Anda di halaman 1dari 44

l

on
n
sio
ATURAN PPH PASAL 21 TERBARU : PASTI PRAKTIS?

us
Lilis Kurniaty
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2023 (“PP-58/2023”) & Teguh Rizki F.
Peraturan Menteri Keuangan No. 168 Tahun 2023 (“PMK-168/2023”)
16 Januari 2024
sc
di
MEDIA PEMBERITAAN TERKAIT ATURAN PPH PASAL 21 TERBARU

l
on
n
sio
us
sc
di
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com, https://www.kompas.id, https://www.rri.co.id
2
AGENDA

l
on
01 LATAR BELAKANG

n
sio
02 PEMBAHASAN MATERI

03 SIMPULAN DAN SARAN

us
sc 04 TANYA JAWAB
di
3

3
l
on
n
LATAR

sio
BELAKANG
us
sc
di
4
l
Latar Belakang, Tujuan dan Dampak PP-58/2023 dan PMK-168/2023

on
Pemotongan PPh Pasal 21 saat ini memiliki berbagai skema perhitungan yang dapat
membingungkan Wajib Pajak dan secara administrasi perpajakan memberatkan bagi
Latar Belakang Wajib Pajak yang berusaha untuk melakukan kewajiban perpajakannya dengan
benar.

n
sio
1) Memberikan kemudahan dan kesederhanaan bagi Wajib Pajak untuk menghitung
pemotongan PPh Pasal 21 di setiap Masa Pajak;
2) Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
Tujuan perpajakannya; dan
3) Memberikan kemudahan dalam membangun sistem administrasi perpajakan yang
mampu melakukan validasi atas perhitungan Wajib Pajak.

us
sc Tidak ada tambahan beban pajak baru sehubungan dengan penerapan tarif efektif.
Penerapan tarif efektif bulanan bagi Pegawai Tetap hanya digunakan dalam
Dampak melakukan penghitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak selain Masa Pajak Terakhir,
sedangkan penghitungan PPh Pasal 21 setahun di Masa Pajak Terakhir tetap
menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh seperti ketentuan saat ini.
di
Sumber : Materi Presentasi DJP dengan Judul “Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023”

5
l
on
n
PEMBAHASAN

sio
us
MATERI
sc
di
6
l
Overview Skema Perhitungan PPh Pasal 21

on
Pegawai Tetap & Pensiunan Diterapkan setiap masa pajak, kecuali = Penghasilan Bruto bulanan x
atas seluruh penghasilan masa pajak terakhir TER Bulanan
1
PNS/TNI/POLRI/PN/Pensiunan Diterapkan pada masa pajak terakhir = PKP Setahun x Tarif Pasal 17

n
atas penghasilan tetap teratur

Anggota Dewan Komisaris/Pengawas yang = Penghasilan Bruto x TER

sio
2 Menerima Penghasilan Tidak Teratur Diterapkan per masa pajak
Bulanan
atas honor dan sejenisnya
Subjek = Penghasilah Bruto harian x
Penerima Rp 0 – 2.500.000 / hari TER harian
Penghasilan Tidak dibayar bulanan = Penghasilan Bruto x 50% x Tarif
Pegawai Tidak Tetap > Rp 2.500.000 / hari
Pasal 17
3 atas upah dan sejenisnya

us
Dibayar bulanan = Penghasilan Bruto bulanan x
TER Bulanan
Bukan Pegawai Diterapkan per Masa Pajak atau pada = Penghasilan Bruto x 50% x Tarif Pasal 17
atas honor dan sejenisnya saat terutang
Peserta Kegiatan Diterapkan per Masa Pajak atau pada
4
sc
atas hadiah/sehubungan dengan kegiatan
Peserta Program Pensiun (Pegawai)
atas penarikan dana pensiun di awal
Mantan Pegawai
saat terutang

Diterapkan per Masa Pajak


= Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17

= Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17


di
atas jasa produksi, tantiem, gratifikasi,
bonus atau imbalan lain Keterangan :
TER = Tarif Efektif Rata – Rata
PKP = Penghasilan Kena Pajak
Sumber : Materi Presentasi DJP dengan Judul “Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2023”

7
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (1 dari 7)

on
Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh
Tarif Progresif PPh Orang Pribadi atas Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak Rp 5.999.999.999

n
(Dibulatkan ke ribuan penuh ke bawah)

sio
PKP ≤ Rp 60 juta 5%
x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
Rp 60 juta < PKP ≤ Rp 250 juta 15% x Rp 190.000.000 = Rp 28.500.000
Rp 250 juta < PKP ≤ Rp 500 juta 25% x Rp 250.000.000 = Rp 62.500.000

us
Rp 500 juta < PKP ≤ Rp 5 M 30% x Rp 4.500.000.000 = Rp 1.350.000.000
PKP > Rp 5 M 35% x Rp 999.999.000 = Rp 349.999.650
sc Dibulatkan >> Rp 5.999.999.000 = Rp 1.793.999.650
di
8
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (2 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Bulanan (1 dari 5)
Kategori berdasarkan PTKP dan jumlah Ph. Bruto Bulanan : TER-A, TER-B, TER-C
Keadaan yang menentukan PTKP:

n
- Awal tahun bagi WP OP DN
- Awal bulan kedatangan bagi WP yang baru datang dan menetap di Indonesia

sio
Status Wajib Pajak (umum) Rp 54.000.000,- setahun
Tidak Kawin : TK/…
Kawin : K/… Diri Sendiri WP

us
Kawin (istri NPWP sendiri) : K/I/…
Pisah Harta : PH/… Rp 4.500.000,- setahun
Hidup Berpisah : HB/…
Status Kawin
Status Karyawati
Tidak Kawin
sc : TK/0
Tidak Kawin + tanggungan : TK/…
Kawin : K/…
Rp 4.500.000,- setahun
Tambahan setiap anggota keluarga sedarah / semenda
(Surat Keterangan Minimal Camat)
di
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yg menjadi
tanggungan sepenuhnya, maksimal 3 org

