Anda di halaman 1dari 7

REKAYASA IDE

“ANALISIS NILAI NASIONALISME PELAJAR SMA/SMK DI KABUPATEN DELI


SERDANG”

Disusun Oleh:

PSPB 22 A

Dosen Pengampu: Dewi Pika Lbn Batu, S.H., M.H

JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Rekayasa Ide dengan judul “Analisis nilai
nasionalisme pelajar SMA/SMK di kabupaten Deli Serdang”.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah menjadi pembimbing kami dalam
penelitian, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah mini riset ini
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga hasil rekayasa ide kami ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku
penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan sehingga hasil yang diperoleh jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Medan, 27 November 2023

PSPB 22 A
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan rasa nasionalisme pada siswa SMA merupakan aspek penting dalam
pembentukan karakter dan identitas bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa langkah
strategis dapat diambil. Pertama, integrasi kurikulum sekolah dengan materi yang menekankan
nilai-nilai kebangsaan, sejarah, dan budaya Indonesia. Dalam kurikulum tersebut, peran tokoh-
tokoh pahlawan nasional dapat diperkenalkan secara mendalam, termasuk peristiwa-peristiwa
bersejarah yang membentuk Indonesia (Setiawan & Hadi, 2015).
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang pembentukan rasa nasionalisme juga
perlu diperhatikan. Misalnya, pendirian klub sejarah, kegiatan seni budaya, atau partisipasi
dalam upacara-upacara kebangsaan. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan
mencintai nilai-nilai serta warisan budaya yang dimiliki Indonesia. Dalam konteks ini,
pendekatan pembelajaran yang interaktif dan mengaitkan konsep-konsep nasionalisme dengan
kehidupan sehari-hari dapat lebih efektif (Depdiknas, 2003).
Penggunaan teknologi informasi dan media massa juga dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan rasa nasionalisme. Pembelajaran daring yang mengangkat tema-tema nasional
dapat menarik minat siswa dan memberikan mereka akses lebih luas terhadap informasi
mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, kerjasama dengan pihak-pihak eksternal
seperti museum, tokoh masyarakat, atau lembaga kebudayaan dapat memberikan pengalaman
langsung yang memperkaya pemahaman siswa terhadap kekayaan budaya bangsa (Anderson,
1983).

1.2 Tujuan
a) Untuk mengetahui masalah apa saja yang dihadapi siswa tentang nasionalisme.
b) Untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa SMA sederajat.

1.3 Tujuan
Adapun manfaat Rekayasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya tentang meningkatkan rasa nasionalisme siswa dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut tidak hanya itu dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya dapat
terlaksana.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan
Berdasarkan hasil Mini Riset yang telah kami lakukan, bahwa masih banyak siswa
sekarang ini yang nilai nasionalismenya rendah. Hal tersebut berasal dari berbagai faktor,
misalnya faktor internal dan eksternal. Siswa tidak tertarik dengan pembelajaran yang berbau
nasionalisme karena terkesan membosankan dan monoton, serta lingkungan belajar yang kurang
mendukung penerapan pemahaman siswa terkait nilai-nilai nasionalisme.

2.2 Solusi Permasalahan


Berdasarkan dari permasalahan yang telah ditemukan pada Mini Riset di ketiga sekolah
yang meliputi; Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Percut Sei Tuan Medan, Sekolah Menengah
Atas (SMA) 1 Percut Sei Tuan Medan, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Percut Sei
Tuan Medan, ternyata masih banyak pelajar yang kurang dalam rasa nasionalismenya sehingga
hal ini harus dicegah dengan memberikan suatu jalan keluar agar para pelajar tidak melupakan
perjuangan para pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia saat ini.

