Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI JASA PANGAN

MODIFIKASI MENU NABATI STEAK TEMPE SAUS KARI


INSTALASI GIZI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan Manajemen Industri Jasa
Pangan Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarata

Disusun oleh :
Su’ud Nayla J310200047

Pembimbing :
Clinical Instruktur : Rufaidah, S. Gz
Supervisor Akademik : Dyah Intan Puspitasari, M. Nutr

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2024

1
DAFTAR ISI

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah penyelenggaraan
makanan, yang bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai
kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen guna mempercepat
proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi (Diah et al.,
2015). Konsumsi makanan akan sangat berpengaruh terhadap status gizi pasien selama
pasien dirawat dirumah sakit. Zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
disajikan di rumah sakit harus dipandang sebagai bagian integral yang sangat penting
selama perawatan pasien. Asupan makanan yang tidak adekuat selama pasien dirawat
di rumah sakit akan memperburuk prevalensi serta tingkat malnutrisi dan hal ini
berhubungan dengan meningkatnya lama hari rawat, morbiditas dan mortalitas.
Tingkat kepuasan pasien terhadap makanan dan sisa makanan yang dimakan
oleh pasien merupakan bagian dari indikator keberhasilan pelayanan gizi, dimana
tingkat kepuasan pasien harus mencapai ≥80% sedangkan sisa makanan harus

mencapai ≤20% (Rochmah, 2017). Beberapa faktor dapat menentukan keberhasilan


pelayanan makanan meliputi kebersihan alat makan, kesesuaiannya, ketepatan waktu
penyajian, variasi menu dan sikap petugas penyaji makanan. Tujuannya untuk

memuaskan atau melampaui kebutuhan konsumen. Berbagai faktor dapat digunakan


untuk menentukan kualitas makanan, termasuk rasa (aroma, suhu, bumbu, tingkat
kematangan, dan kelembutan) dan tampilan (warna, porsi, bentuk, tekstur, dan
penyajian).
Berdasarkan pertimbangan bahwa pasien harus menghabiskan makanan yang
sesuai dengan kebutuhanya agar tercapai tingkat kesembuhan yang optimal serta untuk
meningkatkan kepuasan pasien terhadap makanan yang disajikan, maka diperlukan
modifikasi menu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita rasa makanan,
sehingga dapat dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap makanan yang
disajikan.
Berdasarkan pengamatan comstock pada siklus menu ke X makan pagi, sisa
makanan jenis lauk nabati menunjukkan bahwa menu tempe opor kurang dapat
diterima oleh pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan

2
latar belakang diatas maka peneliti ingin memberikan gambaran bagaimana inovasi atau
pengembangan hidangan lauk hewani dengan bahan sebelumnya tempe opor .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Merencanakan dan melakukan modifikasi menu untuk meningkatkan mutu resep dan
daya terima makanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan modifikasi menu dari segi pengolahan, bahan, nilai gizi dan cita
rasa.
b. Menganalisa nilai gizi, teknik pengolahan, biaya pada menu sebelum dan
sesudah dimodifikasi.
c. Melakukan uji daya terima (terdiri dari warna, aroma, rasa, tekstur).
d. Menganalisis hasil uji daya terima (terdiri dari warna, aroma, rasa, tekstur).
C. Manfaat
1. Manfaat bagi instalasi gizi
Untuk meningkatkan mutu resep dan meningkatkan daya terima dengan adanya
penurunan sisa lauk hewani, persepsi cita rasa dan nilai gizi yang lebih baik.
2. Manfaat bagi mahasiswa
Untuk meningkatkan keterampilan tentang modifikasi menu di Instalasi Gizi RS
PKU Muhammadiyah Surakarta

