Anda di halaman 1dari 12

ADJECTIVA DAN PRONOMINA

PAPPER

Disusun oleh:
1. Heffy Setya Eka (178620600071)
2. Indah Rohmatul Ummah (178620600074)
3. Anisa Rahmadani R (178620600078)
4. Nur Ajizatul Mufidah (178620600102)
5. Umi Nukhriatin Nazja (178620600103)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah sarana utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi,
baik mengutarakan ide, gagasan, pokok pikiran maupun maksud. Manusia sepanjang
hidupnya akan terus-menerus berbahasa karena selama hidupnya manusia tidak mungkin
putus dari komunikasi. Sarana komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi
verbal dan nonverbal. Bahasa merupakan sistem tanda bunyi ujaran yang bersifat arbitrer
atau sewenang-wenang. Bahasa mempunyai sistem yang sifatnya mengatur. Bahasa
merupakan suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau aturan-aturan yang dipatuhi dan
digunakan (kadang-kadang tanpa sadar) oleh pembicara dalam komunitas saling
memahami. Berdasarkan pengertian ini, secara substansi bahasa merupakan bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud adjectiva?
2. Bagaimana konsep adjectiva?
3. Bagaimana landasan teori adjectiva?
4. Bagaimana teori morfologi adjectiva?
5. Apa yang dimaksud pronomina?
6. Bagaimana pergeseran pemaikaian pronomina persona?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian adjectiva
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep adjectiva
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang landasan teori adjectiva
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang teori morfologi adjectiva
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang pronomina
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang pergeseran pemaikaian pronomina
persona
PEMBAHASAN

Adjectiva
A. Pengertian Adjectiva
Adjevtiva adalah kata yang digunakan untuk menerengkan benda atau mempunyai
arti kata sifat. Fitur yang digunakan untuk mencirikan sebuah kelas kata adalah fitur
sintaktik kategori leksiskal nomina dan verba. Fitur [+] berarti memiliki ciri leksikal
tersebut, sedangkan [-] fitur yang berarti tidak bercirikan kategori leksikal tersebut.
dengan demikian, sebuah kata dapat memiliki fitur sintaktik [+/-N] atau [+/-V]
(Chomsky, 1965). Chomsky mencontohkan kata boy memiliki fitur sintaktik [+V - V], eat
memiliki fitur sintaktik [+V, -N), sedangkan adjektiva dapat dikategorikan dengan [+N,
+V], atau [-N,-V] (Baker, 2004). Kelas kata adjektiva tergolong ke dalam kelas kata yang
terbuka (Tucker,1998). Artinya, anggotanya dapat selalu berubah, bisa bertambah atau
berkurang. Hal itu terjadi karena anggota kelas kata ini dapat dimodifikasi dalam hal
maknadan penggunaannya. Pada bahasa tertentu adjektiva dapat muncul berurutan
mewatasi sebuahnomina. Dalam bahasa Inggris terdapat aturan urutan atau deretan
adjektiva.Bahkan, telah banyak penelitian dilakukan untuk menemukan aturan yang
dapatmenjelaskan urutan atau deretan adjektiva dalam bahasa Inggris. Pada
umumnyaderetan adjektiva dalam bahasa Inggris dimulai dari ukuran + usia + warna +
asal+ jenis material + penggunaan (Wallwork, 2013).
Selain urutan tersebut, terdapat pula pengaturan deret adjektiva menggunakan
sistem pengelompokan yang lebih luas. Melalui pendekatanpsikolinguistik, Martin (1969)
menemukan bahwa penentu urutan atau deretanadjektiva adalah tingkat kejelasan makna
denotasi, tingkat keabsolutan, dan tingkatkeintrinsikan. Menurut Martin, warna memiliki
derajat kejelasan lebih tinggidaripada ukuran. Di samping itu, warna juga memiliki
tingkat absolut yang tinggikarena tidak mudah berubah dan merupakan ciri intrinsik pada
benda. Oleh karenaitu, dalam penempatan adjektiva warna diletakkan lebih dekat dengan
nomina.Akan tetapi, hal ini belum tentu dapat berlaku pada semua bahasa di dunia.
Kata sifat sendiri adalah kata yang dapat mengubah nomina atau promina dengan
menjadikan kata yang lebih spesifik dan menarik. Adjectiva biasanya terletak di depan
kata benda serta adjevtive bisa berdiri sendiri jika menjadi pelengkap dalam sebuah
kalimat. Adjectiva dibedakan berdasarkan segi perilaku semantis, perilaku sintaks dan
bentuk.
