Anda di halaman 1dari 18

PEMETAAN ISLAM DI ASIA TENGGARA (SINGAPURA

& THAILAND)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: ANDI WILIADI, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Sem. 1/IKM 5
Nadia Angelina Br Tarigan (0801232134)
Kusnur Kholijah (080123213838)
Khadijah Azzahra Lubis (0801232131)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA
2023
PEMETAAN ISLAM DI ASIA TEGGARA (SINGAPURA
& THAILAND)
Disusun Oleh:
Nadia Angelina Br Tarigan (0801232134)
Kusnur Kholizah (0801232138)
Khadijah Azzahra Lubis (0801232131)

ABSTRAK
Sejarah dan peradaban islam di Asia Tenggara dapat kita lihat pada
beberapa negara seperti di Singapura dan Thailand. Perkembangan islam di
Singapura tidak lepas dariproses Islamisasi yang terjadi di Nusantara dan
semenanjung Malasysia. Proses awal Islamisasi ini
terjadi sekitar abad 15, ketika Malaka menjadi pusat penting kekuatan Islam.
Intensitas Islamisasi di Singapura juga terjadi setelah ia berada di bawah koloni
Inggris. Penduduk Muslim Singapura terbagi kepada dua golongan, yaitu Muslim
pribumi dan Muslim-migran. Proses awal Islamisasi ini terjadi sekitar abad 15,
ketika Malaka menjadi pusat penting kekuatan Islam. Sedangkan Thailand
merupakan salah satu Negara di wilayah di Asia Tenggara yang mayoritas
penduduknya beragama Budha tetapi di dalam Thailand terdapat provinsi yang
mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu di Thailand selatan Tepatnya di
Pattani dan beberapa provinsi lainnya. Islam masuk di Thailand dengan cara
perdagangan oleh orang-orang Arab. Buktinya lukisan kuno yang
menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah di Thailand dan juga
keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah.
Thailand dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah.
Meskipun Islam merupakan agama yang minoritaas di Thailand tetapi Islam
mempunyai lembaga yang berpengaruh di Thailand yaitu Patani United Liberation
Organization (PULO).

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A. KATA PENGANTAR.....................................................................................4
B. LATAR BELAKANG.....................................................................................4
C. RUMUSAN MASALAH.................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. PEMETAAN ISLAM DI SINGAPURA.........................................................6
1. Islam Pada Awal Sejarah Singapura.............................................................7
2. Posisi Muslim di Singapura..........................................................................9
3. Masuknya Ajaran Islam Ke Singapura.......................................................10
4. Perkembangan Islam di Singapura.............................................................12
5. Tokoh-tokoh Ulama di Singapura:.............................................................13
B. PEMETAAN ISLAM DI THAILAND.........................................................14
1. Jalur Masuk Islam di Negara Thailand......................................................14
2. Akar Sejarah Minoritas Muslim di Thailand..............................................15
3. Perkembangan Islam di Thailand...............................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. KESIMPULAN.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan kita nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Pemetaan islam di Asia Tenggara (Singapura &
Thailand) ".Sholawat berangkaikan salam marilah sama-sama kita curahkan
kepada pemimpin seluruh alam, nabi kita Muhammad SAW, Semoga di yaumil
akhir kelak kita akan mendapatkan syafaat nya.

Dan terima kasih atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami sebagai penyusun mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak ANDI WILIADI, M.Pd.I Mata kuliah : Sejarah
Peradapan Islam

Karena telah memberikan materi yang akan kami pelajari, dan semoga
materi ini dapat membantu para pembaca lainnya untuk mendapatkan informasi
lebih mengenai sejarah peradaban islam. Kami sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca terutama
dari bapak dosen untuk membantu menyempurnakan isi makalah ini.

B. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin hari
makin pesat dan tujuannya untuk memudahkan manusia dalam segala hal. Sejarah
sangat penting bagi kehidupan manusia. Tidak banyak yang tahu perkembangan
Islam di Asia Tenggara khusunya di Negara Thailand dan Singapura.
Perkembangan Islam di Negara sendiripun kadang banyak dari kita belum

mengetahuinya. Perkembangan Islam ke kota-kota besar cukup membawa

4
pengaruh besar bagi negara-negara lain yang menerima Islam dengan kehendak
mereka.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Islam Pada Awal Sejarah Singapura?
2. Bagaimana Posisi Muslim di Singapura?
3. Bagaimana Keadaan Ekonomi Muslim di Singapura?
4. Bagaimana Keadaan Sosial di Singapura?
5. Bagaimana Cara Masuknya Ajaran Islam di Singapura?
6. Bagaimana Perkembangan Ajaran Islam di Singapura?
7. Bagaimana Jalur Masuk Islam di Thailand?
8. Bagaimana Akar Sejarah Minoritas Muslim di Thailand?
9. Bagaimana Perkembangan Islam di Thailand?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMETAAN ISLAM DI SINGAPURA

Republik Singapura adalah sebuah negara kota di Asia Tenggara yang


terletak di penghujung Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Johor
(Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia). Republik Singapura terletak 137
kilometer dari Khatulistiwa. Penduduknya terdiri dari berbagai ras dan penganut
berbagai macam agama. Penduduknya berjumlah 4.839.000 jiwa. Mayoritas
penduduk Singapura, yaitu 74.1% persen adalah China, dengan minoritas suku
Melayu, yaitu 13.4 % dari seluruh jumlah penduduk. Berikutnya disusul oleh
India 9,2%, Pakistan, Arab, dan lain-lain berjumlah 3.3.%. Muslim hanya
berjumlah lebih kurang 15% dari seluruh jumlah penduduk, yang mana sekitar
13.4% di antara yang memeluk Islam itu adalah etnis Melayu, dan lainnya berasal
dari Pakistan, India, dan Arab. Sisanya terdiri dari 61% penganut Budha, Taoism,
dan Confusionism (Kong Hu Cu); 14,6% Kristen; 4% Hindu, dan lain-lain
Sebagian besar etnis Melayu menganut mazhab Sunni. Muslim yang berasal dari
Timur Tengah dan Afrika menganut mazhab Maliki, Muslim India dan Turki
menganut mazhab Hanafi, sementara Muslim Saudi Arabia menganut mazhab
Hambali. Dikelilingi oleh negara Muslim terbesar, Malaysia dan Indonesia,

6
Singapura selalu sensitif dalam mengelola hubungan etnis dan agamanya.
Pemerintah memperlihatkan reputasi yang sangat baik dalam memerintah.
Singapura adalah sebuah masyarakat yang kaya, yang berfungsi sebagai
transportasi utama dan offshore-finance hub bagi Asia Tenggara. Dalam
sejarahnya, Singapura pernah menjadi satu di antara pusat Islam paling penting di
Asia Tenggara.
Hal itu disebabkan oleh keunggulannya sebagai pintu masuk bagi
perdagangan internasional antara Eropa, Timur Tengah, Australia, dan Timur
Jauh. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan, posisinya yang strategis
juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah
Islam, baik pada masa kesultanan Malaka (sebelum kedatangan kolonial Eropa),
masa kolonial, sampai pada awal abad ke-20. Karena itu, jelaslah bahwa
Singapura mempunyai peranan penting dalam penyebaran. Islam di Asia
Tenggara. Peran penting tersebut perlahanlahan berakhir ketika kekuasaan
kolonial semakin kokoh, dan terus berlanjut ketika pada akhirnya Singapura
memisahkan diri dari negara federasi Malaysia dan menjadi negara republik yang
merdeka pada tahun 1965; umat Islam menjadi minoritas, selanjutnya komunitas
Muslim yang sebagian besar adalah bangsa Melayu menempati posisi kelas dua di
bawah etnis Cina. Berikut ini akan diuraikan perkembangan Islam dalam berbagai
fase sejarah Singapura.