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Modifikasi Menu
Modifikasi menu adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga lebih
berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Selain itu merupakan
cara untuk menambah keanekaragaman menu pada suatu institusi. Modifikasi menu
diperlukan untuk meningkatkan daya terima konsumen terhadap menu yang
disajikan(Ambarwati,2016). Modifikasi resep dapat berupa modifikasi bahan
pendukungnya, modifikasi bentuk, atau cara pengolahannya. Modifikasi dapat dilakukan
dalam bahan, teknik olah, penggunaan alat memasak, dan cara penyajian sehingga
akan diperoleh menu masakan yang telah dikreasi.
Macam dan metode modifikasi resep yaitu
1. Modifikasi nilai gizi
Dengan mengganti bahan makanan dan teknik memasak kita dapat
memodifikasi nilai gizi dari suatu resep. Misalnya suatu resep yang tinggi lemak akan
dimodifikasi menjadi rendah lemak.
2. Modifikasi Cita Rasa Makanan
Modifikasi cita rasa makanan intinya adalah merubah cita rasa makanan agar
rasa makanan menjadi lebih bervariasi dan penampilan makanan lebih menarik.
Diharapkan nilai gizi tetap dapat dipertahankan atau ditingkatkan, daya terima
makanan meningkat dan sekaligus mengurangi sisa makanan.
3. Modifikasi Teknik Memasak
Modifikasi teknik memasak bertujuan untuk mengubah proses pengolahan agar
masakan yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
Untuk dapat memodifikasi menu terdapat beberapa langkah yaitu :
1. Penetapan tujuan modifikasi
2. Identifikasi sasaran
3. Perancangan resep/formula masakan
4. Pengorganisasian modifikasi resep
5. Penilaian organoleptik.
B. Faktor-faktor penentu modifikasi menu
Menurut widartika,2018 faktor yang mempengaruhi perencanaan menu yaitu :

4
1. Faktor konsumen
a. Kecukupan/kebutuhan gizi
Kecukupan/ kebutuhan gizi merupakan aspek utama dalam pemenuhan
status gizi guna meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Standar
makanan ini yang menjadi dasar dalam penyusunan menu pada institusi.
Standar makanan merupakan rujukan dalam menetapkan standar porsi dan
pola menu.
b. Food habbit dan preferences
Kesukaan sangat tergantung pada selera dan penerimaan individu terhadap
makanan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pantangan adat istiadat, agama,
budaya, wilayah ataupun terapi yang sedang dijalankan. Seorang manajer
rumah sakit harus mengetahui bahwa setiap konsumen mempunyai
pengetahuan dan pengalaman tentang makanan, sehingga akan
membandingkan dengan penyelenggaraan makanan ditempat lain.
c. Karakteristik/keadaan bahan makanan tertentu
Aspek yang berhubungan dengan karekteristik bahan makanan adalah
warna, konsistensi dan tekstur makanan, rasa, aroma, cara persiapan,
ukuran dan bentuk potongan makanan,sanitasi bahan makanan dan
hidangan, suhu hidangan, besar porsi dan cara penyajian.
2. Faktor Manajemen
a. Tujuan institusi
Faktor pertama yang menjadi dasar perencanaan menu di institusi adalah
tujuannya, yaitu komersial atau nonkomersial.
b. Dana/Anggaran
Pada institusi nonkomersial dana yang dialokasikan biasanya terbatas.
Bahkan sangat terbatas. Untuk ini perlu strategi dalam perencanaan
menunya agar kecukupan gizi konsumen terpenuhi.
c. Ketersediaan bahan makanan di pasar
d. Fasilitas fisik dan peralatan
e. Keterampilan tenaga
f. Tipe produksi dan sistem pelayanan
C. Uji Hedonic
Salah satu metode pengujian yang digunakan untuk mengetahui daya terima konsumen
adalah uji organoleptik. Pengujian organoleptik dalam penelitian ini dilakukan

5
dengan uji mutu kesukaan atau uji mutu hedonik. Uji hedonik merupakan sebuah
pengujian dalam analisa sensori organoleptik yang digunakan untuk mengetahui
besarnya perbedaan kualitas diantara beberapa produk sejenis dengan memberikan
penilaian atau skor terhadap sifat tertentu dari suatu produk dan untuk mengetahui
tingkat kesukaan dari suatu produk (Stone dan Joel, 2004).

