SMPN 22 BANDUNG
Jl. Supratman No. 24
MODUL PROJEK 1
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas
Penyusun : Tim Mentor Projek 1
Institusi : SMP Negeri 22 Bandung
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 50 JP
D. Relevansi Projek ini bagi Sekolah dan Semua Guru Mata Pelajaran
Makanan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan
cita rasa yang kuat. Kekayaan jenis makanannya merupakan cerminan keberagaman budaya dan tradisi
nusantara. Hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah,
seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kunyit, kencur, kelapa, gula aren dengan diikuti
penggunaan teknik-teknik masak yang beragam.
Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal akan keragaman makanannya adalah Jawa Barat.
Daerah yang dikenal dengan tanah sunda ini memiliki makanan khas yang hingga kini masih banyak di
temukan, bahkan di berbagai daerah. Tidak heran, Jawa Barat dengan ibukota Bandung merupakan
destinasi wisata kuliner bagi banyak orang.
Dengan potensi yang demikian besar itu masyarakat Bandung berpeluang untuk mengembangkan
tradisi budaya sekaligus meningkatkan taraf ekonomi mereka. Kita bisa melihat begitu banyak
wisatawan dari berbagai daerah memburu kuliner khas Bandung seperti batagor, surabi, bugis, naga
sari, bandros, cendol, candil, bandrek, bajigur, awug, kelepon, dan lain sebagainya.
Eksplorasi makanan khas Bandung menjadi salah satu projek yang menarik untuk dilakukan sebagai
aktivitas pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.. Projek ini
bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia melalui makanan khas
Bandung yang dipercaya masyarakat lokal secara turun-temurun sebagai warisan budaya kuliner, yang
dimasukkan dalam pengalaman belajar kontekstual bagi siswa, guru, dan masyarakat sekolah lainnya.
II. KOMPONEN INTI
A. Deskripsi Singkat Projek
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari
lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti budaya, perubahan iklim, antiradikalisme, kesehatan
mental, wirausaha, teknologi, kehidupan berdemokrasi, dan krisis keberlanjutan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Projek penguatan Profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek
(project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program
intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar
yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Projek adalah serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan dengan cara menelaah suatu tema
menantang. Projek didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan
mengambil keputusan. Peserta didik bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk
menghasilkan produk dan/atau aksi. Terdapat tujuh tema projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
yang dapat dipilih. Pada projek ke-1 SMP Negeri 22 Bandung memilih tema “Kearifan Lokal”. Tema ini
mengangkat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia melalui makanan khas Bandung.
Dimensi Profil Sub Elemen Profil Target Pencapaian di Akhir Fase D Aktivitas
Pelajar Pancasila Pembelajar Pancasila Terkait
Dimensi 1 Mengenal dan Menjelaskan perubahan budaya 1, 2, 3, 5, 7,
Kebhinekaan menghargai budaya seiring waktu dan sesuai konteks, 10, 13, 14
Global Mendalami budaya dan baik dalam skala lokal, regional, dan
identitas budaya nasional.
Lainnya
Nama Durasi Alat yang (Tugas,
No Objektif Kegiatan
Aktivitas (JP) dibutuhkan Tipe
Asesmen)
1 Kenali Menggali 1. Mencari informasi 2 JP Berita, Mengisi
makanan informasi dan dengan kata kunci artikel, Lembar
khas rasa ingin makanan khas video kerja
Bandung tahu siswa Bandung
tentang 2. Menuliskan
makanan khas pertanyaan- pertanyaan
Bandung yang membuat
rasa ingin tahu
F. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik : dilakukan pada awal perencanaan projek (identifikasi kesiapan satuan Pendidikan).
Manfaat asesmen diagnostik untuk tim fasilitasi projek adalah menciptakan baseline (garis dasar) untuk menilai
kemampuan awal peserta didik. Informasi ini dipakai untuk merencanakan kegiatan projek yang efektif dan
bermakna untuk peserta didik, untuk mencapai konsep learning at the right level. Manfaat untuk peserta didik
memahami performa di awal projek.
2. Asesmen Formatif: dilakukan secara berkala, berkelanjutan selama projek. Manfaat asesmen formatif untuk
tim fasilitasi projek memastikan perkembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan sub-elemen Profil
Pelajar Pancasila yang disasar. Manfaat untuk peserta didik membantu peserta didik memperbaiki dan
mengembangkan diri serta mengoptimalkan dampak projek.
3. Asesmen Sumatif: dilakukan pada akhir projek. Manfaat asesmen sumatif untuk tim fasilitasi projek mengukur
apakah peserta didik sudah mengembangkan kompetensi sub-elemen dari elemen dan dimensi Profil Pelajar
Pancasila sesuai fase yang disasar. Manfaat untuk peserta didik memahami apakah mereka sudah memenuhi
capaian projek dan sejauh mana sudah mencapai fase perkembangan sub-elemen dari dimensi Profil Pelajar
Pancasila yang disasar.