9
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (3 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Bulanan (2 dari 5)
• Penghasilan Bruto Bulanan = Penghasilan yang diterima Wajib Pajak orang
pribadi dalam Satu Masa Pajak

n
Kategori TER Bulanan Status PTKP Besaran PTKP

sio
TER – A TK/0 54 juta
TK/1 dan K/0 58,5 juta
TER – B TK/2 dan K/1 63 juta

us
TK/3 dan K/2 67,5 juta
TER – C sc K/3 72 juta
di
10
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (4 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Bulanan (3 dari 5)

No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - A No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - A

n
1 - sd 5.400.000 0,00% 23 30.050.001 sd 32.400.000 13,00%
2
3
5.400.001
5.650.001
sd
sd
5.650.000
5.950.000
0,25%
0,50%
24
25
32.400.001
35.400.001
sd
sd
35.400.000
39.100.000
14,00%
15,00%
TER A =

sio
4
5
5.950.001
6.300.001
sd
sd
6.300.000
6.750.000
0,75%
1,00%
26
27
39.100.001
43.850.001
sd
sd
43.850.000
47.800.000
16,00%
17,00%
PTKP : TK/0; TK/1 &
6 6.750.001 sd 7.500.000 1,25% 28 47.800.001 sd 51.400.000 18,00% K/0
7 7.500.001 sd 8.550.000 1,50% 29 51.400.001 sd 56.300.000 19,00%
8 8.550.001 sd 9.650.000 1,75% 30 56.300.001 sd 62.200.000 20,00%
9 9.650.001 sd 10.050.000 2,00% 31 62.200.001 sd 68.600.000 21,00%

us
10 10.050.001 sd 10.350.000 2,25% 32 68.600.001 sd 77.500.000 22,00%
11 10.350.001 sd 10.700.000 2,50% 33 77.500.001 sd 89.000.000 23,00%
12 10.700.001 sd 11.050.000 3,00% 34 89.000.001 sd 103.000.000 24,00%
13 11.050.001 sd 11.600.000 3,50% 35 103.000.001 sd 125.000.000 25,00%
14 11.600.001 sd 12.500.000 4,00% 36 125.000.001 sd 157.000.000 26,00%
15
16
17
18
12.500.001
13.750.001
15.100.001
16.950.001
sd
sd
sd
sd
sc
13.750.000
15.100.000
16.950.000
19.750.000
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
37
38
39
40
157.000.001
206.000.001
337.000.001
454.000.001
sd
sd
sd
sd
206.000.000
337.000.000
454.000.000
550.000.000
27,00%
28,00%
29,00%
30,00%
di
19 19.750.001 sd 24.150.000 9,00% 41 550.000.001 sd 695.000.000 31,00%
20 24.150.001 sd 26.450.000 10,00% 42 695.000.001 sd 910.000.000 32,00%
21 26.450.001 sd 28.000.000 11,00% 43 910.000.001 sd 1.400.000.000 33,00%
22 28.000.001 sd 30.050.000 12,00% 44 Lebih dari 1.400.000.000 34,00%
11
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (5 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Bulanan (4 dari 5)

No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - B No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - B

n
1 - sd 6.200.000 0,00% 21 37.100.001 sd 41.100.000 15,00%
2 6.200.001 sd 6.500.000 0,25% 22 41.100.001 sd 45.800.000 16,00% TER-B =
3 6.500.001 sd 6.850.000 0,50% 23 45.800.001 sd 49.500.000 17,00%

sio
4 6.850.001 sd 7.300.000 0,75% 24 49.500.001 sd 53.800.000 18,00% PTKP : TK/2 & K/1;
5
6
7.300.001
9.200.001
sd
sd
9.200.000
10.750.000
1,00%
1,50%
25
26
53.800.001
58.500.001
sd
sd
58.500.000
64.000.000
19,00%
20,00%
TK/3 & K/2
7 10.750.001 sd 11.250.000 2,00% 27 64.000.001 sd 71.000.000 21,00%
8 11.250.001 sd 11.600.000 2,50% 28 71.000.001 sd 80.000.000 22,00%

us
9 11.600.001 sd 12.600.000 3,00% 29 80.000.001 sd 93.000.000 23,00%
10 12.600.001 sd 13.600.000 4,00% 30 93.000.001 sd 109.000.000 24,00%
11 13.600.001 sd 14.950.000 5,00% 31 109.000.001 sd 129.000.000 25,00%
12 14.950.001 sd 16.400.000 6,00% 32 129.000.001 sd 163.000.000 26,00%
13 16.400.001 sd 18.450.000
sc 7,00% 33 163.000.001 sd 211.000.000 27,00%
14 18.450.001 sd 21.850.000 8,00% 34 211.000.001 sd 374.000.000 28,00%
15 21.850.001 sd 26.000.000 9,00% 35 374.000.001 sd 459.000.000 29,00%
16 26.000.001 sd 27.700.000 10,00% 36 459.000.001 sd 555.000.000 30,00%
17 27.700.001 sd 29.350.000 11,00% 37 555.000.001 sd 704.000.000 31,00%
di
18 29.350.001 sd 31.450.000 12,00% 38 704.000.001 sd 957.000.000 32,00%
19 31.450.001 sd 33.950.000 13,00% 39 957.000.001 sd 1.405.000.000 33,00%
20 33.950.001 sd 37.100.000 14,00% 40 Lebih dari 1.405.000.000 34,00%
12
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (6 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Bulanan (5 dari 5)
No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - C No Lapisan Penghasilan Bruto Per Bulan TER - C

1 - sd 6.600.000 0,00% 22 38.900.001 sd 43.000.000 15,00%

n
2 6.600.001 sd 6.950.000 0,25% 23 43.000.001 sd 47.400.000 16,00%
3 6.950.001 sd 7.350.000 0,50% 24 47.400.001 sd 51.200.000 17,00%
TER-C =

sio
4 7.350.001 sd 7.800.000 0,75% 25 51.200.001 sd 55.800.000 18,00%
5
6
7.800.001
8.850.001
sd
sd
8.850.000
9.800.000
1,00%
1,25%
26 55.800.001 sd 60.400.000 19,00% PTKP : K/3
27 60.400.001 sd 66.700.000 20,00%
7 9.800.001 sd 10.950.000 1,50%
28 66.700.001 sd 74.500.000 21,00%
8 10.950.001 sd 11.200.000 1,75%
29 74.500.001 sd 83.200.000 22,00%
9 11.200.001 sd 12.050.000 2,00%
30 83.200.001 sd 95.600.000 23,00%

