Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“SIMULASI PERHITUNGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DAN


KEBUTUHAN TENAGA DENGAN FORMULA DEPARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2002”

OLEH:
KELOMPOK I
Indah Permata Astrielly 1611316001
Gusra Fivti Sigit 1611316002
Sri Hana Windi Wulan 1611316003
Gentri Mailia 1611316004
Dewi Anita 1611316005
Fitri Yanti 1611316006
Imelda Indriani 1611316007
Erlinda Citra Dewi 1611316008
Defrita 1611316009
Mitha Angelia Mayestika 1611316010
Azi Serandi 1611316011
Kuntum Khairani 1611316012

Dosen Pembimbing:Ns. Dewi Murni, M.Kep

JURUSAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat merupakan tenaga kerja terbesar di rumah sakit, di mana perawat


memiliki tanggung jawab untuk memonitor pasien setiap hari dan manajemen
pelayanan bagi pasien (Aiken, 2001; Benner, et al., 2002 dalam Hendrich, et
al., 2008). Sebanyak 40-75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan
keperawatan (Gillies, 1994).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan
keperawatan mempunyai peran yang besar dalam pencapaian mutu citra dan
efisiensi pelayanan kesehatan di RS, karena selain merupakan tenaga profesi
yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga profesi yang
memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di sisi pasien, sehingga
pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia menghadapi


tantangan yang semakin komplek. Peningkatan mutu rumah sakit harus
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat, disertai peningkatan efisiensi dan produktivitas di bidang
manajemen, sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit, standart
profesi, dan standar operasional prosedur (Depkes RI, 2005).

Pelayanan di rumah sakit salah satu komponennya adalah di ruang rawatinap


seperti menurut Supranto (2001), arus pelayanan pasien rawat inap dimulai
perawatan (pelayanan tenaga medis, pelayanan tenaga perawat, lingkungan
langsung, penyediaan peralatan medis/non medis, pelayanan makanan/gizi),

2
dilanjutkan pelayanan administrasi dan keuangan, terakhir pelayanan pasien
pulang

Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi,


orientasi,pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan
tenaga keperawatan yang diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip
dalam sistem pengelolaan dan pendayagunaan tenaga keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan perhitungan tingkat
ketergantungan dan kebutuhan tenaga dengan formula Berdasarkan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002)

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami perencanaan kebutuhan tenaga
keperawatan di unit layanan keperawatan
b. Mahasiswa mampu memahami factor yang mempengaruhi
kebutuhan tenaga keperawatan
c. Mahasiswa mampu memahami formula berdasarkan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2002)
d. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan dengan formula Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2002)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan

Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan adalah


proses perhitungan jumlah sumber daya manusia keperawatan berdasarkan tempat
keterampilan, perilaku yang dibutuhkan, dan berapa jumlahnya untuk memberikan
pelayanan keperawatan. Perencanaan perlu dibuat karena hal-hal sebagai berikut.
(Roymond, 2013)

1. Layanan keperawatan harus mengoordinasikan kegiatannya terkait dengan


perlunya system dan struktur organisasi, adanya instrumen, SDM yang sesuai
dengan kebutuhan bagian dan manajemen layanan keperawatan
2. Layanan keperawatan perlu memastikan bahwa masa depan telah
diperhitungkan (mampu bersaing dengan eksis, dapat meramalkan dan
memastikan arah yang akan ditempuh, harus mencegah organisasi menjadi
besar agar tidak sulit dikelola)
3. Layanan keperawatan perlu bertindak rasional (harus ekonomis, dapat
bersaing di masa depan, program apa yang dibutuhkan, pelayanan apa yang
kita kembangkan, berapa tenaga yang dibutuhkan, rumah sakit perlu
mengontrol uncertainty karena perlu perencanaan yang baik dan penuh kehati-
hatian).

