Anda di halaman 1dari 2

Indonesia merupakan negara yang dijuluki sebagai negara agraris karena memiliki luas

lahan pertanian yang cukup menjanjikan namun produktivitas pertaniannya masih


minim.Produktivitas pertanian Indonesia dinilai tidak sebanding dengan kepadatan
penduduk sehingga terjadi ketimpangan yaitu penduduk yang semakin banyak tetapi hasil
pangan tidak berkembang.Permasalahan pertanian di Indonesia dapat dikatakan cukup
kompleks karena sektor pertanian merupakan sektor yang melibatkan banyak pihak dan
beberapa variabel.Berdasarkan analisis kami penyebab utamanya adalah kondisi geografis
Indonesia yang sering terjadi perubahan iklim,kurangnya petani produktif,belum optimalnya
penggunaan teknologi,distribusi yang kurang efisien dan sebagainya.

Kondisi geografis Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga Iklim Indonesia adalah
iklim tropis, yang berarti suhu dan curah hujan cenderung tinggi sepanjang tahun.Iklim
memainkan peran penting dalam produksi pertanian di Indonesia, karena iklim
mempengaruhi kondisi lingkungan tempat pertanian berada. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas pertanian berdasarkan iklim diantaranya Curah hujan yang
tinggi ,Suhu, kelembaban,angin dan ancaman banjir .Produktivitas pertanian Indonesia juga
dipengaruhi oleh kurangnya petani produktif atau petani milenial yang memiliki kemampuan
baik dari segi tenaga,waktu,dan pikiran sehingga dapat menghasilkan produk pertanian
yang optimal.Tercatat petani di Indonesia sebagian besar adalah orang-orang tua rentan
usia 30-60 tahun ,ini menjadi masalah dalam perkembangan Pertanian Indonesia karena
data menunjukkan dari 33 juta lebih petani tersebut, hanya sekitar 3% yang merupakan
lulusan perguruan tinggi.Selain itu masalah penggunaan teknologi yang kurang optimal juga
mempengaruhi produktivitas pertanian Indonesia dikarenakan kondisi iklim yang terus
mengalami perubahan sehingga diperlukan adanya inovasi baru berupa teknologi yang
tahan terhadap kondisi perubahan iklim di bidang pertanian.Hal ini juga dipersulit dengan
kemampuan petani Indonesia sekarang dalam menerapkan teknologi dan seringkali para
petani cenderung masih ingin menggunakan teknik tradisional.Masalah distribusi pertanian
di Indonesia juga patut diperhatikan karena sangat merugikan para petani.Hal ini
disebabkan karena untuk mencapai pasar , produk hasil panen pertanian Indonesia
setidaknya harus melewati lima jalur distribusi mulai dari pengepul sampai ke pabriknya
sehingga petani hanya punya satu pilihan untuk menjual hasil panennya dan cenderung
mendapat harga yang sangat murah sehingga petani Indonesia sulit dikatakan sejahtera.

Dari permasalahan sektor pertanian tersebut ada perkembangan yang cukup signifikan
dilakukan oleh kementerian pertanian.Hari ini ditunjukkan dengan tercatat Indonesia
sekarang mengimpor 5 komoditas pangan seperti beras,kedelai, gandum,susu dan daging
sapi serta tembakau(BPS, 2022).Data ini menjadi pencapaian terbaik yang sebelumnya
tahun 2013 Indonesia masih mengimpor 29 komoditas pangan,artinya pertanian Indonesia
sudah mulai berkembang dengan telah melakukan strategi yang efektif dan telah
memberikan dampak Yang signifikan.Capaian ini tentunya berkat peningkatan kualitas
produksi pertanian oleh kementerian yang dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya
aspek teknologi,aspek kebijakan pemerintah dan aspek lainnya.

Dari aspek teknologi kementerian pertanian Indonesia telah mulai memberlakukan teknologi
mekanisasi pertanian walaupun masih minim tetapi sudah memberikan dampak yang positif.
Modernisasi pertanian melalui penerapan mekanisasi
pertanian telah memberikan hasil nyata dalam sejarah pertanian
Indonesia saat ini. Dampaknya terjadi penghematan tenaga kerja
sebanyak 70 hingga 80 persen, dan penghematan biaya produksi 30
hingga 40 persen. Peningkatan produksi 10 hingga 20 persen dan
penurunan kehilangan hasil saat panen dari 20 persen menjadi 10
persen.Selain itu, sejak pandemi kementrian juga telah menarik banyak pemuda milenial
untuk melakukan kegiatan bertani dengan penerapan teknologi digital.Keterlibatan generasi
muda bukan tanpa alasan, semakin masifnya penerapan teknologi digital di dalam sektor
pertanian Indonesia menjadi penarik minat generasi muda.Selain itu, pemerintah juga telah
berupaya menerapkan kebijakan-kebijakan untuk mensejahterakan petani Indonesia dan
mengembangkan pertanian seperti penerapan kebijakan KUR(kredit usaha rakyat),
peningkatan infrastruktur pertanian, peningkatan kualitas benih, pemanfaatan teknologi
pertanian, bantuan alat dan mesin pertanian dan sebagainya.
Dengan adanya banyak perkembangan di bidang pertanian yang terus disokong oleh
pemerintah ,Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84% (yoy) dan berkontribusi
terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28% artinya sektor pertanian menjadi salah
satunya sektor penyumbang PDB negara terbesar.
Capaian ini tentunya memberikan harapan besar bagi sektor pertanian Indonesia karena
masih memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dan tentu saja sangat diperlukan
petani-petani milenial ataupun milenial yang mampu memberikan kontribusi besar dalam
pertanian indonesia.

Anda mungkin juga menyukai