Anda di halaman 1dari 64

MODUL

ADMINISTRASI PROFESIONAL

MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Sumber :
http://sanitasipacitan.blogspot.com/2017/01/standar-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

PENYUSUN

NUNUNG SITI NURBAYANI

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI


(BBPPMPV)
BISNIS DAN PARIWISATA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2022
ADMINISTRASI PROFESIONAL MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyusun Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran.
Modul ini disusun guna memfasilitasi peserta diklat dalam belajar secara mandiri baik
dengan moda luring dan daring. Selain tujuan pembelajaran, uraian kriteria unjuk kerja,
dan bahan bacaan, modul ini dilengkapi dengan lembar kerja, penilaian kompetensi,
refleksi dan tindak lanjut. Dengan menggunakan modul ini sebagai bahan belajar mandiri,
peserta diklat diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dan mempersiapkan diri untuk
mengikuti Uji Kompetensi Keahlian (UKK) juga membekali penulis agar dapat
melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan.

Modul ini tersusun dan terwujud atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Kepala BBPPMPV
- Analis kebijakan ahli madya, analis kebijakan ahli muda, analis perencana dan kepala
divisi.
- Pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua yang telah membantu.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan modul ini,
penulis merasa modul ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan memperbaiki modul ini.

Depok, Maret 2022

Penyusun

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis Pariwisata 2


Bisnis dan Pariwisata
ADMINISTRASI PROFESIONAL MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN 10
BAB III EVALUASI 60
BAB IV PENUTUP 62
KUNCI JAWABAN PENILAIAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 63
DAFTAR PUSTAKA 64

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis Pariwisata 3


Bisnis dan Pariwisata
ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran adalah salah satu dari 25 modul yang didesain
berdasarkan Skema KKNI Level IV Kompetensi Keahlian Administrasi Profesional. Modul ini
memuat unit kompetensi yang mendukung pencapaian Saudara untuk mengikuti uji
kompetensi keahlian Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran, berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenaga Kerjaan RI No. 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional.

Tempat kerja adalah tempat dimana orang berkumpul. Rata-rata orang bekerja di kantor
selama kurang lebih 8 jam per hari. Terdapat banyak pekerjaan di tempat kerja, setiap
pekerjaan pasti memiliki risiko dan bahaya yang semuanya itu dapat menimbulkan Penyakit
Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja. Mengetahui bahwa area perkantoran dapat
menimbulkan bahaya kepada para karyawan yang sedang bekerja membuat perlu adanya
penerapan K3. Pemerintah pun menerapkan standar penerapan K3 di perkantoran
melalui Permenkes 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran.

Dalam penerapan standar K3 perkantoran, perusahaan perlu mengembangkan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran (SMK3) Perkantoran. Di dalamnya
tercakup kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana, pemantauan dan evaluasi, serta
peninjauan dan peningkatan kinerja.

Dalam Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran yang perlu dibahas dan dipahami meliputi
pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang dibutuhkan yaitu teliti, cermat, responsif,
inisiatif, komunikatif dan kreatif. Guna memahami dan Saudara menerapkan Prosedur K3
Perkantoran secara benar.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 4


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

B. Tujuan

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari modul ini, Saudara diharapkan mampu Menerapkan Prosedur K3


Perkantoran yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan sebagai sekretaris atau
administrative assistant.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan akan dapat :


1. Menjaga keamanan peralatan ditempat kerja
2. Menjaga kebersihan peralatan ditempat kerja
3. Mengatasi situasi-situasi darurat
4. Menangani tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan di kantor

C. Ruang Lingkup

Saudara akan mempelajari materi Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran terdiri dari
unit kompetensi Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran mencakup 4 elemen dan Kriteria Unjuk
Kerja yang terdapat pada SKKNI Nomor 183 Tahun 2016 Bidang Administrasi Profesional.

NO UNIT ELEMEN KUK MATERI


KOMPETENSI
1 Menerapkan 1. Menjaga keamanan  Peralatan dan Penerapkan
prosedur K3 peralatan ditempat tempat kerja prosedur K3
Perkantoran kerja diidentifikasi. Perkantoran
 Seluruh peralatan
operasional, diperiksa
keamanan dan masa
kadaluarsanya
sebelum digunakan.
 Peralatan kerja yang
berhubungan dengan
listrik dipastikan
keamanannya sesuai
SOP.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 5


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

NO UNIT ELEMEN KUK MATERI


KOMPETENSI
 Peralatan
dipergunakan sesuai
petunjuk pemakaian.
 Pemeliharaan rutin
dilakukan sesuai
dengan buku petunjuk
penggunaan
peralatan.
 Peralatan disimpan
ditempat yang sesuai
dengan peraturan
penyimpanan dengan
kondisi siap pakai.
 Kerusakan dilaporkan
berdasarkan ketentuan
perusahaan.
 Perlengkapan
keselamatan kerja
yang sesuai
dikenakan untuk
menghindari
kecelakaan kerja

2. Menjaga kebersihan  Seluruh peralatan


peralatan ditempat operasional, diperiksa
kerja kebersihannya
sebelum digunakan.
 Peralatan dibersihkan
setelah dipakai sesuai
dengan buku petunjuk
penggunaan
peralatan.
 Bahan-bahan untuk
membersihkan
disiapkan sesuai
dengan petunjuk,
persyaratan
kesehatan dan
keselamatan kerja.
 Bahan-bahan kimia
disimpan sesuai
dengan persyaratan
kesehatan dan
keselamatan kerja.
 Sampah dan kelebihan
bahan kimia dibuang
sesuai higienitas,
keamanan serta
peraturan mengenai
lingkungan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 6


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

NO UNIT ELEMEN KUK MATERI


KOMPETENSI
3. Mengatasi situasi-situasi  Potensi keadaan
darurat darurat diidentifikasi.
 Keadaan darurat
ditangani sesuai
keterampilan yang
dimiliki dan
kewenangan yang
diberikan.
 Bantuan dari rekan
sejawat atau orang
yang berwenang dicari
segera, bilamana
diperlukan.
 Rincian keadaan
darurat dilaporkan
sesuai dengan aturan

4. Menangani tindakan  Tanggap serta pro-aktif


pertolongan pertama terhadap keadaan
pada kecelakaan di darurat.
kantor  Tindakan dilakukan
dengan keterampilan
dan kewenangan yang
telah ditentukan dalam
menghadapi keadaan
darurat, sehinggadapat
menentukan langkah-
langkah selanjutnya.
 Fisik korban dan
tanda-tanda kehidupan
diidentifikasi.
 Informasi dan sarana
serta prasana layanan
pendukung terkini
tersedia.
 Informasi mengenai
kondisi korban
disampaikan kepada
petugas unit gawat
darurat (UGD).
 Situasi darurat yang
dialami dibakukan
dalam bentuk laporan
sesuai dengan
peraturan.
 Laporan dibuat
dengan jelas, akurat
serta tepat waktu

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 7


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

D. Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk Peserta Diklat


Untuk memahami semua materi yang terdapat dalam Unit ini, peserta Diklat diharapkan
dapat memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1. Bacalah dengan seksama bahan bacaan pencapaian unit dari setiap elemen dan kriteria
unjuk kerja, sehingga dapat mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari
unit ini.
2. Pelajari dengan seksama setiap materi yang disajikan dalam setiap kegiatan belajar untuk
mendapatkan pemahaman yang baik sesuai dengan elemen dan kriteria unjuk kerja
pencapaian unit kompetensi yang diharapkan.
3. Apabila masih terdapat kesulitan atau informasi yang kurang jelas, sebaiknya diskusikan
dengan teman atau konsultasikan dengan fasilitator dan mentor
4. Kerjakan setiap Lembar kerja dan tugas yang terdapat pada setiap akhir elemen atau
kriteria unjuk kerja kegiatan pembelajaran dengan teliti dan penuh tanggungjawab.
5. Peserta Diklat dianjurkan untuk mempelajari setiap kegiatan pembelajaran secara urut
sampai tuntas, baru melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya.

