HARMONY
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine the obstacles in the process of planting nationalism among students in
border areas. This research is a qualitative descriptive study because it explains the inhibiting factors
that influence the process of cultivating nationalism among students in border areas. The research
subjects were 25 students who took the Writing 1 course. The results showed that the obstacles in the
process of planting nationalism were competency barriers, curriculum obstacles, and infrastructure
and facilities obstacles. Meanwhile, students do not experience family barriers.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-7133
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
E-ISSN 2548-4648
Universitas Timor
E-mail: niah.ima76@gmail.com
120
Imaniah Kusma Rahayu, dkk / Harmony 5 (2) 2020
121
Imaniah Kusma Rahayu, dkk / Harmony 5 (2) 2020
sehingga hal ini membuat penggunaan media Hasil wawancara di atas juga diperkuat
pembelajaran pun tidak maksimal. Ruang yang dengan pengamatan peneliti pada saat observasi
tidak memiliki LCD adalah ruang-ruang seperti ketika bimbingan dan konsultasi KHS dan KRS.
aula, student center. Ruang tersebut biasanya Dalam kegiatan konsultasi, banyak mahasiswa
digunakan untuk proses perkuliahan jika jumlah tidak mengikuti mata kuliah yang seharusnya
mahasiswa yang mengikuti kuliah dalam jumlah terjadwal dikarenakan IP nya tidak mencapai
besar. Ruang-ruang tersebut juga digunakan hasil yang diinginkan. Sehingga setiap
karena keterbatasan ruang. semesternya, mereka terpaksa mengambil mata
Berdasarkan hasil observasi dan angket, kuliah yang beleum diambil pada semester
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media berikutnya. Hal ini menyebabkan mahasiswa
pembelajaran sudah digunakan akan tetapi tidak lulus tepat waktu. Selain itu, kegiatan
penggunaannya belum maksimal. Dalam artian, ekstrakurikuler juga masih terbatas.
semua dosen sudah menggunakan media Materi yang diajarkan terkadang juga tidak
pembelajaran, akan tetapi karena keterbatasan kontekstual dengan keadaan mereka yang berada
sarana maka ada yang tidak menggunakan. di kawasan perbatasan. Hal ini menyebabkan
2. Hambatan kurikulum mereka kesulitan dalam memahami materi. Daya
Kurikulum merupakan suatu perangkat serap mahasiswa yang berbeda juga turut
yang akan membantu proses kegiatan pendidikan membuat mereka kesulitan dalam memahami
yang akan berlangsung di sekolah. Kurikulum materi. Nurdin (2005: 38) mengungkapkan
dengan pendidikan adalah dua hal yang sangat bahwa beban kurikulum yang dipikul oleh guru
erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan. sangat padat bahkan terjadi “pemaksaan” dalam
Menurut UU No. 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 dua hal, yaitu alokasi waktu yang terbatas dan
ayat 19 “kurikulum adalah seperangkat rencana daya serap siswa terhadap apa yang disampaikan
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan oleh guru. Hal ini juga terjadi pada mahasiswa.
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai Tingkat daya serap mahasiswa yang berbeda
pedoman penyelenggaraan kegiatan turut mempengaruhi pemahaman mereka
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan terhadap materi yang diajarkan.
tertentu”. Apabila dalam penyelenggaraan Berdasarkan hasil analisis data angket,
kegiatan pendidikan tersebut terdapat kurikulum wawancara, dan observasi, beban kurikulum
yang baik. maka tujuan yang akan dicapain dari yang dirasa terlalu berat disebabkan karena
pendidikan tersebut akan terwujud. Sedangkan pemilihan materi yang tidak kontekstual dengan
apabila dalam penyelenggaraan pendidikan keadaan mereka. Tingkat daya serap mahasiswa
tersebut terdapat kurikulum yang buruk, maka tinggi juga mempengaruhi. Hamalik (2009:20-21)
tujuan yang diinginkanpun akan sulit tercapai. menyatakan bahwa pada dasarnya betapapun
Dari hasil angket, ditemukan data bahwa baiknya suatu kurikulum, berhasil atau tidaknya
11 orang mahasiswa menyatakan bahwa beban akan sangat bergantung pada tindakan-tindakan
kurikulum terlalu berat dan 14 orang menyatakan guru di sekolah dalam melaksanakan kurikulum.
tidak terlalu berat. Beban kurikulum yang terlalu Sehingga penilaian baik atau buruknya
berat, juga dissampaikan mahasiswa dalam kurikulum hanya dapat dilihat dari proses
kegiatan wawancara. Hal ini sesuai dengan pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran,
pernyataan yang diungkapkan “ZA”, salah satu karena yang melaksanakan suatu kurikulum
mahasiswa yang menyatakan bahwa “Mata adalah guru. Hal yang sama pun terjadi di tingkat
kuliah yang harus kita pelajari masih asing. perguruan tinggi karena yang melaksanakan
Banyak istilah-istilah asing yang belum suatu kurikulum di tingkat perguruan tinggi
diketahui. Materi yang diajarkan kadang terlalu adalah dosen.
sulit. Dosen hanya memberi tugas dan 3. Hambatan sarana dan prasarana
memberikan penjelasan sedikit. Tugas juga Sarana dan prasarana pendidikan
terlalu banyak”. merupakan hal yang sangat menunjang atas
123
Imaniah Kusma Rahayu, dkk / Harmony 5 (2) 2020
125