1. Islam Pada Awal Sejarah Singapura


Sejauh informasi yang didapat, Singapura telah dihuni pada masa pra sejarah.
Pada tahun 1100-an Singapura telah dijadikan kota pelabuhan, dan pada tahun
1200-1300 pelabuhan Singapura telah menjadi pusat perdagangan. Sebelum
bernama Singapura, wilayah tersebut lebih dikenal dengan nama ‘Tumasik’ atau
‘Temasek’ yang berarti ‘kota pantai’. Menurut Sejarahnya, nama Singapura baru
diperkenalkan oleh Sang Nila Utama yang bergelar Sri Tan Buana yang sedang
berlayar dan terdampar di Tumasik. ‘Singapura’. Istilah tersebut diambil dari
bahasa Sansakerta: Singa, berarti singa binatang buas, dan pura berarti kota.

7
Dengan demikian, Singapura berarti kota Singa. Pada akhir abad ke-14 wilayah
Singapura menjadi wilayah bagian kekuasaan Malaka. Hal ini berawal ketika
Singapura dikuasai oleh Raja Parameswara. Penguasa baru Tumasik ini di
kemudian hari diserang oleh armada Majapahit, dan terdesak ke Malaka. Di
wilayah yang disebut terakhir inilah Parameswara membangun kerajaan Malaka,
dan banyak berhubungan dan bergaul dengan para pedagang Muslim, khususnya
yang datang dari kota di Sumatera yang beragama Islam. Hal ini pada gilirannya
membuat Parameswara memeluk agama Islam, dan bergelar Sultan Iskandar Shah.

Demikian juga dengan para penggantinya, juga memeluk agama Islam.


Pada saat itu Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan yang penting di
kawasan ini, bahkan dapat disebut sebagai pusat perdagangan di Asia. Di kota ini
bertemu para pedagang dari tanah Arab, Gujarat, Parsi, Benggali, Pegu, Siam,
negeri Cina pada satu pihak, dan pedagang dari Sumatera, Jawa, Maluku dan
kepulauan kecil lainnya pada pihak lain. Oleh karenanya Malaka saat itu selain
berfungsi sebagai pusat perdagangan, juga berfungsi sebagai pusat penyebaran
Islam di Asia Tenggara. Sehingga dapat dikatakan, melalui Malaka ekspansi dan
penyebaran Islam di Asia Tenggara mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Sejak abad ke-15, pedagang Muslim menjadi unsur penting dalam perniagaan
wilayah Timur, tidak terkecuali Singapura. Beberapa di antara para pedagang ada
yang menetap, dan menjalin hubungan perkawinan dengan penduduk setempat.
Lama kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri. Para pedagang ini
tidak jarang merangkap menjadi guru agama dan imam. Dalam komunitas Muslim
ini juga sudah terdapat sistem pendidikan agama yang bersifat tradisional.
Pada umumnya mereka belajar agama di rumah-rumah, yang kemudian
dilanjutkan di surau-surau dan mesjid. Pada tahun 1800-an kampung Glam dan
kawasan Rocor menjadi pusat pendidikan tradisional. Dalam hal ini guru-guru dan
imam mereka sangat berpengaruh, terutama dalam mempraktekkan agama dan
upacara-upacara sosial keagamaan. Dengan demikian, guru-guru dan imam sangat
penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada masyarakat

8
Muslim Singapura. Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara lainnya,
Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi’i dan berfaham
teologi Asy’ariyah.

2. Posisi Muslim di Singapura


1.1 Ekonomi
Dibanding dengan Negara-negara minoritas muslim lainnya di kawasan
Asia-Tenggara, Singapura merupakan sebuah Negara yang relatif kaya.
Hal ini secara teoritis tentunya berdampak pula pada kondisi umat Islamnya.
Sejarah Melayu Singapura menunjukkan pada awalnya kondisi ekonomi
masyarakat Melayu-Muslim sangat berbeda dengan kondisi hari ini. Mereka
bekerja pada sektor-sektor strategis dan 70% bekerja dikawasan kota, hanya 30%
saja yang bekerja di kawasan kampung. Hal ini sebagai bukti bahwa sejak awal
orang Melayu-muslim telah menjadi etnis yang memiliki tingkat ekonomi yang
memuaskan. Dengan demikian, orang Melayu identik dengan nuansa hidup kota.
Kondisi ini amat berbeda yang terjadi saat ini. Secara umum tingkat
perekonomian Melayu-muslim berada jauh di bawah etnis lain. Bahkan, mereka
selalu disebutkan kelompok marjinal secara ekonomi. Ini disebabkan arus imigran
Cina terus meningkat dan leluasa memasuki kawasan Singapura.