Peran Fasilitator
Agar peserta Diklat pada Skema KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian Administrasi
Profesional dapat memahami dan menerapkan setiap kompetensi yang disajikan dalam unit
ini, fasilitator diharapkan:
1. Menginformasikan langkah-langkah belajar yang seharusnya dilakukan oleh peserta
Diklat.
2. Memberikan penjelasan yang diperlukan peserta Diklat, bagian-bagian modul yang belum
dapat dipahami.
3. Memberikan motivasi, bimbingan dan pendampingan agar peserta Diklat memiliki
semangat belajar yang terus meningkat.
4. Melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses serta produk belajar yang dicapai
peserta Diklat, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Modul ini terdiri dari satu kegiatan pembelajaran dan dirancang untuk membantu Saudara
menguasai kompetensi yang terdapat pada Unit Kompetensi Menerapkan Prosedur K3

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 8


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Perkantoran. Modul ini juga dirancang agar Saudara dapat melakukan banyak aktivitas yang
mendukung pencapaian kompetensi. Modul menyediakan sumber informasi terkait unit
kompetensi, lembar kerja yang membuat Saudara berlatih secara terarah, penugasan yang
dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap, serta penilaian sebagai sentuhan
akhir untuk memantapkan kemahiran Saudara sebelum mengikuti uji kompetensi keahlian.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 9


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

A. Tujuan Pembelajaran

Selamat datang di Kegiatan Pembelajaran: Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran adalah


Adanya faktor risiko bahaya di lingkungan kerja, khususnya perkantoran yang perlu
diwaspadai. Perusahaan perlu melakukan penerapan K3 di perkantoran sesuai standar yang
berlaku. Sebagai tempat kerja, perkantoran juga tidak terlepas dari risiko bahaya yang
mungkin terjadi. Risiko tersebut dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan karyawan
di perusahaan tersebut.
Untuk menghindari dan mengatasi risiko bahaya, pemerintah menetapkan regulasi terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penerapan regulasi K3 perkantoran bertujuan untuk
melindungi karyawan sehingga aktivitas pekerjaan berlangsung aman dan nyaman.
Frekuensi kecelakaan kerja di area perkantoran bisa dibilang lebih kecil daripada di
area outdoor. Namun, perlu diingat bahwa masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak
hanya yang bersifat dampak jangka pendek, tetapi juga dampak jangka panjang. Risiko
seperti ini sering kali luput dari perhatian.
Faktor risiko bahaya yang mungkin terjadi di perkantoran dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu keselamatan dan kesehatan pekerja. Risiko keselamatan misalnya terjatuh, terbentur,
bahaya kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Sementara itu, risiko kesehatan seperti
beban kerja berlebih, masalah kesehatan karena perilaku yang tidak sehat, dan sebagainya.
Hal ini sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang karyawan karena waktu yang dihabiskan
di area perkantoran hampir atau bahkan lebih dari sepertiga waktu sehari. Jika perilaku atau
kebiasaan yang tidak sehat dilakukan atau dialami tiap hari, dampaknya signifikan pada
jangka panjang.

Melalui kegiatan pembelajaran ini, Saudara diharapkan kompeten dalam Menerapkan


Prosedur K3 Perkantoran yang Saudara butuhkan untuk menunjang pekerjaan Saudara pada
lingkup pekerjaan Administrasi Profesional melalui Kegiatan Pembelajaran Menerapkan
Prosedur K3 Perkantoran. Selamat mengikuti!

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 10


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

B. Kriteria Unjuk Kerja

Kriteria unjuk kerja pada Kegiatan Pembelajaran Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran


adalah :
1. Menjaga peralatan kerja keamanan dan tempat
1.1. Peralatan dan tempat kerja diidentifikasi.
1.2. Seluruh peralatan operasional, diperiksa keamanan dan masa kadaluarsanya
sebelum digunakan.
1.3. Peralatan kerja yang berhubungan dengan listrik dipastikan keamanannya sesuai
SOP.
1.4. Peralatan dipergunakan sesuai petunjuk pemakaian.
1.5. Pemeliharaan rutin dilakukan sesuai dengan buku petunjuk penggunaan
peralatan.
1.6. Peralatan disimpan ditempat yang sesuai dengan peraturan penyimpanan
dengan kondisi siap pakai.
1.7. Kerusakan dilaporkan berdasarkan ketentuan perusahaan.
1.8. Perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dikenakan untuk menghindari
kecelakaan kerja

2. Menjaga kebersihan peralatan ditempat kerja


2.1 Seluruh peralatan operasional, diperiksa kebersihannya sebelum digunakan.
2.2 Peralatan dibersihkan setelah dipakai sesuai dengan buku petunjuk penggunaan
peralatan.
2.3 Bahan-bahan untuk membersihkan disiapkan sesuai dengan petunjuk,
persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.
2.4 Bahan-bahan kimia disimpan sesuai dengan persyaratan kesehatan dan
keselamatan kerja.
2.5 Sampah dan kelebihan bahan kimia dibuang sesuai higienitas, keamanan serta
peraturan mengenai lingkungan

3. Mengatasi situasi-situasi darurat


1.1. Potensi keadaan darurat diidentifikasi.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 11


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

1.2. Keadaan darurat ditangani sesuai keterampilan yang dimiliki dan kewenangan
yang diberikan.
1.3. Bantuan dari rekan sejawat atau orang yang berwenang dicari segera, bilamana
diperlukan.
1.4. Rincian keadaan darurat dilaporkan sesuai dengan aturan

4. Menangani tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan di kantor


1.1. Tanggap serta pro-aktif terhadap keadaan darurat.
1.2. Tindakan dilakukan dengan keterampilan dan kewenangan yang telah ditentukan
dalam menghadapi keadaan darurat, sehinggadapat menentukan langkah-langkah
selanjutnya.
1.3. Fisik korban dan tanda-tanda kehidupan diidentifikasi.
1.4. Informasi dan sarana serta prasana layanan pendukung terkini tersedia.
1.5. Informasi mengenai kondisi korban disampaikan kepada petugas unit gawat
darurat (UGD).
1.6. Situasi darurat yang dialami dibakukan dalam bentuk laporan sesuai dengan
peraturan.
1.7. Laporan dibuat dengan jelas, akurat serta tepat waktu

C. Aktifitas Pembelajaran

1. Elemen 1 : Menjaga Keamanan Peralatan Dan Tempat Kerja

a. Mengidentifikasi Peralatan dan Tempat Kerja

Keberhasilan suatu pekerjaan akan baik apabila didukung oleh peralatan dan tempat
kerja yang memadai, keberhasilan dalam memilih peralatan dan penempatan
peralatan kerja dapat menghasilkan produktifitas karena adalah kenyamanan
karyawan dalam bekerja, adapun peralatan kerja dalam kegiatan perkantoran antara
lain ; komputer, printer, multi kabel dan peralatan lain yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan kantor. sedangkan tempat yang ideal adalah sebagai berikut
:
Keadaan tempat di lingkungan kerja.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 12


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

a. Ruang kerja tidak terlalu padat dan sesak.


b. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang dan alat perlu diperhatikan
keamanannya.
c. Pembuangan kotoran dan limbah sesuai pada tempatnya.
d. Pengaturan udara dan penerangan yang baik

b. Memeriksa Seluruh Peralatan Operasional, Keamanan dan Masa


Kadaluarsanya Sebelum Digunakan.

Dalam memeriksa seluruh peralatan operasional, keamanan dan masa


kadaluarsanya sebelum digunakan agar peralatan yang akan digunakan sesuai
dengan petunjuk operasional peralatan tersebut, adapun peralatan yang berkaitan
dengan menerapkan prosedur K3 perkantoran adalah sebagai berikut :

 Alat pemadam api ringan (APAR)


 Alat distibusi listrik
 Kelengkapan P3K

Alat- tersebut harus selalu terjaga dan terawat karena dalam pemanfaatan alat
tersebut harus memperhatikan SOP pemeliharaan peralatan, harus diperhatikan
juga masa kadaluwarsanya sehinggabila digunakan dapat terhidar dari bahaya atau
kecelakaan kerja.

c. Memastikan Peralatan Kerja yang Berhubungan dengan Listrik


Keamanannya Sesuai SOP

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) adalah ketetapan / prosedur operasi


berisi urutan/tahapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh petugas/tim yang
berkaitan dengan operasi real time ( setiap saat ).
SOP dibuat berdasarkan kesepakatan dan harus dipatuhi oleh petugas/tim dalam
melaksanakan tugas/fungsinya agar mendapatkan hasil yang optimal,
menghindari terjadinya kesalahan operasi, kerusakan peralatan/instalasi dan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 13


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

kecelakaan kerja. Hal-hal berkaitan dengan penggunaan listrik harus


memperhatikan sebagai berikut :
1) Periksa kondisi alat sehingga siap untuk dioperasikan ?
2) Pemeriksaan aliran listrik pada stop kontak, steker dan panel. ?
3) Pemeriksaan voltage ?
4) Pemeriksaan kabel dan kelengkapan alat ?