G. Rubrik Asesmen
Tema : Kearifan Lokal
Persiapan
Guru menyiapkan artikel tentang makanan khas bandung
Pelaksanaan
1. Guru memulai dengan menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang warisan budaya
kuliner. Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat diberikan: a. Apa saja jenis kuliner khas
nusantara?
b. Mana saja kota-kota di Indonesia yang sering diburu oleh wisatawan untuk wisata kuliner?
c. Apa saja jenis makanan khas Bandung?
2. Guru mengajak siswa untuk mencari informasi secara pribadi dengan kata kunci makanan khas
Bandung
3. G u r u membagi siswa kedalam kelompok untuk berdiskusi bersama.
4. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan menuliskan pertanyaan tentang informasi apa saja yang ingin ia
ketahui tentang makanan khas Bandung.
Tips untuk guru: Guru berperan untuk mengarahkan kepada siswa dalam membuat pertanyaan informasi
tentang makanan khas bandung yang belum diketahui. Guru mencatat hasil pertanyaan yang dibuat oleh
siswa sebagai bahan untuk refleksi akhir pertemuan.
Alternatif: Jika tidak memungkinkan dilakukan secara bersama kelompok dapat dilakukan dengan cara
perwakilan siswa dan melakukan virtual trip. Pelaksanaan virtual trip dapat dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada pengusaha kuliner khas Bandung.
Persiapan
1. Guru menyiapkan 1 artikel, jurnal, video, dan buku tentang makanan khas Bandung yang berfungsi sebagai
sumber literatur
2. Guru memastikan perpustakaan sekolah dapat digunakan saat kegiatan studi literatur makanan khas Bandung
Pelaksanaan
1. Guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan
2. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dengan memberikan beberapa pertanyaaan pemantik secara
lisan
a. Apa saja yang termasuk dalam makanan khas Bandung berdasarkan hasil field trip?
b. Bagaimana cara membuat makanan khas Bandung hasil field trip?
c. Bagaimana cara membuat makanan khas Bandung itu diwariskan? (pastikan sama dengan di lembar kerja)
3. Guru mengajak siswa untuk mencari informasi tentang makanan khas Bandung tersebut dari artikel, jurnal,
video, maupun buku.
4. Guru mendampingi siswa untuk menyajikan data yang diperoleh mengenai makanan khas Bandung di masa lalu
dan nilai budaya yang muncul.
5. Siswa melakukan studi literatur secara mandiri untuk menemukan informasi tambahan dan menyajikan data
yang sudah didapat (bisa dalam bentuk tabel, tabel, atau yang lainnya).
6. Guru mengajak siswa berefleksi dengan memberikan beberapa pertanyaan
a. Apakah ada perbedaan antara hasil field trip dengan hasil studi literatur? Mengapa?
b. Informasi apa yang dapat diambil dari hasil field trip dan hasil studi literatur?
c. Hal-hal menarik apa yang diperoleh dari pengalaman kenali makanan khas Bandung melalui field trip?
Persiapan:
1. Guru dapat menyiapkan alat tulis yang dapat digunakan secara bersama saat proses pembelajaran.
2. Siswa menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan membuat mindmap
Pelaksanaan:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini.
2. Guru menjelaskan kepada siswa akan elemen yang ada pada mindmap.
3. Siswa merancang presentasi tentang makanan khas Bandung dengan membuat mindmap
4. Guru mengamati setiap proses yang dilakukan siswa dalam membuat mindmap dengan membuat catatan
pribadi.
5. Siswa mengisi lembar refleksi
Alternatif: Apabila situasi tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka, maka kegiatan dapat
dilakukan secara daring dan mandiri. Sebagai bukti hasil mindmap yang dibuat siswa dapat mengirimkan
dalam bentuk foto.
5. BERBAGI INFORMASI (ASESMEN DAN UMPAN BALIK)
Waktu : 4 JP
Bahan : Mindmap yang sudah dibuat
Peran Guru : Fasilitator
Persiapan :
1. Guru menyiapkan rubrik penilaian untuk memberikan assesmen dan umpan balik kepada siswa
2. Guru dapat menghadirkan guru tamu untuk memberikan umpan balik kepada siswa
Pelaksanaan:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini.
2. Guru membagi urutan persentasi kepada masing-masing siswa
3. Guru berperan sebagai fasilitator dan rekan guru berperan sebagai juri
4. Siswa mempresentasikan hasil pengamatannya lewat mindmap yang sudah dibuat secara bergantian
5. Rekan guru memberikan umpan balik yang bersifat membagun
6. Guru memberikan kesimpulan akan hasil kegiatan belajar pada hari ini
Alternatif: Apabila situasi tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka, maka kegiatan dapat
dilakukan secara daring.