Adapun solusi yang dapat kami berikan ialah memberikan suatu proyek yang di mana
proyeknya ini menghasilkan suatu produk yang nantinya akan dicantumkan di kelas-kelas atau di
pintu masuk gerbang sekolah, atau di lokasi mana yang sering di datangi oleh pelajar di sekolah.
Dengan begitu para pelajar saat melihat suatu benda yang nantinya dapat diingat karena sering
melihat bentuk benda yang mengarah pada rasa nasionalisme. Produk tersebut bisa berupa poster
yang menarik sehingga siswa tertarik dan mudah mengingatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.Kurangnya pemahaman tentang nasionalisme: Siswa mungkin tidak sepenuhnya memahami
konsep nasionalisme dan pentingnya menghormati dan mencintai negara mereka. Ini bisa
disebabkan oleh kurangnya pendidikan tentang nasionalisme atau kurikulum sekolah yang tidak
memprioritaskan pembelajaran tentang nilai-nilai nasionalisme.Konflik identitas: Siswa mungkin
mengalami konflik antara identitas nasional mereka dengan identitas budaya atau agama mereka.
Mereka mungkin merasa sulit untuk menemukan keseimbangan antara kedua identitas ini, yang
dapat mempengaruhi rasa nasionalisme mereka. Pengaruh globalisasi: Dalam era globalisasi,
siswa sering terpapar dengan budaya dan nilai-nilai dari negara lain melalui media sosial, film,
musik, dan lainnya. Ini dapat mengaburkan pemahaman mereka tentang nasionalisme dan
membuat mereka lebih tertarik pada budaya asing daripada budaya mereka sendiri.Ketidakadilan
sosial: Siswa mungkin menghadapi ketidakadilan sosial di negara mereka, seperti ketimpangan
ekonomi, diskriminasi rasial, atau ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan. Hal ini dapat
mengurangi rasa nasionalisme mereka dan membuat mereka meragukan nilai-nilai nasional
mereka. Kurangnya kesadaran akan sejarah dan warisan budaya: Siswa mungkin kurang sadar
akan sejarah dan warisan budaya negara mereka. Tanpa pemahaman yang kuat tentang sejarah
dan budaya mereka, sulit bagi mereka untuk mengembangkan rasa nasionalisme yang kuat.
2.Pendidikan tentang sejarah dan nilai-nilai nasional: Penting untuk memperkuat pemahaman
siswa tentang sejarah dan nilai-nilai nasional. Sekolah dapat menyediakan kurikulum yang
mencakup pembelajaran yang mendalam tentang sejarah bangsa, perjuangan kemerdekaan,
tokoh-tokoh nasional, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat.Kegiatan
ekstrakurikuler yang mengedepankan nasionalisme: Sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan
ekstrakurikuler yang mendorong siswa untuk mengembangkan rasa nasionalisme. Misalnya,
melalui klub debat nasionalisme, paduan suara lagu-lagu kebangsaan, atau kegiatan sosial yang
melibatkan upaya untuk memperbaiki kondisi sosial di sekitar mereka.Kunjungan ke tempat
bersejarah dan kebudayaan: Mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan kebudayaan yang
penting dalam sejarah bangsa dapat membantu siswa merasakan dan menghargai warisan
nasional mereka. Kunjungan ke museum, monumen, situs bersejarah, atau pertunjukan seni
tradisional dapat memberikan pengalaman yang mendalam tentang kekayaan budaya dan sejarah
negara.Kolaborasi dengan komunitas lokal: Melibatkan siswa dalam kegiatan yang berhubungan
dengan komunitas lokal dapat membantu mereka memahami dan merasakan arti pentingnya
nasionalisme dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, melibatkan siswa dalam kegiatan
sosial, kegiatan lingkungan, atau kerja sama dengan organisasi lokal yang berfokus pada
pemajuan bangsa. Mengadakan acara peringatan hari-hari nasional: Sekolah dapat
menyelenggarakan acara peringatan hari-hari nasional seperti Hari Kemerdekaan atau Hari
Pahlawan. Acara-acara ini dapat melibatkan siswa dalam upacara bendera, pidato, pentas seni,
atau kegiatan lain yang membangkitkan semangat nasionalisme.
3.2 Saran
Sarana dan prasarana memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menunjang proses
pelaksanaan pendidikan nasionalisme melalui pembelajaran. Sekolah harus lebih melengkapi
sarana dan prasarana yang masih kurang sehingga dapat menunjang penanaman nilai-nilai
nasionalisme agar pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme dapat berlangsung dengan
baik, tepat dan maksimal. Sekolah harus mengadakanworkshop/pelatihan-pelatihan terkait
penanaman nilai-nilai nasionalisme guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru.
Konsistensi dan kerjasama dari semua pihak terkait dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme
harus tetap di jaga. Dengan demikian tujuan daripada pendidikan nasionalisme dapat tercapai
yaitu tertanamnya nilai-nilai nasionalisme pada peserta didik
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B. (1983). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of


Nationalism. Verso Books.
Setiawan, A., & Hadi, S. (2015). Pengaruh Pembelajaran Sejarah terhadap Pemahaman Nilai-
Nilai Kebangsaan Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2), 93-108.
Depdiknas. (2003). Paradigma Baru Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai