ADMINISTRASI PROFESIONAL
Sumber :
http://sanitasipacitan.blogspot.com/2017/01/standar-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyusun Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran.
Modul ini disusun guna memfasilitasi peserta diklat dalam belajar secara mandiri baik
dengan moda luring dan daring. Selain tujuan pembelajaran, uraian kriteria unjuk kerja,
dan bahan bacaan, modul ini dilengkapi dengan lembar kerja, penilaian kompetensi,
refleksi dan tindak lanjut. Dengan menggunakan modul ini sebagai bahan belajar mandiri,
peserta diklat diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dan mempersiapkan diri untuk
mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK) juga membekali penulis agar dapat
melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan.
Modul ini tersusun dan terwujud atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Kepala BBPPMPV
- Analis kebijakan ahli madya, analis kebijakan ahli muda, analis perencana dan kepala
divisi.
- Pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua yang telah membantu.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini,
penulis merasa modul ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan memperbaiki modul ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN 10
BAB III EVALUASI 60
BAB IV PENUTUP 62
KUNCI JAWABAN PENILAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 63
DAFTAR PUSTAKA 64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran adalah salah satu dari 25 modul yang didesain
berdasarkan Skema KKNI Level IV Kompetensi Keahlian Administrasi Profesional. Modul ini
memuat unit kompetensi yang mendukung pencapaian Saudara untuk mengikuti uji
kompetensi keahlian Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran, berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenaga Kerjaan RI No. 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional.
Tempat kerja adalah tempat dimana orang berkumpul. Rata-rata orang bekerja di kantor
selama kurang lebih 8 jam per hari. Terdapat banyak pekerjaan di tempat kerja, setiap
pekerjaan pasti memiliki risiko dan bahaya yang semuanya itu dapat menimbulkan Penyakit
Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja. Mengetahui bahwa area perkantoran dapat
menimbulkan bahaya kepada para karyawan yang sedang bekerja membuat perlu adanya
penerapan K3. Pemerintah pun menerapkan standar penerapan K3 di perkantoran
melalui Permenkes 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran.
Dalam Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran yang perlu dibahas dan dipahami meliputi
pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan yaitu teliti, cermat, responsif,
inisiatif, komunikatif dan kreatif. Guna memahami dan Saudara menerapkan Prosedur K3
Perkantoran secara benar.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Saudara akan mempelajari materi Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran terdiri dari
unit kompetensi Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran mencakup 4 elemen dan Kriteria Unjuk
Kerja yang terdapat pada SKKNI Nomor 183 Tahun 2016 Bidang Administrasi Profesional.
Peran Fasilitator
Agar peserta Diklat pada Skema KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian Administrasi
Profesional dapat memahami dan menerapkan setiap kompetensi yang disajikan dalam unit
ini, fasilitator diharapkan:
1. Menginformasikan langkah-langkah belajar yang seharusnya dilakukan oleh peserta
Diklat.
2. Memberikan penjelasan yang diperlukan peserta Diklat, bagian-bagian modul yang belum
dapat dipahami.
3. Memberikan motivasi, bimbingan dan pendampingan agar peserta Diklat memiliki
semangat belajar yang terus meningkat.
4. Melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses serta produk belajar yang dicapai
peserta Diklat, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Modul ini terdiri dari satu kegiatan pembelajaran dan dirancang untuk membantu Saudara
menguasai kompetensi yang terdapat pada Unit Kompetensi Menerapkan Prosedur K3
Perkantoran. Modul ini juga dirancang agar Saudara dapat melakukan banyak aktivitas yang
mendukung pencapaian kompetensi. Modul menyediakan sumber informasi terkait unit
kompetensi, lembar kerja yang membuat Saudara berlatih secara terarah, penugasan yang
dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap, serta penilaian sebagai sentuhan
akhir untuk memantapkan kemahiran Saudara sebelum mengikuti uji kompetensi keahlian.
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN
A. Tujuan Pembelajaran
1.2. Keadaan darurat ditangani sesuai keterampilan yang dimiliki dan kewenangan
yang diberikan.
1.3. Bantuan dari rekan sejawat atau orang yang berwenang dicari segera, bilamana
diperlukan.
