Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

NAMA : M. Azka Permana Najahan


NIM : 1226000093
MATA KULIAH : Ilmu Akhlak
BAB KE :7

DERAJAT AKHLAK INSANI

A. Karakter Mukmin
Mukmin adalah orang yang benar-benar beriman kepada Allah dengan mematuhi segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya dengan terus berhidmat diri pada kebenaran-Nya. Dalam lanjutan surat al-
Hujuran ayat 9-12, dijelaskan sifat-sifat orang mukmin (beriman), antara lain: bersaudara (tidak berperang),
tidak suka mengolok-olok orang lain, tidak saling mencela, tidak memanggil dengan nama yang buruk,
menjauhi prasangka dan tidak menggunjing.
Bila seseorang mengaku beriman tetapi masih melakukan perbuatan tercela maka patut dipertanyakan
keimanannya dan hendaknnya segera bertobat. Bagi seorang Mukmin mengerti betul siapa kawan dan siap
lawan yang hendaknya didekati dan mestinya dijauhi dari kehidupan pribadi, keluarga dan lingkungan
sosial. Seorang mukmin tidak diperkenankan untuk bergaul dengan orang yang bisa dan biasa
menggelicirkan keimanan dan amal soleh kita meski memberi keuntungan secara duniawi.
B. Karakter Muslim
Muslim merupakan pancaran dari sifat-sifat yang baik dengan senantiasa menaburkan keselamatan
(assalamu’alaikum), menyemburkan kebaikan, menyebarkan kesejahteraan, mambagikan kebahagiaan, dan
mengantarkan pertolongan sejati kepada siapapun.
Agar seorang muslim benar-benar menjadi manusia yang paling baik dalam memberi manfaat bagi orang
lain maka seorang muslim hendaknya memiliki karakter sebagai berikut:
- Salimul aqidah yakni aqidah yang lurus, kokoh, kuat, murni (tanpa bercampur syirik), total, dan
menyatunya hati, ucapan dan tindakan
- Shahihul ibadah yakni melakukan ibadah sesuai dengan contoh dari Rasulullah (tidak mengurangi
atau menambah), ibadahnya bermakna bagi kehidupan dirinya dan orang lain
- Matinul khuluk yaitu mampu merefleksikan kekuatan aqidah dan ketaatan beribadah pada satu
tindakan nyata akhlakul karimah
- Qawwiyul jism yaitu memiliki fisik yang bugar, segar, tegar, kekar serta kuat dan sehat
- Mutsaqqaful fiqr yakni menjaga dan memelihara akal sehat, berpikir yang kritis dan berwawasan
yang luas.
- Mujaahidun linafsihi yakni memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik, tenang, menyejukan,
dan mencerahkan serta membahagiakan
- Harisun ‘ala waqtihi yakni menjaga, memelihara, memanfaatkan dan mengelola waktu dengan tepat
untuk meningkatkan kualitas amal kebaikan, kemanfaatan dan kebahagiaan
- Munazhzhamun fii syu’unihi yakni bersifat tertib dalam segala urusan, mengerti amal yang
important dan urgent (penting dan mendesak)
- Madirun ‘alal kasbi, yakni mampu kasab, mencari rezeki, mandiri, maju dan makmur, tidak menjadi
beban orang lain malah membantu beban orang lain
- Nafi’un lighairihi yakni mampu memberi manfaat bagi sesama (tersedia dalam
www.menaraislam.com tahun 2020). Seorang mukmin selain mandiri, ia juga mampu beramal
dengan hartanya secara benar, ia tidak berlebih tapi juga kikir
C. Karakter Muhsin
Muhsin barasal dari kata”hasuna” artiya orang baik atau bagus. Seorang yang muhlis itu adalah orang
yang sudah berada pada maqom gemar berbuat kebaikan. Ia berusaha untuk berhias diri agar menjadi orang
yang selalu tercerahkan dengan kebaikan, tidak stagnan dalam satu kebaikan atau establish dalam suatu
derajat kebajikan. Ia mengerti derajat kebaikan, maqom keutamaan dan hikmah kesempurnaan.
Kata ihsan dalam al-Qur’an tidak kurang dari 30 ayat yang membicarakan tentang ihsan. Ihsan suatu
perbuatan yang dilakukan dengan memenuhi standar kesadaran berikut: (1) sadar bahwa diri kita terbuka
dihadapan Allah, lahir batin, disembunyikan atau dinyatakan tak ada bedanya dimata Allah, diletakkan di
tengah-tengah lapangan atau dikunci mati dalam peti besi sama transfaransinya bagi Allah Rabbul ’izzati.
(2) menyadari bahwa kita melihat atau dilihat Allah dalam segalanya. (3) kesadaran bahwa Allah menjadi
saksi atas segala amaliyah yang dilakukan.
Ihsan sebagai sebuah derajat akhlak bila dapat dicapai secara sempurna akan merasakan dan memiliki
beberapa keutamaan antara lain:
- Mendatangkan pertolongan Allah, firman Allah firman-Nya (QS. al-Baqarah [2]: 195)
- Dicintai Allah, firman-Nya (QS. al-Baqarah [2]: 195)
- Berpahala besar, firman Allah (QS. al-Ahzab [33]:29)

Penting bagi kita untuk terus belajar hingga bisa bersikap ihsan dalam setiap kehidupan, termasuk dalam
peribadatan. Shalat misalnya baru merasa syah bila sudah menghadirkan khusyuk dan ikhlas serta
bermakrifat (di dan dalam shalat) jadi bukan sekedar melaksanakan tetapi mendirikan dan memelihara shalat
dengan sempurna. Itulah ihsan dalam, untuk, dengan dan bagi shalatnya muhsin.