4
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan antara lain. (Roymond,


2013)

1. Faktor klien
Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan. Tipe klien sesuai
dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik, jumlah klien dan
fluktuasi, keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi klien dan keluarganya.
2. Faktor tenaga
Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan pengaturan dinas,
peran, fungsi dan tanggung jawab perawat, tingkat pendidikan dan pelayanan
keperawatan
3. Faktor lingkungan
Tipe dan lokasi rumah sakit, lay out ruang keperawatan, fasilitas dan jenis
pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan, pelayanan penunjang dari
bagian lain.
4. Faktor Organisasi
Mutu pelayanan dan kebijakan pembinaan

C. Formula Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002)

Secara garis besar, formula ini dikelompokan dalam rawat inap dewasa, rawat inap
anak/perinatal, rawat inap intensif, gawat darurat, kamar bersalin, kamar operasi,
rawat jalan. Berdasarkan perhitungan ini, tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
kategori ruang rawat inap adalah seperti dalam table berikut.(Roymond, 2013)

Jenis/ Kategori Rata-rata jam perawatan/pasien/hari


Pasien penyakit dalam 3,5 jam
Pasien bedah 4 jam
Pasien gawat 10 jam
Pasien anak 4,5 jam

5
Pasien kebidanan 2,5 jam

Kebutuhan tenaga perawat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui berapa jumlah perawat yang dibutuhkan adalah dengan


menghitung jumlah total jam perawatan seluruh pasien kemudian dibagi
dengan jam kerja efektif/sif (7 jam/sif).

Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari


jam efektif perawat

2. Selanjutnya antisipasi ketidakhadiran perawat karena adanya waktu/hari yang


tidak efektif, yang dijadikan sebagai factor koreksi dengan cara jumlah hari
minggu dalam satu tahun (52 hari) ditambah hari cuti dalam satu tahun (12
hari) ditambah libur hari besar dalam satu tahun (14 hari), dibagi dengan
jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun (286 hari)

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga

Jumlah hari kerja efektif/th

3. Selain memberikan asuhan keperawatan, perawat juga membutuhkan waktu


untuk tugas-tugas lain nonkeperawatan. Untuk menentukan jumlah tenaga
dalam melaksanakan tugas nonkeperawatan ini ditentukan dengan cara,
jumlah tenaga perawat + factor koreksi x 25%.

Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + loss day )x 25%

6
4. Dengan demikian, total kebutuhan perawat adalah jumlah tenaga perawat +
factor koreksi + tugas nonkeperawatan

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi(loss day +tugas non kep.)

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kondisi Pasien Di Tim A, Ruang Interne Wanita

KLASIFIKASI NAMA PASIEN


NO DAN Ny. A Ny. B Ny. C Ny. D Ny. E Ny. F
KRITERIA Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 MINIMAL
CARE
1. Klien bisa √ √
mandiri /
hampir tidak
memerlukan
bantuan
a. Mampu naik √ √
turun tempat
tidur sendiri
b. Mampu √ √
berjalan sendiri
c. Mampu makan √ √
dan minum
sendiri
d. Mampu mandi √ √
sendiri/mandi
sebagian
dengan
bantuan
e. Mampu √ √

8
membersihkan
mulut/menyika
t gigi sendiri
f. Mampu √ √
berpakaian dan
berdandan
dengan sedikit
bantuan
g. Mampu BAB √ √
dan BAK
dengan sedikit
bantuan
2 PARTIAL CARE
1. Klien √ √
memerlukan
bantuan
perawat
sebagian
a. Membutuhkan √ √
satu orang
untuk naik
turun tempat
tidur
b. Membutuhkan √ √
bantuan untuk
ambulasi
c. Membutuhkan √ √
bantuan dalam
menyiapkan
bantuan

9
d. Membutuhkan √ √
bantuan untuk
makan /
disuapi
e. Membutuhkan √ √
bantuan untuk
kebersihan
mulut
f. Membutuhkan √ √
bantuan untuk
berpakaian dan
berdandan
g. Membutuhkan √ √
bantuan untuk
BAB dan BAK
di tempat
tidur / kamar
mandi
2. Post op minor
3. Melewati fase
akut dari post
op mayor
4. Fase awal dari
penyembuhan
3 TOTAL CARE
1. Klien √ √
memerlukan
bantuan
perawat
sepenuhnya

10
dan
memerlukan
waktu
perawatan
yang lebih
lama
a. Membutuhkan √ √
2 orang atau
lebih untuk
mobilisasi di
tempat tidur ke
kursi roda
b. Membutuhkan √ √
latihan fisik
c. Kebutuhan √ √
nutrisi dan
cairan dipenuhi
melalui terapi
NGT/I
d. Membutuhkan √ √
bantuan penuh
dalam
berpakaian dan
berdandan
e. Membutuhkan √ √
bantuan penuh
untuk
kebersihan
mulut
f. Dimandikan √ √