us
10 12.050.001 sd 12.950.000 3,00%
31 95.600.001 sd 110.000.000 24,00%
11 12.950.001 sd 14.150.000 4,00%
32 110.000.001 sd 134.000.000 25,00%
12 14.150.001 sd 15.550.000 5,00%
13 15.550.001 sd 17.050.000 6,00% 33 134.000.001 sd 169.000.000 26,00%
14 17.050.001 sd 19.500.000 7,00% 34 169.000.001 sd 221.000.000 27,00%
15
16
17
19.500.001
22.700.001
26.600.001
sd
sd
sd
sc
22.700.000
26.600.000
28.100.000
8,00%
9,00%
10,00%
35
36
37
221.000.001
390.000.001
463.000.001
sd
sd
sd
390.000.000
463.000.000
561.000.000
28,00%
29,00%
30,00%
18 28.100.001 sd 30.100.000 11,00% 38 561.000.001 sd 709.000.000 31,00%
di
19 30.100.001 sd 32.600.000 12,00% 39 709.000.001 sd 965.000.000 32,00%
20 32.600.001 sd 35.400.000 13,00% 40 965.000.001 sd 1.419.000.000 33,00%
21 35.400.001 sd 38.900.000 14,00% 41 Lebih dari 1.419.000.000 34,00%
13
l
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 (7 dari 7)

on
Tarif Efektif Rata – Rata (TER) Upah Harian (Tidak dibayar Bulanan)
• Penghasilan Bruto Harian = Penghasilan Pegawai Tidak Tetap yang diterima
secara harian, mingguan, satuan, atau borongan.

n
• Dalam hal penghasilan tidak diterima secara harian, dasar penerapan yang

sio
digunakan adalah jumlah rata-rata penghasilan sehari yaitu rata-rata upah
mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang
digunakan.

≤ 450 ribu 0%

us
> 450 ribu s.d 2,5 juta 0,5%
sc> 2,5 juta Ph. Bruto x 50% x tarif Pasal 17 UU PPh
di
14
l
Perhitungan Penghasilan Neto Pegawai Tetap

on
Expatriate mulai bekerja / berhenti bekerja dalam periode
Disetahunkan berjalan
Penghasilan Neto x 12 /

n
Masa Penghasilan Karyawan yang meninggalkan Indonesia selama-lamanya
Penghasilan Neto

sio
Karyawan yang berhenti bekerja karena meninggal dunia

us
Karyawan yang mulai bekerja setelah bulan Januari
sc
Tidak Disetahunkan
Karyawan yang berhenti bekerja dalam periode berjalan
di
15
l
Bukan Pegawai (Pekerja Bebas)

on
penasihat, pengajar,
tenaga ahli yang Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, pelatih, penceramah,
melakukan Pekerjaan bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, penyuluh, dan
Bebas, yang terdiri dari sutradara, kru, film, foto, model, moderator;

n
Pengacara, Akuntan, Peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
Konsultan, PPAT, pemahat, pelukis, pembuat/ pencipta konten pada
media yang dibagikan secara daring

sio
Penilai, Arsitek,
Notaris, Dokter, dan (influencer, selebgram, blogger, vlogger, dan sejenis olahragawan;
Aktuaris; lainnya), dan seniman lainnya;

us
Pengarang, peneliti, dan Pemberi jasa dalam pengawas atau
agen iklan;
penerjemah; segala bidang; pengelola proyek;

sc
Pembawa pesanan atau
yang menemukan
langganan atau yang
Petugas penjaja barang
dagangan;
Agen asuransi; dan
Distributor perusahaan
pemasaran berjenjang
atau penjualan langsung
dan kegiatan sejenis
menjadi perantara;
di
lainnya.

16
l
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 (1/4)

on
1
Skema Perubahan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap
Waktu Tarif Pegawai Tetap / Pensiunan (sebelum PP-58/2023)

n
Setiap masa, kecuali ((Ph. Bruto sebulan – Biaya Jabatan/Pensiun – Iuran Pensiun) disetahunkan – PTKP) x Tarif Ps. 17) / 12
Masa Pajak terakhir

sio
Masa Pajak terakhir PPh Pasal 21 setahun = (Ph. Bruto setahun – Biaya Jabatan/Pensiun – Iuran Pensiun – PTKP) x Tarif Ps. 17

PPh Ps. 21 Masa Pajak terakhir = PPh Ps. 21 setahun – PPh Ps. 21 yang sudah dipotong selain Masa Pajak terakhir

us
Waktu Tarif Pegawai Tetap / Pensiunan (setelah PP-58/2023)
Setiap masa, kecuali Ph. Bruto sebulan x TER Bulanan*
Masa Pajak terakhir Keterangan * :
TER A = PTKP: TK/0 (54 juta); TK/1 & K/0 (58,5 juta)

Masa Pajak terakhir


sc
TER B = PTKP: TK/2 & K/1 (63 juta); TK/3 & K/2 (67,5 juta)
TER C = PTKP: K/3 (72 juta)

PPh Pasal 21 setahun = (Ph. Bruto setahun – Biaya Jabatan/Pensiun – Iuran Pensiun – Zakat / Sumbangan
Keagamaan Wajib yang dibayar melalui pemberi kerja – PTKP) x Tarif Ps. 17
di
PPh Ps. 21 Masa Pajak terakhir = PPh Ps. 21 setahun – PPh Ps. 21 yang sudah dipotong selain Masa Pajak terakhir

17
l
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 (2/4)

on
2
Skema Perubahan PPh Pasal 21 (Pegawai Tidak Tetap)

Tarif Pegawai Tidak Tetap (sebelum PP-58/2023)

n
Penghasilan Bruto Tarif
≤ Rp 450.000,- /hari Tidak dipotong

sio
> Rp 450.000,- /hari s.d ≤ Rp 4.500.000,- /bulan 5% x (Ph. Bruto – Rp450.000)
> Rp 4.500.000,- /bulan s.d Rp10.200.000,- /bulan 5% (Ph. Bruto – PTKP sehari)
> Rp 10.200.000,- /bulan Tarif Ps. 17 x (Ph. Bruto disetahunkan – PTKP)
Dibayar bulanan Tarif Ps. 17 x (Ph. Bruto – PTKP)

us
Tarif Pegawai Tidak Tetap (setelah PP-58/2023)