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Steak tempe saus kari merupakan pengembangan resep dari siklus menu ke X
waktu makan pagi dengan menu tempe opor yang diperuntukkan untuk semua
pasien. Berikut penjabaran modifikasi dari resep awal ke resep yang baru

a. Kajian Analisis Resep Awal dan Resep Baru


Tabel 1. Kajian Analisis Resep Awal dan Resep Baru
Resep awal Resep modifikasi
Tempe bumbu kuning Steak Tempe Saus Kari
Sasaran menu : Sasaran menu :
Menu lauk nabati yang terdapat Menu lauk nabati yang terdapat pada menu
pada menu ke X siklus menu 10 ke X siklus menu 10 hari pada waktu makan
hari pada waktu makan pagi di RS pagi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
PKU Muhammadiyah Surakartan. untuk pasien anak dengan diet normal.
Standar porsi : Standar porsi :
50 gram/porsi 50 gram/porsi
Bahan/porsi : Bahan :
1. Tempe 2,5 Kg 1. Tempe 350 gr
2. Bawang Putih 50 gr 2. Bawang putih 4 siung
3. Bawang merah 50 gr 3. Bawang merah 2 siung
4. Kemiri 50 gr 4. Telur 1 butir
5. Kunyit 20 gr 5. Tepung serbaguna 3 sdm
6. Ketumbar bubuk 20 gr 6. Lada bubuk ¼ sdt
7. Ketumbar bubuk ½ sdt
8. Minyak 2 sdm
9. Bumbu kalasan 1 sdm
10. Kunyit halus 1 sdt
11. Jahe halus 1 sdt
12. Daun kari/ daun jeuk 2 lembar

7
13. Air 100 mL
14. Santan 100 mL
Alat : Alat:
1. Pisau 1. Teflon
2. Wajan 2. Mangkuk
3. Spatula 3. Pisau
4. Dandang
5. Talenan
6. Sendok
7. Chopper
8. Sarung tangan plastik
9. Spatula
Cara pembuatan: Cara pembuatan:
1. Siapkan bumbu kuning 1. Kukus tempe
2. Potong tempe sesuai 2. Kupas bawang lalu cincang
ukuran halus
3. Tumis bumbu kuning 3. Campurkan tempe kukus,
4. Tambahkan air bawang putih, lada, ketumbar,
5. Masukkan tempe telur dan tepung serbaguna
6. Masak hingga tanak 4. Uleni hingga tercampur rata
5. Bentuk adonan seperti steak
6. Panaskan Teflon dan minyak
7. Panggang hingga matang lalu
tiriskan
Pembuatan saus kari :
1. Tumis bumbu halus ( bawang
merah, bawang putih, kunyit
dan jahe)
2. Masukkan air, lalu tambahkan
bumbu kalasan dan santan
3. Masukkan daun jeruk
4. Aduk hingga tanak

8
Nilai gizi /porsi : Nilai gizi/porsi :
1. Energi = 107,4 Kkal 1. 143,75 kkal
2. Protein = 9,92 gram 2. 9,71
3. Lemak = 4,12 gram 3. 7,43
4. Karbohidrat = 9,808 gram 4. 11,08
Harga hidangan/porsi : Harga hidangan/porsi :
Rp 515,00 Rp 1.431,00

a. Perbandingan Nilai Gizi


Tabel 2. Perbandingan Nilai Gizi menu sebelum dan sesudah dimodifikasi

Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3


dapat diketahui bahwa modifikasi
menu dari
sambal goreng labu siam menjadi
sayur labu siam bumbu kari
memiliki kenaikan
nilai gizi. Kenaikan nilai gizi
terjadi pada nilai energi, protein,
lemak, serta

9
karbohidratnya. Kenaikan nilai
gizi pada energi sebesar 3,04
kkal, protein 0,8
gram, lemak 0,04 gram, serta
karbohidrat 0,48 gram untuk tiap
porsinya.
Sebelum Sesudah
(tempe bumbu kuning) (steak tempe saus kari)
Energi (kkal) 107,4 kkal 143,75 kkal
Protein (gr) 9,92 gram 9,71 gram
Lemak (gr) 4,12 gram 7,43 gram
KH (gr) 9,808 gram 11,08 gram

