Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Pasien Tn. H berusia 46 tahun masuk ruang A1 RSPAL Dr. Ramelan pada
tanggal 9 Desember 2023. Tn. H dengan diagnosa medis Anemia. Anemia adalah
keadaan yang ditandai dengan berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin adalah suatu metaloprotein yaitu protein yang mengandung zat besi
di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Kadar normal hemoglobin pada dewasa wanita adalah 12
mg/dL – 15 mg/dl dan pada dewasa pria adalah 14 gr/dL – 18 gr/dL. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia yaitu kebutuhan yang
meningkat, asupan zat besi yang kurang, infeksi, dan perdarahan saluran cerna
(Amalia et al., 2016).
Riwayat penyakit sekarang yaitu klien mengatakan pada hari Senin 4
desember 2023 klien mengeluh pusing, badan terasa lemas, mual-mual, diare
tetapi tidak banyak, dan perut terasa perih. Klien hanya beristirahat di rumah saja
tidak memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat, klien dirumah hanya minum
obat sangobion suplemen untuk mengatasi kurang darah (anemia) saja karena
klien mengeluh pusing dan badan terasa lemas. Pada hari Sabtu dan Minggu
keluhan klien semakin hari tidak semakin membaik, sehingga pada hari Kamis, 7
Desember 2023 WIB keluarga klien memeriksakan ke klinik BDS Pacuan Kuda
Surabaya dan klien masuk di IGD untuk diobservasi terlebih dahulu. Saat di IGD
klien dilakukan tindakan pemasangan infus, dilakukan pemberian obat melalui
injeksi, dilakukan pengukuran tanda-tanda vital seperti tensi 75/55 mmHg, nadi
85x/menit, suhu 36,6, RR 19x/menit, SPO2 99%, dilakukan pengambilan darah
untuk di cek hasil laboratorium. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa nilai
hemoglobin klien 8 g/dL. Kemudian klien dilakukan tensi ulang dan hasilnya
89/56 mmHg, sehingga klien harus masuk ke ruang rawat inap. Saat di ruang
rawat inap klien dilakukan pengambilan darah lagi untuk mengetahui apakah
hemoglobinnya sudah membaik apa belum, di tensi ulang hasilnya 109/83 mmHg,
sudah masuk cairan infus yang ke 3x dan hasil laboratorium menunjukkan nilai
hemoglobin klien 7 g/dL semakin turun. Klien juga mendapatkan obat peroral
untuk pencernaan karena klien mual-mual, diare, dan perut terasa perih.
Hemoglobin klien turun terus dan tidak semakin membaik, klien juga harus
membutuhkan tindakan lebih lanjut sehingga keluarga klien meminta untuk
dirujuk saja ke RSPAL Dr. Ramelan Surabaya. Pada keesokan harinya, pada hari
Selasa, 9 Desember 2023 klien diberikan surat rujukan untuk ke RSPAL Dr.
Ramelan Surabaya dan saat di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya klien langsung ke
IGD terlebih dahulu untuk dilakukan observasi. Klien di IGD dilakukan tindakan
pemasangan infus, pemasangan elektrokardiogram (EKG), pemeriksaan radiologi
dan pada hari Selasa, 9 Desember 2023 pukul 15.30 WIB klien dipindahkan ke
ruang rawat inap A1 dan klien MRS
Saat pengkajian klien mengeluh badan terasa lemas, pusing dan merasa haus
terus. Hal ini dapat berhubungan dengan masalah keperawatan perfusi perifer
tidak efektif. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zulqifni (2022) bahwa
tanda dan gejala anemia antara lain yaitu seperti lemah, letih, lesu, lelah, lunglai,
pusing kehilangan nafsu makan, sulit fokus, penurunan imun sistem tubuh, pucat
hingga kunang-kunang merupakan salah satu kompensasi tubuh terhadap
penurunan hemoglobin. Hemoglobin sebagai komponen pembentuk sel eritrosit
yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen. Implementasi yang dilakukan
adalah perawatan sirkulasi seperti memeriksa sirkulasi perifer (mis nadi, pengisian
kapiler, suhu, warna kulit), mengidentifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis:
hipertensi), menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah diarea
keterbatasan perfusi, menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas
dengan keterbatasan perfusi, menghindari penekanan dan pemasangan tourniquet
pada area yang cidera.
Perfusi perifer tidak efektif didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi darah
pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Salah satu
penyebab perfusi perifer tidak efektif karena adanya penurunan kadar hemoglobin
yang terus menerus, sehingga mengganggu pemenuhan oksigen ke seluruh tubuh
(Amelia et al., 2021). Penatalaksanaan perfusi perifer tidak efektif pada pasien
anemia dilakukan dengan memberikan transfusi darah. Prinsip utama penanganan
anemia adalah dengan memberikan suplemen zat besi, pemberian transfusi darah
dengan indikasi (Amer et al., 2023). Hasil evaluasi keperawatan setelah tiga hari
dilakukan intervensi keperawatan menunjukkan bahwa masalah keperawatan
perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin belum teratasi. Hal ini ditandai dengan tidak ada perubahan kadar
hemoglobin yaitu 7.90 mg/dL, tekanan darah menunjukkan adanya peningkatan
menjadi 119/89 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,6°C, RR 20 kali per
menit. Berdasarkan hal tersebut, maka perawat perlu melanjutkan intervensi
perawatan sirkulasi sehingga kadar hemoglobin Tn. H mencapai angka normal.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan tatalaksana anemia


defisiensi besi. Jurnal Majority, 5(5), 166-169.

Amelia, L., Saputra, R., Lestari, L., Puspita, D., Rahayu, I. D., Purnamawati, D.
A., & Almumtahanah, A. (2021). perfusi perifer tidak efektif (anemia)
pada An. A di ruang anak RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Jik (Jurnal Ilmu
Kesehatan), 5(1), 1-8. ISSN: 2597-8594.

Amer, A. C., Janah, E. N., & Hediyanto, W. (2023). Asuhan Keperawatan Pada
Ny. S Dengan Gangguan Sistem Hematologi: Anemia Di Ruang Dahlia
RSUD dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Jurnal Medika Nusantara, 1(4), 158-
171.

Zulqifni, F., & Suandika, M. (2022). Pemberian transfusi darah sebagai upaya
peningkatan perfusi jaringan pada pasien anemia. Jurnal Inovasi
Penelitian, 3(5), 6151-6156. ISSN 2722-9467.

Anda mungkin juga menyukai