Anda di halaman 1dari 13

TAREKAT SYADZILIYAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Akidah Akhlak

Disusun oleh :

1. Ahmad Noval Rosidin


2. Hanifah Hilyah Nadhirah
3. Muhammad Arham Alwi Panjaitan
4. Najwa Aulia Putri
5. Zahrah Elvaretta Fajriyah

12 KEAGAMAAN

MADRASAH ALIYAH NEGERI 16 JAKARTA

Jln. Kamal Raya No.3 Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat 11820

E-mail Man16jkt@kemenag.go.id Telepon : 021-55963525

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tarekat
Syadziliyah” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan wejangan dan fatwa kepada
seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Akidah Akhlak.
Sselain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tarekat
Syadziliyahbagi para pembaca dan juga penulis.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan sehingga makalah ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini
penulis tujukan kepada :

1. Bu Sittah Ardinah S.pd selaku guru Akidah Akhlak yang memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang Tarekat
Syadziliyah yang tersebar luas dikalangan masyarakat.
2. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan makalah ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................
D. Manfaat Penulisan Makalah............................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1 Sejarah Berdirinya Tarekat Syadziliyah............................................
2.2 Tokoh Pendiri Utama dan Tokoh Yang Sekarang Masih Ada.........
2.3 Silsilah Pendiri dari Tarekat Syadziliyah..........................................
2.4 Ciri Khas Ajaran Tarekat Syattariyah ................................................
2.5 Kelemahan dan kelebihan dari Tarekat Syadziliyah..........................

BAB III PENUTUP................................................................................................ 9


3.1 Kesimpulan..........................................................................................

PUSTAKA ACUAN ........................................................................................................ 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tarekat adalah sebuah kata yang berasal dari kata thariqah yang berarti jalan. Kata al-
thariqah dapat dijumpai pada al-Qur‟an surah al-Jin ayat 16: “Dan seandainya mereka
menempuh jalan lurus mengikuti jalan itu, niscaya Aku akan memberi mereka minum dengan
air yang paling segar.”
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi saw. Menyuruh
umatnya untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah para sahabatnya. Sunnah juga berarti
jalan, seperti halnya thariqah yang berarti jalan. Kendati sama-sama bermakna jalan, istilah
tarekat dapat diterapkan pada berbagai kelompok orang yang mengikuti mazhab pemikiran
yang dikembangkan oleh seorang alim atau Syaikh tertentu, sedangkan istilah sunnah tidak
demikian halnya.
Pada abad ketujuh Hijriyah di dunia Islam, baik di kawasan sebelah Timur maupun Barat,
tumbuh berbagai tarekat sufi yang bergerak secara aktif. Tarekat Syâdziliyah adalah salah satu
tarekat yang diakui kebenarannya (al-mu‟tabarah). Tarekat Syâdziliyah dinisbatkan kepada
Abû Hasan al-Syâdzilî (w. 656 H/1258 M) sebagai pendirinya, Tarekat ini cukup dikenal
dengan hizbnya. Ia adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur tasawuf searah dengan
alGhazâlî, yakni pelaksanaan tasawuf yang tetap memegang teguh syariat yang berlandaskan
al-Qur‟an dan as-Sunnah, mengarah pada asketisme, pelurusan dan penyucian jiwa (tazkiyah
al-nafs) dan pembinaan moral (akhlaq). Tarekat ini dinilai oleh kebanyakan kalangan bersifat
moderat dan menawarkan konsep zuhud (al-zuhd) yang lebih moderat
Ajaran al-Syâdzilî ini kemudian diteruskan oleh muridnya Abû Άbbâs al Mursî (w. 686
H.), kemudian diteruskan oleh Ibn Athâillâh al-Iskandari (w. 709 H.). Mereka ini dalam
perkembangannya dipandang sebagai pioner Tarekat Syadziliyah, sehingga berkembang pesat
di beberapa wilayah seperti Tunisia, Mesir, Aljazair, Sudan, Syria dan Indonesia khususnya di
Jawa. Tarekat Syâdziliyah memulai keberadaannya di bawah salah satu dinasti al-
Muwahhidûn, yakni Hafsiyyah di Tunisia. Tarekat ini kemudian berkembang dan tumbuh
subur di Mesir dan Timur Dekat di bawah kekuasaan dinasti Mamluk.
1
B. Rumusan Masalah
Perkembangan pengikut Tarekat Syadziliyah yang begitu pesat, membuat peneliti bermaksud
mengetahui lebih mendalam. Tarekat Syadziliyah dan hizbnya.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, terdapat perumusan masalah dalam makalah ini :
1. Sejarah berdirinya Tarekat Syadziliyah
2. Tokoh utama pendiri dan tokoh yang sekarang masih ada
3. Silsilah dari Tarekat Syadziliyah
4. Ciri khas dari Tarekat Syadziliyah
5. Kelebihan dan kelemahan Tarekat Syadziliyah untuk kehidupan modern atau saat ini.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejarah berdirinya tarekat syattariyah
2. Mengenal tokoh pendiri utama dan Mursyid yang masih ada sampai sekarang
3. Memahami silsilah tokoh-tokoh tarekat syattariyah
4. Memahami ciri khas ajaran tarekat syattariyah
5. Mencari sumber infornasi terkait kelebihan atau kekurangan dari tarekat syattariyah.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Secara teoritis makalah ini dibuat untuk merangkum materi terkait dengan pengaruh ajaran
Tarekat Syadziliyah