Tabel 3. Nilai Gizi tempe bumbu kuning


Bahan makanan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
(gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
tempe 2500 4977,3 475,0 192,5 425,0
bawang merah 50 22 0,7 0,1 5,1
Bawang putih 50 44 1,4 0,2 10,2
kemiri 50 138 11,2 2,2 25,9
kunyit 20 65 2,5 2,8 11,6
ketumbar 20 123,8 5,2 8,2 12,6
JUMLAH 5370,1 496 206 gram 490,4 gram
kkal gram

10
Tabel 4. Nilai Gizi steak tempe saus kari
Bahan makanan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
(gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
tempe 350 696,8 66,5 26,9 59,5
Telur ayam 60 93,1 7,6 6,4 0,7
Bawang merah 5 2,2 0,1 0 0,5
Bawang putih 10 8,8 0,3 0 2,0
merica 1 3,3 0,1 0 0,6
ketumbar 2,5 8,1 0,3 0,3 1,5
Minyak goreng 10 86,2 0 10 0
Jahe 5 3,3 0,1 0 0,8
Santan 65 152,1 0 14,9 4,3
Kunyit 5 16,3 0,6 0,7 2,9
Tepung serbaguna 30 73,8 2,1 0 14,7
Bumbu kalasan 7 6,3 0 0 1,3
JUMLAH 1150,2 77,7 gram 59,5 88,7 gram
kkal gram

Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3


dapat diketahui bahwa modifikasi
menu dari
sambal goreng labu siam menjadi
sayur labu siam bumbu kari
memiliki kenaikan

11
nilai gizi. Kenaikan nilai gizi
terjadi pada nilai energi, protein,
lemak, serta
karbohidratnya. Kenaikan nilai
gizi pada energi sebesar 3,04
kkal, protein 0,8
gram, lemak 0,04 gram, serta
karbohidrat 0,48 gram untuk tiap
porsinya
b. Perbandingan Food Cost
Tabel 5. Perbandingan Food Cost sebelum dan sesudah di modifikasi
Sebelum dimodifikasi Sesudah dimodifikasi
Tempe bumbu kuning Steak tempe saus kari
HARGA Rp 515,00 Rp 1.431,00

Tabel 6. Food Cost Telur Pindang


Berat Berat kotor Harga bahan
Harga
No Bahan makanan bersih 100/BDD X makanan
satuan/kg
(gr) (gr) (Rp)
1. tempe 2500 2500 8.500,00 21.250
2. bawang merah 50 56 26.200,00 1.310
3. Bawang putih 50 57 45.600,00 2.280
4. kemiri 50 50 5.400,00 270
5. kunyit 20 26 8.000,00 160

12
6. Ketumbar bubuk 20 20 24.500,00 490
Jumlah harga Rp 25.760,00
Harga per porsi Rp. 515,00

Tabel 7. Food Cost Steak tempe bumbu kari


Harga bahan
Berat Berat kotor Harga
No Bahan makanan makanan
bersih (gr) (gr) satuan/kg
(Rp)
1. tempe 350 350 8.500,00 2.975
2. Telur ayam 60 67 26.000,00 1.742
3. Bawang merah 5 6 26.200,00 131
4. Bawang putih 10 11 45.600,00 501,6
5. Merica bubuk 1 1 300.000,00 300
6. ketumbar 2,5 2,5 24.500,00 61,25
7. Minyak goreng 10 10 20.000,00 200
8. Jahe 5 5 30.000,00 150
9. Santan 65 65 53.000,00 3.500
10. Kunyit 5 5 8000,00 40
11. Tepung serbaguna 30 30 50.000,00 1.500,00
12. Bumbu kalasan 7 7 50.000,00 350
Jumlah harga Rp 11.450,00
Harga per porsi Rp.1.431,00

c. Uji Daya Terima Odeng Telur Korea


Tabel 8. Hasil Uji Daya Terima Odeng Telur Korea

Panelis Warna Tekstur Rasa Aroma Penampilan


Panelis 1 6 6 6 6 6
Panelis 2 5 5 5 5 5
Panelis 3 6 4 5 6 5
Panelis 4 5 5 4 5 5
Panelis 5 5 5 3 5 5
Panelis 6 5 5 5 5 5