Setelah kita mengikuti standar prosedur operasional (SOP) tentang pemeriksaan


tenaga listrik, selanjutnya adalah pengecekan pada pendistribusian listrik
sebagai berikut :
 Periksa distribusi daya listrik dari PLN yang disalurkan melalui panel lisrik

 Periksa distibusi melalui stop kontak untuk peralatan listrik

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 14


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

 Periksa saklar untuk lampu penerangan


 Selanjutnya apabila akan menggunakan tenaga listrik dan posisi stop kontak jauh
dari area kerja dapat menggunakan rol kabel

 Jangan lupa! Yang terpenting dalam pekerjaan instalatir adalah TESTPEN

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 15


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

 Stop Kontak

d. Menggunakan Peralatan Sesuai Petunjuk Pemakaian

Peralatan yang digunakan dalam hal keselamatan kerja adalah salah satu alat
pemadam kebakaran, penggunaan alat pemadan kebakaran yang digunakan
dalam kantor yang umum terpasang adalah alat pemadam kebakaran ringan
(APAR), untuk menggunakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR) harus
sesuai dengan buku petunjuk penggunaan/pemakaian adapun pengertian dan
petunjuk penggunaan/pemakaian alat pemadam kebakaran ringan (APAR) adalah
sebagai berikut :
a. Pengertian alat pemadam kebakaran ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya disingkat dengan
APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada
umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang
bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR
merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan
dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan
pekerja dan asset perusahaannya.

b. Jenis-jenis alat pemadam kebakaran ringan (APAR)

Jenis-jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis. Diantaranya terdapat 4
jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu :

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 16


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water

APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran
yang dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF

APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang
dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak
dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 17


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta
kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar
seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

 Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri
dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-
amonium danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan
akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif
untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C.

APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di
sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 18


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan
bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan
pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B
(bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang
bertegangan).

e. Cara penggunaan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)


Tata cara (Prosedur) penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung
Pemadam Kebakaran :
1) Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR/Tabung Pemadam.
2) Arahkan selang ke titik pusat api.
3) Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR/Tabung Pemadam.
4) Sapukan secara merata sampai api padam.

Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan alat pemadam kebakaran ringan
(APAR) :

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 19


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

1) Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan


arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat
api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.
2) Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.

f. Melakukan Pemeliharaan Rutin Sesuai dengan Buku Petunjuk


Penggunaan Peralatan.

Agar alat pemadam kebakaran ringan (APAR) dapat berfungsi secara optimal
sebaiknya harus dilakukan pemeliharaan secara rutin dan sesuai dengan petunjuk
penggunaan peralatan, adapun perawatan alat pemadam kebakaran ringan
(APAR) adalah sebagai berikut :
a. Pastikan posisi jarum Pressure (Tipe Stored Pressure) pada posisi terisi gas
atau zona Hijau pada kontrol Pressurenya;
b. Pada tabung Cartridge pastikan posisi segelnya tidak lepas;
c. Pastikan posisi segel dalam kondisi baik dan di corong tidak ada noda dari
agent;
d. Sebaiknya tabung selalu dalam keadaan bersih agar terhindar dari korosi dan
debu yang dapat menutup Pressure kontrolnya;
e. Secara periodik balik posisi tabung khususnya tabung yang berisi bubuk agar
posisi bubuk di dalamnya tidak membeku kemudian posisikan lagi seperti
semula;

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 20


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

f. Pastikan posisi gantungan tabung Alat Pemadam Api dalam keadaan kuat agar
tidak mudah jatuh;
g. Untuk tabung beroda berikan pelumas pada rodanya agar tidak macet dan
pastikan juga untuk posisi ban dan Hangernya dalam keadaan baik;
h. Usahakan posisi Alat Pemadam Api ditempatkan pada posisi yang mudah
dijangkau oleh orang agar jika terjadi Kebakaran bisa cepat dalam
penanganannya (Quick Response);
i. Hindari penempatan Alat Pemadam Api dari kontak langsung dengan
matahari atau hujan. Sebaiknya diberi penutup dan pelindung jika posisi
berada di luar (Outdoor).

g. Menyimpan Peralatan di Tempat yang Sesuai dengan Peraturan


Penyimpanan dengan Kondisi Siap Pakai.

Cara penyimpanan alat pemadam kebakaran harus sesuai dengan peraturan


penyimpanan atau penempatan dengan kondisi siap pakai, hal ini dilakukan saat
terjadi kebakaran langsung dapat digunakan adapun persyaratan
dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :
a. Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat
mati.
b. Jarak jangkauan maksimum 15 m.
c. Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
d. Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban
api.
e. Diperiksa secara berkala.
f. Bisa diisi ulang (Refill).
g. Kekuatan konstruksi terstandar.
Sebagai standar sarana gedung dalam hal keselamatan, sangat penting
penggunaan tanda/petunjuk untuk jalur evakuasi menuju tempat/lokasi yang
aman.
Tanda atau petunjuk tersebut biasanya bertuliskan, "EXIT" , "TANGGA DARURAT"
, "JALUR EVAKUASI"

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 21


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

h. Melaporkan Kerusakan Berdasarkan Ketentuan Perusahaan

Dalam kegiatan kantor atau perusahaan selalu menggunakan peralatan, dalam


penggunaan sarana dan prasarana ada yang rusak baik rusak ringan maupun rusak
berat, agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik jika ada kerusakan sebaiknya
diberikan laporan kepada atasan atau pihak terkait untuk segera diperbaiki, untuk
melaporkan kerusakan biasanya dalam suatu unit atau bagian memiliki format
laporan kerusakan dan usulan pebaikan yang sudah disepakati, untuk lebih jelas
dibawah ini contoh format laporan kerusakan sebagai berikut :

Contoh Format Laporan Kerusakan


Nama :..............................................................................
Tanggal :..............................................................................
Waktu :..............................................................................

No. Ruang/Letak Uraian Jenis Keterangan


Kerusakan

Jakarta, 2018
Pelapor,

(...............................)

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 22


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

i. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai untuk


menghindari kecelakaan kerja

Keamanan kerja adalah suatu keadaan atau situasi aman yang dirasakan oleh setiap
pegawai pada saat melakukan suatu, untuk mencapai keamanan kerja diperlukan
adanya unsur penunjang yang dapat mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman bagi tenaga kerja, unsur penunjang tersebut antara lain meliputi:

a. Unsur keamanan yang bersifat materril meliputi:


1) baju kerja,
2) helm,
3) kaca mata,
4) sarung tangan
5) sepatu
b. Unsur penunjang keamanan kerja yang bersifat nonmaterill berupa:
1) buku petunjuk,
2) penggunaan alat kerja,
3) rambu-rambu dan isyarat tanda bahaya,
4) himbauan-himbauan,
5) petunjuk kerja.
Selain unsur penunjang, lingkungan kerja yang merupakan tempat kerja bagi
pegawai/karyawan dalam menjalankan tugasnya juga harus diperhatikan agar
betul-betul aman.

LK. 1. Menjaga peralatan kerja keamanan dan tempat kerja

Abstraksi

Di suatu perusahaan memproduk makanan berupa makanan sumpleman kesehatan,


unit pemasaran, Saudara bekerja pada bagian keselamatan dan kesehatan kerja K3).
Lakukan tugas Saudara yang berkaitan dengan tugas prosedur (K3) yang menjadi
tanggung jawab Saudara.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 23


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Instruksi Kerja

Setelah membaca abstraksi, selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai berikut:


a. Lakukan identifikasi Peralatan dan tempat kerja
b. Periksalah seluruh peralatan operasional, keamanan dan masa
kadaluarsanya sebelum digunakan.
c. Pastikan peralatan kerja yang berhubungan dengan listrik dan
keamanannya sesuai SOP.
d. Gunakan peralatan sesuai petunjuk pemakaian
e. Lakukan pemeliharaan rutin sesuai dengan buku petunjuk penggunaan
peralatan
f. Simpan peralatan ditempat yang sesuai dengan peraturan penyimpanan
dengan kondisi siap pakai.
g. Laporkan kerusakan berdasarkan ketentuan perusahaan.
h. Kenakan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai untuk
menghindari kecelakaan kerja
i. Videokan kegiatan a sd. f, kirimkan ke LMS atau ke Mentor boleh
menggunakan fasilitas Youtube dan berikan alamatnya.