1.2 Keadaan Sosial Singapura


Singapura merupakan salah satu Negara yang paling padat di dunia. Lahan
untuk pemukiman sudah sangat sempit. Delapan puluh lima persen (85%)
penduduk Singapura tinggal di rumah susun (apartemen). Mayoritas penduduk
Singapura adalah suku Cina (76,8%). Sementara penduduk aslinya adalah
Melayu. Lainnya adalah India (7,9%). Bahasa-bahasa yang digunakan adalah
Inggris, Melayu, Cina (Mandarin), dan Tamil. Bahasa Melayu juga merupakan
bahasa kebangsaan tetapi lebih bersifat simbolis. Digunakan untuk menyanyikan
lagu kebangsaan. Penggunaan bahasa kebangsaan hanya terbatas kepada kaum
Melayu saja. Hanya sedikit etnis Cina dan India yang fasih dalam bahasa Melayu.

Suku Bangsa : Cina, Melayu, India, Pakistan Jumlah Penduduk : 4,198 juta (tahun

9
2004) Bahasa : Inggris(resmi), Melayu, Cina, Tamil Agama : Buddha, Kristen,
Islam, Tao, dan Hindu.

3. Masuknya Ajaran Islam Ke Singapura


Pada awal abad pertengahan sampai abad ke 19, penduduk Islam
bertambah banyak, hal ini tidak terlepas dari peran seorang mubaligh sufi
Hadramaut di Yaman dan dari bagian-bagian selatan India dan cina yang
berdagang ke Singapura. Pada saat itu Singapura terkenal sebagai tempat yang
maju yang di singgahi banyak kapal dari berbagai bangsa-bangsa lain yang
menjadikannya tempat perdagangan. Kemudian pada saat yang bersamaan, Islam
pun tumbuh dan berkembang yang di tandai dengan bergolaknya berbagai
kegiatan. Pusat kegiatan Islam lebih kurang 80% di mesjid-mesjid yang ada di
sana. 1 Juli 1968 di bentuklah MUIS (Majlis Ulama Islam Simgapura) yang
mampunyai tanggung jawab besar atas aktivitas ke Agamaan, kesehatan,
kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, masyakat dan sejarah kebudayaan Islam.
Islam di Singapura disyarkan oleh para ulama dari berbagai bangsa
belahan Asia Tenggara dan benua kecil India yang berdagang ke sana. Seperti
Syaikh Ahmad Haminuddun (Minamgkabau), Syaikh Tuanku Mudo (Aceh),
syaikh Ahmad Hminudin, Syaikh Syed Usman bin Yahya bin Akil (mufti
Betawi), Syaikh Habib Ali Habsi (Kwitang, Jakarta), Syaikh Anwar Sribandung
(Palembang), syaikh Muhammad Jamil Jaho (Padang Panjang) dan lain-lain.
Masuknya Islam di Singapura boleh di katakan tidak ada hambatan, walaupun
ada, itu mugkin hanya bagian kecilnya, baik dari segi politik dan birokrasi.
muslim di Singapura mencapai lebih kurang 15% dari jumlah penduduk yaitu,
lebih kurang 476.000 orang Islam. Orang-orang yang berdagang kesana mareka
menetap dan bahkan menikahi wanita-wanita yang ada di sana, sehingga terjadilah
sebuah keluarga yang berkembang makin waktu kewaktu terus berkembang. Ada
juga dari para pedagang Arab yang membawa istri dan anak-anaknya tinggal
bermukim di sana. Bagi yang belum membawa keluarga setelah dapat ongkos
mereka baru membawa keluarganya. Mereka terus menjadi orang Arab-Melayu
dan “Jawi Peranakan “ yang keturunan India Melayu yang tersendiri. Orang Arab