11
perawat
g. Dalam keadaan √ √
inkontinensia,
menggunakan
kateter
2. 24 jam post
op mayor
3. Pasien tidak √
sadar
4. Keadaan
pasien tidak
stabil
5. Observasi √
TTV per
kurang dari 1
jam
6. Perawatan
luka bakar
7. Perawatan
kolostomi
8. Menggunakan
alat bantu
pernafasan
9. Menggunakan
WSD
10. Irigasi
kandung
kemih secara
terus menerus
11. Menggunakan

12
traksi
12. Fraktur /
pasca op
tulang
belakang /
leher
KESIMPULAN MC MC PC PC TC TC

13
KONDISI PASIEN DI TIM A
Nama pasien Ny. A Ny. B Ny. C
Umur 42 tahun 25 tahun 30 tahun
No RM 16.20.22 17.21.21 17.20.22
Hari rawatan 5 hari 4 hari 6 hari
Tingkat Minimal care Minimal care Partial care
ketergantungan
DM Tipe II tidak Rheumatoid arthritis Hepatitis
Diagnosa medis
terkontrol
Diagnosa Ketidakseimbangan Nyeri Intoleransi aktivitas
keperawatan kadar gula darah

 Injeksi insulin 3 x 8  Allopurinol 3 x  Curcuma 3 x 1 tab


IU SC 100 mg (PO) (PO)
 Diet DM  PCT 3 x 500 mg  Sistenol k/p bila
(PO) demam
Terapi
 Diet  Diet rendah lemak
rendah protein
 IVFD Comafusin
hepar 8 jam / kolf

 Beri penkes  Beri penkes  Bedrest


 Pantau kadar gula  Atur diet  Pemeriksaan enzim
RTL
darah 3 x sehari  Kompres hangat hati SGOT / SGPT
pada yang bengkak  Cek darah lengkap
/ sakit

14
KONDISI PASIEN DI TIM A
Nama pasien Ny. D Ny. E Ny. F
Umur 18 tahun 50 tahun 32 tahun
No RM 17.20.23 17.20.24 17.20.25
Hari rawatan 2 hari 7 hari 10 hari
Tingkat Partial care Total care Total care
ketergantungan
Diagnosa medis DHF Grade II CKD Stage V IO + penurunan kesadaran
Diagnosa Kekurangan Gangguan Ketidakseimbangan nutrisi
keperawatan volume cairan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan
dan elektrolit tubuh
 IVFD RL 6  Lasix injeksi 3 x 1  Meropenem 3 x 1 gr IV
jam / kolf ampul IV  Candistatin drop 3 x 1
 PCT 3 x 500  Amlodipin 1 x 10 tetes
mg (PO) mg (PO)  Domperidon 3 x 1 tab
Terapi
 Diet makanan  Koreksi NaCl 3 % (PO)
lunak 12 jam / kolf  D 10 % : RL = 2 : 1 8
 IVFD eas primer jam / kolf
250 cc / 24 jam

RTL  Monitor cairan  Perhatikan / hitung  Kewaspadaan universal


intake dan balance cairan  Perhatikan nutrisi
output ( intake output )  Monitor kesadaran
 Monitor TTV  Atur posisi semi  Monitor TTV
 Beri kompres fowler
hangat bila  Monitor TTV
demam  Beri terapi sesuai
order dokter
 Diet rendah garam

15
16
B. Kondisi Pasien Di Tim B, Ruang Interne Wanita

KLASIFIKASI NAMA PASIEN


NO DAN Ny. G Ny. H Ny. I Ny. J Nn. K Nn. L
KRITERIA Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 MINIMAL
CARE
1. Klien bisa √ √
mandiri /
hampir tidak
memerlukan
bantuan
a. Mampu naik √ √
turun tempat
tidur sendiri
b. Mampu √ √
berjalan sendiri
c. Mampu makan √ √
dan minum
sendiri
d. Mampu mandi √ √
sendiri/mandi
sebagian
dengan
bantuan
e. Mampu √ √
membersihkan
mulut/menyika
t gigi sendiri
f. Mampu √ √