≤ Rp450.000,- /hari
sc
Penghasilan Bruto Harian

> Rp 450.000,- /hari s.d Rp 2.500.000,- /hari


TER Harian/Tarif
0% x Ph. Bruto Harian
0,5% x Ph. Bruto Harian
di
> Rp 2.500.000,- /hari Tarif Ps. 17 x 50% x Ph. Bruto
Dibayar bulanan TER Bulanan x Ph. Bruto

18
l
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 (3/4)

on
3
Skema Perubahan PPh Pasal 21 (Bukan Pegawai)

Tarif Bukan Pegawai (sebelum PP-58/2023)

n
Kondisi Tarif

Tidak Berkesinambungan Ps. 17 x (Ph. Bruto x 50%)

sio
Berkesinambungan, memiliki NPWP, hanya memperoleh penghasilan dari
Ps. 17 x ((Ph. Bruto x 50%) - PTKP)
hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21, dan tidak memperoleh
*kumulatif 1 Tahun Pajak
penghasilan lainnya
Berkesinambungan, tidak memiliki NPWP atau memperoleh penghasilan Ps. 17 x (Ph. Bruto x 50%)
lainnya selain dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 *kumulatif 1 Tahun Pajak

us
sc Tarif Bukan Pegawai (setelah PP-58/2023)

Tarif Psl 17 x (Ph. Bruto x 50%) *Kumulatif per Masa Pajak


di
19
l
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 (4/4)

on
4
Skema Perubahan PPh Pasal 21 Subjek Lainnya

Tarif Subjek Lainnya (sebelum PP-58/2023)

n
Subjek Pajak Tarif
Peserta Kegiatan Psl 17 x Ph. Bruto

sio
Pegawai menarik uang pada Dana Pensiun
Psl 17 x Ph. Bruto
Mantan Pegawai menerima bonus
*kumulatif 1 Tahun Pajak
Dewas/Dekom tidak merangkap pegawai tetap

us
Tarif Subjek Lainnya (setelah PP-58/2023)
Subjek Pajak
sc Tarif
Peserta Kegiatan
Pegawai menarik uang pada Dana Pensiun Psl 17 x Ph. Bruto *kumulatif per Masa Pajak
di
Mantan Pegawai menerima bonus
Dewas/Dekom tidak merangkap pegawai tetap TER Bulanan x Ph. Bruto

20
l
Jenis Bukti Potong PPh Pasal 21

on
1721 – A 1721 – VI 1721 – VII
(Tidak Final) (Tidak Final) (Final)

n
• A1 -- Pegawai Tetap /
Penerima Pensiun Berkala • Upah Pegawai Tidak Tetap / Tenaga • Uang Pesangon yang
• A2 -- PNS / Anggota TNI / Kerja Lepas Dibayarkan Sekaligus

sio
POLRI / Pejabat Negara / • Bukan Pegawai • Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari
Pensiunannya • Dewan Komisaris yang bukan Tua dan JHT yang dibayarkan
pegawai tetap sekaligus
• Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau • Honor dan imbalan lain yang

us
imbalan Kepada Mantan Pegawai dibebankan ke APBN dan/atau
• Penarikan Dana Pensiun oleh APBD
Pegawai • Objek PPh Pasal 21 Final Lainnya
sc • Imbalan Kepada Peserta Kegiatan
• Objek PPh Pasal 21 Tidak Final Lainnya
di
21
l
Contoh Perhitungan 1 – TER Bulanan Kategori A – Pegawai Tetap (1/2)

on
Tuan R bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT ABC. Selama tahun 2024, Tuan R memperoleh gaji sebesar
Rp 10.000.000,- per bulan dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,- per bulan. Tuan R berstatus menikah dan tidak
memiliki tanggungan (PTKP = K/0).
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak

n
Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023

sio
Gaji Rp 10.000.000 Berdasarkan status PTKP (K/0) dan jumlah penghasilan bruto
sebulan Rp 10.000.000-, pemotongan PPh Pasal 21 atas
Biaya Jabatan Rp 500.000 penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan R untuk masa
(5% x Rp 10.000.000,-, max Rp 500.000,- per bulan) pajak Jan-Nov 2024 dilakukan dengan menggunakan tarif
efektif Kategori A, yaitu dengan tarif sebesar 2%.
Iuran pensiun Rp 100.000

us
Penghasilan neto sebulan Rp 9.400.000
PPh Pasal 21 per bulan (Jan-Nov) :
Penghasilan neto setahun Rp 112.800.000 2% x Rp 10.000.000,- = Rp 200.000,- / bulan
(12 x Rp 9.400.000,-)

PTKP setahun Rp 58.500.000

Ph Kena Pajak setahun

PPh Pasal 21 terutang


(5% x Rp 54.300.000,-)
sc Rp

Rp
54.300.000

2.715.000
di
PPh Pasal 21 per bulan (Jan-Des) Rp 226.250
(Rp 2.715.000,- : 12)

22
l
Contoh Perhitungan 1 – TER Bulanan Kategori A – Pegawai Tetap (2/2)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 Masa Pajak Terakhir
Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023
Gaji Rp 10.000.000 Gaji Rp 10.000.000

n
Pengurang: Pengurang:
Biaya Jabatan Rp 500.000 Biaya Jabatan Rp 500.000

sio
(5% x Rp 10 juta, max Rp 500.000,- / bulan) (5% x Rp 10 juta; max Rp 500.000,- / bulan)

Iuran pensiun Rp 100.000 Iuran pensiun Rp 100.000

Penghasilan neto sebulan Rp 9.400.000 Penghasilan neto sebulan Rp 9.400.000

Penghasilan neto setahun Rp 112.800.000 Penghasilan neto setahun Rp 112.800.000

us
(12 x Rp9.400.000,-) (12 x Rp 9.400.000,-)

PTKP setahun Rp 58.500.000 PTKP setahun Rp 58.500.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 54.300.000 Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 54.300.000