10
yang berdagang ke sana memamfaatkan keuntungngan mereka dengan berbuat
amal kebaikan, membangun masjid, membantu houspital, serta menganjurkan
pertemuan pada tanggal penting Islam. Sebagai keuntungan yang di peroleh orang
Arab melalui bayaran pelaksanaan haji. Ketika bangsa Indonesia di jajah, banyak
dari masyarakat Indonesia yang pergi haji melalui Singapura. Persinggahan orang
Islam yang pergi haji ini sering kali agak lama. Banyak sebagian dari mereka
bekerja baru pulang ke Indonesia dan ada juga yang menetap di sana. Kehadian
orang Arab dan proses pelaksanaan jamah haji meningkatkan keharuman neregi
Singapura sebagai pusat kegiatan Islam. Dalam bukunya, Origins Of Malay
Nationalisme, seorang ahli sejarah William Roff mengatakan bahwa: Para
penuntut ilmu agama Islam dari seluruh kepulauan yang ingin melanjutkan
pelajaran dalam bidang hukum dan asas, telah pergi ke Mekah atau negeri selat,
maka ramailah ramailah para pelajar muda datang ke Singapura, berguru dengan
sarjanasarjan Islam yang terlatih dari Timur Tengah. Banyak buku-buku di
terbitkan dan karya-karya agama pada akhir abad ke 19, ini juga meningkatkan
kedudukan Islam sebagai pusat Islam dan kesastraan. Masyarakat Jawi Peranakan
mengusai pasaran penerbitan dan mereka adalah golongan terdidik.

11
4. Perkembangan Islam di Singapura
Pada tahun 1940-1950 orang Islam boleh kawin dan bercerai dengan
mudah melalui beberapa kodi yang bergerak dari satu tepat ke tempat yang lain.
Ketidak teraturan ini di pergunakan dengan salah guna. Ada kodi yang kurang
teliti dalam segi taraf perkawinan dengan hasrat wali mereka yang sah. Perceraian
juga diperbolehkan dengan senang. Dalam hal ini imam-imam atau guru-guru
sangat berpengaruh terutama dalam praktek agama, realitas upacara-upacara sosial
ke agamaan dengan berbagai macam Negara yang datang ke Singapura membawa
banyak agama dan kepercayaan. Namun pemerintah dalam hal ini bersifat netral,
untuk meyakinkan kaum muslimin bahwa pemerintah memegang prinsip
kebebasan dalam beragama dan melindungi keyakinan mereka, maka MUIS
(Majelis Ulama Islam Singapura) didirikan di bawah perundang-undangan dan
ketentuan AMLA (Administration Of Muslim Law Act OF 1966).
MUIS bertanggung jawab dalam mengatur administrasi hukum Islam di
Singapura, termasuk mengumpulkan zakat mal, pengaturan perjanjian haji,
setipikasi halal, aktifitas dakwah, mengorganisasi sekolahsekolah agama,
mengorganisa pembangunan masjid dan manajerialnya, pemberian bantuan
biayasiswapelajar muslim, bertugas mengeluarkan patwa agama. Keta dan MUIS
di angkat dan di berhentikan oleh Presiden, melalui usulan dari kelompok
muslim.10 Dalam bidang pendidikan Singapura menganut sistem pendidikan
Islam modern dari awal hingga sekarang merujuk pada system Mesir dan barat
seperti madrasah, sekolah arab atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok
pesantren.

Ada 4 madrasah terbesar di Singapura yaitu:


1.Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif al-Syaid
Umar bin Ali Aljuneid dari palembang.
2. Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1940-an gurunya dari lulusan Al-
Azhar Mesir.
3. Madrasah Wak Tajung Al-Islamiyah, didirikan tahun 1955 M.