13
Panelis 7 5 5 5 5 5
Panelis 8 5 5 4 4 5
Panelis 9 5 5 5 5 5
Panelis 10 5 5 4 5 5
JUMLAH 52 50 46 51 51
Rata-rata 5,2 5 4,6 5,1 5,1
Kategori Suka Suka Agak Suka Suka Suka

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa uji daya terima yang dilakukan terhadap
10 panelis dengan parameter warna diperoleh hasil rata-rata sebesar 5,2 yang
dikategorikan suka, parameter tekstur dengan rata-rata 5 yang dikategorikan suka,
parameter rasa dengan rata-rata 4,6 yang dikategorikan agak suka, parameter
aroma dengan rata-rata 5,1 yang dikategorikan suka, parameter penampilan dengan
rata-rata 5,1 yang dikategorikan suka.

B. Pembahasan
Steak tempe saus kari merupakan pengembangan resep dari siklus menu ke
X waktu makan pagi dengan menu tempe opor. tempe merupakan salah satu
bahan yang sering kita jumpai dan mudah untuk diperoleh. Tempe dapat diolah menjadi
berbagai macam menu salah satunya yaitu steak tempe. Steak tempe saus kari
merupakan olahan dengan cara pemasakannya digoreng dan diberi tambahan saus
kari. Pemilihan steak tempe sebagai menu modifikasi dikarenan dari segi penampilan
steak tempe dapat dibentuk sesuai selera seperti kotak atau bulat. Dari penampilan
yang menarik diharapkan dapat meningkatkan nafsu makan pasien. Pengembangan
olahan nabati steak tempe saus kari tidak hanya bertujuan untuk menambah variasi
olahan namun juga mengembangkan dari segi pengolahan, penampilan, cita rasa dan
nilai gizinya. Berdasarkan dari hasil modifikasi menu steak tempe saus kari terdapat
perbedaan dari segi bahan dan alat, peningkatan nilai gizi dan food cost.
Kelebihan dari menu modifikasi steak tempe saus kari ini yaitu mempunyai
kandungan zat gizi yang lebih tinggi pada energi sebesar 143,7 kkal, protein 9,71 gram,
lemak 7,43 gram, dan karbohidrat 11,08 gram untuk tiap porsinya dan penampilan lebih
menarik dan bervariasi. Akan tetapi food cost pada menu modifikasi memiliki selisih Rp
916,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan dari menu lama ke menu baru

14
sebesar 35,9 % karena penggunaan tambahan bahan seperti telur,tepung,santan dan
minyak goreng karena ada modifikasi cara pengolahan yaitu dengan cara di goreng.
Untuk memastikan daya terima dari modifikasi menu steak tempe bumbu kari
maka dilakukan uji kesukaan atau uji hedonik yang dilakukan pada 10 panelis yang
berasal dari pekerja di Instalasi Gizi dengan beberapa parameter yang diujikan meliputi
warna, tekstur, rasa, aroma, dan besar porsi. Penilaian uji hedonik dilakukan dengan
menggunakan 7 skala penilaian, 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (agak tidak
suka), 4 (agak suka), 5 (suka), 6 (sangat suka), 7 (amat sangat suka). Berdasarkan uji
hedonik pada tabel 8 diperoleh hasil masing-masing pada parameter warna, tekstur,
rasa, aroma dan besar porsi dikategorikan suka. Adapun presentase panelis dari
masing-masing parameter yang digunakan sebagai berikut :
1. Penilaian warna steak tempe saus kari

