Anda di halaman 1dari 57

MODUL PROJEK

KEARIFAN LOKAL
SMAN 1 CILEDUG
Tahun Pelajaran
2023/2024

Disusun oleh:

TIM PROJEK P5
Modul Projek
Kearifan Lokal

Gambaran Umum TujuanUmum


Projek Projek

Jenjang pendidikan : SMA Melalui Projek ini, peserta didik


diharapkan dapat :
Alokasi Waktu : 150 JP
Mendemonstrasikan
Fase Capaian : E kemampuan mengenali ragam
Tema : Kearifan Lokal budaya lokal.
Dimensi Pelajar Pancasila : Mendemonstrasikan
kemampuan menggali nilai nilai
Kreatif kebaikan dalam budaya lokal.
Gotong Royong. Mendemonstrasikan
kemampuan menganalisis nilai
Model Pembelajaran : Tatap Muka - nilai budaya lokal.
Mendemonstrasikan
Jenis Asesmen : Asesmen Individu kemampuan mempromosikan
dan Kelompok nilain - nilai budaya lokal.
Metode : Diskusi dan Presentasi Mendemonstrasikan
kemampuanbkolaborasi dalam
lingkungan sekolah.
Mendemonstrasikan
kemampuan negosiasi dalam
lingkungan sekolah.

Relevansi Dengan Lingkungan Sekolah

Dampak dari globalisasi dan kemajuan zaman seperti dua sisi koin yang tidak bisa
kita hindari. Pada satu sisi kita melihat banyak keuntungan yang kita peroleh mulai
dari paradigma kemanusiaan yang berkembang dan kemajuan diberbagai
bidangbseperti komunikasi dan transportasi. Disisi yang lain globalisasi dan
kemajuan zaman juga menyimpan potensindisintegrasi karena adanya tantangan
pergeseran normatif.
Setiap manusia Indonesia dituntut untuk memiliki wawasan global dengan
membawa identitas lokal sebagai cara hidup. Pengenalan,pemahaman, dan refleksi
yang mendalam terhadap nilai kearifan lokal dalam rangka prilaku global perlu
difasilitasi sekolah sebagai bentuk dari pendidikan yang memperhatikan kodrat
zaman.
Modul ini bertujuan supaya peserta didik dapat menggali, menganalisis, dan
mengapresiasi kearifan lokal sebagai bekal berkehidupan global.
Modul Projek
Kearifan Lokal

ALUR PROJEK

Pengenalan
1. Memahami proyek penguatan profil pelajar pancasila
2. Penjelasan materi kearifan lokal
3. Mengerjakan LKPD
4. Presentasi LKPD
5. Refleksi

Kontekstualisasi
1. Pembentukan kelompok
2. Materi cerita rakyat Cirebon
3. Materi dasar lagu daerah
4. Materi cerita bergambar
5. Analisis ide produk
6. Analisis naskah

Aksi

Menampilkan skenario, lagu, dan cerita bergambar yang sudah dibuat,


dan memberikan umpan balik dari masing masing kelompok.

Refleksi

Penilaian ataupun umpan balik setelah melakukan atau mengikuti


proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
Modul Projek
Kearifan Lokal

PROFIL PELAJAR PANCASILA

GOTONG ROYONG

Elemen : Kolaborasi
Subelemen :
Mau bekerjasama dalam kelompok
Bekerja sesuai dengan kesepakatan
Menghargai dan memnerima pendapat orang lain
mau membantu teman lain dalam kelompok

KREATIF

Elemen : Aksi Nyata


Subelemen :
Menghasilkan gagasan yang orisinil
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil
Kesesuaian Topik
Modul Projek
Kearifan Lokal

DIMENSI DAN ELEMEN


PROFIL PELAJAR PANCASILA

DIMENSI ELEMENN SUBELEMEN TARGET PENCAPAIAN

Menghasilkan gagasan
yang beragam untuk
mengekspresikan
Mau bekerjasama
pikiran dan/atau
dalam kelompok
perasaannya, menilai
Bekerja sesuai dengan
gagasannya, serta
kesepakatan
Gotong memikirkan segala
Kolaborasi Menghargai dan
Royong risikonya dengan
memnerima pendapat
mempertimbangkan
orang lain
banyak perspektif
mau membantu teman
seperti etika dan nilai
lain dalam kelompok
kemanusianaan ketika
gagasannya
direalisasikan.

Menghasilkan gagasan Bereksperimen dengan


yang orisinil berbagai pilihan secara
Menghasilkan karya kreatif untuk
Kreatif Aksi Nyata
dan tindakan yang memodifikasi gagasan
orisinil sesuai dengan
Kesesuaian Topik perubahan situasi.
AGENDA KEGIATAN PEMBELAJARAN P5

HARI, JAM
TOPIK TAHAPAN PROYEK DESKRIPSI KEGIATAN
TANGGAL KE
1 MEMAHAMI PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA:
2 - P3, PERLUNYA P5
3
SENIN, 02 - GAMBARAN PELAKSANAAN PROYEK
4
OKT 2023
5
(1) - PRINSIP P5, MANFAAT P5
6
7 - PERAN PESERTA DIDIK DALAM P5, TEMA P5
8 MENGERJAKAN LKPD (1)
9 PRESENTASI LKPD
PENGENALAN
10 REFLEKSI
1 MATERI KEARIFAN LOKAL :
KEARIFAN 2 - PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL
LOKAL 3 - MANFAAT MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL
4 - PERAN PEMUDA DALAM MELESTARIKAN KEARIFAN
SELASA, 03
5 LOKAL
OKT 2023
6
(2) - IDENTIFIKASI KEARIFAN LOKAL CIREBON
7
8 MENGERJAKAN LKPD (2)
9 PRESENTASI LKPD
10 REFLEKSI
1 PEMBENTUKAN KELOMPOK
2
3 MATERI CERITA RAKYAT CIREBON
4
RABU, 04
5
OKT 2023
6 MENYIMAK VIDEO CERITA RAKYAT
(3)
7
8 MENGERJAKAN LKDP (3)
9 PRESENTASI
10 REFLEKSI
1
2 MATERI DASAR LAGU
3
4
KAMIS, 05
5 MENYIMAK BEBERAPA LAGU DAERAH
OKT 2023
6
(4)
7 MENGERJAKAN LKPD (4)
8
PRESENTASI
9
10 REFLEKSI
1
MATERI CERITA BERGAMBAR
2
JUMAT, 06 3
MENYIMAK CONTOH CERITA BERGAMBAR
OKT 2023 4
(5) 5 MENGERJAKAN LKPD (5)
KONTEKSTUALIS
6 PRESENTASI
ASI
7 REFLEKSI
1
2 ANALISIS IDE PRODUK
3
4
SENIN, 09
5 OBSERVASI CERITA RAKYAT DARI INTERNET
OKT 2023
6
(6)
7
LKPD RENCANA AKSI (6)
8
9 PRESENTASI LKPD RENCANA AKSI
10 REFLEKSI
1
ANALISIS NASKAH
2
3
4 PRESENTASI HASIL ANALISIS
SELASA, 10
5
OKT 2023
6
(7)
7
PENYUSUNAN SKRIP, STORYLINE, LIRIK
8
9
10 REFLEKSI
LATIHAN
11 -18 OKT -PEMBAGIAN TUGAS MASING-MASING ANGGOTA
2023 (8-13) -MENENTUKAN ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN
-PEMBUATAN SKRIP, GAMBAR DAN LAGU
KAMIS, 19 MENAMPILKAN SKENARIO, LAGU DAN CERITA
AKSI OKT 2023 BERGAMBAR YANG SUDAH DIBUAT, DAN MEMBERIKAN
(14) UMPAN BALIK DARI MASING-MASING KELOMPOK.
REFLEKSI
JUM'AT, 20
OKT 2023 PENYUSUNAN LAPORAN
(15)
KEGIATAN 1
PENGENALAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Tema : Kearifan Tujuan : Murid memahami mengenai tujuan dan manfaat
Lokal proyek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah.