Melatih penulis mengembangkan kemampuan menyaring data secara sistematis dari berbagai
sumber informasi yang jelas dan akurat mengenai materi tarekat syattariyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya Tarekat Syadziliyah

Tarekat Syâdziliyah adalah salah satu tarekat yang besar di samping Tarekat Qadiriyah,
Rifa‟iyah, Naqsyabandiyah dan Suhrawardiyah. Tarekat Syâdziliyah adalah tarekat yang paling
layak disejajarkan dengan Tarekat Qadiriyah dalam hal penyebarannya. Nama Tarekat
Syâdziliyah dinisbatkan kepada Abû Hasan al-Syâdzilî (w.656 H/1258 M) sebagai pendirinya. Ia
adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. melalui Sayidina Hasan bin Alî bin Abî Thâlib.
Tarekat Syâdziliyah adalah salah satu tarekat yang diakui kebenarannya (al-mu‟tabarah).

Tarekat Syâdziliyah memulai keberadaannya di bawah salah satu dinasti al-Muwahhidûn,


yakni Hafsiyyah di Tunisia. Tarekat ini kemudian berkembang di Mesir dan Timur Dekat di
bawah kekuasaan dinasti Mamluk. Banyak tokoh sufi yang sezaman dengan al-Syâdzilî menetap
di Barat, misalnya Abû Madyan Syu‟aib al-Maghribi (w. 594 H/1197M), Ibn al-Άrabi (w.
638H/1240M), Άbd. Al-Salâm ibn Masyîsy (w. 625H/1228M), Ibn Sab‟in (w. 669H/1271M) dan
al-Syusyturî (w. 688H/1270M). Walaupun dasar-dasar tasawuf Maghribi itu berasal dari Timur
sebagai asal muasal Islam itu sendiri, namun kecerdasan Muslim daerah Barat, gaya hidupnya,
seni kaligrafinya, arsitektur masjidnya, juga mazhab Malikinya, telah ada sejak generasi Islam
awal. Ciri umum ini mendapat penguatan bersamaan dengan berdirinya dinasti Abbasiyah pada
abad ke-2H/8M dan mulai mengembangkan kebiasaan sendiri. Inilah atmosfir yang
melatarbelakangi berdirinya Tarekat Syâdziliyah pada abad ke-7H/13M yang mengembangkan
kebebasan berfikir, kemajuan ilmu pengetahuan, peradaban dan perekonomian.

Tarekat yang didirikan oleh Syaikh Abû Hasan al-Syâdzilî ini dilandaskan pada ajaran
metafisik dan spiritual tauhid dan tentu saja pada al-Qur‟an dan Sunnah. Tujuan tarekat ini
adalah kesadaran ma‟rifah kepada Allah yang mengimplikasikan kebijaksanaan sempurna dan
kesucian jiwa pelaku kontemplasi. Ma‟rifah yang diajarkannya ini berdasarkan keyakinan
sederhana, ketaatan syariat dan formulasi dogmatis dari aqidah yang diajarkan oleh Asy‟ariyah.