1.4. Rincian keadaan darurat dilaporkan sesuai dengan aturan
C. Aktifitas Pembelajaran
Keberhasilan suatu pekerjaan akan baik apabila didukung oleh peralatan dan tempat
kerja yang memadai, keberhasilan dalam memilih peralatan dan penempatan
peralatan kerja dapat menghasilkan produktifitas karena adalah kenyamanan
karyawan dalam bekerja, adapun peralatan kerja dalam kegiatan perkantoran antara
lain ; komputer, printer, multi kabel dan peralatan lain yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan kantor. sedangkan tempat yang ideal adalah sebagai berikut
:
Keadaan tempat di lingkungan kerja.
Alat- tersebut harus selalu terjaga dan terawat karena dalam pemanfaatan alat
tersebut harus memperhatikan SOP pemeliharaan peralatan, harus diperhatikan
juga masa kadaluwarsanya sehinggabila digunakan dapat terhidar dari bahaya atau
kecelakaan kerja.
Stop Kontak
Peralatan yang digunakan dalam hal keselamatan kerja adalah salah satu alat
pemadam kebakaran, penggunaan alat pemadan kebakaran yang digunakan
dalam kantor yang umum terpasang adalah alat pemadam kebakaran ringan
(APAR), untuk menggunakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) harus
sesuai dengan buku petunjuk penggunaan/pemakaian adapun pengertian dan
petunjuk penggunaan/pemakaian alat pemadam kebakaran ringan (APAR) adalah
sebagai berikut :
a. Pengertian alat pemadam kebakaran ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya disingkat dengan
APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada
umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang
bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR
merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan
dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan
pekerja dan asset perusahaannya.
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran
yang dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang
dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak
dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam
seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta
kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar
seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri
dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-
amonium danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan
akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif
untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C.
APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di
sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan
bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan
pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B
(bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang
bertegangan).
Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan alat pemadam kebakaran ringan
(APAR) :
Agar alat pemadam kebakaran ringan (APAR) dapat berfungsi secara optimal
sebaiknya harus dilakukan pemeliharaan secara rutin dan sesuai dengan petunjuk
penggunaan peralatan, adapun perawatan alat pemadam kebakaran ringan
(APAR) adalah sebagai berikut :
a. Pastikan posisi jarum Pressure (Tipe Stored Pressure) pada posisi terisi gas
atau zona Hijau pada kontrol Pressurenya;
b. Pada tabung Cartridge pastikan posisi segelnya tidak lepas;
c. Pastikan posisi segel dalam kondisi baik dan di corong tidak ada noda dari
agent;
d. Sebaiknya tabung selalu dalam keadaan bersih agar terhindar dari korosi dan
debu yang dapat menutup Pressure kontrolnya;
e. Secara periodik balik posisi tabung khususnya tabung yang berisi bubuk agar
posisi bubuk di dalamnya tidak membeku kemudian posisikan lagi seperti
semula;
f. Pastikan posisi gantungan tabung Alat Pemadam Api dalam keadaan kuat agar
tidak mudah jatuh;
g. Untuk tabung beroda berikan pelumas pada rodanya agar tidak macet dan
pastikan juga untuk posisi ban dan Hangernya dalam keadaan baik;
h. Usahakan posisi Alat Pemadam Api ditempatkan pada posisi yang mudah
dijangkau oleh orang agar jika terjadi Kebakaran bisa cepat dalam
penanganannya (Quick Response);
i. Hindari penempatan Alat Pemadam Api dari kontak langsung dengan
matahari atau hujan. Sebaiknya diberi penutup dan pelindung jika posisi
berada di luar (Outdoor).
Jakarta, 2018
Pelapor,
(...............................)
Keamanan kerja adalah suatu keadaan atau situasi aman yang dirasakan oleh setiap
pegawai pada saat melakukan suatu, untuk mencapai keamanan kerja diperlukan
adanya unsur penunjang yang dapat mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman bagi tenaga kerja, unsur penunjang tersebut antara lain meliputi:
Abstraksi
Instruksi Kerja
Peralatan yang sudah dipakai harus senantiasa dibersihkan, sehingga apabila akan
digunakan kembali selalu siap, peralatan yang sudang dibersihkan sebaiknya langsung
disimpan agar :
Memastikan ia dengan mudah dicari bila diperlukan;
Menjaga peralatan dalam keadaan yang baik.