Topik : Cerita Persiapan : Guru membekali diri dengan pengetahuan mengenai


Rakyat P5

Materi : Pelaksanaan :
Pengenalan  Murid diberikan pertanyaan pemantik mengenai pengetahuan
Projek apa saja yang mereka ketahui tentang P5
penguatan profil  Murid diberikan penjelasan apa saja 6 dimensi dari profil
pancsila pelajar Pancasila
 Murid diberikan gambaran pelaksanaan proyek oleh guru
Durasi : beserta diberi penjelasan mengenai prinsip dan manfaat dari
Bahan : P5
Dimensi Profil :  Murid secara berkelompok mengerjakan LKPD yang sudah
Kreatif disediakan
Gotong royong  Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid diminta untuk mengerjakan beberapa soal yang ada
pada LKPD
 Murid menciptakan yel-yel kelompoknya masing-masing
(berkaitan dengan profil pelajar Pancasila) untuk ditampilkan
sebelum presentasi LKPD
MATERI

MEMAHAMI PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Projek Penguatan profil pelajar Pancasila merupakan Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat atau permasalahan di lingkungan satuan
pendidikan. (Pada pendidikan kesetaraan berupa projek pemberdayaan dan keterampilan berbasis
profil Pelajar Pancasila).

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Visi pendidikan Indonesia Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Profil pelajar seperti apa yang di sebut
sebabagi profil pelajar Pancasila ? profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya
satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan
ekstrakurikuler. Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan factor internal yang
berkaitan dengan jatidiri, ideology, dan cita – cita bangsa Indonesia. Serta konteks kehidupan
dan tantangan bangsa Indonesia abad 21 yang sedang menghadapi masa revolusi industry 4.0.
Pelajar Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan kemampuan berupa :

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2. Berkebinekaan global
3. Bergotong – royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Dimensi – dimensi tersebut menunjukan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya
fokus kepada kemapuan kognitif saja melainkan juga berfokus pada sikap dan perilaku sesuai
jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila terdapat langkah yang dilakukan yaitu
melakukan kegiatan intrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kokurikuler, dan budaya
satuan pendidikan. Kegiatan intrakurikuler berarti muatan pelajaran kegiatan / pengalaman
belajar, kegiatan ekstrakurikuler berarti kegiatan untuk meningkatkan minat bakat siswa,
kegiatan kokurikuler berarti kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan budaya
satuan pendidikan berarti Iklim satuan pendidikan, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta
norma yang berlaku di satuan pendidikan.

PERLUNYA PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar
Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai
proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam
kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu
penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi,
dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab
isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menginspirasi peserta didik
untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
menjalankan projek akan menjadi prestasi Dalam skema kurikulum, pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila terdapat di dalam rumusan Kepmendikbudristek No.56/M/2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang menyebutkan bahwa
Struktur Kurikulum di jenjang PAUD serta Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas kegiatan
pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Sementara pada
Pendidikan Kesetaraan terdiri atas mata pelajaran kelompok umum serta pemberdayaan dan
keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila. Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan
dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat
yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

GAMBARAN PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati
dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila. Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek
penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang
untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar
Pancasila. yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan
kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran
intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk
merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pendidik dapat tetap
melaksanakan pembelajaran berbasis projek di kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler).
Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP),
sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar
Pancasila.

referensi gambaran kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila


https://www.youtube.com/watch?v=0AX8JNtfZjA

https://www.youtube.com/watch?v=JzMO77vT9Z8

https://www.youtube.com/watch?v=KoZLwBrISdQ

PRINSIP – PRINSIP PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

1. HOLISTIK
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau
terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan
melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah
tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu,
cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna
antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan
pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan
peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai
penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta
didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-
tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh dan menjawab persoalan
lokal yang terjadi di daerah masing-masing. Dengan mendasarkan projek profil pada
pengalaman dan pemecahan masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian
dari solusi, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk
secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.

3. Berpusat Pada Peserta Didik


Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil
sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama
kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak
instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya
sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses
pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai
skema formal pengaturan mata peserta didikan. Oleh karenanya projek profil ini memiliki
area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didikan, alokasi waktu, dan
penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan
dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil secara
sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip eksploratif juga
diharapkan dapat mendorong peran projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk
menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam
peserta didikan intrakurikuler.

MANFAAT PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Secara umum Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan ruang bagi semua anggota
komunitas satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan profil pelajar
Pancasila. Secara khusus manfaat projek penguatan profil Pancasila dapat dibagi menjadi 3 bagian
seperti berikut :

1. Untuk Satuan Pendidikan


a. Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk
partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
b. Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

2. Untuk Pendidik
a. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
b. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
c. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

3. Untuk Peserta Didik


a. Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila.
b. Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
c. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi
dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

PERAN PESERTA DIDIK DALAM PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Secara umum peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran yang diharapkan dapat terlibat
aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, secara khusus peserta didik memiliki peran sebagai berikut :
1. Mengasah komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
2. Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai
minat dan kemampuan yang dimiliki.
3. Melakukan refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan
mengoptimalkan kemampuan.

TEMA PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan
pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan
delapan tema untuk SD-SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta
Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Sustainable Development Goals, dan dokumen lain yang
relevan. Untuk jenjang SMA dari delapan tema yang tersedia sekolah dapat menentukan
melaksanakan tiga sampai dengan 4 tema berbeda dalam satu tahun pelajaran. Dan Delapan tema
untuk jenjang SMA adalah sebagai berikut :

1. GAYA HIDUP BERKELANJUTAN


Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik
juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari
potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
 Jakarta: situasi banjir
 Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
 Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organic

2. KEARIFAN LOKAL
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya
dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
Peserta didik
Contoh kontekstualisasi tema:
 Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
 Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
 SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa
3. BHINNEKA TUNGGAL IKA
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan,
belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan,
secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap
terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi
pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang dihalaman …).

4. BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA


Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan
mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan
(bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah
yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
 Jenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang
marak di kalangan remaja.
 Jenjang SMPLB/SMALB: Pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan
menjaga Kesehatan

5. SUARA DEMOKRASI
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara
peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran ini
peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta
tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau
dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan
sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa.

6. REKAYASA DANTEKNOLOGI
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan
sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan
persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/ MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi untuk menjawab
permasalahan di sekitar satuan pendidikan.
7. KEWIRAUSAHAAN
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat local dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan,
peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk
menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. (Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata
pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan untuk
jenjang SMK.)
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.

8. KEBEKERJAAN
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan
pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja. Peserta didik membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.
Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema wajib
khusus jenjang SMK/MAK.
Contoh kontekstualisasi tema:
 Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari limbah daun nanas
 Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan pengolahan
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 1

Jawab beberapa pertanyaan berikut!


Nama Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Beberapa tema yang disebutkan - Kearifan local
termasuk dalam tema projek yang sudah - Bangunlah jiwa raganya
disediakan pemerintah. (Beri tanda coret - Bhineka Tunggal Ika
untuk yang salah) - Budaya Lokal
- Suara Demokrasi
- Gaya Hidup Modern

2 SMA Harapan Bangsa berada di


lingkungan masyarakat yang homogen.
Masyarakatnya belum begitu mengenal
keragaman budaya, agama, ras, maupun
suku. Berdasarkan kondisi tersebut, tema
P5 apa yang tepat untuk sekolah
tersebut?
3 SMA Pattimura mempunyai isu
kekerasan mental dan fisik
(perundungan) di sekolahnya. Dengan
kondisi tersebut, tema P5 apa yang
cocok untuk diangkat yang berkaitan
dengan isu ini?
4 Mengapa Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila perlu di pelajari di sekolah?

