamaan untuk memastikan
kualitas dan keamanan aplikasi. Pada akhir setiap sprint, fitur-fitur yang selesai diuji akan
diserahkan kepada pemilik poliklinik untuk pengujian pengguna.
4. Evaluasi:
Setelah setiap sprint, tim proyek mengevaluasi hasil kerja dan memperbarui rencana
proyek jika diperlukan. Pemilik poliklinik dan staf medis memberikan umpan balik tentang
fitur yang sudah ada dan mengidentifikasi perubahan atau penambahan yang diperlukan.
5. Penyesuaian
Tim proyek beradaptasi dengan perubahan dan masukan yang diberikan dalam iterasi
sebelumnya. Pembaruan kecil atau perbaikan diterapkan untuk memastikan bahwa aplikasi
selalu memenuhi kebutuhan dan ekspektasi.
6. Pengiriman Teratur
Aplikasi secara bertahap dikirimkan kepada pemilik poliklinik dan digunakan oleh staf
medis dan pasien. Dalam setiap iterasi, fitur-fitur baru atau perbaikan akan segera tersedia
untuk digunakan.
7. Pemeliharaan dan Dukungan
Setelah peluncuran, pemeliharaan rutin dan dukungan teknis disediakan untuk
memastikan kelancaran operasi aplikasi. Pemilik poliklinik dapat meminta pembaruan atau
perbaikan tambahan seiring waktu.
D. Perancangan sistem
1. Desain Aplikasi
Aplikasi poliklinik didesain dengan menggunakan pendekatan Desain Web berbasiskan
Framework. Pendekatan ini bertujuan untuk mempermudah di dalam development system
dan menghasilkan system yang user friendly bagi user, sehingga menghasilkan aplikasi yang
mudah di pahami dan mudah digunakan untuk membantu system kerja di dalam monitoring
kegiatan dan program yang ada
2. Otoritas pengguna
Pada Sistem Informasi Perijinan setiap user login mempunyai tipe user yang menentukan
hak akses terhadap modul-modul yang ada. Setelah melalui proses validasi login, operator
yang mempunyai hak akses terhadap modul ini dapat menjalankan proses-proses untuk input,
edit, dan membuat laporan dalam format PDF yang dapat dicetak melalui printer. Otoritas
pengguna tersebut yaitu:
a. Administrator
Memiliki semua hak akses, management pengguna, management setting aplikasi dan
databse
b. Operator
Memiliki hak untuk melakukan proses pendaftaran pasien
E. Keluaran kegiatan
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Perangkat lunak Aplikasi poliklinik.
2. Dokumentasi yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi, antara lain
3. kebutuhan sistem, desain sistem, konfigurasi sistem dan arsitektur program;
4. Dokumentasi seluruh sistem dan perangkat lunak berupa buku manual;
5. Dokumentasi SOP (System Operation Procedure) maupun SMP (System Maintenance
Procedure);
6. Instalasi aplikasi
7. Pelatihan, pendampingan/asistensi, garansi dan pemeliharaan.
Media dokumentasi pada proyek ini dibuat dalam format softcopy dan hardcopy. Format yang
digunakan dalam dokumentasi dalam bentuk softcopy adalah menggunakan standar format MS
Office atau PDF. Dokumen yang diserahkan tersebut harus merupakan versi final dari aplikasi
yang telah dikembangan/dibangun melalui tahapan pengujian dan integrasi sistem aplikasi.