Tipe Bahasa Kanonik
Tipe Bahasa Kanonik
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/sintaksisklausa-diatesis-verbal-dan-tipologi-bahasa/
1. Bahasa memiliki pasif impersonal hanya untuk verba intransitif tertentu, yaitu:
(a) hanya untuk verba intransitif penindak saja;
(b) untuk verba intransitif pengalam hanya bila ada Argumen (+Insani).
2. Bahasa yang bentuk pasifnya hanya berupa impersonal saja, baik untuk verba intransitif
maupun verba transitif.
3. Bahasa yang tidak memiliki pasif impersonal samasekali.
Sistem akusatif: pasif impersonal verba intransitif
Pasif impersonal mungkin dengan verba intransitif tetapi tidak dengan verba transitif.
Sistem akusatif: pasif impersonal verba transitif dan intransitif
Pasif personal adalah pasif dengan Subjek (dari verba pasif) dan dengan penyasuaian antara
bentuk verbal dan Subjektif tersebut; sebaiknya, pasif impersonal selalu berpesona ketiga dan
berjumlah tunggal, bahkan dalam konstruksi transitif. Salah satu bahasa yang menunjukkan pasif
impersonal untuk semua verba, termasuk verba transitif, adalah bahasa Ute, salah satu bahasa
rumpun Uto-Aztekan di Amerika Serikat. Dalam bahasa ini tidak pernah ada konstituen ajentif
dalam klausa pasif.
H. Sistem akusatif: bahasa tanpa pasif impersonal
Contoh bahasa yang memiliki hanya pasif personal, dan tidak memiliki pasif impersonal adalah
bahasa Inggris. Tidak mungkin adanya klausa seperti *There was sung beautifully, atau *There
was slept a great deal. Ciri sintaksis yang khas dari bahasa ini mungkin saja ada hubungannya
dengan tiadanya pembedaan, secara sintaksis, antara verba intransitive penindak dan verba
pengalam. Misalnya saja, kedua jenis verba intransitif itu menyeleksi verba bantu have untuk
kala perfekta (I have sungverba penindakdan I have fallenverba pengalam)
I. Sistem akusatif: pasif dan promosi Argumen Objektif
Secara tradisional ada kaidah pemasifan yang berbunyi begini: dalam pemasifan, Objek klausa
aktif dijadika Sujek klausa pasif, dan tampak dalam kasus normatif. Misalnya, Objek akusatif
him dalam klausa aktif The police found him menjadi nominative he dalam pasif He was found
by the police. Dewasa ini kaidah tersebut dirumuskan kembali oleh para penganut :Tatabahasa
Relasional dengan mengatakan bahwa, dalam penafsiran, Objek akusatif klausa aktif
dipromosikan menjadi Sujek nominative.
J. Sistem akusatif: pemasifan verba bervalensi tiga
Dalam bahasa Belanda, Objel Benetaktif klausa aktif tidak dapat dijadikan Subjek klausa pasif,
hanya Objek Pasien saja yang dapat dipromosikan. Sebalikanya, dalam bahasa Inggris, baik
Objek Pasien maupun Objek Benefaktif yang terdapat dalam klausa aktif dapat
dipromosikantetapi tidaklah kedua-duanya: pendek kata, tak ada Subjek rangkap.
K. Sistem diatesis dalam tipologi ergatif
Sistem diatesis dalam tipologi ergatif biasanya menjangkau diatesis ergatif dan diatesis antipasif;
diatesis ergatiflah yang merupakan diatesis kanonik. Antipasif dibentuk dengan
pengawatransitifan verba (biasanya dengan afiks, yang namanya afiks antipasif), dan
bervalensi dua atau (bila ketransitifannya amat rendah) satu. Tidak ada promosi apa-apa, dan
susuan Argumen tetap sama.
Dalam diatesis ergatif, Subjek ajentif bermarkah dengan kasus ajentif (yang namanya kasus
ergatif) atau dengan perujukan silang pada verba yang berupa afiks ajentif (atau ergatif juga
namanya)atau dengan kedua-duanya. Kasus Objek adalah kasus absolutif dan tidak
bermarkah; verba sering diberi pemarkahan perujukan silang absolutif (dan tidak untuk ergatif).
Dalam konstruksi ergatif, kedua Argumen adalah wajib, dalam konstruksi antipasif, objek (yang
obliknya itu) dapat dilesapkan.
L. Sistem diatesis tipologi ergatif: pasif
Di antara bahasa-bahasa yang bertipologi ergatif, keergatifannya bersifat bauran, yaitu suatu
refleksif dengan makna pasif.
Contoh dalam bahasa Indonesia ada klausa pasif (bentuk verbanya dicetak tebal).
Inilah buku yang saya beli, bukan bulu yang kamu beli.
Para mahasiswa diharapkan lapor pada sekretaris jurusan.
Rumah itu tidak dapat dijual.
Dalam contoh (a) pasifnya disertai oleh proklitika ajentif (saya dan kamu) dan konstituen ajentif
berupa frasal dalam contoh (c), sedangkan pada (c) tidak ada konstituen ajentif sama sekali.
Diatesis dalam ketiga contoh itu adalah pasif.
Rate this:
2 Votes