2. Elemen 2 : Menjaga Kebersihan Peralatan Dan Tempat Kerja

a. Memeriksa seluruh peralatan operasional, kebersihannya sebelum


digunakan
Kebersihan adalah tanggung jawab setiap orang dan mensyaratkan kepada kita
semua untuk menjaga tempat kerja agar bersih, rapi dan teratur sehingga kondusif
untuk melakukan pekerjaan, begitu pula dengan peralatan operasional harus selalu
digaja kebersihannya agar senantiasa siap untuk digunakan, kebersihan yang efektif
mensyaratkan untuk :
 Menyusun atur tempat kerja;
 Menjaga tempat kerja bersih dan kemas; dan
 Menyimpan segala peralatan ditempat yang betul.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 24


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

b. Membersihkan peralatan setelah dipakai sesuai dengan buku petunjuk


penggunaan peralatan

Peralatan yang sudah dipakai harus senantiasa dibersihkan, sehingga apabila akan
digunakan kembali selalu siap, peralatan yang sudang dibersihkan sebaiknya langsung
disimpan agar :
 Memastikan ia dengan mudah dicari bila diperlukan;
 Menjaga peralatan dalam keadaan yang baik.

c. Menyiapkan bahan-bahan untuk membersihkan peralatan sesuai dengan


petunjuk, persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja.

Bahan dan Alat-alat kebersihan yang ada dikantor tentunya akan berbeda dengan
yang ada di rumah, kecuali memang jika rumah tersebut termasuk pada rumah yang
mewah dimana semua alat kebersihannya menggunakan peralatan yang modern.
Untuk sebuah gedung yang besar tentunya juga harus memiliki beberapa alat
kebersihan elektronik dimana menggunakan mesin. Memang dengan luas dan ukuran
gedung kantor yang besar, membersihkannya pun akan lebih sulit. Namun dengan
bantuan alat kebersihan yang canggih semua akan selesai dengan mudah.

Alat kebersihan dikantor tidak jauh berbeda dengan alat kebersihan yang ada di
rumah, namun yang membedakan jumlah peralatannya akan lebih banyak dari alat-
alat kebersihan yang ada di rumah. Berikut beberapa alat kebersihan yang harus
dimiliki oleh sebuah gedung perkantoran.

Vacum Cleaner
Alat ini berguna untuk menyedot debu yang ada pada karpet, kursi, ataupun sofa
yang ada pada kantor. Dengan menggunakan vacuum cleaner tentunya akan
memudahkan untuk membersihkan setiap debu yang menempel pada furniture,
ataupun karpet yang ada dikantor.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 25


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Floor Machine
Alat ini sangat berguna untuk gedung perkantoran karena fungsinya yang sangat
banyak yaitu alat ini dapat menyikat, menyemir, juga membuat lantai terlihat
mengkilap. Jadi anda tidak perlu menyapu lalu mengepel lantai, melakukan nya
secara manual dengan menggunakan 2 kali proses. Menggunakan floor machine
semuanya akan mudah dibersihkan hanya dengan satu kali saja.
Pembersih Kaca
Satu lagi alat yang harus ada dalam gedung perkantoran adalah alat pembersih kaca.
Alat pembersih kaca yang canggih tentunya tidak akan menghabiskan waktu juga
tenaga yang banyak.
Itulah beberapa alat-alat kebersihan yang sebaiknya ada dalam sebuah gedung
perkantoran, agar kantor anda selalu bersih dan jauh dari kuman.

d. Menyimpan bahan-bahan kimia sesuai dengan persyaratan kesehatan


dan keselamatan kerja.
Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak


diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya
dan aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan
mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu
beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.
Penyimpanan bahan kimia berbahaya sebagai berikut :

Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi
kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun
harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh
dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus
dipisahkan satu sama lainnya.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 26


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari
langsung dan jauh dari sumber panas.

Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur
dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan
dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah
terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan
hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling
tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang
disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai yang
tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk
tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan harus
tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan
tersebut.

Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk
uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat
berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan
sering terlihat seperti meledak.

Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat


penyimpanan harus berjarak minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan,
lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 27


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

sekecil mungkin. Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan
tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun
tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik
yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat
penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang
didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka
atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering,
sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan
perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.

Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi
meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan
panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan
oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan
ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya
harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah
terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan
bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.

Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)

Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari bahan
ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air,
berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan
janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 28


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen dan
gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus
diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan
diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur
campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam
gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika konstruksi gudang trbuat dari
logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan asam.

Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat
dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang
penyimpanan harus dijaga agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari
saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung
penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap
sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.

Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek
somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad]
sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma
gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi
pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya
diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan sumber
radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih untuk bekerja
dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan mendapat izin dari
BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat membahayakan,

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 29


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti ketentuan khusus yang telah
ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara

e. Membuang sampah dan kelebihan bahan kimia sesuai higienitas,


keamanan serta peraturan mengenai lingkungan

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-


ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai
budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan
daerah pedesaan, serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk


mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan
hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan
area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa metode atau cara sebagai berikut :

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 30


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk


membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan
ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau
lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola
dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah.
Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah ,
menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain
dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat
berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya
adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis
plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya
, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus).
Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang
untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan
bakar gas untuk membangkitkan listrik.

Melakukan Metode Daur-ulang


Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu
pengampulan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan
yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :

1) Pengolahan kembali secara fisik


Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum
alumunium, kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran,
majalah dan kardus. Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus), atau dari
sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat digunakan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 31


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk
yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya
harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

2) Pengolahan kembali secara biologis


Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan
istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai
pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

LK. 2. Menjaga Kebersihan Peralatan Dan Tempat Kerja

Abstraksi

Di suatu perusahaan memproduk makanan berupa makanan sumpleman kesehatan,


unit pemasaran, Saudara bekerja pada bagian keselamatan dan kesehatan kerja K3).
Lakukan tugas Saudara yang berkaitan dengan menjaga kebersihan peralatan dan
tempat kerja menjadi tanggung jawab Saudara.

Instruksi Kerja

Setelah membaca abstraksi, selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai berikut:


a. Periksa kebersihan dan seluruh peralatan operasional sebelum digunakan.
b. Bersihkan peralatan setelah dipakai sesuai dengan buku petunjuk penggunaan
peralatan
c. Siapkan bahan-bahan untuk membersihkan sesuai dengan petunjuk, persyaratan
kesehatan dan keselamatan kerja.
d. Simpan bahan-bahan kimia sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan
kerja.
e. Buang sampah dan kelebihan bahan kimia sesuai higienitas, keamanan serta
peraturan mengenai lingkungan
f. Videokan kegiatan a sd. e, kirimkan ke LMS atau ke Mentor boleh menggunakan
fasilitas Youtube dan berikan alamatnya

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 32


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

3. Elemen 3 Mengatasi Situasi-Situasi Darurat

a. Mengidentifikasi Potensi Keadaan Darurat

Keadaan darurat dalam suatu kegiatan perkantoran sering terjadi adalah kecelakaan,
yang dimaksud dengankecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak
diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja
pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi
karena oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktor-faktor
tersebut belum mendatangkan kecelakaan.
Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.
Dengan adanya kecelakaan/bahaya akibat kerja dapat menyebabkan kerugian-
kerugian. Ada 5 jenis yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja, yaitu:
1) Kerusakan.
2) Kekacauan organisasi.
3) Keluhan dan kesedihan.
4) Kelainan dan cacat.
5) Kematian.

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional


tahun 1962, adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan seperti:


a. terjatuh.
b. tertimpa benda jatuh.
c. tertumbuk atau terkena benda-benda.
d. terjepit oleh benda.
e. pengaruh suhu tinggi.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 33


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

2. Klasifikasi menurut penyebab


a. Mesin, seperti:
1) pembangkit tenaga
2) mesin-mesin penyalur
3) mesin-mesin untuk mengerjakan logam
4) mesin-mesin untuk mengolah kayu
b. Alat angkut dan alat angkat
1) mesin angkat dan peralatannya
2) alat angkutan di atas rel
3) alat angkutan udara
c. Peralatan lain
1) bejana bertekanan
2) instalasi pendingin
3) alat-alat listrik

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan, seperti:


a. patah tulang
b. dislokasi/keseleo
c. rengang otot
d. amputasi
e. luka bakar

4. Kecelakaan-kecelakaan diselidiki dengan maksud sebagai berikut:


a. Menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian kecelakaan.
b. Mencegah berulangnya peristiwa serupa.

b. Menangani Keadaan Darurat Sesuai Keterampilan yang Dimiliki dan


Kewenangan yang Diberikan.

Dalam keadaan darurat Anda harus berinisiatif dan cermat dalam menangani keadaan
darurat sesuai keterampilan yang dimiliki dan kewenangan yang diberikan. Dalam

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 34


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

menangani keadaan darurat pengetahuan yang diperlukan tentang Pengertian


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap
korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban
mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama
(PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit
agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya
diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi
petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat
sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan pengobatan


terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap
suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus
kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar
pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan
prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan
yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan,
aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

1. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut


diantaranya:

a) Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau
masih dalam bahaya.
b) Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim,
buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 35


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda


lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap
korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban
mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan
Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu
diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami.
Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus
diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat
buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau


pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai
pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di
alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan
sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun
lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban.
Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini
kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan
mampu menguasai setiap keadaan.

