Anda di halaman 1dari 3

Kata Kerja Bahasa Yunani

Pendahuluan

Kata kerja adalah kata yang membuat penegasan mengenai Tindakan atau keadaan.
Sejumlah nomina dan akjetiva juga dapat dilakukan yang sama, oleh karena itu, penjelasan
lanjut tentang sejumlah karekteristik kata kerja perlu di butuhkan.

Jenis-jenis kata kerja

Ada kata kerja Finit, ada kata kerja tak-finit. Kata kerja tersebut finit, bila ia telah
dikaitkan dengan suatu subjek tersebut, dalam bahasa Yunani subyek itu dinyatakan dengan
akhiran persona.

Kata kerja tak-finit, jika ia hanya menyatakan Tindakan atau keadaan secara lugas.

Selanjutnya, dalam bahasa Yunani dikenal juga adanya kata kerja transitif. Bila
kehadiran obyek dibutuhkan untuk menyatakan gagasan secara utuh, maka kata kerja itu di
sebut transitif.

PERHATIKAN: “ia sedang tidur ( intransitif) tetapai sedang menidurkan bayi bayinya”
(transitif).

Orang dan Jumlah

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam bahasa Yunani kata kerja akan sesuai
dengan subyeknya dalam hal orang dan jumlah ( dalam bahasa Inggris disebut concord, dan
dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah kesesuaian).

Orang

Istilah orang atau persona dalam gramatika berkaitan dengan pribadi atau pihak yang
menjadi pelaku (bila aktif) atau penerima (bila pasif) laku/Tindakan yang dunyatakan oleh
kata kerja. Seperti halnya dalam bahasa Indonesia, bahasa Yunani mengenal tiga persona.

Penggunaan Orang Kedua

Berbeda halnya dengan yang lazim terjadi dalam bahasa Inggris, pembicara Yunani
tidak pernah menggunakan kata ganti orang ke dua dengan makna umum (Impersonal).
Kata Kerja Impersona

Satu dua kata kerja Yunani digunakan dengan gagasan impersona. Meskipun
demikian, kadang kala subyek yang sebenarnya dapat di cari (ditentukan).

“Kami Editorial”

Dalam surat-menyurat kadang-kadang kata “kami” digunakan, tetapi dengan


pengertian orang pertama tunggal.

Jumlah

Sering kali dalam bahasa Yunani penulis memakai kata kerja tunggal dengan subyek
jamak (suatu pelanggaran terhadap prinsip kesesuaian).

Diatesis (Voice)

Diatesis adalah unsur kata kerja, yang menjelaskan hubungan antara tindakan/laku
atau keadaan yang terkandung dalam kata kerja dengan subyeknya.

Sejumlah kata kerja bentuk aktifnya telah tergeser; yang tetap hidup tinggallah bentuk
medial atau pasifnya.

Hubungan antara diatesis dan ketransitifan perlu di bahas.

Penggunaan

Dalam bagian berikut akan diuraikan berbagai kemungkinan pemakaian bentuk aktif,
medial, dan pasif.

Diatesis aktif

Diatesis aktif menegaskan bahwa subyek memiliki hubungan aktif dengan Tindakan
atau keadaan yang dinyatakan kata kerja.

Aktif simple (biasa)

Subyek melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh kata kerja, ini pemakaian paling
umum.

Aktif kausatif

Subyek menjadi sumber/asal kegiatan. Mungkin sekali pelaku sejati Tindakan itu
pihak lain, tetapi pada akhirnya subyek itu menjadi pangkal terjadinya Tindakan.
Aktif Refleksif

Subyek berbuat sesuatu untuk dirinya sendiri atau terhadap dirinya sendiri; jadi, “ia
mencubit dirinya sendiri.”

Diatesis Pasif

Sebagai kebalikan diatesis aktif, dalam diatesis pasif subyek menjadi penerima
(penderita) Tindakan.

Pasif dengan pelaku asli

Dalam pemakaian ini subyek kata kerja pasif menerima atau menderita Tindakan
yang dilakukan oleh pelaku asli (pelaku melaksanakan tindakan itu atas inisiatif sendiri).

Modus

Pendahuluan

Modus berkaitan dengan soal cara penyuguhan tindakan. Secara khusus, modus
menyuguhkan tindakan berkenan dengan kapasitas realitanya.

Penggunaan

Apa yang ditegaskan oleh aspek kata kerja misalnya, kala kini menegaskan tndakan
linier, aoris, tindakan tanpa penjelasan, dan seterusnya, kebenaran berlaku pada setiap modus.

Modus indikatif

Modus indikaif menyuguhkan tindakan sebagai suatu kepastian. Disebut “Modus


penegasan” pembicara menyuguhkan tindakan sebagaimana adanya, tanpa “dibatasi” oleh
sikap terhadapnya.

Deklaratif

Dalam kategori ini tindakan di suguhkan sebagai fakta, atau pernyataan “tanpa
Batasan”.

Anda mungkin juga menyukai