17
berpakaian dan
berdandan
dengan sedikit
bantuan
g. Mampu BAB √ √
dan BAK
dengan sedikit
bantuan
2 PARTIAL CARE
1. Klien √ √ √
memerlukan
bantuan
perawat
sebagian
a. Membutuhkan √ √ √
satu orang
untuk naik
turun tempat
tidur
b. Membutuhkan √ √ √
bantuan untuk
ambulasi
c. Membutuhkan √ √ √
bantuan dalam
menyiapkan
bantuan
d. Membutuhkan √ √ √
bantuan untuk
makan /
disuapi

18
e. Membutuhkan √ √ √
bantuan untuk
kebersihan
mulut
f. Membutuhkan √ √ √
bantuan untuk
berpakaian dan
berdandan
g. Membutuhkan √ √ √
bantuan untuk
BAB dan BAK
di tempat
tidur / kamar
mandi
2. Post op minor
3. Melewati fase
akut dari post
op mayor
4. Fase awal dari √
penyembuhan
3 TOTAL CARE
1. Klien √
memerlukan
bantuan
perawat
sepenuhnya
dan
memerlukan
waktu
perawatan

19
yang lebih
lama
a. Membutuhkan √
2 orang atau
lebih untuk
mobilisasi di
tempat tidur ke
kursi roda
b. Membutuhkan √
latihan fisik
c. Kebutuhan √
nutrisi dan
cairan dipenuhi
melalui terapi
NGT/I
d. Membutuhkan √
bantuan penuh
dalam
berpakaian dan
berdandan
e. Membutuhkan √
bantuan penuh
untuk
kebersihan
mulut
f. Dimandikan √
perawat
g. Dalam keadaan √
inkontinensia,
menggunakan

20
kateter
2. 24 jam post
op mayor
3. Pasien tidak
sadar
4. Keadaan √
pasien tidak
stabil
5. Observasi
TTV per
kurang dari 1
jam
6. Perawatan
luka bakar
7. Perawatan
kolostomi
8. Menggunakan
alat bantu
pernafasan
9. Menggunakan
WSD
10. Irigasi
kandung
kemih secara
terus menerus
11. Menggunakan
traksi
12. Fraktur /
pasca op
tulang

21
belakang /
leher
KESIMPULAN MC PC PC TC MC PC

22
KONDISI PASIEN DI TIM B
Nama pasien Ny. G Ny. H Ny. I
Umur 30 tahun 50 tahun 52 tahun
No RM 17.05.01 17.06.15 17.05.04
Hari rawatan 4 hari 6 hari 3 hari
Tingkat Minimal care Partial care Partial care
ketergantungan
DHF Gr II Hematemesis melena DM Type II tidak
Diagnosa medis dalam perbaikan terkontrol + ulkus
diabetikum
Diagnosa Hipertermi b. d proses Kekurangan volume Kerusakan integritas
keperawatan infeksi virus dengue cairan b. d perdarahan jaringan b.d faktor
mekanik
 IVFD RL 6 jam /  IVFD NaCl 0,9 %  Injeksi insulin 3 x
kolf 6 jam / kolf 8 IU SC
 PCT 3 x 500 mg  Transfusi PRC bila  Diet DM
Terapi
(PO) Hb < 10 gr%  Ganti balutan 2 x
 Diet makanan lunak  Injeksi Vitamin K sehari
3x1 IV  Injeksi cefotaxime
3x 1 gr IV
 Monitor cairan  Monitor tanda –  Beri penkes
intake dan output tanda syok  Pantau kadar gula
 Monitor TTV hipovolemik  Ganti balutan
RTL  Beri kompres  Anjurkan intake
hangat bila demam output adekuat
 Pantau nilai-nilai
hemodinamik