D. Karakter Muttaqin
Al-Qur’an mengulang kata takwa sebanyak 239 kali. Ada yang jelas menggunakan kata Takwa 83
kali, Taqiy (orang yang takwa) 19 kali dan atqa (orang paling takwa) 2 kali. Pengulangan ini bermakna
menurut Muhammad al-Hufiy (2000:43) bahwa takwa merupakan term al-Quran untuk menggambarkan
beberapa sifat dasar dari takwa antara lain:
- Ar-Rahman, pemurah dalam mengeluarkan harta di jalan Allah dan membenarkan adanya pahala
terbaik (surga)
- Syaja’ah yaitu keberanian untuk menukarkan kehidupan dunia dengan akhirat melalui jalan
berperang di jalan Allah meski harus mati karenanya
- ‘Adil yakni menegakkan keadilan tanpa dibarengi dengan sifat kebencian (saksi adil), jangan sampai
kerena kebencian kepada suatu kaum kemudian bertindak tidak adil, tidak jujur
- ‘Iffah yaitu kesediaan atau keikhlasan untuk memlihara diri dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan
- Siddiq, benar yaitu mengedepankan kebenaran diatas segala kepentingan dan bersedia bergaul
bersama orang-orang yang benar, buka dengan orang-orang munafik apalagi kafir
- Amanah, memenuhi janji yaitu orang yang memelihara janjinya dengan tepat dan benar, bukan
pembohong atau pendusta
- Ramah yaitu sanggup mengendalikan emosi yang tidak terkontrol dengan tetap berkata yang ramah,
sopan dan menjaga kesantunan
- Al-Af’u, memaafkan yaitu ketulusan untuk memberikan pengampunan terhadap kesalahan pihak lain
meski masalah yang sangat besar dan berat
- As-Sobar, sabar yaitu kesanggupan untuk menahan diri dari segala bentuk balas dendam terhadap
kesalahan orang lain
- Amanah yaitu kesanggupan dalam hidup untuk amanah bila mendapatkan kepercayaan apupun
bentuk dan jenisnya, besar atau kecil, tetap menjaga amanah (QS. al-Baqarah
- Kemauan yang kuat yakni kekuatan untuk senantiasa kembali kejalan yang benar mesti godaan
setan, keduniaan, permainan, sahwat menghantam kehidupannya
- Sifat pasrah, yaitu menyerahkan seluruh hidup hanya kepada Allah

Keseluruhan ciri ini bila dapat diamalkan dalam kehidupan, karena Anda berarti sudah menjadi orang-
orang yang bertakwa, tinggal peliharan dan tingkatkan kualitasnya. Derajat orang takwa adalah ketika
seseorang sudah benar-benar beriman dan melakukan amal sholeh maka itu yang sebenar-benarnya taqwa.

E. Karakter Muarifin
Untuk sampai pada gelombang pembongkaran karakter Muarifin (orang arif) yang sudah bermakrifat
kepada Allah, kiranya dapat dipahami dengan cara menguliti lapisan bertingkat esensi ajaran Islam, yakni :
- Syariat, merupakan ajaran Islam dalam ukuran yang “positivistik”, mudah dilihat secara kasat mata,
amalan aspek lahir, katerukurannya baku, transformasi pengalaman bisa kolektif dan dalil yang
digunakan sudah dalam pemahaman yang jelas dan tegas, ayat-ayat al-Quran tidak interpretatif
bahkan sudah dalil-dalil yang muhkamat bukan mutasabihat. Salah satu contoh turunannya adalah
Fiqh.
- Thariqat, merupakan sebuah jalan menelusuri, menapaki, dan menjelajahi pengamalan dan
pengalaman syariat Islam secara mendalam. Pengamalan Tharoqat menggunakan dua pendekatan:
pertama Tariqah Mujahadah, yakni jalan menapaki kedekatan dengan Allah melalui kesungguhan
beribadah. Kedua Thariqat Mahabbah dulakukan untuk mendekatkan diri (ibadah) kepada Allah atas
dasar cinta dan syukur yang mendalam dengan menjalankan ketaatan ibadah tanpa memikirkan
pahala.
- Hakekat, Hakikat merupakan metode mendekatkan diri kepada Allah dengan tersingkapnya (terbuka)
hijab-hijab yang menghalangi penjelajahan ke puncak tujuan, yaitu kedekatan cinta mahabbah
kepada-Nya. Kedekatan ini ditempuh melalui pengembaraan batin sehingga seseorang mengerti dan
menyadari sepenuhnya hakekat dirinya selaku hamba Allah di depan al-Kholik.
- Makrifat, merupakan derajat peribadatan tertinggi dimana para suluk atau seorang salik bukan hanya
mengharapkan ampunan dan ridha Allah tetapi berada di maqam tertinggi di sisi Allah (untuk dicintai
dan mencintai-Nya).

Amalan bagi muarifin sudah berada dalam maqom ikhlas sepenuhnya karena Allah, ia sudah tidak punya
keinginan selain keinginan-Nya, tidak punya permohonan selain segalanya sebagai permohonan, tidak
punya doa selain segalanya sebagai doa. Manifestasi dari derajat keimanan pada maqam makrifat membawa
konsekwensi pada kesadaran berakhlak yang tinggi juga derajatnya

Anda mungkin juga menyukai