PPh Pasal 21 terutang


(5% x Rp 54.300.000-)
PPh Pasal 21 Jan – Nov
(Rp 226.250,- x 11)
sc Rp

Rp
2.715.000

2.488.750
PPh Pasal 21 terutang
(5% x Rp 54.300.000,-)
PPh Pasal 21 Jan – Nov
(Rp 200.000,- x 11)
Rp

Rp
2.715.000

2.200.000
di
PPh Pasal 21 Masa Desember Rp 226.250 PPh Pasal 21 Masa Desember Rp 515.000
Take Home Pay per bln (Jan – Nov) Rp 9.700.000
Take Home Pay Januari - Desember Rp 9.673.750 Take Home Pay Desember Rp 9.385.000

23
l
Contoh Perhitungan 2 – TER Bulanan Kategori C – Pegawai Tetap (1/5)

on
Tuan M bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT DEF. Selama tahun 2024, Tuan M memperoleh gaji sebesar
Rp 12.000.000,- per bulan dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,- per bulan. Tuan M berstatus menikah dan
memiliki tiga tanggungan (PTKP = K/3). Pada Bulan April memperoleh THR dan Bonus sebesar Rp 48.000.000,-

Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari - Maret; Mei - November

n
Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023

sio
Gaji Rp 12.000.000 Berdasarkan status PTKP (K/3) dan jumlah penghasilan
bruto sebulan Rp 12.000.000,-, pemotongan PPh Pasal 21
Biaya Jabatan Rp 500.000
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan M
(5% x Rp12 juta, max Rp 500.000,- / bulan)
untuk masa pajak Jan-Mar 2024 dan Mei-November 2024
Iuran pensiun Rp 100.000 dilakukan dengan menggunakan tarif efektif Kategori C
sebesar 2%.

us
Penghasilan neto sebulan Rp 11.400.000

Penghasilan neto setahun Rp 136.800.000 PPh Pasal 21 per bulan (Jan-Mar; Mei-Nov) :
(12 x Rp11.400.000,-) 2% x Rp 12.000.000,- = Rp 240.000,- / bulan
PTKP setahun Rp 72.000.000

Ph Kena Pajak setahun

PPh Pasal 21 terutang


sc Rp 64.800.000

5% x Rp 60.000.000,- = Rp 3.000.000,-
di
15% x Rp 4.800.000,- = Rp 720.000,- Rp 3.720.000
PPh Pasal 21 per bulan (Jan-Des) Rp 310.000
(Rp 3.720.000,- : 12)

24
l
Contoh Perhitungan 2 – TER Bulanan Kategori C – Pegawai Tetap (2/5)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak April

Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023


Menghitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur dan Tidak Teratur Penghitungan PPh 21 menggunakan Tarif Efektif Rata-Rata

n
tidak memisahkan penghitungan penghasilan teratur dan
Gaji Rp 144.000.000
tidak teratur.

sio
THR dan Bonus Rp 48.000.000

Penghasilan Bruto Rp 192.000.000

Pengurang:
Biaya Jabatan Rp 6.000.000
(5% x Rp192.000.000, max Rp 6 juta / tahun)

us
Iuran pensiun Rp 1.200.000

Penghasilan neto setahun Rp 184.800.000

PTKP setahun Rp 72.000.000

Ph Kena Pajak setahun

PPh Pasal 21 terutang


5% x Rp60.000.000,- = Rp 3.000.000,-
sc Rp 112.800.000
di
15% x Rp52.800.000,- = Rp 7.920.000,- Rp 10.920.000

25
l
Contoh Perhitungan 2 – TER Bulanan Kategori B – Pegawai Tetap (3/5)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak April
Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023
Menghitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur Berdasarkan status PTKP (K/3) dan jumlah penghasilan bruto

n
sebulan Rp 60.000.000,-, pemotongan PPh Pasal 21 atas
Gaji Rp 12.000.000
penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan M untuk Masa
Biaya Jabatan Rp 500.000 Pajak April 2024 dilakukan dengan menggunakan tarif efektif

sio
(5% x Rp12 juta, max Rp 500.000,- / bulan) Kategori C sebesar 19%.

Iuran pensiun Rp 100.000 PPh Pasal 21 Masa Pajak April :


19% x (Rp 12.000.000,- + Rp 48.000.000,-) = Rp 11.400.000,-
Penghasilan neto sebulan Rp 11.400.000

Penghasilan neto setahun Rp 136.800.000


(12 x Rp11.400.000,-)

us
PTKP setahun Rp 72.000.000
Ph Kena Pajak setahun Rp 64.800.000
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 60.000.000,- = Rp 3.000.000,-
15% x Rp 4.800.000,- = Rp 720.000,-
PPh Pasal 21 Setahun dengan THR dan Bonus
sc Rp
Rp
3.720.000
10.920.000
di
PPh Pasal 21 Setahun tanpa THR dan Bonus Rp 3.720.000

PPh Pasal 21 atas THR dan Bonus Rp 7.200.000

PPh Pasal 21 Masa Pajak April (Rp 7.200.000 + Rp 310.000) Rp 7.510.000


26
l
Contoh Perhitungan 2 – TER Bulanan Kategori B – Pegawai Tetap (4/5)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Desember

Sebelum Berlakunya PP-58/2023 Setelah Berlakunya PP-58/2023


Gaji Rp 144.000.000 Gaji Rp 144.000.000

n
THR dan Bonus Rp 48.000.000 THR dan Bonus Rp 48.000.000

Penghasilan Bruto Rp 192.000.000 Penghasilan Bruto Rp 192.000.000

sio
Pengurang: Pengurang:
Biaya Jabatan Rp 6.000.000 Biaya Jabatan Rp 6.000.000
(5% x Rp192.000.000, max Rp 6 juta/tahun) (5% x Rp192.000.000, max Rp 6 juta/tahun)

Iuran pensiun Rp 1.200.000 Iuran pensiun Rp 1.200.000

us
Penghasilan neto setahun Rp 184.800.000 Penghasilan neto setahun Rp 184.800.000

PTKP setahun Rp 72.000.000 PTKP setahun Rp 72.000.000

Ph Kena Pajak setahun Rp 112.800.000 Ph Kena Pajak setahun Rp 112.800.000

PPh Pasal 21 terutang


5% x Rp 60.000.000,- = Rp 3.000.000,-
15% x Rp 52.800.000,- = Rp 7.920.000,-

PPh Pasal 21 Jan – Nov


sc Rp 10.920.000
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 60.000.000,- = Rp 3.000.000,-
15% x Rp 52.800.000,- = Rp 7.920.000,-

