Anda di halaman 1dari 17

MODUL KEGIATAN P 5

A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Klapanunggal
Tema : Bhineka Tunggal Ika
Sub Tema : Harmoni Dalam Perbedaan
Materi : 1. Pengenalan Kegiatan P 5
Dimensi P5 : Berkebinekaan Global, Gotong Royong, dan Kreatif
Fase / Jenjang : E /X
Penyusun : Koordinator P5
1. Muzaiyanah, S.Pd
2. Sri Rahayu, S.Pd
3. Nurul Farhanah, S.Kom
Waktu : 9 Pertemuan

B. DESKRIPSI PROJEK
Proyek ini adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilaksanakan di
kelas X. Proyek ini diharapkan dapat mengembangkan tiga dimensi pelajar Pancasila yaitu
berkebhinekaan, kreatif dan bergotong royong. Proyek ini mengangkat tema Bhineka Tungal
Ika
Proyek ini adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk belajar di lingkungan sekitar untuk menguatkan kompetensi profil
pelajar pancasila. Projek ini di desain agar peserta didik dapat membuat perencanaan usaha
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan pontensi penggunaan perkembangan
teknologi informasi komunikasi.
Melalui projek ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat : Siswa, orang tua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah dan pihak
lainya.

C. DIMENSI DAN SUB ELEMEN

Dimensi Sub-elemen Profil Target Pencapaian di akhir Fase E (SMA,


Profil Pelajar Pelajar Pancasila Usia 16-18 tahun) pelajar
Pancasila
Terkait

Berkebhinekaa Mendalami budaya Menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok


n Global dan identitas budaya lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas, termasuk identitas
dirinya. Mulai menginternalisasi identitas diri

1
sebagai bagian dari budaya bangsa.

mengeksplorasi dan Menganalisis dinamika budaya yang mencakup


membandingkan pemahaman, kepercayaan, dan praktik
pengetahuan budaya, keseharian dalam rentang waktu yang panjang
kepercayaan, serta dan konteks yang luas.
praktiknya

Menumbuhkan rasa Mempromosikan pertukaran budaya dan


menghormati terhadap kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung
keanekaragaman serta menunjukkannya dalam perilaku.
budaya

Berkomunikasi antar Menganalisis hubungan antara bahasa, pikiran,


budaya dan konteks untuk memahami dan
meningkatkan komunikasi antarbudaya yang
berbeda-beda.

Mempertimbangkan Menyajikan pandangan yang seimbang


dan menumbuhkan mengenai permasalahan yang dapat
berbagai perspektif menimbulkan pertentangan pendapat.
Memosisikan orang lain dan budaya yang
berbeda darinya secara setara, serta bersedia
memberikan pertolongan ketika orang lain
berada dalam situasi sulit.

Refleksi terhadap Merefleksikan secara kritis dampak dari


pengalaman pengalaman hidup di lingkungan yang beragam
kebinekaan. terkait dengan perilaku, kepercayaan serta
tindakannya terhadap orang lain.

Bergotong Bekerja sama dalam Berkolaborasi, Berkeperdulian dan Berbagi


Royong melakukan penelitian

Kreatif Memiliki keluwesan Bereksperimen dengan berbagai pilihan secara


berpikir dalam kreatif untuk memodifikasi gagasan sesuai
mencari alternatif dengan perubahan situasi.
solusi permasalahan

D. TUJUAN PROJEK
Dengan mengangkat tema Kewirausahaan dan mengacu kepada dimensi Profil
Pelajar Pancasila, Projek “Harmoni Dalam Perbedaan” ini bertujuan untuk membangun
kesadaran, menggali potensi diri dan daerah, serta memberdayakan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki dalam mengembangkan wirausaha.
Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan
refleksi. Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran

2
kewirausahaan. Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini
dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya
sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk berwirausaha. Program
penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang wirausahawan.
Tahap berikutnya adalah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program
Kewirausahaan Pemuda, ketiga tahap ini dilaksanakan untuk memberikan bekal
pengetahuan dan ketrampilan kepada pemuda dalam mengembangkan wirausaha.
Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan setelah pemuda tersebut sadar akan pentingnya
berwirausaha, sehingga mereka memiliki motivasi dan sikap mental untuk berwirausaha
dengan mengembangkan ide-ide usaha yang ada.
Rangkaian Kegiatan pada tema kewirausahaan dengan project “Harmoni Dalam
Perbedaan” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaanya. Pengenalan etika dan
integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti, pembuatan berbagai macam teks
proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran bahasa, perhitungan dasar hasil survey,
harga dan biaya dari pelajaran matematika, pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPA
dan IPS, menumbukan sikap kerja sama lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan
juga pelajaran olahraga.