WARNA

20% sangat suka


suka
80%

Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa hasil penilaian panelis pada


segi warna terhadap steak tempe saus kari yaitu sebanyak 8 panelis (80%) panelis
menyatakan suka dan 2 panelis (20%) menyatakan sangat suka. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panelis suka terhadap warna steak tempe
saus kari.
2. Penilaian tekstur steak tempe saus kari

Tekstur

10% suka
10% sangat suka
agak suka

80%

15
Berdasarkan diagram diketahui bahwa hasil penilaian panelis pada segi tekstur
terhadap steak tempe saus kari yaitu sebanyak 8 panelis (80%) menyatakan suka, 1
panelis (10%) menyatakan agak suka dan 1 panelis (10%) menyatakan sangat suka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panelis suka dengan tekstur
steak tempe saus kari.
3. Penilaian rasa steak tempe saus kari

Rasa
sangat suka
10% agak suka
agak tidak suka
50% 30% suka

10%

Berdasarkan diagram diketahui bahwa hasil penilaian panelis pada segi Rasa
terhadap steak tempe saus kari yaitu sebanyak 5 panelis (50%) menyatakan suka, 3
panelis (30%) menyatakan agak suka,1 panelis (10%) menyatakan agak tidak suka dan
1 panelis (10%) menyatakan sangat suka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar panelis suka dengan rasa steak tempe saus kari.
4. Penilaian aroma steak tempe saus kari

Aroma
10% sangat suka
20% suka
agak suka

70%

Berdasarkan diagram diketahui bahwa hasil penilaian panelis pada segi aroma
terhadap steak tempe saus kari yaitu sebanyak 7 panelis (70%) menyatakan suka, 2
panelis (20%) menyatakan sangat suka dan 1 panelis (10%) menyatakan agak suka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panelis suka dengan aroma
steak tempe saus kari.
5. Penilaian penampilan steak tempe saus kari

16
10% pe-
nampi-
lan suka
sangat suka

90%

Berdasarkan diagram diketahui bahwa hasil penilaian panelis pada segi


penampilan terhadap steak tempe saus kari yaitu sebanyak 9 panelis (90%)
menyatakan suka dan 1 panelis (10%) menyatakan sangat suka. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar panelis suka dengan aroma steak tempe saus
kari.

BAB IV

17
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Hasil modifikasi menu dari tempe opor menjadi steak tempe bumbu kari. Proses
pembuatan steak tempe bumbu kari dimulai dari persiapan bahan, pengukusan
tempe, pencampuran bahan, serta penggorengan adonan kemudian pembuatan
saus kari.
2. Nilai gizi hasil modifikasi steak tempe saus kari lebih tinggi dibandingkan nilai tempe
opor dengan selisih energi sebesar 36,35 kkal, protein 0,21 gram, lemak 3,31 gram,
serta karbohidrat 1,272 gram.
3. Food cost menu steak tempe saus kari lebih mahal dengan selisih Rp 916,00
dibandingkan dengan tempe bumbu kuning.
4. Uji daya terima dari steak tempe saus kari yang dilakukan pada 10 panelis telah
menilai dari segi warna, tekstur, rasa, aroma, dan penampilan. Hasil uji daya
terima menunjukkan bahwa sebagian besar panelis suka terhadap warna,tekstur
rasa, aroma dan penampilan dari steak tempe saus kari.
B. Saran
Instalasi gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta dapat menjadikan steak tempe
saus kari sebagai pertimbangan menu dalam perencanaan menu, karena pengolahan
yang sederhana dan lebih besarnya nilai gizi dari steak tempe saus kari. Adapun saran
yang diberikan oleh panelis untuk menu steak tempe saus kari yaitu masih adanya
aroma langu dari tempe dan after taste tempe sedikit pahit

DAFTAR PUSTAKA

18
Rochmah, N. (2017). Faktor-Faktor Kepuasan Pasien dengan Sisa Makanan pada Pelayanan
Gizi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Arafah Rembang. Universitas
Muhammadiyah Semarang.

19
LAMPIRAN
Dokumentasi

20

Anda mungkin juga menyukai