5 Apa saja contoh kegiatan di sekolah yang


sesuai dengan profil pelajar pancasila
dengan dimensi Gotong Royong dan
Kreatif?

Buat 1 yel-yel kelompok berkaitan


dengan 6 dimensi profil pelajar
pancasila, tampilkan yel-yel mu sebelum
memulai presentasi LKPD! Tulis yel
yelnya disini >>>
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 1
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang membuatmu tertarik
saat belajar tadi? Mengapa?

2 Apa yang terpenting yang


kamu pelajari dalam P5?
Mengapa itu penting?

3 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang P5?
Mengapa?

4 Apa yang membuat kamu


penasaran? Mengapa kamu
penasaran dengan hal
tersebut?

5 Pada saat melakukan apa


kamu merasa paling bagus
dalam belajar tentang P5 tadi?

6 Ide apa yang kamu dapatkan


setelah belajar P5 pada hari
ini?

7 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

8 Apakah yang kamu lakukan


hari ini sudah mencapai tujuan
(target) belajarmu?

9 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang P5 tadi?

10 Bagaimana cara kamu


menunjukkan bahwa kamu
memahami materi P5 ?
KEGIATAN 2
PENGENALAN TEMA KEARIFAN LOKAL P5
Tema : Tujuan :
Kearifan local  Murid memahami tentang pengertian kearifan local.
 Murid mengetahui manfaat melestarikan kearifan local.
Topik :  Murid mengetahui peran pemuda dalam melestarikan kearifan
CERITA RAKYAT local
 Murid dapat mengidentifikasi kearifan local daerah Cirebon.
Materi :
PENGENALAN Persiapan : Guru membekali diri dengan pengetahuan mengenai
TEMA KEARIFAN kearifan local Cirebon.
LOKAL P5
Pelaksanaan :
Durasi :  Murid diberikan pertanyaan pemantik mengenai pengetahuan
Bahan : apa saja yang mereka ketahui tentang kearifan local.
 Murid diberikan/ mencari tahu secara mandiri tentang
Dimensi Profil: pengetahuan mengenai apa yang dimaksud kearifan local.
KREATIF  Murid diberikan/ mencari tahu secara mandiri tentang
GOTONG manfaat melestarikan kearifan local dan peran pemuda dalam
ROYONG melestarikan kearifan local.
 Murid mengidentifikasi kearifan local yang ada di daerah
Cirebon.
 Murid secara berkelompok mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
 Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid diminta untuk mengerjakan beberapa soal yang ada
pada LKPD
 Murid melakukan presentasi.
MATERI
PENGENALAN: Kearifan Lokal

A. Pengertian Kearifan Lokal


Kearifan lokal adalah konsep yang merujuk pada pengetahuan, nilai, praktik, dan
tradisi yang berkembang di tingkat lokal atau komunitas tertentu. Ini adalah bentuk
pengetahuan yang biasanya diwariskan dari generasi ke generasi dan mencerminkan
pengalaman dan kebijaksanaan yang unik dari suatu kelompok atau tempat tertentu.

Beberapa karakteristik utama dari kearifan lokal adalah:


1. Penyesuaian dengan Lingkungan: Kearifan lokal sering kali mencakup
pengetahuan tentang bagaimana beradaptasi dan bertahan dalam
lingkungan tertentu. Ini bisa melibatkan teknik pertanian, pengelolaan
sumber daya alam, atau cara-cara tradisional dalam menghadapi kondisi iklim
atau geografis tertentu.
2. Pentingnya Budaya: Kearifan lokal sering kali terkait dengan nilai-nilai, norma,
dan budaya yang unik dari suatu komunitas. Ini dapat mencakup praktik
agama, tradisi perayaan, tata cara adat, bahasa, dan banyak aspek budaya
lainnya.
3. Pemahaman Tradisional: Kearifan lokal seringkali mencakup pemahaman
tradisional tentang dunia, termasuk pandangan tentang keseimbangan alam,
hubungan manusia dengan alam, dan konsep-konsep spiritual atau mitos
tertentu.
4. Kekayaan Ilmu Lokal: Ini bisa mencakup pengetahuan tentang pengobatan
tradisional, tata cara pertanian yang berkelanjutan, dan berbagai
keterampilan dan keahlian lokal.
5. Kehidupan Sosial dan Keharmonisan: Kearifan lokal seringkali mencerminkan
prinsip-prinsip sosial seperti kerja sama dalam komunitas, nilai-nilai saling
tolong-menolong, dan cara-cara dalam menjaga harmoni dalam masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa kearifan lokal berbeda-beda di berbagai wilayah dan
komunitas. Ini adalah aset berharga yang dapat berperan dalam melestarikan
budaya, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memberikan solusi untuk tantangan
lokal. Dalam dunia yang semakin global, penting untuk menghargai dan melestarikan
kearifan lokal sebagai bagian dari warisan budaya yang beragam.
B. Manfaat Melestarikan Kearifan Lokal

Melestarikan kearifan lokal memiliki berbagai manfaat yang penting, baik bagi
masyarakat setempat maupun untuk dunia secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari melestarikan kearifan lokal:


1. Pelestarian Warisan Budaya: Melestarikan kearifan lokal membantu menjaga
dan mewariskan budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang unik dari suatu
komunitas atau daerah. Ini memungkinkan generasi berikutnya untuk
memahami dan menghargai akar budaya mereka.
2. Pengembangan Identitas dan Jati Diri: Kearifan lokal membantu membentuk
identitas dan jati diri komunitas. Ini memberikan rasa kepemilikan dan
kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, yang dapat memperkuat
solidaritas dan kohesi sosial.
3. Kekayaan Pengetahuan: Kearifan lokal sering mencakup pengetahuan
tentang ekologi lokal, sumber daya alam, pertanian, pengobatan tradisional,
dan berbagai keterampilan lokal. Ini dapat memberikan solusi-solusi berharga
untuk tantangan lingkungan dan sosial.
4. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Melestarikan kearifan lokal dapat mendukung
ekonomi lokal dengan mempromosikan produk dan kerajinan tradisional,
serta pariwisata budaya. Hal ini dapat menciptakan peluang kerja dan
penghasilan tambahan bagi masyarakat.
5. Konservasi Lingkungan: Kearifan lokal sering mencakup pengetahuan tentang
bagaimana berinteraksi dengan alam secara berkelanjutan. Ini dapat
berperan dalam pelestarian sumber daya alam, perlindungan ekosistem, dan
praktik pertanian berkelanjutan.
6. Kesejahteraan Kesehatan: Pengetahuan tentang pengobatan tradisional dan
herbal yang seringkali merupakan bagian dari kearifan lokal dapat
berkontribusi pada perawatan kesehatan masyarakat. Ini juga dapat menjadi
alternatif ketika akses ke layanan kesehatan modern terbatas.
7. Perdamaian dan Keharmonisan: Kearifan lokal seringkali mengandung nilai-
nilai perdamaian, toleransi, dan kerukunan sosial. Ini dapat memainkan peran
penting dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat
yang beragam.
8. Kekayaan Budaya Dunia: Kearifan lokal yang beragam dan unik merupakan
bagian penting dari kekayaan budaya dunia. Ini dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang ingin mengalami berbagai budaya dan tradisi.
9. Inspirasi untuk Inovasi: Kadang-kadang, prinsip-prinsip kearifan lokal dapat
menginspirasi inovasi dalam berbagai bidang seperti seni, musik, dan desain.
Ini dapat memperkaya budaya global.
10. Pendidikan dan Penelitian: Melestarikan kearifan lokal juga berkontribusi
pada pendidikan dan penelitian. Ini menjadi sumber pengetahuan bagi para
ilmuwan, peneliti, dan siswa yang ingin memahami budaya dan masyarakat
tertentu.