6. PERUMUSAN MASALAH
Waktu : 2 JP
Bahan : Lembar Kerja
Peran Guru : Fasilitator
Persiapan :
1. Guru membuat daftar kelompok siswa
2. Guru menyiapkan lembar kerja siswa
Pelaksanaan:
1. Siswa berkumpul bersama dengan anggota kelompoknya.
2. Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa
a. Hal-hal yang baik apa yang kita peroleh dari makanan khas Bandung?
b. Apakah peserta didik menyukai olahan makanan khas Bandung?
c. Bagaimana cara mengolah makanan khas Bandung agar dapat dikonsumsi oleh banyak orang?
3. Siswa melakuan brainstrorming dalam kelompok
4. Siswa menuliskan rumusan masalah pada lembar kerja
Alternatif: Apabila situasi tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka, maka kegiatan dapat
dilakukan secara daring.
Persiapan :
1. Guru dan siswa menyiapkan bahan-bahan untuk membuat makanan khas Bandung 2. Guru memastikan siswa
tetap dalam kelompoknya
Pelaksanaan:
1. Siswa berkumpul bersama dengan anggota kelompoknya.
2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa proses pengolahan, dan rasa makanan khas Bandung.
3. Guru mengajak siswa untuk mendesain olahan rasa yang diinginkan ketika mengolah makanan khas Bandung.
4. Siswa bersama dalam kelompok mendesain bersama akan bahan tambahan yang ingin ia gunakan untuk
membuat makanan khas Bandung melalui lembar kerja yang digunakan
5. Guru melakukan pengamatan pada masing-masing kelompok akan makanan khas Bandung yang dibuat
6. Masing-masing kelompok membagikan hasil olahan makanan khas Bandung dengan kelompok lain bersamaan
dengan lembar kuisioner uji rasa
7. Siswa merasakan makanan khas Bandung dengan beraneka rasa hasil pemberian kelompok lain dan mengisi
lembar kuisioner uji rasa
8. Guru mengarahkan kepada siswa untuk mencatat berbagai hasil rasa olahan makanan khas Bandung
Alternatif :
Apabila dilakukan secara online siswa dapat melakukan berbagai percobaan secara mandiri di rumah
dengan membuat makanan khas Bandung berbagai rasa. Hasil olahan makanan khas Bandung kemudian ia
rasakan dan dapat diberikan kepada anggota keluarga untuk ikut serta dalam merasakan hasil olahan
makanan khas Bandung. Catatlah hasil komentar rasa makanan khas Bandung yang sudah dicicipi.
8. PRESENTASI HASIL EKSPERIMEN DAN UMPAN BALIK POSITIF
Waktu : 2 JP
Bahan : Foto hasil olahan empon-empon yang dibuat
Peran Guru : Fasilitator dan Moderator
Persiapan :
1. Guru menyiapkan daftar peserta storytelling
2. Guru menghubungi expert untuk koordinasi kegiatan storytelling dan mengatur jadwal kegiatan storytelling
Pelaksanaan:
1. Guru memberi arahkan kepada siswa untuk bergabung ke dalam kelompok sesuai dengan kelompok
sebelumnya
2. Guru menyapaikan tujuan kegiatan, siswa akan bercerita akan hasil eksperimen membuat makanan khas
Bandung
3. Guru sebagai moderator meminta siswa untuk memulai sesi storytelling sesuai dengan urutan yang sudah
disiapkan
4. Siswa bercerita secara bergantian hasil ekspreminen membuat makanan khas Bandung
5. Para expert dan profesional melakukan tanya jawab dan memberikan umpan balik postitif secara lisan untuk
siswa dan kelompok
6. Siswa mencatat masukan-masukan dari expert
7. Guru sebagai moderator menegaskan kembali hasil capaian yang diperoleh dengan mengkaitkan isu tentang
makanan khas Bandung dan mengakhiri dengan memberikan apresiasi
Alternatif: Bila dilakukan secara daring maka siswa dapat bercerita hasil eksperimen yang dituangkan
dalam bentuk poster dalam bentuk lisan atau virtual.
9. PERBAIKAN RASA
Waktu: 4 JP
Bahan : Empon-empon dan bahan-bahan lainnya yang ada di dapur Peran
Guru : Fasilitator
Persiapan : Guru menyiapkan contoh bumbu dapur ya dapat digunakan sebagai referensi.