E. ALUR KEGATAN
1. Pertemuan Ke-1
 Eksplorasi Konsep (Materi)
 Ruang Kolaborasi (LKPD)
 Demonstrasi Kontekstual (Presentasi)
 Aksi Nyata (Portofolio/Produk)
2. Pertemuan Ke-2
3. Pertemuan Ke-3
4. Pertemuan Ke-4
5. Pertemuan Ke-5
6. Pertemuan Ke-6
7. Pertemuan Ke-7
8. Pertemuan Ke-8
9. Pertemuan Ke-9

F. ASSESSMEN
Penilaian kegiatan proyek terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1. Asesmen ketercapaian profil pelajar Pancasila.
2. Asesmen rancangan kegiatan proyek.
3. Asesmen kinerja (proses) selama proyek.

3
4. Asesmen laporan proyek dalam bentuk portofolio.
5. Asesmen presentasi.

G. DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2022. Karakter Wirausaha
https://majoo.id/solusi/detail/karakter-wirausaha Di akses pada September 2022

4
A. Refleksi Kegiatan Proyek
1. Bagaimana perasaan kalian setelah melakukan proyek ini?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa saja manfaat yang kalian dapatkan setelah proyek dilakukan?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah keterampilan berpikir kritis, kreativitas dan gotong royong kalian terasah selama kegiatan
proyek?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
4. Hal apa saja yang perlu kalian lakukan agar kegiatan proyek berikutnya lebih maksimal hasilnya?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

Lampiran 1 Rubrik Penskoran


Refleksi Diri Peserta Didik

5
Asesmen Ketercapaian Profil Pelajar Pancasila
Dimensi: Bernalar Kritis

6
Kriteria Capaian Tingkat Capaian
BB MB BSH SB
Mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi informasi, serta
mencari tahu penyebab dan konsekuensi dari informasi tersebut.
Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis informasi yang
relevan serta memprioritaskan beberapa gagasan tertentu.
Membuktikan penalaran dengan berbagai argumen dalam mengambil
suatu simpulan atau keputusan.
Menjelaskan asumsi yang digunakan, menyadari kecenderungan dan
konsekuensi bias pada pemikirannya, serta berusaha
mempertimbangkan perspektif yang berbeda.

Dimensi: Kreatif
Kriteria Capaian Tingkat Capaian
BB MB BSH SB
Menghubungkan gagasan yang ia miliki dengan informasi atau gagasan
baru untuk menghasilkan kombinasi gagasan baru dan imajinatif untuk
mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya.
Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya
dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain.
Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan
dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan.

Dimensi: Bergotong Royong


Kriteria Capaian Tingkat Capaian
BB MB BSH SB
Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan bersama.
Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan keprihatinan
yang diungkapkan oleh orang lain menggunakan berbagai simbol dan
media secara efektif, serta memanfaatkannya untuk meningkatkan
kualitas hubungan interpersonal guna mencapai tujuan bersama.
Mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang menunjukkan bahwa
anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya masing-
masing perlu dan dapat saling membantu memenuhi kebutuhan.
Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok serta
menjaga tindakan agar selaras untuk mencapai tujuan bersama.
Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran
sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain
menampilkan reaksi tertentu untuk menentukan tindakan yang tepat
agar orang lain menampilkan respon yang diharapkan.
Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga
kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat
tinggal
Catatan:
BB = Belum Berkembang, jika siswa belum menunjukkan capaian kriteria .
MB = Mulai Berkembang, jika siswa mulai menunjukkan kriteria setelah didorong guru.