12
4. Madrasah Al-Sagoff, didirikan pada tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed
Muhammad bin Syed al-Sagoff.
Ada juga pengembangan dalam masyarakatnya, di antara badan-badan
yang menyediakan berbagai pelayanan MENDAKI (Majelis Perkembangan
Masyaraka Islam Singapura), muncul sebagai organisasi utama, dengan berbagai
kegiatan yang menyeluruh, dan pendidikan kepada ekonomi. MENDAKI
menerima dukungan dan bantuan keuangan dari pemerintah. Badan ini di
tumbuhkan pada tahun 1981 atas usaha ahli-ahli parlemen Melayu-Islam untuk
mengatasi kemerosotan orang Melayu, seperti yang di perliatkan pada tahun 1980.
Mereka menyokong MENDAKI agar meluaskan kegiatan serta menyususn
semula rancangan-rancangannya dengaan menawarkan lebih banyak program
pedidikan. Sebagian keberhasilan orang Melayu-Islam dalam pendidikan adalah di
sebabkan oleh Mendaki.

5. Tokoh-tokoh Ulama di Singapura:


a. Syaid Abu Bakar bin Taha As-Saqqaf
b. Syaid Abdullah bin Syekh bin Muhammad Balfaqi
c. Sayyid Abdullah bin Alwi al-Eydrus
d. Syeikh M. Bin Abdullah As-Suheimi
e. Tuan Gun Wan Abdullah
f. Kiyai Venos bin Abdullah Ahmad

13
B. PEMETAAN ISLAM DI THAILAND

1. Jalur Masuk Islam di Negara Thailand

Agama Islam datang di Thailand pada abad 10 M, dibawa oleh pedagang-


pedagang Arab dan Hindustan. Umat Islam Thailand bertempat tinggal di
Bangkok Noi (Bangkok kecil) dengan izin raja, karena mereka tidak suka hidup
bersama penduduk asli yang masih memelihara babi. Bangsa Thailand menyebut
umat Islam Khek Islam. Di Bangkok Noi, umat Islam mendirikan masjid agung
yang pertama kali di Thailand. Pengikut umat Islam pada umumnya keturunan
dari saudagar-saudagar Arab dan Hindustan dalam perkawinannya dengan putri
penduduk asli Thailand. Anak keturunan mereka pada akhirnya sebagai penerus
perjuangan agama Islam di Thailand.

Ketika Thailand diserbu Birma di bawah pimpinan raja Alaung Phya dan berhasil
menduduki kota Ayuthaya, umat Islam Thailand ikut membantu Phya Thaksin
berhasil mengusirnya. Kemudian ia membangun kota Islam, Phiya Thaksin
membari kebebasan umat Islam menyebarkan agama Islam dan bebas datang ke
Thailand.

Pengembangan Islam dilakukan juga oleh tawanan-tawanan dari samudera pasai


ketika raja Zainal Abidin di boyong oleh kerajaan Siam/Thailand. Selama
tawanan samudera pasai di Thailand, mereka menyebarkan agama Islam kepada
penduduk Thailand. Pelarian tentara Hasanudin Makasar akibat kekalahannya
menghadapi Belanda, ikut aktif juga menyebarkan agama Islam di Thailand.
Penduduk Samsam bertempat tinggal di Thailand yang berdekatan dengan Malaya

14
sudah masuk Islam, karena pengaruh dari Malaya. Dengan demikian,
pengembangan agama Islam di Thailand bertambah maju

2. Akar Sejarah Minoritas Muslim di Thailand


Minoritas Muslim di Thailand (Muangthai) tinggal di empat propinsi
bagian selatan: Pattani, Yala, Satun dan Narathiwat, juga termasuk sebagian dari
Propinsi Songkhla. Songkhla terletak di wilayah selatan Thailand, songkhla
merupakan provinsi terbesar ketiga. Seluruh Propinsi ini dulunya termasuk
wilayah kesultanan Patani. Kapan tepatnya kerajaan Patani beralih ke agama
Islam, hingga kini belum diketahui dengan pasti. Namun proses islamisasi di
kalangan penduduknya secara lebih intensif terjadi pada abad ke-12 hingga ke-15.
Syekh Said dari Kampong Pasai memainkan peranan yang sangat menentukan
bagi proses islamisasi kerajaan Patani yang berikutnya berubah menjadi
kesultanan. Dengan berdirinya kesultanan Patani, wilayah ini kemudian tidak
hanya meneguhkan diri sebagai pusat kekuasaan politik dan dunia dagang, namun
juga menjadi tempat persemaian wacana agama dan intelektual.