Pelaksanaan:
1. Siswa bersama kelompok membaca kembali masukan yang diberikan oleh expert.
2. Siswa bersama kelompok mencoba membuat formula baru berdasarkan masukan-masukan dari expert
3. Guru mendampingi siswa dalam proses pembuatan formula baru.
4. Setiap kelompok memilih satu formula yang menurut mereka paling sesuai untuk diproduksi.
Hasil capaian pada pada kegiatan ini:
1. Siswa membuat beberapa prototype olahan makanan khas Bandung dengan formula baru berdasarkan saran-
saran yang ada.
2. Siswa melakukan uji rasa
Persiapan :
Guru menyiapkan beberapa link alternatif yang dapat diakses siswa untuk memperoleh informasi.
Pelaksanaan:
1. Guru mengajak siswa untuk mencari informasi tentang pengemasan suatu produk dan referensi desain produk
yang unik dan menarik.
2. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hasil yang sudah diperoleh.
3. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari diskusi.
4. Siswa bersama kelompok menentukan cara pengemasan dan label yang akan mereka gunakan.
5. Guru mendampingi siswa untuk membuat desain label produk.
6. Guru mendampingi siswa saat proses pembuatan produk.
Persiapan :
Siswa menyiapkan alat gambar dan kertas
Pelaksanaan:
1. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dengan beberapa pertanyaan pemantik.
a. Bahan apa saja yang kamu gunakan dalam membuat makanan khas Bandung?
b. Bagaimana cara membuat makanan khas Bandung?
c. Bahan apa saja yang kamu gunakan untuk mengemas produkmu?
d. Mengapa kamu memilih bahan tersebut?
e. Apa arti dari desain yang kamu gunakan?
2. Guru mengajak siswa untuk menuangkan hasil diskusi mengenai produk masing-masing ke dalam sebuah
poster.
Persiapan:
Siswa menyiapkan info grafis masing-masing
Pelaksanaan:
1. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dengan poster yang sudah dibuat.
2. Guru dan siswa memberikan umpan balik kepada siswa yang melakukan presentasi.
Alternatif: Apabila storytelling dilaksanakan secara online, siswa dapat membuat slide untuk
dipresentasikan
Persiapan :
1. Guru memastikan siswa sudah menyiapkan semua perlengkapan untuk kebutuhan festival dalam bentuk
pameran seperti menghias booth
2. Siswa menyiapkan perlengkapan untuk kebutuhan festival dalam bentuk pameran seperti menghias booth.
Pelaksanaan:
1. Siswa bersama kelompok menyiapkan list perlengkapan yang digunakan pada booth.
2. Siswa mengecek kembali apakah semua perlengkapan yang ada di list sudah lengkap.
3. Siswa menghias booth.
Hasil capaian pada pada kegiatan ini:
1. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk booth.
2. Siswa menghias booth
14. SELEBRASI
Waktu : 2 JP
Bahan : Produk olahan setiap kelompok, Info Grafis
Peran Guru : Fasilitator
Tempat : SMP N 22 Bandung
Persiapan :
1. Guru menyiapkan lokasi yang akan digunakan untuk melakukan festival.
2. Siswa menyiapkan produk dan perlengkapan lainnya yang digunakan di booth masing-masing.
Pelaksanaan:
1. Siswa melakukan festival makanan khas Bandung di sekolah.
2. Setiap kelompok berbagi tugas siapa yang menjaga booth dan siapa yang berkeliling mengunjungi stand
kelompok lain.
3. Setiap pengunjung boleh bertanya kepada kelompok lain tentang produk yang dibuat oleh kelompok tersebut.
4. Kegiatan festival makanan khas Bandung ditutup dengan makan makanan khas Bandung bersama.
Pelaksanaan:
Guru mengajak siswa untuk berefleksi dengan bertanya. Keterkaitan dengan makanan khas Bandung
1. Apakah siswa menemukan hal menarik dari makanan khas Bandung?
2. Apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan awal pembuatan?
3. Apakah siswa berhasil menemukan apa yang ingin diketahui?
4. Setelah mengolah makanan khas Bandung, apakah kamu berminat untuk mengkonsumsi makanan khas
Bandung?
5. Apa pengaruh mengkonsumsi makanan khas Bandung dengan pelestarian budaya lokal?
6. Hal menarik apa yang diperoleh selama proses belajar makanan khas Bandung?
7. Setelah kegiatan ini, apa yang akan siswa lakukan?
Refleksi Pribadi
1. Kesulitan apa yang diperoleh selama proses pembelajaran?
2. Bagaimana kesulitan-kesulitan tersebut bisa diatasi?
3. Pembelajaran apa yang paling menarik untuk diri sendiri selama proses pembelajaran?
4. Apa yang perlu ditingkatkan setelah proses pembelajaran ini selesai?
5. Komitmen baik apa yang ingin dilakukan setelah dari proses pembelajaran ini?