7
BSH = Berkembang Sesuai Harapan, jika siswa menunjukkan kriteria atas inisiatif sendiri.
SB = Sangat Berkembang, jika siswa menunjukkan kriteria atas inisiatif sendiri dan menggerakkan siswa
lainnya.
Kompetensi yang dinilai : Proses Kegiatan Proyek
Tingkat Kriteria Capaian
Kemampuan
Istimewa Siswa terlibat aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek,
bertanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan proyek serta berinisiatif
membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan proyek.
Baik Siswa terlibat aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek,
bertanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan proyek serta perlu
meningkatkan inisiatif membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan
proyek.
Cukup Siswa cukup terlibat aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek,
cukup bertanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan proyek, belum inisiatif
membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan proyek.
Kurang Siswa belum terlibat aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan proyek,
belum bertanggung jawab secara konsisten terhadap penyelesaian kegiatan proyek
serta belum inisiatif membantu teman satu kelompoknya dalam menyelesaikan
proyek.
Kompetensi yang dinilai : Presentasi Kegiatan Proyek
Sedang Berkembang Sesuai Ekspektasi Melebihi Ekspektasi
75 85 95

Gaya berkomunikasi Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan
kaku dan tidak mudah kaku dan mudah dicerna luwes, formal dan mudah
dicerna oleh peserta oleh peserta lainnya. dicerna oleh peserta
lainnya. lainnya dengan Bahasa
tubuh yang mendukung.

Kelengkapan Informasi yang Informasi yang Informasi yang


informasi yang disampaikan belum disampaikan sudah disampaikan sudah
diberikan menjawab semua menjawab semua menjawab semua
pertanyaan dengan pertanyaan dengan pertanyaan dengan
lengkap (belum sesuai lengkap (sesuai tujuan lengkap (sesuai tujuan
tujuan pembelajaran pembelajaran secara pembelajaran secara utuh)
secara utuh). utuh). serta terdapat tambahan
informasi bermanfaat
lainnya dari sumber yang
kredibel.

Tampilan Media Informasi yang disajikan Informasi yang disajikan Informasi yang disajikan
tata letaknya disajikan tata letaknya disajikan tata letaknya disajikan
terorganisasi, menarik, terorganisasi, menarik, terorganisasi, menarik,
namun tidak original. dan original. original, dan didukung
ilustrasi yang sesuai topik
yang disajikan.

8
Instrumen Penilaian

NO Peretemuan Aspek yang dinilai Skor


1. 1&2 Absensi
1. Absensi
2. 3&4
2. Berakhlak Mulia
3. 5&6 1. Ide Original
2. Relevansi Tema
4. 3. Berfikir Kritis
4. Bergotong Royong
1. Alasan pemilihan logis
5. 7
2. Alur deduktif
1. Instrumen
6. 8
2. Berkebhinekaan global
7. 9 Relevansi teori dan pengolahan
8. 10 Simpulan menjawab tujuan dan Daftar pustaka
9. 11 & 12 Keaktifan, Media pendukung dan Penyampaian
10. 13 & 14 Keaktifan, Media pendukung dan Penyampaian

Skor Perolehan
Nilai : X 100
Skor Maksimal

Kriteria
0-25 : Kurang Mahir
26-50 : Cukup Mahir
51-75 : Mahir
76-100 : Sangat Mahir

9
LAMPIRAN BAHAN BACA
Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka?
P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai
peserta didik dengan kompetensi seperti yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan
Indonesia.
Projek ini diselenggarakan melalui penanaman karakter pada pribadi peserta didik
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana dijelaskan melalui artikel Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), P5 mengandung
upaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul serta produktif
sekaligus mampu berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian yang
tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). P5 adalah upaya untuk
mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan
global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
IKM P5 menjadi istimewa karena penerapannya tidak terintegrasi dalam
pembelajaran setiap mata pelajaran melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap
alokasi jam mata pelajaran yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk
dapat mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dengan
belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh masyarakat sekitar dalam
menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan sekitar.
P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan
solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. P5 menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang berbeda dengan
pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Ini yang
terkadang terjadi miskonsepsi dalam penerapan P5 di satuan pendidikan yang hanya
berfokus pada hasil ataupun produk akhir dari setiap kegiatan P5 padahal proses setiap
peserta didik dalam kegiatan P5 ini yang menjadi sangat penting. Alur dan proses yang
dijalani setiap peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada projek adalah hal
utamanya.
P5 menjadi salah satu sarana pencapaian profil Pelajar Pancasila, memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan belajar dari lingkungan sekitar. Dalam
Menjalankan projek ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