PPh Pasal 21 (Jan-Mar; Mei-Nov; April)


Rp 10.920.000
di
Rp 310.000 x 10 bulan + Rp 7.510.000 Rp 10.610.000 Rp 240.000 x 10 bulan + Rp 11.400.000 Rp 13.800.000

PPh Pasal 21 Desember Rp 310.000 PPh Pasal 21 Desember Rp (2.880.000)

27
l
Contoh Perhitungan 2 – TER Bulanan Kategori B – Pegawai Tetap (5/5)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Desember

Setelah Berlakunya PP-58/2023


Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp 2.880.000,-

n
wajib dikembalikan oleh PT DEF kepada Tuan M beserta
dengan pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21 Masa
Pajak Terakhir, paling lambat akhir bulan berikutnya setelah

sio
Masa Pajak Terakhir (Desember 2024), yaitu akhir bulan
Januari 2025 (Pasal 21 ayat (1) PMK-168/2023)

SPT PPh Pasal 21 Masa Pajak Desember 2024 PT DEF akan


berstatus Lebih Bayar dan Lebih Bayar tersebut dapat
dikompensasi ke Masa Pajak Berikutnya (SPT Normal – Pasal

us
21 ayat (3) PMK-168/2023).

Dalam hal terdapat pembetulan, Kompensasi Lebih Bayar


dapat diperhitungkan ke Masa Pajak Bulan Berikutnya tanpa
scharus berurutan (Pasal 21 ayat (4) PMK-168/2023).
di
28
l
Contoh Perhitungan 3 – TER Bulanan Kategori A – Pegawai Tetap (1/2)

on
Tuan A bekerja pada PT Z. Tuan A berstatus menikah dan tidak memiliki tanggungan (K/0). Premi JKK dan JKM per bulan yang dibayar
oleh PT Z untuk Tuan A adalah masing-masing sebesar 0,50% dan 0,30% dari komponen gaji Tuan A. Iuran pensiun yang dibayarkan
oleh PT Z untuk Tuan A adalah sebesar Rp200.000,- per bulan sedangkan iuran pensiun yang dibayar sendiri oleh Tuan A melalui PT Z
adalah sebesar Rp100.000,- per bulan. Tuan A melakukan pembayaran zakat sebesar Rp 200.000,- per bulan melalui PT Z kepada
Badan Amil Zakat yang disahkan oleh pemerintah. Selama tahun 2024, Tuan A menerima atau memperoleh penghasilan dan dipotong

n
PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif bulanan kategori A dengan penghitungan sebagai berikut:

Perhitungan PPh Pasal 21 untuk setiap Masa Pajak

sio
Tunjangan Uang Premi JKK Penghasilan
Gaji Tunjangan Bonus TER Kategori PPh Pasal 21
Bulan Hari Raya Lembur Dan JKM Bruto
(Rp) (Rp) (Rp) A (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

us
Januari 10.000.000 20.000.000 80.000 30.080.000 13% 3.910.400
Februari 10.000.000 20.000.000 5.000.000 80.000 35.080.000 14% 4.911.200
Maret 10.000.000 20.000.000 80.000 30.080.000 13% 3.910.400
April 10.000.000 20.000.000 80.000 30.080.000 13% 3.910.400
Mei 10.000.000 20.000.000 5.000.000 80.000 35.080.000 14% 4.911.200
Juni 10.000.000 20.000.000 80.000 30.080.000 13% 3.910.400
Juli
Agustus
September
Oktober
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
sc
20.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000 80.000
80.000
80.000
80.000
50.080.000
30.080.000
30.080.000
30.080.000
18%
13%
13%
13%
9.014.400
3.910.400
3.910.400
3.910.400
November 10.000.000 20.000.000 80.000 30.080.000 13% 3.910.400
di
Desember 10.000.000 20.000.000 60.000.000 80.000 90.080.000
Jumlah 120.000.000 240.000.000 60.000.000 20.000.000 10.000.000 960.000 450.960.000 50.120.000

29
l
Contoh Perhitungan 3 – TER Bulanan Kategori A – Pegawai Tetap (2/2)

on
Perhitungan PPh Pasal 21 Masa Pajak Terakhir

Penghasilan Bruto Setahun Rp 450.960.000

n
Pengurang:
Biaya Jabatan Setahun Rp 6.000.000
(maksimal Rp 6.000.000,-)

sio
Iuran pensiun (12 x Rp 100.000,-) Rp 1.200.000

Zakat (12 x Rp 200.000,-) Rp 2.400.000

Penghasilan neto setahun Rp 441.360.000

us
PTKP setahun Rp 58.500.000

Ph Kena Pajak setahun Rp 382.860.000

PPh Pasal 21 terutang


5% x Rp 60.000.000,- = Rp 3.000.000,-sc
15% x Rp 190.000.000,- = Rp 28.500.000,-
25% x Rp Rp 132.860.000,- = Rp 33.215.000,-
Petunjuk pelaksanaan juga berlaku untuk menghitung
Rp 64.715.000
PPh Pasal 21 bagi penerima pensiun berkala serta PNS.
di
PPh Pasal 21 Jan – Nov 2024 Rp 50.120.000 Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan
Pensiunannya.
PPh Pasal 21 Masa Desember 2024 Rp 14.595.000

30
l
Contoh Perhitungan 4 – TER Bulanan Kategori B – Pegawai Tetap

on
Contoh Penghasilan dalam Bentuk Natura dan/atau Kenikmatan yang
Diterima atau Diperoleh Pegawai.

n
Tuan I merupakan warga negara Indonesia dengan status menikah dan memiliki 1 (satu) orang anak. Tuan I mulai

sio
bekerja sebagai Pegawai Tetap pada PT R sejak bulan Juni 2023. Selama Tahun 2024, Tuan I menerima gaji sebesar
Rp 35.000.000,- per bulan dan menerima natura yang merupakan Objek PPh Pasal 21 sebesar Rp 20.000.000,- per bulan.