Dari segi perilaku sintaksisnya, adjective memberikan keterangan terhadap
nomina sebagai:
1. Fungsi atribut, adjective yang merupakan pewatas dalam frasa nominal. Kata tersebut
biasanya terletak di sebelah kanan atau setelah nomina. Fungsi atributif terjadi ketika
adjektiva hadir sebagaipewatas nomina. yaitu memberikan atribut pada nomina yang
dilekatinya, misalnyabocah nakal (anak nakal) pada BJ. Pada contoh itu, nakal
memarkahi nomina bocah(anak).Contohnya : Buku biru, harga murah.
2. Fungsi predikat, adjective yang berfungsi sebagai predikat atau pelengkap dalam
klausa. Adjektiva pada posisiini sama-sama menjelaskan properti dari nomina yang
berada pada posisi subjek.Akan tetapi, tidak semua adjektiva memiliki kedua fungsi
ini. Artinya, terdapatadjektiva yang hanya dapat berfungsi sebagai atribut nomina atau
berfungsi sebagaipredikat pada sebuah klausa (Dixon, 2004; Hofher, 2010).Konsep
perilaku gramatikal berikutnya ditinjau dari distribusi adjektiva.Distribusi adjektiva
yang ditemukan pada sebagian besar bahasa adalah padakonstruksi perbandingan
dengan fungsi adjektiva sebagai parameter (Dixon, 2004).Pada BJ dan BI konstruksi
ini dapat ditemukan, seperti pada buku iki luwih larang(buku ini lebih
mahal).Contohnya : kami menduga, bahwa ia kaya. Untuk penjelasan batas anatar
subjek dan predikat terkadang diselipkan kata adalah. Misalnya kami menduga
bahwa dia adalah orang kaya.
3. Fungsi adverbial, adjective mewatasi verba atau adjective yang menjadi predikat
klausa. Berikut pola susunan kalimatnya:
 .... (dengan) + (se) + adjective + (-nya). Contoh : (bekerja) dengan baik.
 Perulangan adjective. Contoh : (bekerja) baik-baik.
Dilihat dari segi bentuk morfologisnya adjective terdiri atas dua jenis, yaitu
adjective berbentuk kata dasar dan adjective turunan. Adjective kata dasar tidak mendapat
proses apapun dalam pembentukannya dan bersifat monomorfemis. Sedangkan adjcetive
turunan terbentuk melalui proses morfologis dan bersifat polimorfemis ( terdiri atas dua
morfem atau lebih).
Dalam segi perilaku semantis, adjective terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Adjektivabertaraf yang berarti mengungkapkan suatu kualitas, berikut macam-macam
adjective bertaraf:
- Adjektiva pemeri yang sifatnya memberikan kualitas dan intensitas yang bercorak
fisik atau mental. Contohnya : aman, bersih, misalnya, lingkungan itu sangat
bersih. Kata bersih menunjukkan kualitas pada lingkungan tersebut.
- Adjektiva ukuran yang mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran
kuantitatif. Contohnya : berat, ringan.
- Adjektiva warna yang mengacu ke berbagai warna. Contohnya : hijau, biru.
- Adjektiva waktu yang mengacu ke masa proses, perbuatan atau keadaan berada atau
berlangsung sebagai pewatas. Contohnya : lama, segera.
- Adjektiva jarak yang mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud
sebagai pewatas nomina. Contohnya : jauh, dekat.
- Adjektiva sikap batin yang bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.
Contohnya : sedih,bahagia.
- Adjektiva cerapan yang bertalian dengan pecinderaan. Contohnya : gemerlap,
asam.
2. Adjektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan.
Contoh : abadi, bundar.
Dalam segi bentuk, adjektiva dibagi menjadi dua jenis diantaranya:
1. Adjektiva dasar (monomorfemis) merupakan sebagian besar dari adjektiva, meskipun
ada yang berbentuk pengulangan semu. Contoh : besar, pura-pura.
2. Adjektiva turunan (polimorfemis) melalui proses afiksasi, pengulangan,
penggabungan, dan pemajemukan.
a. Afiksasi
- Prefiks se- dan ter-. Contoh : secantik, terbagus.
- Infeks –em-. Contoh : gemetar, gemuruh.
- Penyerapan afiks dari bahasa arab, belanda, dan inggris.
b. Pengulangan. Contoh : kecil-kecil, besar-besaran, compang-camping.
c. Pemajemukan
- Gabungan sinonim/antonim. Contoh : cerah, ceria, baik buruk.