23
24
KONDISI PASIEN DI TIM B
Nama pasien Ny. J Nn. K Nn. L
Umur 55 tahun 20 tahun 24 tahun
No RM 17.05.07 17.06.01 17.05.15
Hari rawatan 2 hari 2 hari 3 hari
Tingkat Total care Minimal care Partial care
ketergantungan
CHF Fc IV GEA dengan Thypoid
Diagnosa medis
dehidrasi ringan
Diagnosa Penurunan curah Kurang volume cairan Hipertermi b.d proses
keperawatan jantung b.d perubahan dan elektrolit infeksi samnonella
kontraktilitas thypi
 O2 binasal 4 l/i  IVFD NaCl 0,9 %  IVFD RL 8 jam /
 Injeksi lasix 3 x 1 8 jam / kolf kolf
ampul IV  Kotrimoxazole 2 x  PCT 3 x 500 mg
Terapi
 IVFD RL 12 jam / 1 tab (PO) (PO)
kolf  Ciprofloxaxin 2 x 1
gr IV
 Diet TKTP
 Monitor TTV  Monitor intake dan  Monitor TTV
 Monitor balance output  Monitor WBC, Hb,
RTL
cairan  Monitor TTV dan Hct
 Diet rendah garam  Monitor intake dan
 Tirah baring output

25
C. Perencanaan Kepala Ruangan Perhitungan Kebutuhan Tenaga

Hari / Tanggal : Senin, 8 Mei 2017


1. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan bersama katim secara keseluruhan :
Jumlah pasien 12 orang
Tingkat ketergantungan :
Minimal care : 4 orang
Partial care : 5 orang
Total care : 3 orang
2. Tingkat ketergantungan di masing – masing tim :
a. Tim A (pagi)
Jumlah pasien : 6 orang
Tingkat ketergantungan
Minimal care : 2 orang
Partial care : 2 orang
Total care : 2 orang
b. Tim B (pagi)
Jumlah pasien : 6 orang
Tingkat ketergantungan
Minimal care : 3 orang
Partial care : 2 orang
Total care : 1 orang
3. Menghitung jumlah tenaga keperawatan menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2002)
a) Menghitung jumlah total jam perawatan seluruh pasien kemudian dibagi
dengan jam kerja efektif / sif ( 7 jam / sif )
Jumlah pasien adalah 12 orang
Pasien penyakit dalam, rata – rata jam perawatan / pasien / hari adalah 3, 5
jam

26
12 x 3,5 : 7 = 6 orang

b) Antisipasi ketidakhadiran perawat karena adanya waktu / hari yang tidak


efektif yang akan dijadikan sebagai faktor koreksi
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun = 52 hari
Jumlah hari cuti dalam 1 tahun = 12 hari
Jumlah hari besar dalam 1 tahun = 14 hari
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 286 hari

52 + 12 + 14 : 286 x 6 = 1 , 63 orang

c) Menentukan jumlah tenaga dalam melaksanakan tugas non keperawatan


Dengan cara jumlah tenaga perawat + faktor koreksi x 25 %

6 + 1,63 x 25 % = 1,9 orang

d) Menentukan total kebutuhan perawat


Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi + tugas non keperawatan

6 + 1, 63 + 1,9 = 9, 53 orang

Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 10 orang perawat.

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di unit layanan keperawatan adalah


proses perhitungan jumlah sumber daya manusia keperawatan berdasarkan tempat
keterampilan, perilaku yang dibutuhkan, dan berapa jumlahnya untuk memberikan
pelayanan keperawatan.

Kebutuhan tenaga perawat ditentukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, untuk
mengetahui berapa jumlah perawat yang dibutuhkan adalah dengan menghitung
jumlah total jam perawatan seluruh pasien kemudian dibagi dengan jam kerja
efektif/sif (7 jam/sif). Kedua, Selanjutnya antisipasi ketidakhadiran perawat karena
adanya waktu/hari yang tidak efektif, yang dijadikan sebagai factor koreksi dengan
cara jumlah hari minggu dalam satu tahun (52 hari) ditambah hari cuti dalam satu
tahun (12 hari) ditambah libur hari besar dalam satu tahun (14 hari), dibagi dengan
jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun (286 hari). Ketiga, Selain memberikan
asuhan keperawatan, perawat juga membutuhkan waktu untuk tugas-tugas lain
nonkeperawatan. Untuk menentukan jumlah tenaga dalam melaksanakan tugas
nonkeperawatan ini ditentukan dengan cara, jumlah tenaga perawat + factor koreksi x
25%. Keempat, total kebutuhan perawat adalah jumlah tenaga perawat + factor
koreksi + tugas nonkeperawatan

28
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta:


Depkes RI

Gillies, D.A., 1994. Nursing management: a systems approach. (3rd edition).


Philadelphia: WB Saunders Company.

Simamora, Raymond. H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


EGC

29

Anda mungkin juga menyukai