10
memberikan 7-8 tema projek. Satuan pendidikan diberikan fleksibilitas untuk
memilihnya di setiap fase yang akan dijalani sesuai ketentuan, yaitu Tingkat Sekolah
Menengah Atas wajib menyelesaikan minimal 3 tema dalam satu fase. Satuan pendidikan
wajib membentuk tim fasilitator P5, mengidentifikasi kesiapan satuan pendidikan,
merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5, menyusun modul projek, dan merancang
strategi pelaporan hasil projek.
Lewat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan para pelajar di
Indonesia dapat tumbuh sebagai pelajar yang berkompeten, terampil, dan berkarakter
sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat
mempraktikkan profil pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi
setiap pihak. Manfaat bagi Satuan Pendidikan: Menjadikan satuan pendidikan sebagai
sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat.

Tema Umum Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Tema ini dimaksudkan untuk memahami dampak dari aktivitas manusia, baik
jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun
lingkungan sekitarnya. Hal yang ditekankan di sini adalah membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah
lingkungan. Untuk contoh kegiatan yang bisa dilakukan oleh peserta didik misalnya
seperti kerja bakti membersihkan lingkungan ataupun penanaman pohon guna
penghijauan lahan.
2. Kearifan Lokal
Saat ini Indonesia sedang dilanda krisis identitas diri yang disebabkan oleh
lunturnya budaya dan juga kearifan lokal masyarakat. Maka dari itu tema ini dipilih agar
dapat membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang
budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya. Untuk kegiatannya bisa disesuaikan dengan kearifan lokal masing-
masing.
3. Bhineka Tunggal Ika
Intoleransi dan radikalisme menjadi isu yang cukup menjadi sorotan belakangan
ini. Oleh karena itu, Kemendikbudristek merasa perlu mengangkat tema bineka tunggal
ika dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Peserta didik diajak untuk

11
mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok
agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-
nilai ajaran yang dianutnya.
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Selain intoleransi dan radikalisme, perundungan juga menjadi perhatian khusus,
terutama di lingkungan sekolah. Tema ini diperuntukkan bagi satuan pendidikan guna
membangun kesadaran dan keterampilan peserta didik untuk memelihara kesehatan fisik
dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Satuan pendidikan bisa
membuat kegiatan hari anti-bullying dan sebagainya untuk menekan kasus perundungan
di lingkungannya.
5. Suara Demokrasi
Indonesia merupakan negara demokrasi di mana setiap keputusan sebisa mungkin
diambil secara musyawarah. Hal ini diangkat dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila untuk menumbuhkan jiwa-jiwa demokrasi peserta didik melalui kegiatan-
kegiatan tertentu. Misalnya kegiatan pemilihan raya ketua OSIS.
6. Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI
Pemanfaatan teknologi yang maksimal bisa menandakan majunya kualitas SDM
sebuah bangsa. Maka dari itu, implementasi rekayasa dan teknologi terus didorong agar
peserta didik dapat berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif,
sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi
yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Satuan pendidikan dapat
membuat proyek yang mendorong peserta didik membuat desain inovatif sederhana
dengan menerapkan teknologi yang dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar
sekolah.
7. Kewirausahaan
Tema ini diusung dalam rangka menumbuhkan jiwa-jiwa kewirausahaan bagi
peserta didik. Peserta didik nantinya akan mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang
usaha di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan
pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Contoh kegiatannya adalah peserta didik bisa membuat
produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.