3
Tarekat Syâdziliyah merupakan suatu bentuk reformasi pandangan spiritual dan religius,
bukan dalam arti sebagai gerakan pemurnian dan antikemusyrikan yang sering secara brutal
membinasakan institusi Islam eksternal di bawah bendera “kembali ke jalan para salaf”. Namun,
dengan caranya sendiri, ia mengkritisi formalisme dan literalisme yang berlebih-lebihan dalam
Islam eksoterik saat itu. Mungkin di luar tarekat besar lainnya yang berkembang saat itu,
Syâdziliyah merupakan tarekat yang paling diterima, tidak hanya oleh tasawuf normatif tetapi
juga oleh Islam normatif. Hal ini karena, baiat atau inisiasi yang dilakukan tarekat ini tidak
pernah melanggar apa yang diyakini masyarakat.

Ajaran al-Syâdzilî kemudian diteruskan murid-muridnya, antara lain Abû Άbbâs al-Mursî
(w. 686 H), kemudian diteruskan Ibn Athâ‟illâh al-Iskandari (w.709 H), Ibn Abbâd al-Randî (w.
793 H). Pada abad IX H/XV M. dilanjutkan Sayid Abî Abd Allah Muhammad ibn Sulaymân al-
Jazulî. Di dalam perkembangannya, mereka dipandang sebagai pemimpin-pemimpin Tarekat
Syâdziliyah, sehingga berkembang pesat di beberapa wilayah seperti Tunisia, Mesir, Aljazair,
Maroko, Sudan, Afrika Barat, Afrika Utara, Afrika Selatan, Mesopotamia, Palestina, Syiria, dan
Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dalam kehidupannya al-Syâdzilî tidak menulis ajaran-ajarannya dalam sebuah karya


berupa buku maupun risalah tasawuf, begitu juga muridnya, Abû Άbbâs al-Mursî; di antara
sebab-sebabnya adalah karena kesibukannya melakukan pengajaran-pengajaran terhadap murid-
muridnya yang sangat banyak. Al-Syâdzilî berkata: “Kitabku adalah murid-muridku, merekalah
yang menyebarkan ilmu dan tarekatku”. Ajaran-ajaran al-Syâdzilî dapat diketahui melalui risalah
tulisan Ibn Athâillâh al-Iskandari, sehingga khazanah Tarekat Syâdziliyah tetap terpelihara.

2. Tokoh Pendiri Utama dan Tokoh Yang Sekarang Masih Ada

Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan
salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah
seorang keturunan Nabi Muhammad, yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah
Maghreb pada tahun 593 H/1197 M. Di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat
kota Sabtah (sekarang kota Ceuta, eksklave Spanyol di Afrika Utara). Asy-Syadzili tdi desa ini,
di mana ia menghafal Al-Quran Al-Karim dan mulai mempelajari ilmu syariat.
Sampai sekarang masih banyakpula tokoh Tarekat Syadziliyah yang masih hidup.
 Pertama KH Muhammad Idris dari Makkah al-Mukarramah, Sebagai mursyid tarekat
Syadziliyah, ia membimbing puluhan ribu pengikut. Mereka berasal dari pelbagai
4
macam lapisan sosial. Salah seorang tokoh yang pernah mengambil ijazah tarekat
Syadziliyah darinya adalah Habib Luthfi bin Aly bin Hasyim bin Yahya Pekalongan
dan habib syech Abdul qodir Assegaf.
 Kedua ada iai Nurkholis mendapat bai’at dan kemursyidan saat sudah memimpin
pondok pesantren dari gurunya KH. Mushlihuddin Zuhri Pimpinan Pondok Pesantren
Al Ikhlas Jawa Tengah.
Bahkan salah satu muridnya yang sekaligus dibai’at sebagai mursyid adalah Kiai Al
Habib Mas Ahmad Gholib Basyaiban bin Kiai Al Habib Mas Ahmad Zahid
Basyaiban, yang merupakan salah satu cicit dari Baginda Nabi Muhammad SAW.
Yang sekarang menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Kota Surabaya.

3. Silsilah pendiri dari Tarekat Syadziliyah


o As-Syaikh As-Sayyid Abil Hasan Asy-Syadzili ra drp
o As-Syaikh Abdus Salam b Mashish ra drp
o As-Syaikh Muhammad bin Harazim ra drp
o As-Syaikh Muhammad Salih ra drp
o As-Syaikh Shuaib Sisa dari pembakaran Madyan ra drp
o As-Syaikh As-Sayyid Abdul Qadir Al-Jailani ra drp
o As-Syaikh Sisa dari pembakaran Said Al-Mubarak ra drp
o As-Syaikh Abul Hasan Al-Hukkari ra drp
o As-Syaikh At-Tartusi ra drp
o As-Syaikh Asy-Shibli ra drp
o As-Syaikh Sari As-Saqati ra drp
o As-Syaikh Ma'ruf Al-Kharkhi ra drp
o As-Syaikh Daud At-Tai ra drp
o As-Syaikh Habib Al-Ajami ra drp
o Imam Hasan Al-Basri ra drp
o Sayyidina Ali bin Sisa dari pembakaran Talib ra drp
o Sayyidina Muhammad saw

