Anda di halaman 1dari 2

6.

Kadar Abu tidak larut asam


Persyaratan pada FHI II rimpang Temulawak : Abu Tidak larut asam Tidak lebih dari 0,7%

Hasil abu total

- Dilarutkan dalam 25 ml Asam Klorida


encer (HCl)
- Di didihkan (5 menit)
Kumpulkan Abu yang tidak larut dalam
asam

- Disaring dengan kertas saring bebas abu


- Dicuci dengan air panas
- dimasukan Ampas (Residu) dengan kertas
saring ke dalam Krus
- Dipijarkan dalam Krus hingga bobot tetap
800±25°C
- Didinginkan dalam dessikator
- Timbang cawan krus
- Catat Bobotnya
- Krus dipijarkan Kembali hingga bobot tetap
- Dihitung kadar abu tidak larut asam

Berat abu tidak larut asam = (Bobot Krus + abu tidak larut asam) – (Bobot Krus Kosong)

Kadar Abu Tidak Larut Asam = Bobot Abu tidak larut asam X 100%
Bobot bahan uji

Alat yang digunakan :

1. Cawan Krus dan penutupnya


2. Tank Krus
3. Timbangan Digital
4. Dessikator
5. Tanur
6. Erlenmeyer
7. Corong
8. Gelas ukur 25 ml
9. Kertas saring bebas abu
Cawan Krus dipijarkan sebelum digunakan antara 450-600 derajat (10-15 menit), sebelum ditimbang
cawan kosong di dinginkan dulu di dessikator

Logam ringan + Lar. Asam  Garam larut air

Logam transisi + Lar.Asam  Logam kompleks tidak larut dalam air


Logam berat + Lar.Asam  Logam kompleks tidak larut dalam air

Logam berfungsi sebagai inti


asam berfungsi sebagai Ligan

Semakin besar kandungan logam berat+transisi didalam bahan semakin meningkatkan tingkat
keamanan dari bahan

Yang terjadi saat proses pemijaran senyawa organic dipijarkan maka akan bereaksi dengan oksigen
membentuk senyawa yang mudah menguap pada suhu pemijaran

Logam organic+oksigen= membentuk suatu logam oksida(zinc oksida)

Anda mungkin juga menyukai