- Gabungan morfem terikat dan bebas : serbaguna, addidaya.
- Gabungan morfem bebas : contoh baik budi, busung lapar.
B. Konsep
Pada sub bab ini dijelaskan beberapa konsep. Konsep itu mencakup batasan
mengenai terminologi teknis yang digunakan dalam penelitian. Konsep dipaparkan
dengan tujuan untuk menyatukan sudut pandang dan pemahaman sehingga pembaca
mendapat gambaran yang jelas mengenai arah penelitian ini. Konsepkonsep yang
digunakan adalah adjektiva, perilaku gramatikal mengenai fungsi dandistribusi, pewatas,
dan klausa komplemen. Konsep-konsep tersebut dijelaskansebagai berikut.
C. Landasan Teori
Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk adjektiva adalahteori
morfologi ileh Laurie Bauer (2003) dalam bukunya Introducing LinguisticMorphology.
Untuk mengklasifikasikan tipe semantis adjektiva BJDM, teori yangdigunakan adalah
tipologi linguistik oleh Dixon (2010), dan untuk menganalisisperilaku gramatikal
adjektiva pada setiap tipenya teori yang digunakan adalah teorisintaksis khususnya
diagram pohon yang dikembangkan oleh Kroeger (2005)dalam bukunya Analyzing
Grammar. Teori tipologi Dixon, dalam buku Adjective Clasess, A Cross
LinguisticTypology, menjelaskan bagaimana membedakan kelas kata adjektiva dengan
verbadan membedakan adjektiva dengan nomina. Berdasarkan proses analisis
yangdipaparkan oleh Dixion, peneliti bermaksud menjawab pertanyaan-pertanyaan
yangmuncul pada penelitian ini. Akan tetapi, Dixon tidak menggunakan visualisasiuntuk
analisis struktur kalimat yang mengandung adjektiva. Oleh karena itu,penggambaran
melalui diagram pohon yang dikembangkan oleh Kroegerdigunakan untuk memberikan
visualisasi lebih jelas mengenai perilaku gramatikal.Selain itu, teori morfologi berupa
afiksasi juga digunakan untuk menganalisis datauntuk melihat bentuk-bentuk adjektiva.
Hal itu penting karena persinggunganmorfologi dan sintaksis tidak dapat dihindarkan
dalam menganalisis perilakugramatikal sebuah kelas kata.
D. Teori Morfologi
Untuk menganalisis bentuk-bentuk adjektiva pada BJDM digunakan teoriproses
afiksasi yang dikembangkan oleh Laurie Bauer (2003). Morfologimembahas
pembentukan kata dari satuan terkecil, yaitu morfem. Salah satupembahasan dalam
morfologi yang berkaitan dengan perilaku gramatikal adjektivaadalah proses
pembentukan kata melalui afiksasi. Setiap kelas kata mengalamiproses afiksasi yang
berbeda dan memberikan makna yang beragam pula. Darisejumlah proses afiksasi,
terdapat proses yang menyebabkan perpindahan kelaskata dan ada yang tidak.Infleksi
adalah proses afiksasi yang tidak menyebabkan perubahan kategori kata, sedangkan
derivasi dapat menyebabkan perubahan kategori kata (Bauer,2003). Proses afiksasi yang
berkaitan erat dengan analisi sintaksis adalah prosesinfleksi karena afiks yang melekat
pada sebuah leksikon bergantung padakesesuaian fungsi gramatikal, di samping itu,
infleksi harus dilakukan agar susunangramatikal kalimat atau klausa menjadi benar
(Haspelmath & Sims, 2010).Proses derivasi berkaitan dengan proses penciptaan leksikon-
leksikon barukarena adanya perubahan kategori yang diakibatkan oleh prosesnya (Bauer,
2003).Menurut Haspelmath & Sims (2010), terdapat tiga jenis proses derivasi, yaitu
denominal (perubahan dari nomina), deverbal (perubahan dari verba), dandeadjektival
(perubahan dari adjektiva).