Dalam rangka melestarikan kearifan lokal, penting untuk mendukung komunitas


lokal, mempromosikan pendidikan budaya, dan memahami pentingnya menjaga
keseimbangan antara tradisi dan perkembangan modern. Keberagaman budaya
adalah aset yang berharga bagi seluruh umat manusia, dan pelestariannya adalah
tugas bersama kita.

C. Peran Pemuda Dalam Melestarikan Kearifan Lokal

Pemuda memainkan peran yang sangat penting dalam melestarikan kearifan lokal.
Mereka adalah agen perubahan yang kuat dalam memastikan bahwa nilai-nilai,
tradisi, dan pengetahuan lokal dilestarikan dan diteruskan ke generasi mendatang.

Berikut beberapa peran kunci pemuda dalam melestarikan kearifan lokal:


1. Pelanjut Tradisi: Pemuda adalah generasi penerus yang akan mewarisi tradisi
dan nilai-nilai budaya dari generasi sebelumnya. Mereka memiliki tanggung
jawab untuk memahami, menghormati, dan meneruskan warisan budaya
tersebut.
2. Pengumpul dan Penyampai Cerita: Pemuda dapat menjadi pengumpul dan
penyampai cerita-cerita, legenda, dan sejarah lokal. Mereka dapat
mengumpulkan cerita-cerita lisan dari tokoh-tokoh tua di komunitas mereka
dan mengabadikannya dalam berbagai bentuk, seperti buku, rekaman audio,
atau dokumenter.
3. Pelaku Budaya: Pemuda dapat aktif terlibat dalam praktik-praktik budaya
lokal seperti tarian, musik, seni rupa, dan perayaan adat. Mereka bisa
menjadi pelaku budaya yang berperan dalam melestarikan dan
mempromosikan kesenian dan tradisi lokal.
4. Penggiat Pendidikan Budaya: Pemuda dapat mengambil peran dalam
mendidik masyarakat, terutama generasi muda, tentang kearifan lokal.
Mereka bisa menjadi fasilitator dalam pelatihan atau lokakarya yang
mengajarkan tentang nilai-nilai budaya dan tradisi.
5. Inovasi dalam Pelestarian: Pemuda dapat membawa ide-ide segar dan inovasi
dalam upaya pelestarian kearifan lokal. Mereka dapat mencari cara baru
untuk menjadikan tradisi relevan dan menarik bagi generasi muda.
6. Aktivis Lingkungan: Banyak kearifan lokal terkait dengan pemahaman tentang
lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Pemuda dapat berperan sebagai aktivis lingkungan yang berjuang untuk
pelestarian alam dan praktik-praktik berkelanjutan.
7. Pengguna Teknologi: Pemuda sering memiliki akses dan pemahaman yang
baik tentang teknologi. Mereka dapat menggunakan teknologi untuk
mendokumentasikan, mempromosikan, dan menyebarkan pengetahuan
tentang kearifan lokal, misalnya melalui media sosial atau platform daring.
8. Pendukung Pariwisata Budaya: Pemuda dapat berperan dalam
mengembangkan pariwisata budaya yang bertanggung jawab di daerah
mereka. Mereka dapat mempromosikan kunjungan ke situs-situs bersejarah,
pertunjukan seni, atau acara budaya lokal.
9. Mengatasi Tantangan Modern: Pemuda dapat mencari solusi untuk
mengatasi tantangan modern yang dapat memengaruhi kearifan lokal,
seperti urbanisasi, perubahan iklim, dan globalisasi.
10. Kolaborasi Antar-Generasi: Pemuda dapat berkolaborasi dengan tokoh-tokoh
tua dalam komunitas untuk memahami lebih dalam kearifan lokal dan
meneruskannya ke generasi mendatang dengan cara yang seimbang antara
tradisi dan perkembangan modern.

Pemuda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan positif dalam
pelestarian kearifan lokal, dan melibatkan mereka dalam upaya ini adalah langkah
penting dalam memastikan bahwa warisan budaya dan nilai-nilai lokal tetap hidup
dan relevan di dunia yang terus berubah.

D. Identifikasi Kearifan Lokal yang ada di Cirebon

Cirebon, sebagai salah satu daerah di Jawa Barat, Indonesia, memiliki banyak
kearifan lokal yang unik. Beberapa di antaranya melibatkan tradisi, seni, dan nilai-
nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Berikut adalah beberapa contoh kearifan lokal yang ada di Cirebon:


1. Kearifan dalam Seni Tradisional:
o Tari Topeng Cirebon: Tari topeng adalah salah satu seni tradisional
yang sangat penting di Cirebon. Setiap topeng memiliki karakteristik
dan makna tersendiri dalam pertunjukan ini.
2. Kearifan dalam Musik Tradisional:
o Kroncong Cirebon: Kroncong Cirebon adalah variasi dari musik
kroncong yang memiliki nuansa khas Cirebon. Ini melibatkan
instrumen-instrumen seperti gitar, ukulele, dan biola.
3. Tradisi Perayaan:
o Sedekah Bumi: Ini adalah perayaan tradisional yang melibatkan
upacara syukuran kepada Tuhan atas hasil bumi. Selama perayaan ini,
berbagai jenis makanan dan hasil pertanian ditampilkan dan
kemudian didistribusikan kepada masyarakat.
4. Tradisi Pertanian:
o Sistem Irigasi Subak: Di daerah pegunungan Cirebon, terdapat sistem
irigasi yang telah berusia ratusan tahun yang dikenal sebagai "Subak."
Sistem ini digunakan untuk mengatur air irigasi bagi lahan pertanian.
5. Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Sastra:
o Bahasa Cirebon: Bahasa Cirebon adalah dialek bahasa Sunda yang
digunakan secara luas di daerah Cirebon. Ini mencerminkan identitas
bahasa lokal.
6. Kearifan Lingkungan:
o Pertanian Berkelanjutan: Petani Cirebon sering menggunakan praktik-
praktik pertanian tradisional yang berkelanjutan, seperti sistem
berladang dan penggunaan pupuk organik.
7. Seni Kaligrafi Tradisional: Kaligrafi tradisional Cirebon memiliki ciri khasnya
sendiri dan sering digunakan dalam konteks agama dan seni.
8. Kearifan dalam Pengobatan Tradisional: Masyarakat Cirebon memiliki
pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat
dan ramuan-ramuan alami.
9. Tradisi Perkawinan Adat: Cirebon memiliki berbagai tradisi pernikahan adat,
seperti upacara Siraman, Sungkeman, dan lainnya, yang mencerminkan nilai-
nilai budaya dan religi.
10. Legenda dan Mitos Lokal: Cerita-cerita legenda dan mitos lokal seringkali
mengandung pesan-pesan moral dan etika yang mengandung nilai-nilai
kearifan lokal.

Kearifan lokal di Cirebon mencerminkan keragaman budaya dan sejarah yang kaya di
daerah ini. Ini adalah bagian penting dari warisan budaya Indonesia dan harus
dihargai dan dilestarikan agar dapat diteruskan kepada generasi mendatang.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 2

Berdasarkan hasil temuan kalian terhadap kearifan local di Cirebon yang beragam, kemukakan
berbagai bentuk kearifan local yang terdapat di Cirebon pada table di bawah ini dengan baik.
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.

NO BENTUK JENIS DESKRIPSI TENTANG NILAI-NILAI GAMBAR


KEARIFAN KEARIFAN KEARIFAN LOKAL YANG BUDAYA KEARIFAN
LOKAL DI LOKAL DITEMUKAN MASYARAKAT LOKAL
DAERAH YANG
DIPERTAHANKAN
1

5
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 2

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang membuatmu tertarik
saat belajar tentang kearifan
local?