Bahan dan Alat-alat kebersihan yang ada dikantor tentunya akan berbeda dengan
yang ada di rumah, kecuali memang jika rumah tersebut termasuk pada rumah yang
mewah dimana semua alat kebersihannya menggunakan peralatan yang modern.
Untuk sebuah gedung yang besar tentunya juga harus memiliki beberapa alat
kebersihan elektronik dimana menggunakan mesin. Memang dengan luas dan ukuran
gedung kantor yang besar, membersihkannya pun akan lebih sulit. Namun dengan
bantuan alat kebersihan yang canggih semua akan selesai dengan mudah.
Alat kebersihan dikantor tidak jauh berbeda dengan alat kebersihan yang ada di
rumah, namun yang membedakan jumlah peralatannya akan lebih banyak dari alat-
alat kebersihan yang ada di rumah. Berikut beberapa alat kebersihan yang harus
dimiliki oleh sebuah gedung perkantoran.
Vacum Cleaner
Alat ini berguna untuk menyedot debu yang ada pada karpet, kursi, ataupun sofa
yang ada pada kantor. Dengan menggunakan vacuum cleaner tentunya akan
memudahkan untuk membersihkan setiap debu yang menempel pada furniture,
ataupun karpet yang ada dikantor.
Floor Machine
Alat ini sangat berguna untuk gedung perkantoran karena fungsinya yang sangat
banyak yaitu alat ini dapat menyikat, menyemir, juga membuat lantai terlihat
mengkilap. Jadi anda tidak perlu menyapu lalu mengepel lantai, melakukan nya
secara manual dengan menggunakan 2 kali proses. Menggunakan floor machine
semuanya akan mudah dibersihkan hanya dengan satu kali saja.
Pembersih Kaca
Satu lagi alat yang harus ada dalam gedung perkantoran adalah alat pembersih kaca.
Alat pembersih kaca yang canggih tentunya tidak akan menghabiskan waktu juga
tenaga yang banyak.
Itulah beberapa alat-alat kebersihan yang sebaiknya ada dalam sebuah gedung
perkantoran, agar kantor anda selalu bersih dan jauh dari kuman.
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi
kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun
harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh
dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus
dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari
langsung dan jauh dari sumber panas.
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur
dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan
dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah
terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan
hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling
tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang
disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang
tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk
tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus
tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan
tersebut.
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk
uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat
berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan
sering terlihat seperti meledak.
sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan
tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun
tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik
yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat
penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang
didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka
atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering,
sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan
perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi
meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan
panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan
oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan
ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya
harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah
terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan
bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan
ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air,
berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan
janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan
gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus
diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan
diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur
campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam
gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika konstruksi gudang trbuat dari
logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.
Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat
dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang
penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari
saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung
penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap
sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek
somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad]
sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma
gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi
pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya
diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber
radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja
dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari
BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan,
packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah
ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai
budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan
daerah pedesaan, serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk
yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Abstraksi
Instruksi Kerja
Keadaan darurat dalam suatu kegiatan perkantoran sering terjadi adalah kecelakaan,
yang dimaksud dengankecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak
diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja
pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi
karena oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor
tersebut belum mendatangkan kecelakaan.
Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.
Dengan adanya kecelakaan/bahaya akibat kerja dapat menyebabkan kerugian-
kerugian. Ada 5 jenis yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja, yaitu:
1) Kerusakan.
2) Kekacauan organisasi.
3) Keluhan dan kesedihan.
4) Kelainan dan cacat.
5) Kematian.
Dalam keadaan darurat Anda harus berinisiatif dan cermat dalam menangani keadaan
darurat sesuai keterampilan yang dimiliki dan kewenangan yang diberikan. Dalam
1. Prinsip Dasar
a) Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau
masih dalam bahaya.
b) Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim,
buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
Sumber: http://pppk-p3k.blogspot.com
Sumber: http://darmansmantiga.blogspot.com
Sumber: http://darmansmantiga.blogspot.com
Anggota badan yang patah harus diberi bidai ( spalk) sebelum si sakit
dipindahkan. Gunakanlah lipatan surat kabar, tongkat, papan, tali, dasi, kaus
kaki panjang, atau bahan apa saja yang mudah didapat.