Proses denominal terbagi lagi menjadidenominal nomina, yaitu perubahan nomina
menjadi nomina lainnya, misalnya pada bahasa Inggris nomina child menjadi nomina
childhood; denominal verba,yaitu perubahan nomina menjadi verba misalnya nomina
bottle menjadi verbabottle (meletakkan dalam botol); denominal adjektiva, yaitu
perubahan nominamenjadi adjektiva misalnyanya pada bahasa Indonesia nomina anak
menjadiadjektiva kekanakan (Alwi dkk., 2003).Proses deverbal juga terbagi menjadi
deverbal nomina, yaitu perubahanverba menjadi nomina misalnya pada bahasa Indonesia
verba minum menjadinomina peminum; derverbal adjektiva, yaitu perubahan verba
menjadi adjektivamisalnya pada bahasa Indonesia kata memikat dalam kalimat
senyumnya memikathati siapa pun yang melihatnya. Verba memikat berfungsi sebagai
verba, tetapipada kalimat senyumnya memikat, kata memikat adalah adjektiva yang
dapatditambah pewatas sangat, paling, atau lebih (Alwi dkk., 2003); deverbal verba,yaitu
perubahan verba menjadi verba lainnya misalnya pada bahasa Inggris verbawrite menjadi
verba rewrite (Haspelmath & Sims, 2010). Deadjektival juga terbagi menjadi tiga.
Pertama, deadjektival nomina, yaituperubahan adjektiva menjadi nomina misalnya
adjektiva cepat menjadi nominakecepatan. Kedua, deadjektival verba, yaitu perubahan
adjektiva menjadi verbamisalnya pada bahasa Inggris adjektiva short menjadi verba
shorten. Ketiga,deadjektival adjektiva, yaitu perubahan adjektiva menjadi adjektiva
lainnyamisalnya pada bahasa Inggris adjektiva red menjadi adjektiva reddish
(Haspelmath& Sims, 2010).Dari ketiga proses derivasi tersebut, pada kebanyakan bahasa
lebih banyakditemukan proses denominal. Hal ini disebabkan oleh kelas kata nomina
padasebagian besar bahasa berjumlah lebih besar dibandingkan dengan verba
danadjektiva.Kemampuan adjektiva untuk mengambil afiks dari kelas kata lainnya,
yaituverba dan nomina dan menjadikan adjektiva berperilaku mirip verba dan
nominamerupakan hal yang perlu dianalisis dari segi morfologis. Oleh karena itu,
untukmendapatkan bentuk-bentuk adjektiva pada BJDM digunakan analisis morfologi,
khususnya proses afiksasi.
Pronomina
A. Pengertian Pronomina
Menurut Basalama dalam Madji (2014) bahwa kata ganti atau pronomina adalah
salah satu kata yang menggantikan kata benda atau kata ganti lainnya, yang digunakan
untuk menghindari kejanggalan atau pengulangan-pengulangan yang bersifat monoton.
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Pronomina atau disebut juga Kata Ganti,
merupakan jenis kata yang menggantikan frasa nomina, contohnya : saya, kapan, -nya.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pronomina adalah kata ganti untuk objek atau
subyek tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa, pronomina adalah kata-kata yang digunakan untuk mengganti
panggilan pada orang atau benda. Dalam bahasa Indonesia, pronomina atau kata ganti
dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Kata Ganti Orang ( Pronomina Persona ). Seperti namanya, kata ganti
orang/persona, yaitu kata ganti yang berfungsi untuk menggantikan nomina/panggilan
seseorang. Kata ganti orang atau pronomina persona terbagi dalam 6 Jenis, yaitu :
 Kata ganti orang pertama Tunggal, seperti : saya, aku.
 Kata ganti orang pertama Jamak, seperti : kita, kami.
 Kata ganti orang kedua Tunggal, seperti : engkau, kamu, anda.
 Kata ganti orang kedua Jamak, seperti : kalian.
 Kata ganti orang ketiga Tunggal, seperti : dia, beliau.
 Kata ganti orang ketiga Jamak, seperti : mereka.
Kata ganti orang Kata ganti orang Kata ganti orang Kata ganti
pertama kedua orang ketiga
Tunggal Saya, aku Engkau, kamu, anda Dai, beliau
Jamak Kita, kami Kalian mereka
Contoh: kami akan pergi ke luar kota
2. Kata Ganti Kepemilikan ( Pronomina Posesiva ) adalah kata ganti yang digunakan
untuk menyatakan kepunyaan/milik/kepemilikan, seperti : ku, mu, nya, mereka.
Contoh:
 Bukunya jatuh dari lantai empat.
 Kucing di rumahku mati terkena petir.
 Sus, topimu tertinggal saat bermain layang-layang tadi.
3. Kata Ganti Petunjuk ( Pronomina Demonstrativa ). Kata ganti petunjuk digunakan
untuk menunjuk suatu benda, lokasi atau tempat, entah itu berjarak jauh maupun
dekat, seperti : ini, itu, sana, sini, begini, begitu. Contoh :
 Banyak orang mengatakan, pohon itu angker.