2 Apa yang terpenting yang


kamu pelajari dalam mengenal
kearifan local?

3 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang kearifan
local Cirebon?

4 Apa yang membuat kamu


penasaran tentang kearifan
lokal? Mengapa?

5 Pada saat melakukan apa kamu


merasa paling bagus dalam
belajar tentang kearifan local
Cirebon?

6 Ide apa yang kamu dapatkan


setelah belajar tentang
kearifan lokal pada hari ini?

7 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

8 Apakah yang kamu lakukan


hari ini sudah mencapai tujuan
(target) belajarmu?

9 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang materi kearifan lokal
tadi?
10 Bagaimana cara kamu
menunjukkan bahwa kamu
memahami materi kearifan
lokal?
KEGIATAN 3
KONTEKSTUALISASI: CERITA RAKYAT
Tema : Tujuan :
Kearifan lokal  Murid memahami jenis kearifan local dalam bentuk cerita
Topik : rakyat
Cerita Rakyat  Murid dapat mengidentifikasi nilai-nilai kearifan local dalam
Materi : cerita rakyat
Jenis dan Nilai Persiapan : Guru membekali diri dengan pengetahuan mengenai
kearifan local cerita rakyat yang merupakan kearifan local daerah
dalam bentuk Cirebon.
cerita rakyat
Durasi : Pelaksanaan :
Bahan :  Murid diberikan pertanyaan pemantik mengenai pengetahuan
Dimensi Profil: apa saja yang mereka ketahui tentang cerita rakyat Cirebon.
kreatif  Murid dibentuk menjadi beberapa kelompok
Gotong royong  Murid diberikan/ mencari tahu secara mandiri mengenai
materi cerita rakyat, mulai dari unsur intrinsic dan kaitannya
dengan kearifan local
 Murid menyimak video cerita rakyat yang telah disediakan
oleh guru
 Murid secara berkelompok mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
 Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid menyimak video
 Murid mengerjakan beberapa soal yang ada pada LKPD
 Murid melakukan presentasi.
MATERI
Cerita Rakyat Cirebon

Berikut beberapa contoh cerita rakyat dari daerah Cirebon:

1. Legenda Sunan Gunung Jati: Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan wali
yang penting dalam agama Islam. Legenda ini mengisahkan tentang peran
pentingnya dalam menyebarkan Islam di daerah Cirebon.
2. Legenda Setu Patok : Setu Patok adalah salah satu tempat bersejarah di Cirebon yang
memiliki kisah menarik. Ini adalah sebuah danau kecil yang terletak di desa Patok,
Cirebon, Jawa Barat. Cerita Setu Patok Cirebon melibatkan legenda danau yang
dikenal sebagai "Setu Patok."
3. Kisah Perjuangan Pangeran Surya Kencana: Legenda ini mengisahkan tentang
perjuangan Pangeran Surya Kencana, salah satu pangeran Keraton Kasepuhan, dalam
mempertahankan kehormatan kerajaan dan memerangi musuh-musuhnya.
4. Legenda Naga Wulung: Salah satu legenda terkenal yang berhubungan dengan
Keraton Kasepuhan adalah legenda Naga Wulung. Konon, Sunan Gunung Jati
memiliki seekor naga penjaga yang bernama Naga Wulung. Naga ini melambangkan
perlindungan terhadap keraton dan kerajaan Cirebon.

Legenda Sunan Gunung Jati dan Kearifan Lokal Cirebon

 Pendahuluan:
Cirebon, sebuah kota di pesisir utara Jawa Barat, Indonesia, adalah tempat di mana
kekayaan budaya dan sejarah berkumpul. Salah satu tokoh yang sangat penting dalam
sejarah dan kearifan lokal Cirebon adalah Sunan Gunung Jati. Dalam esai ini, kita akan
menjelajahi legenda Sunan Gunung Jati dan bagaimana perannya berkaitan dengan
Cirebon.

 Bagian 1: Asal Usul Sunan Gunung Jati


Legenda Sunan Gunung Jati dimulai pada abad ke-15, ketika kerajaan-kerajaan kecil di
Jawa Barat terpecah belah. Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah
dan merupakan putra dari Syarif Abdullah, seorang ulama ternama. Legenda
mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati memiliki kebijaksanaan dan kekuatan spiritual
yang luar biasa sejak muda.

 Bagian 2: Peran Sunan Gunung Jati dalam Sejarah Cirebon


a. Penyebar Agama Islam
Salah satu peran utama Sunan Gunung Jati adalah sebagai penyebar agama Islam di
wilayah Cirebon. Dalam legenda, ia dikatakan memiliki kekuatan supranatural untuk
mengusir makhluk gaib yang menghalangi penyebaran Islam.
b. Pendiri Kerajaan Cirebon
Sunan Gunung Jati memainkan peran penting dalam pendirian Kerajaan Cirebon
pada tahun 1478 Masehi. Dia menggabungkan beberapa kerajaan kecil di wilayah
tersebut menjadi sebuah kerajaan yang lebih kuat.

 Bagian 3: Kearifan Lokal dalam Legenda Sunan Gunung Jati


a. Kesederhanaan dan Kepemimpinan
Sunan Gunung Jati dikenal karena kesederhanaannya dan pendekatannya yang
ramah terhadap rakyatnya. Ini mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal Cirebon yang
menghargai hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyatnya.

b. Pelestarian Budaya
Legenda Sunan Gunung Jati juga mencerminkan pelestarian budaya lokal. Sunan
Gunung Jati tidak hanya menyebarkan Islam, tetapi juga melestarikan budaya Sunda,
termasuk seni, musik, dan tradisi lokal.

 Bagian 4: Pesan Kearifan Lokal dari Legenda Sunan Gunung Jati


Legenda Sunan Gunung Jati memberikan beberapa pesan yang relevan dalam konteks
kearifan lokal Cirebon:
c. Kepemimpinan yang Adil: Sunan Gunung Jati mengajarkan pentingnya
kepemimpinan yang adil, transparan, dan peduli terhadap rakyatnya.
d. Penghormatan Terhadap Budaya Lokal: Legenda ini menekankan pentingnya
melestarikan dan menghormati budaya lokal dalam menghadapi perubahan zaman.
Kesederhanaan dan Kepedulian Sosial: Kearifan lokal Cirebon mendorong nilai-nilai
kesederhanaan dan kepedulian sosial yang tercermin dalam legenda ini.

 Bagian 5: Penutup
Legenda Sunan Gunung Jati adalah bagian integral dari warisan budaya dan sejarah
Cirebon. Ia bukan hanya sosok agama, tetapi juga pemimpin yang memahami kearifan
lokal dan berusaha untuk menjaga dan mengembangkannya. Dalam dunia yang terus
berubah, cerita tentang Sunan Gunung Jati dan pesan-pesan kearifan lokalnya tetap
relevan dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan budaya dan
nilai-nilai yang berharga bagi Cirebon.

Referensi lain :
https://museumnusantara.com/sunan-gunung-jati/
https://youtu.be/4mTlguc0K-M?si=xblW1s4Kw5iduET7
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 3

Berdasarkan video yang sudah disimak, kemukakan hasil ringkasan dari video yang telah di tonton
pada table di bawah ini.

Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.

Kelas :
Judul cerita rakyat :
Asal daerah :

UNSUR INTRINSIK CERITA URAIAN MENGENAI CERITA


1. Tema :

2. Latar :
Tempat :
Waktu :
Suasana :

3. Tokoh
Utama :

Antagonis :

Tritagonis :

4. Alur :

5. Sudut Pandang :

6. Pesan Moral :
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 3

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang membuatmu tertarik
saat belajar tentang Cerita
Rakyat Cirebon?

2 Apa yang terpenting yang


kamu pelajari dalam mengenal
Cerita Rakyat Cirebon?

3 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang Cerita
Rakyat Cirebon Cirebon?

4 Apa yang membuat kamu


penasaran tentang Cerita
Rakyat Cirebon? Mengapa?

5 Pada saat melakukan apa kamu


merasa paling bagus dalam
belajar tentang Cerita Rakyat
Cirebon Cirebon?

6 Ide apa yang kamu dapatkan


setelah belajar tentang Cerita
Rakyat Cirebon pada hari ini?

7 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

8 Apakah yang kamu lakukan


hari ini sudah mencapai tujuan
(target) belajarmu?

9 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang materi Cerita Rakyat
Cirebon tadi?
10 Bagaimana cara kamu
menunjukkan bahwa kamu
memahami materi Cerita
Rakyat Cirebon?
KEGIATAN 4
KONTEKSTUALISASI: LAGU DAERAH
Tema : Tujuan :
Kearifan lokal  Murid mengetahui jenis kearifan local dalam bentuk lagu
Topik : daerah
Cerita rakyat  Murid dapat mengidentifikasi nilai-nilai kearifan local dalam
Materi : bentuk lagu daerah
Jenis dan nilai Persiapan : Guru membekali diri dengan pengetahuan mengenai
kearifan local lagu daerah yang merupakan kearifan local daerah
dari lagu daerah Cirebon.
Durasi :
Bahan : Pelaksanaan :
Dimensi Profil:  Murid diberikan pertanyaan pemantik mengenai pengetahuan
Kreatif apa saja yang mereka ketahui tentang lagu daerah yang
Gotong royonh terkenal di cirebon.
 Murid diberikan/ mencari tahu secara mandiri mengenai
materi daerah, mulai dari unsur-unsur pada lagu dan kaitannya
dengan kearifan local
 Murid menyimak beberapa lagu daerah yang telah disediakan
oleh guru
 Murid secara berkelompok mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
 Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid menyimak audio/video lagu daerah
 Murid mengerjakan beberapa soal yang ada pada LKPD
 Murid melakukan presentasi.
MATERI
Lagu Khas Cirebon

Cirebon memiliki kekayaan seni dan budaya yang unik, termasuk musik
tradisionalnya. Salah satu jenis musik tradisional yang khas dari Cirebon adalah
"Kroncong Cirebon." Kroncong adalah genre musik tradisional Indonesia yang
umumnya menggunakan instrumen seperti ukulele, gitar, dan biola. Di Cirebon,
Kroncong memiliki nuansa dan gaya tersendiri yang mencerminkan identitas budaya
daerah ini.

Selain Kroncong Cirebon, ada juga musik tradisional lain yang populer di Cirebon,
seperti "Jaipongan," yang memiliki irama yang energetik dan gerakan tari yang khas.
Jaipongan sering diiringi oleh alat musik seperti kendang, suling, dan gong.

Lagu-lagu dalam bahasa Sunda juga sering dinyanyikan di Cirebon, karena bahasa
Sunda adalah bahasa yang umum digunakan di wilayah ini. Salah satu contoh lagu
khas Sunda yang dinyanyikan di Cirebon adalah "Kacapi Suling," yang menggunakan
alat musik kacapi (semacam alat musik petik) dan suling.

Seiring perkembangan zaman, pengaruh musik modern juga masuk ke Cirebon, dan
banyak musisi lokal menciptakan musik yang menggabungkan unsur-unsur
tradisional dengan elemen-elemen modern. Ini menciptakan variasi musik yang
menarik dan mencerminkan keragaman budaya di Cirebon.

Lagu-lagu dan musik khas Cirebon adalah bagian yang tak terpisahkan dari warisan
budaya daerah ini dan menjadi ekspresi penting dari identitasnya.

Berikut lagu-lagu yang mengandung kearifan lokal Cirebon diantaranya :

1. Lagu "Kembang Gadung" mencerminkan rasa cinta dan kerinduan seseorang


terhadap seorang kekasih yang jauh, sambil menggunakan metafora
kembang gadung yang cantik. Lagu ini juga sering dinyanyikan dalam bahasa
Sunda, yang merupakan salah satu bahasa yang umum digunakan di Cirebon.
https://youtu.be/WEXiqyjg7Qs?si=btJGDTOI5xLOFhHI

2. Lagu “Cirebonku" (sebuah lagu modern bergenre HipHop yang


menggambarkan tentang kebanggaan terhadap daerah Cirebon).
https://youtu.be/h1um1ACKRVQ?si=VhmJTMNf0kQMydVT

3. Lagu “Sega Jamblang” menggambarkan adalah lagu tradisional yang berasal


dari daerah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. "Sega" dalam bahasa Sunda
berarti nasi, dan "Jamblang" adalah nama sebuah desa di Cirebon yang
terkenal dengan nasi jamblangnya. Lagu ini menyuarakan pujian terhadap
kelezatan dan keunikan nasi jamblang.
https://youtu.be/LoDZtwfeVTY?si=qaiEUSNE_0B3Ktd-
4. Lagu “Kembang Kilaras” mencerminkan nuansa dan nilai-nilai budaya dari
daerah Cirebon.
https://youtu.be/zFK_BoXMidQ?si=Sy6Z0SDWIcDYtvef
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 4

Bersama dengan kelompok, tuangkan hasil analisis dari contoh-contoh lagu yang sudah
diperdengarkan ke dalam table di bawah ini.

Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.

Kelas :

No. Judul Lagu Asal Daerah Nilai-nilai Kearifan lokal Pesan yang disampaikan
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 4

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang membuatmu tertarik
saat belajar tentang Lagu
Daerah?

2 Apa yang terpenting yang


kamu pelajari dalam mengenal
Lagu Daerah

3 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang Lagu
Daerah Cirebon?

4 Apa yang membuat kamu


penasaran tentang Lagu
Daerah? Mengapa?

5 Pada saat melakukan apa kamu


merasa paling bagus dalam
belajar tentang Lagu Daerah
Cirebon?
6 Ide apa yang kamu dapatkan
setelah belajar tentang Lagu
Daerah pada hari ini?

7 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

8 Apakah yang kamu lakukan


hari ini sudah mencapai tujuan
(target) belajarmu?

9 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang materi Lagu Daerah
tadi?

10 Bagaimana cara kamu


menunjukkan bahwa kamu
memahami materi Lagu
Daerah?
KEGIATAN 5
KONTEKSTUALISASI: CERITA BERGAMBAR
Tema : Tujuan :
Kearifan lokal  Murid mengetahui jenis kearifan local dalam bentuk cerita
Topik : bergambar.
Cerita rakyat  Murid dapat mengidentifikasi nilai-nilai kearifan local dalam
Materi : bentuk cerita bergambar.
Jenis dan nilai Persiapan : Guru membekali diri dengan pengetahuan mengenai
kearifan local cerita bergambar yang merupakan kearifan local
cerita bergambar daerah Cirebon.
Durasi :
Bahan : Pelaksanaan :
Dimensi Profil:  Murid diberikan pertanyaan pemantik mengenai pengetahuan
Kreatif apa saja yang mereka ketahui tentang cerita rakyat yang
Gotong royong dibentuk dalam cerita bergambar.
 Murid diberikan/ mencari tahu secara mandiri mengenai
contoh-contoh cerita rakyat bergambar dan kaitannya dengan
kearifan local
 Murid secara berkelompok mengerjakan LKPD yang sudah
disediakan
 Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid menyimak contoh cerita bergambar
 Murid mengerjakan beberapa soal yang ada pada LKPD
 Murid melakukan presentasi.
MATERI
Cerita Bergambar/Komik

Cerita bergambar adalah jenis narasi yang disampaikan dalam bentuk visual atau
gambar, seringkali dengan sedikit atau tanpa teks tertulis. Ini adalah cara yang efektif
untuk menceritakan cerita atau menyampaikan pesan dengan menggunakan ilustrasi
atau gambar-gambar berurutan.

Cerita bergambar biasanya ditemui dalam berbagai bentuk, termasuk buku komik,
novel grafis, buku anak-anak dengan ilustrasi, atau bahkan dalam bentuk papan
cerita. Ini memungkinkan pengarang atau ilustrator untuk menyampaikan cerita atau
gagasan dengan cara yang lebih visual dan kreatif.

Beberapa karakteristik umum dari cerita bergambar termasuk:

1. Ilustrasi yang kuat: Gambar-gambar memiliki peran utama dalam


menceritakan cerita atau menyampaikan pesan.
2. Berurutan: Gambar-gambar diatur secara berurutan, sehingga membentuk
alur cerita yang dapat diikuti pembaca.
3. Dialog dan narasi: Meskipun banyak cerita bergambar terutama
menggunakan gambar, beberapa mungkin juga memiliki dialog atau narasi
tertulis yang mendukung cerita.
4. Ekspresi karakter: Ilustrasi sering kali digunakan untuk menggambarkan
ekspresi emosi dan karakter dalam cerita.
5. Beragam genre: Cerita bergambar dapat mencakup berbagai genre, termasuk
cerita anak-anak, petualangan, misteri, fiksi ilmiah, dan banyak lagi.

Buku komik dan novel grafis adalah contoh yang paling umum dari cerita bergambar
yang populer, dan banyak dari mereka memadukan seni visual yang indah dengan
narasi yang mendalam. Cerita bergambar juga dapat digunakan sebagai alat
pendidikan atau untuk menyampaikan pesan-pesan sosial dan budaya dengan cara
yang menarik dan mudah dicerna oleh berbagai kelompok usia.
Berikut contoh cerita bergambar yang ceritanya mengangkat kearifan lokal daerah
cirebon

https://www.webtoons.com/id/canvas/wali-songo-sunan-gunung-
djati/list?title_no=204652
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 5

Kelompok :
Nama Anggota Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.

Kelas :

No. Judul Cerita Asal Daerah Nilai-nilai Kearifan lokal Tanggapan kelompok mengenai
kearifan local yang dikemas
dalam bentuk cerita bergambar
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 5

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang membuatmu tertarik
saat belajar tentang Cerita
Bergambar?

2 Apa yang terpenting yang


kamu pelajari dalam mengenal
Cerita Bergambar

3 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang Cerita
Bergambar Cirebon?

4 Apa yang membuat kamu


penasaran tentang Cerita
Bergambar? Mengapa?

5 Pada saat melakukan apa kamu


merasa paling bagus dalam
belajar tentang Cerita
Bergambar Cirebon?
6 Ide apa yang kamu dapatkan
setelah belajar tentang Cerita
Bergambar pada hari ini?

7 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

8 Apakah yang kamu lakukan


hari ini sudah mencapai tujuan
(target) belajarmu?

9 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang materi Cerita
Bergambar tadi?

10 Bagaimana cara kamu


menunjukkan bahwa kamu
memahami materi Cerita
Bergambar?
KEGIATAN 6
KONTEKSTUALISASI: ANALISIS IDE PROYEK
Tema : Tujuan :
Kearifan lokal  Murid dapat menganalisis ide poyek penguatan profil pelajar
Topik : Pancasila yang akan dikembangkan menjadi sebuah produk.
Cerita rakyat
Materi : Persiapan :
Ide Projek  Guru mendampingi dan membimbing murid dalam mencari
penguatan profil ide, mengobservasi contoh produk, dan menganalisis ide.
pancasila
Durasi : Pelaksanaan :
Bahan :  Menyapa murid dan mengulas sedikit apa yang telah dipelajari
Dimensi Profil: di kegiatan sebelumnya
Kreatif  Murid diberikan kesempatan untuk memilih proyek apa yang
Gotong royong ingin dibuat
 Murid dikelompokkan sesuai dengan minat proyek yang akan
dikerjakan
 Setiap kelompok menganalisis ide apa saya yang akan mereka
kerjakan pada proyek
 Setiap kelompok mengobservasi secara mandiri dari internet
mengenai proyek yang dibuat.
 Kelompok mengisi LKPD rencana aksi
 Murid melakukan presentasi dari LKPD yang sudah dikerjakan
secara berkelompok
 Murid saling memberikan umpan balik kepada kelompok yang
sudah presentasi
 Murid melakukan refleksi mengenai pembelajaran pada
kegiatan ini

Tugas :
 Murid mengisi LKPD rencana aksi P5
 Murid melakukan presentasi.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
PERTEMUAN KE – 6

Nama Anggota Kelompok :

Kelas :
Bidang :
Judul :

Deskripsi Konsep Ide / Rencana Projek


LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN 6

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang terpenting yang
kamu pelajari dalam mengenal
Ide proyek P5?

2 Apa yang ingin kamu pelajari


lebih lanjut tentang Ide proyek
P5?

3 Pada saat melakukan apa


kamu merasa paling bagus
dalam belajar tentang Ide
proyek P5?
4 Ide apa yang kamu dapatkan
setelah belajar tentang Ide
proyek P5 pada hari ini?

5 Apakah kamu puas dengan


proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

6 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses belajar
tentang materi Ide proyek P5
tadi?

7 Apa yang akan kamu lakukan


dalam menghadapi tantangan
belajar hari ini ?
KEGIATAN 7
KONTEKSTUALISASI: ANALISIS RANCANGAN PROYEK
Tema : Tujuan :
Kearifan lokal  Murid dapat menganalisis rancangan poyek penguatan profil
Topik : pelajar Pancasila yang akan dikembangkan menjadi sebuah
Cerita Rakyat produk.
Materi :
Rancangan Persiapan :
Proyek  Guru mendampingi dan membimbing murid dalam
Durasi : menganalisis rancangan proyek.
Bahan : Pelaksanaan :
Dimensi Profil:  Menyapa murid dan mengulas sedikit apa yang telah dipelajari
Kreatif di kegiatan sebelumnya
Gotong royong  Kelompok mulai untuk menganalisis hasil observasi pada
pertemuan sebelumnya, dan memantapkan proyek yang akan
dibuat apakah dalam bentuk drama/lagu/cerita bergambar
 Kelompok mulai Menyusun naskah untuk drama/story line
untuk cerita bergambar/lirik lagu untuk yang memilih lagu
daerah
 Murid melakukan refleksi dari pembelajaran hari ini.
Tugas :
 Murid melakukan presentasi.
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN
Anggota Kelompok :
Projek :

Kelas :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah kamu puas dengan
proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

2 Pada saat melakukan apa


kamu merasa paling bagus
dalam kegiatan hari ini?

3 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses
membuat projek hari ini?

4 Ide apa yang kamu dapatkan


untuk projek yang sedang
dikerjakan setelah pertemuan
hari ini?

5 Apakah yang kamu lakukan


hari ini lebih baik dari
pertemuan kemarin / sudah
mencapai target belajar?
KEGIATAN 8-13
KONTEKSTUALISASI: PENYUSUNAN PROYEK
Tema : Tujuan :
Kearifan Lokal  Murid dapat menyelesaikan rancangan poyek penguatan profil
Topik : pelajar Pancasila yang akan direalisasikan menjadi sebuah
Cerita Rakyat produk.
Materi :
Penyusunan Persiapan :
Proyek  Guru mendampingi dan membimbing murid dalam
Durasi : penyusunan proyek.
Bahan : Pelaksanaan :
Dimensi Profil:  Menyapa murid dan mengulas sedikit apa yang telah dipelajari
Kreatif di kegiatan sebelumnya
Gotong Royong  Kelompok melakukan Latihan
 Kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggota
 Kelompok menentukan alat dan bahan apa saja yang
dibutuhkan
 Kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan proyek
 Murid melakukan refleksi di akhir kegiatan
Tugas :
 Murid menyelesaikan proyek
 Murid melakukan refleksi
LEMBAR REFLEKSI AKHIR PEMBELAJARAN
Anggota Kelompok :

Projek :

Kelas :
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah kamu puas dengan
proses belajarmu hari ini?
Mengapa?

2 Pada saat melakukan apa


kamu merasa paling bagus
dalam kegiatan hari ini?

3 Apakah tantangan yang kamu


jumpai dalam proses
membuat projek hari ini?

4 Ide apa yang kamu dapatkan


untuk projek yang sedang
dikerjakan setelah pertemuan
hari ini?

5 Apakah yang kamu lakukan


hari ini lebih baik dari
pertemuan kemarin / sudah
mencapai target belajar?
KEGIATAN 14
AKSI
Tema : Tujuan :
Kearifan Lokal  Murid dapat mempresentasikan, menampilkan hasil belajar
Topik : selama proses P5
Cerita Rakyat
Materi : Persiapan :
Aksi Proyek  Guru mendampingi dan membimbing murid dalam
Kearifan Lokal pelaksanaan aksi
Durasi :  Guru mempersiapkan penilaian
Bahan : Pelaksanaan :
Dimensi Profil:  Menyapa murid dan dan memberikan apresiasi untuk proyek
Kreatif yang telah mereka selesaikan
gotong Royong  Murid menampilkan dan mempresentasikan hasil proyek yang
telah dibuat
 Setiap kelompok memberikan umpan balik dan komentar yang
positif secara bergantian kepada kelompok yang sudah tampil
 Murid melakukan kegiatan tanya jawab
 Murid melakukan refleksi akhir modul
Tugas :
 Murid menyelesaikan proyek
 Murid melakukan refleksi
LKPD REFLEKSI AKHIR MODUL P5
(INDIVIDU)

Kelompok :
Nama :
Kelas :
Kurang Sangat
No Pernyataan Setuju
Setuju Setuju
1 Saya memahami projek kearifan lokal dengan baik.
2 Saya menjadi terampil berbicara khususnya pada saat
mempresentasikan tugas di depan kelas.
3 Saya menjadi terampil dalam merancang naskah drama / lirik
lagu / cerita bergambar.
4 Saya menjadi terampil dalam membuat naskah drama / lirik
lagu / cerita bergambar.
5 Saya menjadi terampil dalam memperaktekan naskah drama /
lirik lagu / cerita bergambar.
6 Melalui projek ini karakter saya dibentuk seperti kreatif dan
gotong royong.
7 Projek ini bermanfaat bagi saya dan dapat menjadi bekal di
masa depan.
8 Saya sudah membangun dan mengelola kerjasama tim untuk
mencapai tujuan bersama.
9 Saya dapat mengendalikan dan menyesuaikan emosi dengan
tepat selama mengikuti projek ini.
10 Saya melakukan refleksi dan menganalisis kekurangan saya
untuk dapat saya perbaiki.
Ceritakanlah pengalaman berkesan mu dalam mengikuti projek ini, dan apa saja tantangan dan
kendala yang kamu hadapi selama projek ini berlangsung!

Ceritakanlah bagaimana keterampilan yang kamu dapat selama mengikuti projek ini yang dapat
bermanfaat bagi masa depan mu!

Ceritakan hal baru apa yang kamu dapat selama projek dan hal apa sajakah yang membuat kamu
berproses!

Ceritakanlah perubahan cara berpikir, perilaku, hubungan dengan lingkungan, kebiasaaan sehari-
hari yang dialami serta perasaan yang paling dominan muncul selama projek!

Jelaskan bagaimana cara kamu berkomitmen untuk bisa menerapkan hasil projek
dalam kehidupan sehari-hari?

Berikanlah masukan, saran dan pendapat untuk project ini!


KEGIATAN 15
PENYUSUNAN LAPORAN
Tema : Tujuan :
Kearifan Lokal  Murid dapat melaporkan proses dan hasil P5 mulai dari
Topik : pengenalan, kontekstulaisasi, aksi dan refleksi.
Cerita Rakyat
Materi : Persiapan :
Penyusunan  Guru mendampingi dan membimbing murid dalam
Laporan Kegiatan penyusunan laporan
Durasi : Pelaksanaan :
Bahan :  Murid diberikan arahan mengenai sistematika penyusuna
Dimensi Profil: laporan
Kreatif  Murid menyusun laporan bersama dengan kelompoknya
Gotong Royong dengan format yang sudah disediakan
Tugas :
 Murid membuat laporan kegiatan
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN P5

TEMA : KEARIFAN LOKAL

SUB TEMA : Menggali Kreativitas dalam Melestarikan Kearifan Lokal

COVER

Ditulis dengan menggunakan huruf kapital, cover memuat:

 Menyebutkan judul laporan


 Menyebutkan tema projek
 Menyebutkan sub tema projek
 Logo sekolah
 Nama siswa
 Kelas
 Kop sekolah

KATA PENGANTAR

 Ucapan rasa Syukur atas terselesaikannya penulisan laporan ini


 Ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
 Harapan dan manfaat dari penulisan laporan ini

DAFTAR ISI

 Halaman judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 BAB 1 PENDAHULUAN
o Nama kegiatan
o Latar belakang
o Tujuan
o Sasaran kegiatan
o Waktu dan tempat pelaksanaan
o Tim yang terlibat
 BAB 2 REALISASI KEGIATAN
o Persiapan
o Pelaksanaan
o Pasca kegiatan
 BAB 3 EVALUASI DAN KENDALA
o Evaluasi
o Kendala
o Solusi
 BAB 4 PENUTUP
LAMPIRAN / DATA PENDUKUNG

 Foto kegiatan proses selama P5


 LKPD dan refleksi yang dikerjakan bersama kelompok projek
 Foto dan Video selama aksi
 Asesmen sumatif kearifan lokal
ASESMEN FORMATIF
Bentuk Asesmen : Aksi Nyata
Profil Pelajar Pancasila Yang Dinilai : Kreatif
Fase :E
Tahun pelajaran : 2023/2024

Kriteria Penilain/ Skor Perolehan

Menghasilkan
Menghasilkan
karya dan
No Nama Siswa/Kelompok Kesesuaian topik gagasan yang Jml
tindakan yang
orisinal
orisinal

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Ketentuan skor dalam rentang 1-4
1. Kesesuaian topik dalam tugas
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1
2. Menghasilkan gagasan yang orisinal
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1
3. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1

Nilai akhir Asesmen Formatif:


NILAI AKHIR = (JUMLAH SKOR : 12) x 100%
ASESMEN FORMATIF
Bentuk Asesmen : Kerja sama dalam mengerjakan tugas
Profil Pelajar Pancasila Yang Dinilai : Bergotong royong
Fase :E
Tahun pelajaran : 2023/2024

Kriteria Penilain/ Skor Perolehan

Bekerja Menghargai/ Mau


Mau bekerja sesuai mau membantu
No Nama Siswa/Kelompok sama dalam dengan menerima teman lain Jml
kelompok kesepakatan/ pendapat dalam
tugasnya orang lain kelompok

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 0
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Ketentuan skor dalam rentang 1-4
1. Mau bekerja sama dalam kelompok
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1
2. Bekerja sesuai dengan kesepakatan/ tugasnya
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1
3. Menghargai/ mau menerima pendapat orang lain
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1
4. Mau membantu teman lain dalam kelompok
a. Sangat berkembang :4
a. berkembang sesuai harapan :3
c. Mulai Berkembang :2
d. Belum Berkembang :1

Nilai akhir Asesmen Formatif:


NILAI AKHIR = (JUMLAH SKOR : 16 ) x 100%

Anda mungkin juga menyukai