5
4. Ciri Khas Ajaran Tarekat Syadziliyah
Dari beberapa ajaran-ajaran yang dilakukan oleh Tarekat Syadziliyah untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT, salah satunya yaitu hizb. Istilah hizb sudah dikenal semenjak masa
Rasulullah SAW. Hizb adalah suatu do’a yang cukup panjang dengan lirik dan bahasa yang
indah yang disusun seseorang ulama besar. Hizib ini merupakan doa andalan seorang syaikh
biasanya diberikan kepada para muridnya dengan ijazah jelas (ijazah sharih).
Tarekat ini terkenal dengan :
1. Hizb al-asyfa
Hizb al-asyfâ‟ adalah hizb yang khas dari Tarekat Syâdziliyah di Tulungagung.
Sebelum seseorang mengikuti prosesi baiat atau talqin zikir, biasanya ia dianjurkan untuk
membaca hizb al-asyfâ‟, untuk membuka hati dan membersihkannya dari kotoran nafsu.
Adapun cara mengamalkan, apabila disertai puasa maka hizb al-asyfâ‟ dibaca setiap
selesai shalat fardhu dan puasa dilaksanakan selama tiga hari, tujuh hari, sepuluh hari
atau empat puluh hari, sesuai dengan petunjuk Mursyid
2. Hizb al-kâfî
Hizb al-Kâfî adalah hizb yang diijazahkan oleh Syaikh Muhammad Mustaqim bin
Husain, mursyid pertama Tarekat Syâdziliyah di Pondok PETA Tulungagung kepada
Syaikh Abdul Razzaq ibn Abdullah al-Termasî, mursyid Tarekat Syâdziliyah di Pondok
Pesantren Termasi Pacitan,
3. Hizb al-bahr
Hizb al-bahr ditulis pada saat Syaikh Abû Hasan al-Syâdzilî dalam perjalanan di
Laut Merah dan mendapat langsung dari Rasulullah. Al-Syâdzilî membacanya dalam
rangka berdoa agar selamat dalam perjalanan di Laut Merah. Walaupun hizb al-bahr
mempunyai ikatan historis yang sangat erat dengan laut, bukan berarti hizb al-bahr ini
hanya dibaca atau diamalkan di laut. arekat Syâdziliyah supaya mengamalkan hizb al-
bahr, karena di dalamnya terdapat nama-nama Allah yang besar sekali berkahnya.

4. Hizb al-birhatiyah
Hizb al-birhatiyah adalah hizb yang diijazahkan oleh Syaikh Abdul Razzaq al-
Termasî kepada Syaikh Mustaqim bin Husain, yang merupakan awal persahabatan dan
hubungan spiritual. Hubungan di antara keduanya sama yaitu menjadi guru dan murid.
6
Syaikh Abdul Razzaq al-Termasî memberikan ijazah kepada Syaikh Mustaqim bin
Husain dengan hizb al-Birhatiyah, sedangkan Syaikh Mustaqim bin Husain memberikan
ijazah kepada Syaikh Abdul Razzaq al Termasî berupa hizb al-kâfî.
5. Hizb al-nashr
Hizb al-nashr adalah Sebelum membaca hizb al-nashr ini terlebih dahulu membaca surat
al-Fatihah seperti biasanya dan ditambah kepada Syaikh Abû Άbbâs al-Mursî, Syaikh al-
Badawî, Arwâh al-mujâhidîn fî sabîlillâh fî Mishr, Tsurayâ, Irâq, wa sâir buldân al-
muslimîn âmmah.
6. Hizb al-barr.
Waktu yang tepat dipilih untuk membaca hizb al-Barr yang dikenal dengan nama hizb al-
Kabir ini, dalam tradisi Tarekat Syâdziliyah adalah sehabis shalat subuh. Pada waktu
membacanya hendaklah tidak berbicara kepada orang lain saat membaca hizb al-Barr
kecuali karena kebutuhan, seperti misalnya ketika kembali Salam.
Hizb yang diajarkan Tarekat Syâdziliyah jumlahnya cukup banyak dan setiap murid tidak
menerima hizb yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhaniah murid sendiri
dan kebijaksanaan mursyid. Hizb-hizb tersebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali
telah mendapat izin atau ijazah dari mursyid atau seseorang murid yang ditunjuk mursyid untuk
mengijazahkannya.