2. Mengenal Peratalan PPPK dan Penggunaannya


a. Alat-alat (Peralatan) PPPK

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 36


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Sumber: http://pppk-p3k.blogspot.com

Gambar: 4.2. Kontak P3K

Kapas, perban/pembalut, kasa steril, plester gulung, plester tunggal seperti


“tensoplas” dan “band aid”, kain pembalut yang lebar untuk kecelajaan yang
berat, mercurorochrome/obat merah, boorwater, dan au de cologne untuk
membangunkan orang pingsan, gelas pencuci mata, gunting kecil/besar, dan
jepitan/pingset.

b. Kegunaan Alat-Alat PPPK


1) untuk menutupi luka
2) untuk penekanan pada bagian yang luka
3) untuk mempersempit ruang gerakan
4) untuk mengikat spalk (bidai)

c. Macam-Macam Pembalut dan Cara Penggunaannya


1) Pembalut Segitiga
Bentuknya seperti segitiga sama kaki/sama sisi.
2) Pembalut Gulung
Kegunaannya untuk luka pada jari kaki dan jari tangan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 37


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Sumber: http://darmansmantiga.blogspot.com

Gambar: 4.3. Cara penanganan luka tangan dan kepala

Cara penggunaanya adalah sebagai berikut :

a) Bungkus disobek dan tarikah tali yang sudah tersedia


b) Ujung-ujung pembalut dipegang dengan kedua tangan dan gulungkan.
c) Luka ditekan dan balut dengan pembalut/kain kasa yang berada di atas
kompres
d) Pembalut Tangan
e) Pembalut Penggendong Tangan
f) Pembalut lutut
g) Balut kaki

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 38


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Sumber: http://darmansmantiga.blogspot.com

Gambar: 4.4. Cara penanganan luka kaki

Anggota badan yang patah harus diberi bidai ( spalk) sebelum si sakit
dipindahkan. Gunakanlah lipatan surat kabar, tongkat, papan, tali, dasi, kaus
kaki panjang, atau bahan apa saja yang mudah didapat.

d. Macam-macam Lena (Collapse, Syncope)


Lena adalah kehilangan kesadaran karena peredaran darah ke otak
berkurang.

Gejala-gejalanya:
1) Kesadaran menurun
2) Berkeringat dingin
3) Denyut nadi lemah
4) Muka Pucat

Sebab-sebabnya:
1) Berada dalam ruangan tertutup penuh orang (penat) sehingga kekurangan
udara segar
2) Karena kepanasan
3) Karena emosi

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 39


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

4) Terlalu lelah

Pertolongannya:
1) Penderita dibawa ke tempat yang teduh dan udara segar
2) Baringkan kepala sejajar dengan badan
3) Kepala dimiringkan apabila muntah sehingga mudah keluar dari mulut.
Apabila ada gigi palsu yang lepas harus dikeluarkan.
4) Kendurkan semua pakaian agar tidak mengganggu pernapasan
5) Berikan rangsangan dengan bau-bauan, misalnya eau de cologneminyak
wangi, bawang putih yang dipecah-pecah, dan sebagainya.
6) Kemudian, penderita diberi minum. Setelah sadar, sebaiknya penderita
diberi minum kopi yang hangat.

c. Mencari Bantuan dari Rekan Sejawat atau Orang yang Berwenang Segera,
Bilamana Diperlukan.

Musibah atau kecelakaan kadang-kadang bisa terjadi dimana-mana dan kapan saja
yang tidak bisa diprediksi, untuk mengantisipasi kebadian tersebut ada baiknya kita
mempersiapan berupa kotak P3K. Untuk lebih jelasnya mengenasi P3K marilah kita
pelajari bagaimana menangani pertolongan pertama pada kecelakaan korban yang
kebetulan tidak ada ahli kesehatan, namun membutuhkan penanganan dengan
segera. Sebelumnya, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa saja peralatan yang di
butuhkan kita dan melakukan penangan secara darurat yang sudah dibahas
sebelumnya,langkah selanjutnya adalah mencari bantuan pada pihak yang berwenang
yang berkaitan dengan penanganan kesehatan misalnya; dokter jaga terdekat,
puskesmas dan bahkan rumah sakit apabila korban mengalami luka yang parah dan
harus mendapat perawatan secara intensif.

d. Melaporkan Rincian Keadaan Darurat Sesuai dengan Aturan.

Setelah korban telah tertangani dengan baik dan mendapatkan perawatan, langkah
selanjutnya adalah melaporkan kejadian sesaui aturan unit kerja terkait laporan dibuat

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 40


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

secara jelas dan rinci agar dapat memberi informasi yang jelas, hal-hal yang perlu
dilaporkan antara lain :
a. Lokasi kejadian
b. Nama cedera
c. Rincian singkat kondisi terluka
d. Deskripsi (kecelakaan, kebakaran, explotion)
e. Berikan petunjuk dan saran dari setiap kondisi secara khusus Waktu terjadinya
kecelakaan

LK.3. Mengatasi Situasi-Situasi Darurat

Abstraksi

Di suatu perusahaan memproduk makanan berupa makanan sumpleman kesehatan,


unit pemasaran, Saudara bekerja pada bagian keselamatan dan kesehatan kerja K3).
Lakukan tugas Saudara yang berkaitan dengan mengatasi situasi-situasi darurat yang
menjadi tanggung jawab Saudara

Instruksi Kerja

Setelah membaca abstraksi, selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai berikut:


a. Mengidentifikasi potensi keadaan darurat.
b. Menangani keadaan darurat sesuai keterampilan yang dimiliki dan kewenangan
yang diberikan.
c. Mencari dengan segera bantuan dari rekan sejawat atau orang yang berwenang,
bilamana diperlukan.
d. Melaporkan rincian keadaan darurat sesuai dengan aturan
e. Videokan kegiatan a sd. c, kirimkan ke LMS atau ke Mentor boleh menggunakan
fasilitas Youtube dan berikan alamatnya

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 41


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

4. Elemen 4. Menangani Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di


Kantor

a. Pro-aktif dan Tanggap Terhadap Keadaan Darurat

Tidak semua kantor/ perusahaan memiliki bagaian yang bertugas untuk menangani
kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga diperlukan pengetahuan setiap karyawan
untuk mengetahui adanya keadaan darurat harus melaporkannya kepada team
penanganan keadaan darurat.
Team penanggulangan keadaan darurat bertanggungjawab menangani keadaan
darurat yang ada. Untuk keadaan darurat kebakaran, penggunaan alat pemadam
mengikuti standar penggunaan APAR dan standar penggunaan APAB.
Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani oleh team penanggulangan keadaan
darurat, maka koordinator team harus segera menghubungi pihak luar yang terkait
untuk meminta bantuan

b. Melakukan Tindakan Sesuai Keterampilan dan Kewenangan yang Telah


Ditentukan dalam Menghadapi Keadaan Darurat, Sehingga Dapat
Menentukan Langkah-langkah Selanjutnya

Dalam melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat hal yang harus dilakukan
adalah melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan langkah sebagai
berikut :
a) Mencegah Bahaya Maut
Bahaya maut apabila :
1) Korban kecelakaan dalam keadaan shock
2) Pendarahan yang hebat, dan
3) Pingsan
b) Mencegah Cacat
Mencegah cacat adalah mencegah akibat kecelakaan atau benturan hebat
yang mengenai kepala bagian belakang dan mengakibatkan gegar otak
(cacat rohani).

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 42


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Mencegah akibat kecelakaan yang menyebabkan hilangnya salah satu


anggota badan, misalnya patah/hilangnya tangan atau kaki.
c) Mencegah Infeksi
Maksud mencegah infeksi adalah mencegah masuknya bibit penyakit ke
dalam tubuh akibat kecelakaan.
d) Meringankan rasa sakit si korban
Cara meringankan rasa sakit isi Korban, yaitu dengan melakukan pertolongan
untuk meringankan derita yang dialaminya sebelum dibawa ke dokter (rumah
sakit).

Sumber: http://pppk-p3k.blogspot.com
Gambar: 4.1 Kontak P3K

c. Mengidentifikasi Fisik Korban dan Tanda-tanda Kehidupan.