12
6 Elemen Profil Pelajar Pancasila
Untuk memahami program ini, profil pelajaran Pancasila dibagi ke dalam 6
dimensi, berikut penjabaran lengkapnya serta elemen penting bagi guru dan peserta
didik.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Dalam dimensi ini, guru dapat menuntun peserta didik untuk mengimani dan
mengamalkan ajaran kepercayaan yang dianut. Ada lima elemen kunci beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia diantaranya: akhlak beragama,
akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
Untuk mewujudkan hal tersebut dapat dimulai dari penerapan dan pemahaman
terhadap ajaran agama, menghargai hubungan sesama manusia dan semua ciptaan Tuhan
termasuk mewujudkan akhlak yang mulia pada diri masing-masing murid.
Selain itu, guru harus memberikan pengetahuan luas untuk menghargai segala
perbedaan termasuk perbedaan agama, ras, budaya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan
agar peserta didik tidak melakukan tindakan diskriminasi terhadap orang lain.
2. Berkebhinekaan Global
Untuk mewujudkan sikap nasionalisme, menghargai budaya lain, serta mampu
dan berinteraksi secara multikultural dapat dimulai dari mengeksplorasi berbagai budaya
dan membandingkannya.
Dari cara tersebut, peserta didik dapat dengan mudah mempelajari dan menerima
perbedaan budaya di setiap negara dan tertarik untuk mendalaminya dengan tujuan
mengembangkan diri peserta didik maupun tenaga pendidik.
Tujuan dari dimensi berkebinekaan global dalam profil pelajar Pancasila adalah
menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya, menghilangkan
prasangka, hingga merefleksikan diri terhadap nilai-nilai kebhinekaan.
3. Mandiri
Yang dimaksud dengan dimensi mandiri bagi pelajar adalah pengembangan,
pemahaman serta regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup.
Guru dapat membantu peserta didik agar mampu mengelola pikiran, perasaan,
dan tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Dari dimensi mandiri ini dijabarkan dalam
bentuk beberapa elemen, seperti:
 Memberikan pemahaman kepada diri peserta didik
 Mengenali minat yang digeluti peserta didik

13
 Membantu mengembangkan kendali diri, bekerja mandiri, disiplin, dan
pengendalian emosi
 Guru dapat membantu peserta didik mengenali minta hingga menghasilkan
prestasi gemilang
4. Gotong Royong
Dimensi gotong royong ini melihat bagaimana cara peserta didik dapat
berkolaborasi secara aktif dan menyadari sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan
bantuan dari orang lain.
Untuk mendukung profil pelajar Pancasila, maka pendidik dapat mulai
mendorong kerjasama peserta didik lewat metode FGD atau tugas kelompok yang
nantinya akan mempererat interaksi dan komunikasi.
Selain interaksi, peserta didik harus memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap
lingkungan, bangsa, dan negara.
5. Bernalar Kritis
Apabila peserta didik memiliki karakter dan dimensi berpikir kritis, pastinya
mereka telah mampu memproses dan menyaring segala informasi dan mengambil
keputusan yang tepat atas segala masalah yang dihadapi.
Pada dimensi ini juga peserta didik harus memiliki pemikiran terbuka dan mampu
menilai sesuatu dari berbagai perspektif hingga akhirnya dapat mengemukakan dan
menerima pendapat orang lain.
Cara menilai apakah peserta didik sudah masuk dalam elemen bernalar kritis
dapat terlihat dari keaktifan murid mengajukan pertanyaan, menganalisa, dan
mengevaluasi pendapat pribadi dan orang lain.
6. Kreatif
Pelajar Pancasila dalam dimensi kreatif adalah pelajar yang telah mampu
berkontribusi dalam memberikan gagasan, menciptakan karya, serta mampu
memecahkan masalah.
Dari sisi ini, guru dapat mendukung kreativitas siswa dalam bentuk penyaluran
minat, bakat, dan keterampilan lewat tugas praktik. Setiap dimensi di atas dapat dibentuk
dengan mudah asalkan guru dapat memberikan bimbingan dan contoh yang bisa diikuti
oleh peserta didik.
Maka dari itu, peran tenaga pendidik di Program Guru Penggerak sangat
diperlukan untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila. Dimensi P5 merupakan akronim
dari lima dimensi pembelajaran yang diintegrasikan dalam Kurikulum Merdeka.