7. Kelebihan dan Kelemahan dari Tarekat Syadziliyah


Tarekat Syadziliyah adalah salah satu tarekat Sufi yang memiliki sejarah panjang dan
pengikut setia di dunia Islam. Namun, seperti tarekat sufi lainnya, ada beberapa kekurangan yang
dapat dikemukakan, tergantung pada sudut pandang individu. Beberapa kemungkinan
kekurangan Tarekat Syadziliyah adalah:
 Penafsiran yang beragam: Tarekat Syadziliyah memiliki banyak cabang dan variasi
dalam praktik-praktiknya, yang dapat menyebabkan perbedaan pendapat di antara
pengikutnya.
 Potensi isolasi dari masyarakat: Beberapa kritikus berpendapat bahwa terlalu banyak
fokus pada praktik-praktik mistis dan meditasi dalam Tarekat Syadziliyah dapat
mengisolasi pengikutnya dari dunia nyata dan masalah sosial.
7
 .Penyalahgunaan oleh individu atau kelompok: Seperti halnya agama atau tarekat lainnya,
Tarekat Syadziliyah juga dapat disalahgunakan oleh individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam atau etika yang benar.

Tarekat Syadziliyah adalah salah satu tarekat sufi yang memiliki sejumlah kelebihan yang
dihargai oleh pengikutnya. Beberapa di antaranya meliputi:
 Kedalaman spiritual: Tarekat Syadziliyah menekankan pengembangan hubungan yang
lebih dalam dengan Allah dan pencarian makna dalam hidup. Praktik-praktik spiritual
seperti dhikr (zikir) dan meditasi membantu pengikutnya mencapai kesadaran spiritual
yang lebih tinggi.
 Pemuliaan Rasulullah: Tarekat ini memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Nabi
Muhammad SAW, dan pengikutnya aktif dalam merayakan dan mengenang ajaran dan
kehidupan beliau.
 Pengajaran etika dan moral: Tarekat Syadziliyah mendorong pengikutnya untuk hidup
dalam kesucian, tolong-menolong, dan kebaikan. Mereka diajarkan untuk menghargai
etika dan moral Islam dalam setiap aspek kehidupan mereka.
 Keterbukaan terhadap lintas budaya: Tarekat ini dikenal karena keterbukaannya terhadap
orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan etnis. Hal ini dapat mempromosikan
dialog antarbudaya dan toleransi.
 Fokus pada persaudaraan: Pengikut Tarekat Syadziliyah sering merasa sebagai bagian
dari komunitas yang erat, dan mereka merayakan persaudaraan dalam iman sebagai nilai
yang penting.
 Tradisi warisan yang kaya: Tarekat Syadziliyah memiliki warisan intelektual dan spiritual
yang kaya, termasuk literatur dan ajaran-ajaran yang dapat memberikan wawasan
mendalam tentang ajaran Islam.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang didirikan oleh Abu Hasan al Syadzili
(w.656H/1258M). ia adalah seorang tokoh sufi yang berasal dari Magribi dan kemudian hijrah ke
Mesir, yang sangat menekankan ajaran tasawuf yang moderat ke berbagai wilayah, membangun
jaringan pengikut dan murid di seluruh dunia.

Hizb adalah kategori doa atau zikir yang bertujuan memperkuat tauhid pengamal
tersebut. Dalam ajaran Tarekat Syâdziliyah, para muridnya dianjurkan untuk membaca hizb-hizb
yang diijazahkan sang guru, untuk diamalkan agar diri seseorang menjadi dekat dengan Allah.
Hizb-hizb itu perlu dibaca, dimaksudkan agar bisa menjadi bekal, tameng, benteng dan senjata
untuk berperang melawan hawa nafsu dan iblis yang akan selalu merintagi dan mengganggu
perjalanan si murid (salik) dalam menuju ke hadirat Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24757/1/Sa%27adatul Jannah.pdf . Diunduh


pada Senin, 9 Oktober 2023, 11.43

https://repository.iainkudus.ac.id/6278/5/05 BAB II.pdf . Diunduh pada Senin, 9 Oktober 2023, pukul


13.15

Anda mungkin juga menyukai