Dalam mengidentifikasi fisik korban dan tanda-tanda kehidupan hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Pingsan
Pingsan adalah kehilangan kesadaran karena fungsi otak terganggu.
Gejala-gejalanya
 Penderita tidak sadarkan diri, tidak beraksi terhadap
rangsangan (dicubit, dipanggil).
 Biasanya tidak bergerak, tetapi dapat juga gelisah
 Nadi cepat dan sulit diraba

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 43


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

 Pernapasan tidak tentu (kadang-kadang tertutup dan tidak teratur).

Sebab-sebabnya
 Kekurangan oksigen dalam darah karena pernapasan
terhalang, misalnya tercekik, tenggelam, tertimbun, dan sebagainya.
 Kerusakan pada otak, misalnya karena pukulan pada kepala, tabrakan
(gegar otak), dan sebagainya.
 Terkena aliran listrik
 Keracunan melalui makanan/minuman atau pernapasan.
 Penyakit-penyakit, misalnya kencing manis (diabetes mellitus), ginjal,
ayan (epilepsi).

Sumber: http://kampus.okezone.com/read/2013

Gambar: 4.5. Cara penanganan penderita pinsan

c. Shock

Shock adalah gangguan yang disebabkan oleh jumlah darah yang beredar
didalam pembuluh- pembuluh darah sangat sedikit

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 44


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Sumber : http://pppk-p3k.blogspot.com

Gambar : 4.6. Cara penanganan gangguan shcok

Gejala-gejalanya
 Kesadaran menurun
 Muka pucat dan berkeringat dingin
 Sangat gelisah
 Bibir kering dan merasa sangt halus
 Pernapasan tidak teratur
 Nadi cepat dan sukar diraba

Sebab-sebabnya
 karena pendarahan
 Cairan tubuh banyak yang keluar bersamaan dengan muntah
 Sangat gelisah
 Bibir kering dan merasa sangat halus
 Pernapasan tidak teratur
 Nadi cepat dan sukar diraba

Pertolongannya
 Bawalah penderita ke tempat yang teduh dengan udara yang segar
 Longgarkan semua pakaian yang dapat mengganggu pernapasan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 45


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

 Hentikan pendarahan dengan jalan membalut


 Cegah kemungkinan terjadinya infeksi pada luka
 Selimuti penderita agar tidak kedinginan, tetapi harus dijaga jangan sampai
berkeringat.
 Bawalah segera ke rumah sakit atau dokter terdekat.

b. Mati Suri
Mati suri adalah gangguan yang sangat gawat yang menyebabkan penderita
tidak sadar, napas dan denyut jantung berhenti atau tak dapat dirasakan.
Sebab-sebabnya
Sebab-sebabnya sama dengan lena, pingsan, dan shock. Mati suri adalah tingkat
lanjutan dari gangguan umum lainnya yang lebih ringan.

1) Perbaikan dengan memberikan pernapasan buatan


2) Perbaikan peredaran darah dengan jalan mengurut jantung (massage
jantung)

e. Pernapasan Buatan

Sumber : http://pppk-p3k.blogspot.com

Gambar : 4.7. Cara pembuatan pernapasan buatan

Pernapasan buatan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menolong jiwa
seseorang dengan jalan menimbulkan pernapasan yang spontan dan teratur.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 46


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Orang hanya dapat hidup dalam beberapa menit saja tanpa bernapas. Oleh karena
itu, pernapasan buatan harus dilakukan dengan segera dan cara yang benar.

Pedoman dalam melakukan pernapasan buatan

Yang harus dikerjakan sebelum melakukan pernapasan buatan adalah sebagai


berikut :
 Bersihkan saluran pernapasan
 Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, perut kemudian, lakukanlah
pernapasan buatan dengan pedoman sebagai berikut:
1) Lakukanlah pernapasan dengan segera. Apabila terlambat, jiwa orang tidak
akan tertolong
2) Lakukan pernapasan buatan yang telah kamu kuasai betul. Jangan
mencoba cara lain meskipun mungkin lebih baik
3) Lakukanlah pernapasan buatan sampai si korban bernapas kembali atau
dokter menyatakan ia sudah mati

Beberapa cara pernapasan buatan


1) Cara Sylvester

Si korban dibaringkan telentang. Penolong berlutut pada satu kaki di belakang


kepala korban menghadap ke arah wajah korban. Penolong memegang lengan
bawah si korban dekat siku lalu mengangkat kedua belah tangan ke atas,
kemudian ke belakang sampai siku korban menyentuh lantai. Dengan
demikian, terjadilah penarikan napas. Setelah itu, kedua lengan ditarik ke atas
dan ke muka sampai lengan memberi tekanan di atas dada. Dengan demikian
terjadilah pengeluaran napas. Penarikan dan pengeluaran napas ini dilakukan
menurut irama yang tetap kira-kira 12 kali setiap menit sehingga menyerupai
pernapasan biasa.
Keuntungan cara ini ialah hanya membutuhkan seorang penolong dan dapat
segera dimulai.
Kerugian cara ini adalah sebagai berikut :
 Jalan pernapasan (napas) dapat terhalang

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 47


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

 Apabila tekanan pada dada terlalu keras dapat mengakibatkan tulang rusuk
patah
 Penolong cepat lelah

2) Cara Schaffer
Korban dibaringkan telungkup, muka menghadap samping, pipi rapat di atas
lantai/tanah. Penolong berlutut sehingga badan si korban berada di antara
lututnya, dengan muka menghadap punggung korban. Letakkan kedua
telapak tangan di atas tulang-tulang rusuk si korban sebelah bawah dengan
jarak kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung
korban. Dengan lengan lurus, bengkokkanlah badan ke depan sehingga kedua
tangan menekan secukupnya. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran
napas. Kemudian, tegakkan kembali badan seperti kedudukan semula
sehingga tekanan pada rongga dada lenyap, tetapi tangan jangan dilepaskan
dari punggung korban. Dengan demikian, terjadilah penarikan napas.
Lakukanlah kedua gerakan ini menurut irama yang sama lebih kurang 12
kali/menit.
Keuntungan cara ini adalah hanya membutuhkan seorang penolong dan tidak
melelahkan, sedangkan kerugiannya adalah pertukaran udara kurang banyak
karena penarikan napas terjadi secara pasif.

3) Cara Holger Nielson


Cara ini merupakan cara yang sangat baik karena hal-hal berikut.
 Dapat dilakukan oleh satu orang
 Tidak cepat melelahkan dan penolong dapat diganti
 Pertukaran udara cukup baik karena penarikan dan pengeluaran napas
secara aktif
 Mudah dipelajari

Caranya adalah sebagai berikut :


Si korban diletakkan tertelungkup dengan muka terletak di atas tangannya
untuk mencegah kotoran masuk mulut. Penolong berdiri di atas satu kaki dan

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 48


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

satu lutut di muka kepala si korban. Pukul pelan-pelan si korban di kedua


tulang belikatnya untuk mengeluarkan lidah si korban sehingga menjuluir dan
tidak menghalangi jalan napasnya.
Letakkan kedua tangan di atas punggung korban, kira-kira sedikit di bawah
tulang belikat. Jari-jari direnggangkan dengan kedua ibu jari hampir bertemu
satu sama lainnya. Membungkuk ke depan dengan tangan lurus dan dengan
berat badan bagian atas tekanlah perlahan-lahan dengan sama rata punggung
atas si korban. Dengan demikian, terjadilah pengeluaran napas. Kemudian,
tekanan menentukan perlahan-lahan dan badan penolong disurutkan lagi
seperti semula, sambil kedua tangan diluncurkan sepanjang bahu lengan atas
sampai siku si korban. Kemudian, lengan atas si korban dipegang oleh
penolong. Kemudian, lengan atas si korbam dipegang oleh penolong. Badan
penolong digerakkan ke belakang untuk menarik bagian atas korban sampai
terasa tahanan oleh bahu penderita. Dengan demikian, terjadilah penarikan
napas. Penarikan dan pengeluaran napas diulangi dengan irama yang tetap
kira-kira 12 kali per menit.

4) Cara Pernapasan dari Mulut ke Mulut (Mout to Mouth)


a) Cara ini banyak digunakan dan merupakan cara yang cepat dilaksanakan
karena
 penderita tetap dalam keadaan telentang;
 udara diembuskan langsung ke dalam paru-paru melalui mulut atau
lubang hidung

b) Cara ini termasuk cara yang sangat baik karena


 dada penderita dapat dilihat langsung mengembang atau tidak pada
waktu udara diembuskan ke dalam paru-paru;
 udara yang dihembuskan oleh penolong cukup mengandung O 2,
 jalan udara dapat terbuka dengan baik dan mudah mengalir ke
dalam paru-paru;

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 49


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

d. Menyediakan informasi dan sarana serta prasana layanan pendukung


terkini.

Menyediakan informasi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah


suatu keharusan dalam suatu industri atau usaha,informasi bisa berupa tulisan atau
pesan gambar, pesan-pesan keselamatan kerja dapat juga berupa simbol yang
mudah dipahami oleh semua orang yang melihat/menyaksikan simbol tersebut
adapun contoh simbol gambar adalah sebagai
berikut :

Simbol Keselamatan Kerja

Sumber http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/12/7-prosedur-keselamatan-kerja-di.html

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini
harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada
suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.

1) Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat
menggigit dan mencakar Anda.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 50


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

2) Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3) Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda
akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau
menyala.
4) Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia.
5) Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6) Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat
listrik.
7) Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah
sebelum menggunakan bahan tersebut.
8) Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9) Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa
dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat
pembuangan jarum suntik.
10) Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11) Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan
menyebabkan kanker.
12) Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.
Jauhkan benda tersebut dari api.

e. Menyampaikan informasi mengenai kondisi korban kepada petugas unit


gawat darurat (UGD).

Dalam melaksanakan kegiatan kantor sehari-hari kenyaman, keamanan dan


keselamatan selalu yang diharapkan namun hal-hal yang tidak diinginankan kadang

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 51


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

kala bisa terjadi, untuk ituk kemampuan seseorang atau untuk semua karyawan atau
pegawai perlu dipersiapkan. Dalam menangani pertolongan pertama padakecelakaan
di kantor diperlukan pengetahuan sebagai berikut:
1) Daftar Potensi Keadaan Darurat
2) Daftar nomor Telepon Penting
3) Standar Penyimpanan Tabung Gas Bertekanan
4) Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat
5) Tugas dan Tanggung Jawab Tim Tanggap Darurat
6) Jadwal Uji Coba Keadaan Darurat
7) Evaluasi Ujicoba Keadaan Darurat
8) Laporan Investigasi Keadaan Darurat
9) Daftar Peralatan Keadaan Darurat
10) Check List APAR
11) Check List Kotak P3K
12) Check List Box Alarm System
13) Standar Tanggap Darurat Kebakaran
14) Standar Tanggap Darurat Gempa Bumi
15) Standar Tanggap Darurat Terkena Bahan Kimia
16) Standar Tanggap Darurat Evakuasi
17) Standar Penggunaan APAR

f. Membakuan situasi darurat yang dialami dalam bentuk laporan sesuai


dengan peraturan.

Keadaan darurat atau kejadian kecelakaan sering terjadi dimanapun dan kapanpun
khusus untuk diperkantoran bila ada kejadian sebaiknya dicatat dan dilaporkan pada
pihak yang berwewenang, cara pembuatan laporan kejadian bencana banyak ragam
dan versi, tetapi dalam pembuatan laporan kejadian tentunya harus mengacu
kepadaperaturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai gambaran berikut
adalah contoh laporan kejadian.

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 52


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Contoh surat laporan kejadian

Kepada Yth.
.................................................
.................................................
.................................................

LAPORAN KEJADIAN
No. : ……………………….

Pada hari ini ………………. Tanggal ………………………… tahun………..


saya ……………………. Jabatan ………………………….Melaporkan sebagai berikut :

Pada Hari ini …………………..tanggal ………………………….. antara jam …… sampai


dengan jam ………. Telah terjadi …………. Tempat kejadian di …………… Pelaku
……………………. Barang bukti yang ditemukan ………………..
Saksi …………………….
Tidakan yang dilakukan: ……………………

Demikian laporan singkat ini saya buat dengan sebenarnya untuk dijadikan
bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil langkah selanjutnya.

Jakarta, ...........................
Mengetahui

g. Membuat laporan dengan jelas, akurat serta tepat waktu

Dalam melaksanakan kegiatan kantor sehari-hari kenyaman, keamanan dan


keselamatan selalu yang diharapkan namun hal-hal yang tidak diinginankan kadang
kala bisa terjadi, untuk ituk kemampuan seseorang atau untuk semua karyawan atau
pegawai perlu dipersiapkan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja,
seperti apa yang sudah disampaikan di atas bahwa kecelakaan atau keaadaan darurat
bisa terjadi oleh karena itu bila terjadi langkah selanjutnya adalah membuat laporan
secara jelas akurat dan tepat waktu

LK. 4. Menangani Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di


Kantor

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 53


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

Abstraksi

Situasi kerja pada unit kerja bagian keprotokolan


Di suatu perusahaan memproduk makanan berupa makanan sumpleman kesehatan,
unit pemasaran, Saudara bekerja pada bagian keselamatan dan kesehatan kerja K3.
Lakukan tugas Saudara yang berkaitan dengan menangani tindakan pertolongan
pertama pada kecelakaan yang menjadi tanggung jawab Saudara

Instruksi Kerja

Setelah membaca abstraksi, selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai berikut:


a. pro-aktif, tanggap serta terhadap keadaan darurat.
b. Melakukan tindakan dengan keterampilan dan kewenangan yang telah
ditentukan dalam menghadapi keadaan darurat, sehingga dapat menentukan
langkah-langkah selanjutnya.
c. Mengidentifikasi fisik korban dan tanda-tanda kehidupan
d. Menyediakan informasi dan sarana serta prasana layanan pendukung terkini.
e. Menyampaikan informasi mengenai kondisi korban kepada petugas unit gawat
darurat (UGD).
f. Membakukan situasi darurat yang dialami dalam bentuk laporan sesuai dengan
peraturan.
g. Membuat laporan dengan jelas, akurat serta tepat waktu
f. Videokan kegiatan a sd. f, kirimkan ke LMS atau ke Mentor boleh menggunakan
fasilitas Youtube dan berikan alamatnya

h. Rangkuman

Saudara telah menyelesaikan aktivitas pada elemen kegiatan Pembelajaran unit


kompetensi Menerapkan prosedur K3 Perkantoran. Saudara membutuhkan
pengetahuan tentang Menangani Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di
Kantor. Saudara mampu melakukan tindakan dengan keterampilan dan kewenangan
yang telah ditentukan dalam menghadapi keadaan darurat, sehingga dapat
menentukan langkah-langkah selanjutnya, mengidentifikasi fisik korban dan tanda-

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 54


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

tanda kehidupan, menyediakan informasi dan sarana serta prasana layanan


pendukung terkini, menyampaikan informasi mengenai kondisi korban kepada
petugas unit gawat darurat (UGD), membakukan situasi darurat yang dialami dalam
bentuk laporan sesuai dengan peraturan dan membuat laporan dengan jelas, akurat
serta tepat waktu

C. Evaluasi
Bagian 1 : Soal Pengetahuan

Jawablah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memilih pilihan jawaban yang
tepat dan menuliskan huruf A/B/C/D yang sesuai dengan pilihan tersebut.

1. Suatu ketentuan yang dibuat menurut peraturan dan pekerjaan nya untuk mengurangi
kecelakaan bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan teledor, disebut…
A. SOS
B. SIP
C. SOP
D. POS

2. SOP singkatan dari…


A. Sistem Operasional Prosedur
B. Standart Operasional Produser
C. Sistem Operasi Prosedur
D. Standart Operational Prosedur

3. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah.....


A. Faktor managemen kerja, keamanan, kesejahteraan
B. Faktor Pekerja, keamanan, kesejahteraan
C. Faktor Penggunaan Alat, Pekerja, dan Tindakan
D. Faktor Human eror

4. Untuk menjaga keselamatan didalam kegiatan K3 diperlukan alat-alat perlindungan diri,


berikut ini yang termasuk kedalam alat perlindungan diri adalah.....