14
P5 mencakup Pemahaman, Penerapan, Pembelajaran Bermakna, Pengembangan Karakter, dan
Penilaian Berkelanjutan
1. Pemahaman (Understanding)
Dimensi ini menekankan pentingnya pemahaman konsep dan prinsip yang
menjadi dasar pembelajaran. Siswa diajak untuk memahami materi secara menyeluruh,
bukan hanya menghafal fakta-fakta tanpa pemahaman yang mendalam.
2. Penerapan (Application)
Dimensi ini menitikberatkan pada penerapan konsep dan prinsip dalam situasi
nyata. Siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang mereka pelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning)
Dimensi ini menekankan pentingnya pembelajaran yang relevan dan bermakna
bagi siswa. Pembelajaran diarahkan pada pengembangan pemahaman, keterampilan, dan
sikap yang berguna dalam kehidupan mereka.
4. Pengembangan Karakter (Character Development)
Dimensi ini mengintegrasikan pembentukan karakter siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa diajak untuk mengembangkan sikap, nilai, dan moral yang positif,
seperti kejujuran, kerjasama, keberanian, dan tanggung jawab.
5. Penilaian Berkelanjutan (Sustainable Assessment)
Dimensi ini mencakup penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan dan
holistik. Guru menggunakan berbagai metode penilaian, termasuk penilaian formatif dan
sumatif, untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang kemajuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan mengintegrasikan kelima dimensi tersebut, Kurikulum Merdeka
bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran yang lebih berarti, relevan, dan menyeluruh
bagi siswa

Prinsip-prinsip P5
1. Holistik
Prinsip holistik dalam P5 adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara
keseluruhan. Kerangka berpikir holistik akan mendorong peserta didik untuk
mempelajari tema dan materi secara keseluruhan serta memahami persoalan dengan
mendalam. Prinsip holistik juga memotivasi siswa supaya bisa melihat koneksi yang

15
bermakna antarkomponen dalam pelaksanaan P5, seperti pendidik, peserta didik, dan
lainnya.
2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkorelasi dengan usaha mendasarkan kegiatan
pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini akan
memotivasi pendidik dan peserta didik untuk bisa menjadikan lingkungan dan realitas
kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.
3. Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip ini menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran aktif.
Sementara, pendidik dijadikan sebagai fasilitator pembelajaran yang memberi banyak
kesempatan untuk peserta didik dalam mengeksplorasi dorongan diri sendiri sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berhubungan dengan semangat untuk membuka ruang bagi
proses pengembangan diri dan inkuiri, baik yang terstruktur maupun bebas. P5 juga
mempunyai wilayah eksplorasi yang luar dari segi jangkauan materi peserta didik,
alokasi waktu, juga penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Prinsip eksploratif pun memiliki upaya mendorong peran P5 menggenapkan dan
memperkuat kemampuan yang diperoleh siswa dalam didikan intrakurikuler.

Manfaat P5
1. Memberi ruang dan waktu kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
2. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk saling bekerja sama
dengan pendidik dari mata pelajaran lain agar memperkaya hasil pembelajaran.
3. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
4. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang memberi kontribusi
kepada komunitas dan lingkungan sekitarnya.
5. Menjadikan satuan pendidikan sebagai ekosistem yang terbuka untuk partisipasi
masyarakat.
Itulah penjelasan mengenai P5 dalam Kurikulum Merdeka. Dapat dikatakan, P5
memberi ruang untuk seluruh anggota satuan pendidikan dalam mempraktikkan profil pelajar
Pancasila

16
Alur Kegiatan P5
Tahapan P5 dalam Kurikulum Merdeka KSPTENDIK Kemdikbud menjabarkan P5
sebagai projek pengembangan karakter pelajar agar bisa menghidupkan nilai-nilai dasar
Pancasila. Bukan berpatokan pada hasil pembelajaran, namun P5 lebih mementingkan
prosesnya.
Proses ini dijalankan lewat beberapa poin penting, yakni tahapan projek, pelibatan siswa,
dan refleksi. Intinya, semua poin tersebut akan mempraktekkan cara berpikir tumbuh atau dalam
istilah bahasa Inggris growth mindset. Untuk tahapannya sendiri, P5 dalam Kurikulum Merdeka
terdiri dari empat alur berikut.
1. Pengenalan
2. Kontekstualisasi
3. Aksi
4. Refleksi
Dari beberapa alur di atas, ada gambaran proses yang akan dilewati oleh peserta didik
melalui P5. Pertama-tama, mereka akan dikenalkan oleh sesuatu yang ada di sekitarnya lewat
tahapan pengenalan. Kemudian, tahapan kontekstualisasi akan memproses mereka untuk bisa
menyatu dengan permasalahan yang ada. Kemudian, aksi akan dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Setelah tiga tahapan dilakukan, maka peserta didik dapat melakukan
refleksi. Aktivitas ini dapat dijalankan secara personal, berkelompok, atau bersama pembimbing
P5.

17

Anda mungkin juga menyukai