 Sejak diperbaiki, jalanan di sini menjadi lebih lebar dan nyaman dilalui.
 Jika kamu rajin belajar begini, tentu nilaimu akan bagus.
4. Kata Ganti Tanya ( Pronomina Interogativa ). Kata ganti tanya adalah satu dari
sekian banyak jenis kata ganti yang berfungsi sebagai kata tanya/ penanya/peminta
informasi tertentu biasanya berupa peristiwa atau kejadian, seperti : apa, bagaimana,
kapan, mengapa, siapa, dimana. Contoh :
 Siapa orang yang berbicara denganmu itu ?
 Mengapa kau tidak menjawab ketika dipanggilnya ?
 Bagaimana jika kita mengambil semester pendek liburan nanti ?
5. Kata Ganti Penghubung ( Pronomina Relativa ). Kata ganti ini digunakan dan
berfungsi menjadi penghubung antara 2 kalimat, kalimat awal dan kalimat akhir, atau
disebut juga induk kalimat dengan anak kalimat, seperti : yang. Contoh :
 Mobil yang parkir di depan sekolah itu, mencurigakan.
 Kereta api yang terlambat tadi pagi adalah jurusan jakarta-bogor.
 Pemuda yang membantu kita kemarin itu ternyata guru olahraga di sekolah adikku.
6. Kata Ganti Tidak Tentu. Kata ganti yang digunakan untuk benda ataupun orang
yang tak terbatas jumlahnya/Quantity (kemungkinan tidak diketahui). Sehingga kita
dapat mengartikan kata ganti tidak tentu digunakan untuk menunjukan benda,
kerumunan orang yang di dalamnya terdapat jumlah yang tidak menentu atau bisa jadi
sangat banyak, seperti : seseorang, para, sesuatu, masing-masing. Contoh :
 Anak-anak itu berlarian pulang ke rumahnya masing-masing.
 Para orang tua berebutan kursi saat ajaran baru masuk sekolah.
 Nanti sore, datanglah ke rumahku, aku punya sesuatu untukmu.
B. Pergesearan Pemakaian Pronomina Persona
Pada masa lalu pemakaian “saya” lazim digunakan untuk berbincang
antarsaudara serumah, tetapi pada masa kini, kata tersebut jarang atau bahkan mustahil
dipakai. Pronomina pertma telah dimulai ke arah pergeseran, yakni kata gue/gua.selain
pronomina pertama, pronomina kedua juga mengalami pergeseran, dari kata “kamu”
menjadi lo.
KESIMPULAN

Adjevtiva adalah kata yang digunakan untuk menerengkan benda atau mempunyai
arti kata sifat. Adjectiva biasanya terletak di depan kata benda serta adjevtive bisa berdiri
sendiri jika menjadi pelengkap dalam sebuah kalimat. Adjectiva dibedakan berdasarkan
segi perilaku semantis, perilaku sintaks dan bentuk. Untuk menganalisis bentuk-bentuk
adjektiva pada BJDM digunakan teoriproses afiksasi yang dikembangkan oleh Laurie
Bauer (2003). Menurut Basalama dalam Madji (2014) bahwa kata ganti atau pronomina
adalah salah satu kata yang menggantikan kata benda atau kata ganti lainnya, yang
digunakan untuk menghindari kejanggalan atau pengulangan-pengulangan yang bersifat
monoton. Dalam bahasa Indonesia, pronomina atau kata ganti dikelompokkan dalam
beberapa jenis, yaitu : Kata Ganti Orang ( Pronomina Persona), Kata Ganti Kepemilikan
(Pronomina Posesiva), Kata Ganti Petunjuk (Pronomina Demonstrativa), Kata Ganti
Tanya (Pronomina Interogativa), Kata Ganti Penghubung (Pronomina Relativa), dan Kata
Ganti Tidak Tentu.
DAFTAR PUSTAKA

Madji, S.A. 2014. Pronomina dalam Bahasa Banggai. (Doctoral Dissertation). Universitas
Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Icuk Prayogi. 2013. Pergeseran Pemakaian Pronimina Persona Dalam Bahasa Indonesia
“Gaul”. Kota Semarang. IKIP Muhammadiyah Semarang.
Bahasa Indonesia /Adjectiva. diakses pada (05 Oktober 2020).
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Adjectiva

Anda mungkin juga menyukai