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 55


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

A. Kacamata, sepatu, sarung tangan, topeng


B. Kacamata, pelindung telinga, sepatu
C. Sepatu, sandal, topeng, tali
D. Tali, topeng, sepatu

5. Sebagai seorang tenaga kerja senantiasa harus mengambil sikap ketika menghadapi
situasi darurat adalah ...
A. Cepat dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat
B. Hati-hati dalam bertindak
C. Solidaritas perlu dalam menangani permasalahan
D. Bersikap jangan terburu-buru dan harus tenang

6. Berikut ini adalah pernyataan yang bukan termasuk jenis-jenis bahaya ditempat kerja
ialah ...
A. Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat
B. Lingkungan fisik karyawan
C. Adanya kelalaian manusia
D. Adanya kecerobohan para pekerja

7. Suatu keadaan sulit atau sukar yang tidak disangka-sangka (keadaan bahaya) yang
memerlukan penanganan segera agar tidak sampai terjadi kecelakaan disebut ...
A. Penyebab terjadinya kecelakaan
B. Keadaan darurat
C. Situasi kecelakaan
D. Kondisi mendadak

8. Berikut ini ada beberapa penyebab kecelakaan kecuali


A. Mengikuti tanda-tanda peringatan bahaya ditempat kerja
B. Lingkungan fisik karyawan yang tidak dalam keadaan sehat
C. Adanya kelalaian manusia
D. Adanya kecerobohan para pekerja

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 56


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

9. Bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan
wajah adalah....
A. Eye & face hazard
B. Heat hazard
C. Chemical hazard
D. Radioactive hazard

10. Kecelakaan atau keaadaan darurat bisa terjadi bagi siapapun, oleh karena itu bila
terjadi hal tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat laporan secara....
A. Jelas akurat dan tepat waktu
B. Terkini dan ada bukti
C. Jelas dan Tersusun rapih
D. Terinci dan terbukti

D. Bagian 2 : Observasi-Demonstrasi

Abstraksi tugas:

Sebuah lembaga atau kantoran dalam bentuk usaha atau produksi tentu memiliki
berbagai macam peralatan yang berkaitan dengan penggunaan tenaga listrik, listrik
apabila penggunaannya tidak baik dapat mengakibatakan korsetling listrik bahkan bisa
terjadi kebakaran. Untuk mengantisipasi hal tersebut Saudara harus memiliki
kemampuan apabila terjadi kebakaran. Saudara diminta untuk simulasikan penggunaan
alat pemadam api ringan (APAR) dengan instuksi sebagai berikut :

Instruksi Kerja:

1. Kumpulkan kayu atau ranting cabang pohon yang sudah kering


2. Buatlah gundukan atau gunungan untuk siang dibakar seperti api unggun
3. Bakarlah gundukan sampah menyerupai api unggun

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 57


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

4. Siapkan alat pemadam api ringan (APAR) untuk melalukan simulasi pemadaman
kebakaran
5. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR/Tabung Pemadam.
6. Arahkan selang ke titik pusat api.
7. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR/Tabung Pemadam.
8. Sapukan secara merata sampai api padam.
9. Videokan simulasi tersebut dan kirimkan ke LMS atau ke Mentor dengan fasilitas
Youtube serta berikan alamatnya.

E. Refleksi dan Tindak Lanjut

1. Apa yang telah Saudara pelajari dari kegiatan pembelajaran ini?


…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….

2. Apa pendapat Saudara tentang materi pada kegiatan pembelajaran ini?


…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….

3. Apakah penugasan pada lembar kerja pada kegiatan pembelajaran ini meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja Saudara pada kompetensi Menerapkan
Prosedur K3 Perkantoran?
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….

4. Apa yang akan Saudara lakukan untuk memahami dan menerapkan kemampuan Saudara
pada kompetensi ini di tempat Saudara bekerja?
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 58


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

BAB III
EVALUASI

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah.....


a. Faktor managemen kerja, keamanan, kesejahteraan
b. Faktor Pekerja, keamanan, kesejahteraan
c. Faktor Penggunaan Alat, Pekerja, dan Tindakan
d. Faktor Human eror

2. Sebagai seorang tenaga kerja senantiasa harus mengambil sikap ketika


menghadapi situasi darurat adalah ...
a. Cepat dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat
b. Hati-hati dalam bertindak
c. Solidaritas perlu dalam menangani permasalahan
d. Bersikap jangan terburu-buru dan harus tenang

3. Suatu keadaan sulit atau sukar yang tidak disangka-sangka (keadaan bahaya) yang
memerlukan penanganan segera agar tidak sampai terjadi kecelakaan disebut ...
a. Penyebab terjadinya kecelakaan
b. Keadaan darurat
c. Situasi kecelakaan
d. Kondisi mendadak

4. Berikut merupakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja, kecuali


a. merawat tempat kerja agar tetap bersih, sehat, dan aman
b. mengatur tingkat suhu, kelembapan, dan kebersihan udara dengan ventilasi
yang cukup
c. membuat kegaduhan/kebisingan di tempat kerja
d. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
e. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 59


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

5. Mencari informasi tentang suatu bahaya dari cerita orang lain, merupakan contoh
dari teknik identifikasi risiko
a. proaktif
b. semiproaktif
c. hiperaktif
d. preventif
e. semipreventif

6. Berikut merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk melindungi diri dari suara
bising adalah
a. sun glasses
b. respirator
c. earplug
d. glove
e. helm

7. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam adalah
….
a. sarung tangan karet
b. sarung tangan asbes
c. sarung tangan kain
d. sarung tangan kulit
e. sarung tangan besi

8. Teori menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi karena sifat pekerja yang cenderung
untuk mengalami kecelakaan adalah ….
a. Accident prone theory
b. Pure chance theory
c. One main factor
d. Two main factor
e. Three main factor

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 60


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

9. Jika bahan cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, aspal, gemuk,
minyak, alkhohol, dan LPG cara memadamkannya adalah dengan cara…
a. Air yang disemprotkan dengan tekanan tinggi
b. Pasir
c. Serbuk kimia kering
d. Gas Oksigen
e. Air + pasir

10. APAR yang digunakan untuk memadamkan kebakaran karena adanya korsleting listrik
adalah ....
a. Appar CO2
b. Appar H2O
c. Appar Oksigen
d. Appar AFFF

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 61


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

BAB IV
PENUTUP

Modul merupakan media atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai standar
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul merupakan suatu
paket pengajaran yang disusun secara sistematis, terarah, lengkap sesuai standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Modul digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
atau materi agar tidak terlalu bersifat verbal. Selain itu modul juga dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar bagi Saudara dan mengembangkan kemampuan dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan.

Modul Menerapkan Prosedur K3 Perkantoran diharapkan dapat meningkatkan Kemampuan peserta


Diklat pada Skema KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian Administrasi Profesional dalam
melakukan Kegiatan Belajar Mengajar, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan yang dipadukan dengan dunia usaha atau pasangan industri sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan dunia industri untuk memenuhi tuntutan tersebut maka Peserta
Didik belajar di sekolah juga melakukan praktek kerja di industri.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta Diklat pada Skema KKNI Level IV pada Kompetensi Keahlian
Administrasi Profesional dalam mempelajari modul ini bergantung pada tinggi rendahnya motivasi
dan komitmen peserta dalam mengerjakan Lembar Kerja. Modul Menerapkan Prosedur K3
Perkantoran ini adalah salah satu bentuk stimulasi bagi Saudara untuk mempelajari lebih lanjut
materi yang disajikan serta penguasaan modul unit kompetensi lainya.

Demikian modul ini dibuat, semoga bermanfaat untuk Saudara dalam meningkatkan motivasi
dan gairah belajar dalam kompetensi Administrasi Profesional, khususnya kompetensi
Menerapkan prosedur K3 Perkantoran. Selamat untuk Saudara dan tentunya apa yang di peroleh
juga akan dirasakan para peserta didik Saudara. Selalu Sukses untuk kita semua. Amiin….

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 62


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

KUNCI JAWABAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Bagian 1 : Soal pengetahuan

1. Jawaban: C
2. Jawaban: B
3. Jawaban: D
4. Jawaban: B
5. Jawaban: C
6. Jawaban: A
7. Jawaban: C
8. Jawaban: A
9. Jawaban: A
10. Jawaban: A

EVALUASI

1. Jawaban: C
2. Jawaban: A
3. Jawaban: B
4. Jawaban: C
5. Jawaban: B
6. Jawaban: C
7. Jawaban: D
8. Jawaban: A
9. Jawaban: C
10. Jawaban: A

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 63


ADMINISTRASI PROFESIONAL - MENERAPKAN PROSEDUR K3 PERKANTORAN

DAFTAR PUSTAKA

 ---------------, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk


Produktifitas, Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja, International
Labour Organization 2013, Jakarta

 Depnakertrans, Mengikuti Prosedur K3 di Tempat Kerja, Pelatihan Berbasis


Kompetensi 2014, Jakarta

 Deddy Misdarpon dan Muhammad Fatori, Keselamatan Kerja dan Kesehatan


Lingkungan, Modul SMK, Direktorat PSMK, 2013, Jakarta

 http://teklabkelompok5.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-fungsi-dan-cara-
menggunakan.html

 https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/tata-cara-
penggunaan-apar-alat-pemadam.html

 http://husnirafikha.blogspot.co.id/2013/11/bahan-kimia-berbahaya-pada-k3-
1.html

 https://kanalispolban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-
sampah/

 https://www.ahyari.net/alat-alat-kebersihan-kantor/

Departemen Administrasi Perkantoran | BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata 64

Anda mungkin juga menyukai