PEMBAHASAN

us
a. Jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh Tuan I pada Januari 2024 adalah sebesar
Rp 55.000.000,- (Rp 35.000.000,- + Rp 20.000.000,-).

b. Berdasarkan status PTKP (K/1) dan jumlah penghasilan bruto sebesar Rp 55.000.000,-, besarnya PPh Pasal 21
sc
terutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan I pada bulan Januari 2024, dihitung
berdasarkan tarif efektif bulanan kategori B sebesar 19%.
di
c. Besarnya pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan I pada bulan
Januari 2024 adalah sebesar 19 % x Rp 55.000.000,- = Rp 10.450.000,-.

31
l
Contoh Perhitungan 5 – Pegawai Tidak Tetap (1/3)

on
Penghasilan Dibayar Bulanan (Upah Harian) dengan Jumlah ≤ Rp2.500.000,- per hari

n
Tuan K bekerja di PT P. Pada bulan Januari 2024, Tuan K melakukan pekerjaan perakitan jam tangan selama 20
(dua puluh) hari dan menerima atau memperoleh penghasilan yang dibayarkan secara harian sebesar
Rp 500.000,- per hari.

sio
Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif harian : 0,5% x Rp 500.000,- = Rp 2.500,-

Penghasilan Tidak Dibayar Bulanan (Upah Borongan) dengan Jumlah ≤ Rp2.500.000,-

us
per hari

Tuan L bekerja pada PT O. Pada bulan Juni 2024, Tuan L melakukan pekerjaan perakitan bingkai foto selama, 10
(sepuluh) hari. Atas penyelesaian pekerjaan tersebut, Tuan L menerima atau memperoleh penghasilan sebesar
sc
Rp 4.500.000,- sehingga jumlah penghasilan bruto sehari sebesar Rp 4.500.000,- : 10 = Rp 450.000,-.

Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif efektif harian : 0% x Rp 450.000,- = Rp 0,-


di
32
l
Contoh Perhitungan 5 – Pegawai Tidak Tetap (2/3)

on
Penghasilan Tidak Dibayar Bulanan (Upah Satuan) dengan Jumlah > Rp2.500.000,- / hari

n
Tuan M bekerja pada PT N. Tuan M menerima atau memperoleh penghasilan harian berdasarkan jumlah unit TV
yang diperbaiki dengan besaran penghasilan yang diterima atau diperoleh adalah sebesar Rp 300.000,- per unit
TV. Tuan M menyelesaikan perbaikan TV sebanyak 10 buah dalam sehari dan menerima atau memperoleh

sio
penghasilan sebesar Rp 3.000.000,-.

Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif Pasal 17 UU PPh : 5% x 50% x Rp 3.000.000,- = Rp 75.000,-

us
Penghasilan Tidak Dibayar Bulanan (Upah Borongan) dengan Jumlah > Rp2.500.000,- / hari

Tuan Z bekerja pada PT A. Tuan Z melakukan pekerjaan pengecekan material selama 5 (lima) hari. Atas
sc
penyelesaian pekerjaan tersebut, Tuan Z menerima atau memperoleh penghasilan sebesar Rp15.000.000,-.
sehingga jumlah penghasilan bruto sehari sebesar Rp 15.000.000,- : 5 = Rp 3.000.000,-.
di
Penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif Pasal 17 UU PPh : 5% x 50% x Rp 3.000.000,- = Rp 75.000,-

33
l
Contoh Perhitungan 5 – Pegawai Tidak Tetap (3/3)

on
Penghasilan Dibayar Bulanan
Pembahasan

n
Tuan N bekerja sebagai pemetik daun Penghasilan TER PPh Pasal 21
teh pada perkebunan milik PT M. Tuan Bulan
Bruto (Rp) Kategori A (Rp)
N berstatus tidak menikah dan tidak

sio
memiliki tanggungan (TK/0). Januari 4.000.000 0% 0
Februari 7.000.000 1,25% 87.500
Tuan N menerima atau memperoleh Maret 1.000.000 0% 0
penghasilan yang dibayarkan secara April 7.000.000 1,25% 87.500
bulanan berdasarkan hasil panen

us
Mei 8.000.000 1,5% 120.000
yang diperolehnya. Juni 6.000.000 0,75% 45.000
Juli 7.000.000 1,25% 87.500
Selama tahun 2024, Tuan N menerima Agustus 8.000.000 1,5% 120.000
atau memperoleh penghasilan dan
sc September 6.000.000 0,75% 45.000
dipotong PPh Pasal 21 sebagai
Oktober 9.000.000 1,75% 157.500
berikut:
November 2.000.000 0% 0
di
Desember 8.000.000 1,5% 120.000
Jumlah 73.000.000 870.000

34
l
Contoh Perhitungan 6 – TER Bulanan Kategori A - Subjek Lainnya

on
Contoh Anggota Dewan Komisaris / Dewan Pengawas Yang Menerima
Atau Memperoleh Penghasilan Secara Tidak Teratur

n
Tuan P adalah seorang komisaris di PT K. Selama tahun 2024, Tuan P hanya menerima atau memperoleh penghasilan
dari PT K di bulan Desember 2024. Tuan P berstatus tidak menikah dan tidak memiliki tanggungan (TK/0). Pada bulan

sio
Desember 2024, Tuan P menerima atau memperoleh honorarium sebesar Rp 60.000.000,-.

Pembahasan

a. Berdasarkan status PTKP (TK/0) dan jumlah bruto honorarium sebesar Rp 60.000.000,-, besarnya PPh Pasal

us
21 terutang atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan P pada bulan Desember 2024, dihitung
berdasarkan tarif efektif bulanan kategori A sebesar 20%

b. Besarnya pemotongan PPh Pasal 21 sebesar 20% x Rp 60.000.000,- = Rp 12.000.000,-


sc
di
35
l
Contoh Perhitungan 7 – Bukan Pegawai – Dokter (1/2)

on
Jasa Dokter yang dibayar
Bulan
Pasien (Rp)
Januari 45.000.000,-

n
Tuan R merupakan dokter spesialis anak
yang melakukan praktik di Rumah Sakit Februari 49.000.000,-
ABC dengan perjanjian bahwa atas

sio
Maret 47.000.000,-
setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh April 40.000.000,-
pasien akan dipotong 20% oleh pihak
rumah sakit sebagai bagian penghasilan Mei 44.000.000,-
rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari Juni 52.000.000,-
jasa dokter tersebut akan dibayarkan Juli 40.000.000,-