3. Perkembangan Islam di Thailand


Thailand biasa disebut juga Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau
Siam, atau negeri Gajah Putih, terletak di sebelah utara Malaysia, dan sering
dilukiskan sebagai bunga yang mekar di atas sebuah tangkai. Islam masuk ke
Thailand sejak pertengahan abad ke-19. Proses masuknya Islam di Thailand
dimulai sejak kerajaan Siam mengakuisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal
oleh penduduk muslim Thai sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari
kata Al-Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah
banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal.

Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja


muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19.
Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan
sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi
Bangkok). Secara garis besar, masyarakat muslim Thailand dibedakan menjadi 2:
masyarakat muslim imigran (pendatang) yang berlokasi di kota Bangkok dan

15
Chiang Mai ( Thailand tengah dan utara), dan masyarakat muslim penduduk asli,
yang berada di Pattani (Thailand selatan).

Masjid Jawa adalah masjid lain yang juga didirikan oleh komunitas warga
muslim Indonesia di Thailand. Sesuai namanya, pendiri masjid ini adalah warga
Indonesia suku Jawa yang bekerja di Thailand. Namun demikian, keturunan dari
para pendiri masjid ini tetap berbicara dalam bahasa Thai dan Inggris saat
menceritakan tentang asal mula berdirinya Masjid Jawa ini. Masjid Indonesia dan
Masjid Jawa hanyalah sebagian dari puluhan masjid lain yang tersebar di seluruh
penjuru Bangkok. Kurang lebih tercatat lebih dari 2000 masjid dan 200 sekolah
muslim di Thailand. Umat Islam di Thailand bebas mengadakan pendidikan dan
acara-acara keagamaan. Tidak hanya itu saja, program pengembangan pendidikan
Islam di Thailand juga sudah mencapai level yang lebih luas, tidak sekedar
bersifat nasional dan regional.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Minoritas muslim di singapura dan di Thailand merupakan kedudukan
yang tak menyenangkan karena berada pada palu Separatis yang penuh semangat
yang didukung oleh gerilya dan landasan-landasan persatuan nasional.
Dengan terbentuknya Mahkamah Islam di Singapura turut memberikan
sumbangsih terhadap kesejahteraan umat Islam di negara tersebut.
Lingkungan politik di singapura dan thailand ini kelihatannya telah menandai
kelangsungan kebangkitan Islam.
Meskipun sangat diragukan bahwa kalangan radikal dan fundamentalis
akan mampu mencapai tujuan mereka. Barangkali kita akan melihat kekerasan
sporadis yang berlanjut karena aktivitas-aktivitas yang frustasi. Yang lebih
penting, kebijakan-kebijakan di singapura dan thailand telah membantu
meningkatkan rasa identitas Islam dan ini akan menimbulkan pengaruh jangka
panjang dalam sistem-sistem politik mereka. Pemetaan Islam di Singapura dan
Thailand terus mengalami perkembangan meskipun dihadapkan dengan berbagai
tantangan. Pemahaman Islam yang moderat dan toleran menjadi penting dalam
upaya memperkuat pemetaan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA
Saifullah. (2010). Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Dr. Hj. Helmiati, M.Ag (2016). Sejarah Islam Asia Tenggara

Dr. Wahidin, M.Ag & Dr. Arisman, M.Sy (2021). Sosiohistoris Islam Asia
Tenggara. Yogyakarta: Kalimedia

18

Anda mungkin juga menyukai