Gejala-gejalanya:
1) Kesadaran menurun
2) Berkeringat dingin
3) Denyut nadi lemah
4) Muka Pucat
Sebab-sebabnya:
1) Berada dalam ruangan tertutup penuh orang (penat) sehingga kekurangan
udara segar
2) Karena kepanasan
3) Karena emosi
4) Terlalu lelah
Pertolongannya:
1) Penderita dibawa ke tempat yang teduh dan udara segar
2) Baringkan kepala sejajar dengan badan
3) Kepala dimiringkan apabila muntah sehingga mudah keluar dari mulut.
Apabila ada gigi palsu yang lepas harus dikeluarkan.
4) Kendurkan semua pakaian agar tidak mengganggu pernapasan
5) Berikan rangsangan dengan bau-bauan, misalnya eau de cologneminyak
wangi, bawang putih yang dipecah-pecah, dan sebagainya.
6) Kemudian, penderita diberi minum. Setelah sadar, sebaiknya penderita
diberi minum kopi yang hangat.
c. Mencari Bantuan dari Rekan Sejawat atau Orang yang Berwenang Segera,
Bilamana Diperlukan.
Musibah atau kecelakaan kadang-kadang bisa terjadi dimana-mana dan kapan saja
yang tidak bisa diprediksi, untuk mengantisipasi kebadian tersebut ada baiknya kita
mempersiapan berupa kotak P3K. Untuk lebih jelasnya mengenasi P3K marilah kita
pelajari bagaimana menangani pertolongan pertama pada kecelakaan korban yang
kebetulan tidak ada ahli kesehatan, namun membutuhkan penanganan dengan
segera. Sebelumnya, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa saja peralatan yang di
butuhkan kita dan melakukan penangan secara darurat yang sudah dibahas
sebelumnya,langkah selanjutnya adalah mencari bantuan pada pihak yang berwenang
yang berkaitan dengan penanganan kesehatan misalnya; dokter jaga terdekat,
puskesmas dan bahkan rumah sakit apabila korban mengalami luka yang parah dan
harus mendapat perawatan secara intensif.
Setelah korban telah tertangani dengan baik dan mendapatkan perawatan, langkah
selanjutnya adalah melaporkan kejadian sesaui aturan unit kerja terkait laporan dibuat
secara jelas dan rinci agar dapat memberi informasi yang jelas, hal-hal yang perlu
dilaporkan antara lain :
a. Lokasi kejadian
b. Nama cedera
c. Rincian singkat kondisi terluka
d. Deskripsi (kecelakaan, kebakaran, explotion)
e. Berikan petunjuk dan saran dari setiap kondisi secara khusus Waktu terjadinya
kecelakaan
Abstraksi
Instruksi Kerja
Tidak semua kantor/ perusahaan memiliki bagaian yang bertugas untuk menangani
kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga diperlukan pengetahuan setiap karyawan
untuk mengetahui adanya keadaan darurat harus melaporkannya kepada team
penanganan keadaan darurat.
Team penanggulangan keadaan darurat bertanggungjawab menangani keadaan
darurat yang ada. Untuk keadaan darurat kebakaran, penggunaan alat pemadam
mengikuti standar penggunaan APAR dan standar penggunaan APAB.
Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani oleh team penanggulangan keadaan
darurat, maka koordinator team harus segera menghubungi pihak luar yang terkait
untuk meminta bantuan
Dalam melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat hal yang harus dilakukan
adalah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan langkah sebagai
berikut :
a) Mencegah Bahaya Maut
Bahaya maut apabila :
1) Korban kecelakaan dalam keadaan shock
2) Pendarahan yang hebat, dan
3) Pingsan
b) Mencegah Cacat
Mencegah cacat adalah mencegah akibat kecelakaan atau benturan hebat
yang mengenai kepala bagian belakang dan mengakibatkan gegar otak
(cacat rohani).
Sumber: http://pppk-p3k.blogspot.com
Gambar: 4.1 Kontak P3K
Dalam mengidentifikasi fisik korban dan tanda-tanda kehidupan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran karena fungsi otak terganggu.
Gejala-gejalanya
Penderita tidak sadarkan diri, tidak beraksi terhadap
rangsangan (dicubit, dipanggil).
Biasanya tidak bergerak, tetapi dapat juga gelisah
Nadi cepat dan sulit diraba
Sebab-sebabnya
Kekurangan oksigen dalam darah karena pernapasan
terhalang, misalnya tercekik, tenggelam, tertimbun, dan sebagainya.
Kerusakan pada otak, misalnya karena pukulan pada kepala, tabrakan
(gegar otak), dan sebagainya.
Terkena aliran listrik
Keracunan melalui makanan/minuman atau pernapasan.
Penyakit-penyakit, misalnya kencing manis (diabetes mellitus), ginjal,
ayan (epilepsi).
Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2013
c. Shock
Shock adalah gangguan yang disebabkan oleh jumlah darah yang beredar
didalam pembuluh- pembuluh darah sangat sedikit
Sumber : http://pppk-p3k.blogspot.com
Gejala-gejalanya
Kesadaran menurun
Muka pucat dan berkeringat dingin
Sangat gelisah
Bibir kering dan merasa sangt halus
Pernapasan tidak teratur
Nadi cepat dan sukar diraba
Sebab-sebabnya
karena pendarahan
Cairan tubuh banyak yang keluar bersamaan dengan muntah
Sangat gelisah
Bibir kering dan merasa sangat halus
Pernapasan tidak teratur
Nadi cepat dan sukar diraba
Pertolongannya
Bawalah penderita ke tempat yang teduh dengan udara yang segar
Longgarkan semua pakaian yang dapat mengganggu pernapasan
b. Mati Suri
Mati suri adalah gangguan yang sangat gawat yang menyebabkan penderita
tidak sadar, napas dan denyut jantung berhenti atau tak dapat dirasakan.
Sebab-sebabnya
Sebab-sebabnya sama dengan lena, pingsan, dan shock. Mati suri adalah tingkat
lanjutan dari gangguan umum lainnya yang lebih ringan.
e. Pernapasan Buatan
Sumber : http://pppk-p3k.blogspot.com
Pernapasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa
seseorang dengan jalan menimbulkan pernapasan yang spontan dan teratur.
Orang hanya dapat hidup dalam beberapa menit saja tanpa bernapas. Oleh karena
itu, pernapasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.
Apabila tekanan pada dada terlalu keras dapat mengakibatkan tulang rusuk
patah
Penolong cepat lelah
2) Cara Schaffer
Korban dibaringkan telungkup, muka menghadap samping, pipi rapat di atas
lantai/tanah. Penolong berlutut sehingga badan si korban berada di antara
lututnya, dengan muka menghadap punggung korban. Letakkan kedua
telapak tangan di atas tulang-tulang rusuk si korban sebelah bawah dengan
jarak kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung
korban. Dengan lengan lurus, bengkokkanlah badan ke depan sehingga kedua
tangan menekan secukupnya. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran
napas. Kemudian, tegakkan kembali badan seperti kedudukan semula
sehingga tekanan pada rongga dada lenyap, tetapi tangan jangan dilepaskan
dari punggung korban. Dengan demikian, terjadilah penarikan napas.
Lakukanlah kedua gerakan ini menurut irama yang sama lebih kurang 12
kali/menit.
Keuntungan cara ini adalah hanya membutuhkan seorang penolong dan tidak
melelahkan, sedangkan kerugiannya adalah pertukaran udara kurang banyak
karena penarikan napas terjadi secara pasif.
Sumber http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/12/7-prosedur-keselamatan-kerja-di.html
Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini
harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada
suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1) Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat
menggigit dan mencakar Anda.
2) Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3) Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda
akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau
menyala.
4) Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia.
5) Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6) Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat
listrik.
7) Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah
sebelum menggunakan bahan tersebut.
8) Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9) Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa
dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat
pembuangan jarum suntik.
10) Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11) Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan
menyebabkan kanker.
12) Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.
Jauhkan benda tersebut dari api.
kala bisa terjadi, untuk ituk kemampuan seseorang atau untuk semua karyawan atau
pegawai perlu dipersiapkan. Dalam menangani pertolongan pertama padakecelakaan
di kantor diperlukan pengetahuan sebagai berikut:
1) Daftar Potensi Keadaan Darurat
2) Daftar nomor Telepon Penting
3) Standar Penyimpanan Tabung Gas Bertekanan
4) Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat
5) Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat
6) Jadwal Uji Coba Keadaan Darurat
7) Evaluasi Ujicoba Keadaan Darurat
8) Laporan Investigasi Keadaan Darurat
9) Daftar Peralatan Keadaan Darurat
10) Check List APAR
11) Check List Kotak P3K
12) Check List Box Alarm System
13) Standar Tanggap Darurat Kebakaran
14) Standar Tanggap Darurat Gempa Bumi
15) Standar Tanggap Darurat Terkena Bahan Kimia
16) Standar Tanggap Darurat Evakuasi
17) Standar Penggunaan APAR
Keadaan darurat atau kejadian kecelakaan sering terjadi dimanapun dan kapanpun
khusus untuk diperkantoran bila ada kejadian sebaiknya dicatat dan dilaporkan pada
pihak yang berwewenang, cara pembuatan laporan kejadian bencana banyak ragam
dan versi, tetapi dalam pembuatan laporan kejadian tentunya harus mengacu
kepadaperaturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai gambaran berikut
adalah contoh laporan kejadian.
Kepada Yth.
.................................................
.................................................
.................................................
LAPORAN KEJADIAN
No. : ……………………….
Demikian laporan singkat ini saya buat dengan sebenarnya untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil langkah selanjutnya.
Jakarta, ...........................
Mengetahui
Abstraksi
Instruksi Kerja
h. Rangkuman
C. Evaluasi
Bagian 1 : Soal Pengetahuan
Jawablah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memilih pilihan jawaban yang
tepat dan menuliskan huruf A/B/C/D yang sesuai dengan pilihan tersebut.
1. Suatu ketentuan yang dibuat menurut peraturan dan pekerjaan nya untuk mengurangi
kecelakaan bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan teledor, disebut…
A. SOS
B. SIP
C. SOP
D. POS
5. Sebagai seorang tenaga kerja senantiasa harus mengambil sikap ketika menghadapi
situasi darurat adalah ...
A. Cepat dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat
B. Hati-hati dalam bertindak
C. Solidaritas perlu dalam menangani permasalahan
D. Bersikap jangan terburu-buru dan harus tenang
6. Berikut ini adalah pernyataan yang bukan termasuk jenis-jenis bahaya ditempat kerja
ialah ...
A. Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat
B. Lingkungan fisik karyawan
C. Adanya kelalaian manusia
D. Adanya kecerobohan para pekerja
7. Suatu keadaan sulit atau sukar yang tidak disangka-sangka (keadaan bahaya) yang
memerlukan penanganan segera agar tidak sampai terjadi kecelakaan disebut ...
A. Penyebab terjadinya kecelakaan
B. Keadaan darurat
C. Situasi kecelakaan
D. Kondisi mendadak
9. Bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan
wajah adalah....
A. Eye & face hazard
B. Heat hazard
C. Chemical hazard
D. Radioactive hazard
10. Kecelakaan atau keaadaan darurat bisa terjadi bagi siapapun, oleh karena itu bila
terjadi hal tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat laporan secara....
A. Jelas akurat dan tepat waktu
B. Terkini dan ada bukti
C. Jelas dan Tersusun rapih
D. Terinci dan terbukti
D. Bagian 2 : Observasi-Demonstrasi
Abstraksi tugas:
Sebuah lembaga atau kantoran dalam bentuk usaha atau produksi tentu memiliki
berbagai macam peralatan yang berkaitan dengan penggunaan tenaga listrik, listrik
apabila penggunaannya tidak baik dapat mengakibatakan korsetling listrik bahkan bisa
terjadi kebakaran. Untuk mengantisipasi hal tersebut Saudara harus memiliki
kemampuan apabila terjadi kebakaran. Saudara diminta untuk simulasikan penggunaan
alat pemadam api ringan (APAR) dengan instuksi sebagai berikut :
Instruksi Kerja:
4. Siapkan alat pemadam api ringan (APAR) untuk melalukan simulasi pemadaman
kebakaran
5. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR/Tabung Pemadam.
6. Arahkan selang ke titik pusat api.
7. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR/Tabung Pemadam.
8. Sapukan secara merata sampai api padam.
9. Videokan simulasi tersebut dan kirimkan ke LMS atau ke Mentor dengan fasilitas
Youtube serta berikan alamatnya.