us
kepada Tuan R pada setiap akhir bulan.
Agustus 35.000.000,-
Selama tahun 2024, jasa dokter yang September 45.000.000,-
dibayarkan oleh pasien dari praktik Tuan
sc Oktober 44.000.000,-
R di Rumah Sakit ABC sebagai berikut:
November 43.000.000,-
Desember 40.000.000,-
Jumlah 524.000.000,-
di
36
l
Contoh Perhitungan 7 – Bukan Pegawai – Dokter (2/2)

on
Pembahasan

Besarnya pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Tuan R dari praktik di Rumah Sakit
ABC sebagai berikut:

n
Jasa Dokter
Tarif Pasal 17 PPh Pasal 21
yang dibayar DPP PPh Pasal 21

sio
Bulan ayat (1) huruf terutang
Pasien (Rp)
a UU PPh (Rp) Catatan:
(Rp)
(1) (2) (3)=50% x (2) (4) (5)=(3) x (4)
1. Rumah Sakit ABC membuat bukti
Januari 45.000.000 22.500.000 5% 1.125.000 potong PPh Pasal 21 untuk Dokter R
Februari 49.000.000 24.500.000 5% 1.225.000
setiap bulan.
2. Dokter R wajib melaporkan

us
Maret 47.000.000 23.500.000 5% 1.175.000
April 40.000.000 20.000.000 5% 1.000.000
penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari Rumah Sakit ABC
Mei 44.000.000 22.000.000 5% 1.100.000
dalam SPT Tahunan Tahun Pajak
Juni 52.000.000 26.000.000 5% 1.300.000
2024.
Juli
Agustus
September
Oktober
40.000.000
35.000.000
45.000.000
44.000.000
sc
20.000.000
17.500.000
22.500.000
22.000.000
5%
5%
5%
5%
1.000.000
875.000
1.125.000
1.100.000
3. PPh Pasal 21 yang telah dipotong
oleh Rumah Sakit ABC merupakan
kredit pajak dalam SPT Tahunan
Tahun Pajak 2024 Dokter R.
di
November 43.000.000 21.500.000 5% 1.075.000
Desember 40.000.000 20.000.000 5% 1.000.000
Jumlah 524.000.000 262.000.000 13.100.000

37
l
on
SIMPULAN

n
sio
&
us
SARAN
sc
di
38
l
KESIMPULAN

on
Penerapan aturan
baru terkait

n
pemotongan pajak
Tarif Efektif Rata-Rata bagi Pegawai Tidak

sio
Penerapan TER tidak
(TER) Bulanan Tetap/Bukan Pegawai
menyebabkan
diklasifikasikan dan Subjek Pajak
perubahan jumlah
berdasarkan PTKP dan lainnya tidak
akhir beban pajak
jumlah Penghasilan menyebabkan
bagi pegawai tetap

us
Bruto Bulanan perubahan jumlah
akhir beban pajak
bagi penerima
sc penghasilan
di
39
l
SARAN

on
Pemberi Kerja harus menyiapkan Kertas Kerja Perhitungan
01 PPh Pasal 21 Pegawai secara rinci

n
Memberikan sosialisasi kepada Pegawai Tetap/Pegawai
Tidak Tetap/Bukan Pegawai/Subjek Pajak Lainnya terkait
02 dengan perubahan cara perhitungan dan pemotongan PPh

sio
Pasal 21

Pemadanan Nomor Induk Kependudukan (NIK)


03 sebagai NPWP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi

us
Pemberi Kerja membuat forecasting terkait
04 penghasilan/natura yang akan dibayarkan kepada
sc Pegawai Tetap

Pemberi kerja wajib melakukan pendataan atas PTKP


di
05 penerima penghasilan (baik itu pegawai tetap,
pegawai tidak tetap dan dewan komisaris).

40
Pembatasan Tanggung Jawab (Disclaimer)

l
on
Informasi yang terdapat dalam dokumen ini hanya ditujukan sebagai pedoman,
sehingga informasi tersebut tidak dapat diandalkan, atau diterapkan, dalam
keadaan tertentu tanpa melakukan konsultasi sebelumnya dengan pihak

n
profesional yang tepat.

Walaupun PB Taxand telah melakukan seluruh upaya yang wajar dalam

sio
pembuatannya, PB Taxand tidak memiliki tanggung jawab apapun atas
kesalahan yang mungkin terdapat di dalamnya atau kurangnya pembaharuan
sebelum dipublikasikan, baik akibat kelalaian atau hal lainnya, bagaimanapun
penyebabnya, atau dilakukan oleh pihak manapun. Deskripsi, atau referensi atau
akses, terhadap publikasi lain dalam publikasi ini tidak menyiratkan dukungan

us
terhadap pihak tersebut.

PB Taxand tidak memiliki kewajiban untuk melakukan pembaharuan atas informasi


yang disampaikan dalam dokumen ini. Dokumen ini hanya untuk keperluan
sc
internal dan tidak untuk disebarluaskan tanpa ijin dari PB Taxand.
di
41
41
l
CONTACT US

on
PB Taxand – Jakarta Office
Menara Imperium 27th Floor
HR Rasuna Said Kav. 1 Jakarta - 12980

n
T : +62 21 835 6363
F : +62 21 8379 3939

sio
E : contact@pbtaxand.com

PB Taxand – Surabaya Office


Graha Bukopin 9th Floor

us
Jl. Panglima Sudirman 10-18 Surabaya – 60271
T : +62 31 531 9598
F : +62 31 531 9599 Social Media
sc
E : Surabaya@pbtaxand.com
di
www.pbtaxand.com
42
42
l
on
ABOUT TAXAND

n
sio
Taxand is a global organisation comprising top tier local independent tax advisory
firms who together provide high quality, integrated tax advice to clients worldwide.

Overall there are more than 700 tax partners and over 3,-0 tax advisors across 48 countries,
focussed on understanding you and your business needs; collaborating to deliver tailored,
practical local and international tax advice, in consideration of your strategic goals.

us
www.taxand.com

sc
di
Your global tax partner
l
on
n
sio
us
sc
di
Your global tax partner

Anda mungkin juga menyukai