3. Apakah penugasan pada lembar kerja pada kegiatan pembelajaran ini meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja Saudara pada kompetensi Menerapkan
Prosedur K3 Perkantoran?
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Apa yang akan Saudara lakukan untuk memahami dan menerapkan kemampuan Saudara
pada kompetensi ini di tempat Saudara bekerja?
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB III
EVALUASI
3. Suatu keadaan sulit atau sukar yang tidak disangka-sangka (keadaan bahaya) yang
memerlukan penanganan segera agar tidak sampai terjadi kecelakaan disebut ...
a. Penyebab terjadinya kecelakaan
b. Keadaan darurat
c. Situasi kecelakaan
d. Kondisi mendadak
5. Mencari informasi tentang suatu bahaya dari cerita orang lain, merupakan contoh
dari teknik identifikasi risiko
a. proaktif
b. semiproaktif
c. hiperaktif
d. preventif
e. semipreventif
6. Berikut merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk melindungi diri dari suara
bising adalah
a. sun glasses
b. respirator
c. earplug
d. glove
e. helm
7. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam adalah
….
a. sarung tangan karet
b. sarung tangan asbes
c. sarung tangan kain
d. sarung tangan kulit
e. sarung tangan besi
8. Teori menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi karena sifat pekerja yang cenderung
untuk mengalami kecelakaan adalah ….
a. Accident prone theory
b. Pure chance theory
c. One main factor
d. Two main factor
e. Three main factor
9. Jika bahan cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, aspal, gemuk,
minyak, alkhohol, dan LPG cara memadamkannya adalah dengan cara…
a. Air yang disemprotkan dengan tekanan tinggi
b. Pasir
c. Serbuk kimia kering
d. Gas Oksigen
e. Air + pasir
10. APAR yang digunakan untuk memadamkan kebakaran karena adanya korsleting listrik
adalah ....
a. Appar CO2
b. Appar H2O
c. Appar Oksigen
d. Appar AFFF
BAB IV
PENUTUP
Modul merupakan media atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai standar
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul merupakan suatu
paket pengajaran yang disusun secara sistematis, terarah, lengkap sesuai standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Modul digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
atau materi agar tidak terlalu bersifat verbal. Selain itu modul juga dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar bagi Saudara dan mengembangkan kemampuan dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan.
Pada akhirnya, keberhasilan peserta Diklat pada Skema KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian
Administrasi Profesional dalam mempelajari modul ini bergantung pada tinggi rendahnya motivasi
dan komitmen peserta dalam mengerjakan Lembar Kerja. Modul Menerapkan Prosedur K3
Perkantoran ini adalah salah satu bentuk stimulasi bagi Saudara untuk mempelajari lebih lanjut
materi yang disajikan serta penguasaan modul unit kompetensi lainya.
Demikian modul ini dibuat, semoga bermanfaat untuk Saudara dalam meningkatkan motivasi
dan gairah belajar dalam kompetensi Administrasi Profesional, khususnya kompetensi
Menerapkan prosedur K3 Perkantoran. Selamat untuk Saudara dan tentunya apa yang di peroleh
juga akan dirasakan para peserta didik Saudara. Selalu Sukses untuk kita semua. Amiin….
KUNCI JAWABAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Bagian 1 : Soal pengetahuan
1. Jawaban: C
2. Jawaban: B
3. Jawaban: D
4. Jawaban: B
5. Jawaban: C
6. Jawaban: A
7. Jawaban: C
8. Jawaban: A
9. Jawaban: A
10. Jawaban: A
EVALUASI
1. Jawaban: C
2. Jawaban: A
3. Jawaban: B
4. Jawaban: C
5. Jawaban: B
6. Jawaban: C
7. Jawaban: D
8. Jawaban: A
9. Jawaban: C
10. Jawaban: A
DAFTAR PUSTAKA
http://teklabkelompok5.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-fungsi-dan-cara-
menggunakan.html
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/tata-cara-
penggunaan-apar-alat-pemadam.html
http://husnirafikha.blogspot.co.id/2013/11/bahan-kimia-berbahaya-pada-k3-
1.html
https://kanalispolban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-
sampah/
https://www.ahyari.net/alat-alat-kebersihan-kantor/