Anda di halaman 1dari 11

Vol.11 No. 1. Hlm. 199-209 http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.

php/INOVATOR/index

Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen


Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Darussalam Gontor
Jl. Raya Siman, Ponorogo, 63417, Indonesia
Info Artikel Abstraksi
Kata Kunci: Penelitian ini mencoba menghubungkan nilai-nilai dalam panca jiwa yang
Panca Jiwa, sumber daya manusia, ada di pondok pesantren dengan kemajuan sumber daya manusianya. Melihat
generasi unggul perkembangan masalah yang terjadi pada generasi muda kita, dari mulai
tindak kekerasan, tawuran dan rendahnya akhlak serta peran budaya luar
sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya generasi muda. hal ini perlu
mendapat perhatian agar generasi muda tidak terjerumus dalam hal-hal yang
tidak baik dan mampu menjalankan tugasnya sebagai generasi yang unggul
dan berkarakter sesuai dengan visi Indonesia 2045. Penelitan ini
ISSN (print): 1978-6387 menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengambil data dari
ISSN (online): 2623-050X jurnal dan buku yang relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penanaman nilai panca jiwa yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari,
ukhuwwah Islamiyyah dan kebebasan mampu mencetak generasi yang
unggul dan berkualitas. hal ini dibuktikkan dengan implementasi nilai-nilai
ini untuk semua sumber daya manusia didalamnya.

Abstract
Keywords: This study tries to connect the values in the five spirits that exist in Islamic
The five spirits, human resources, boarding schools with the progress of their human resources. Seeing the de-
superior generation. velopment of problems that occur in our younger generation, ranging from
acts of violence, brawls and low morals as well as the role of outside culture
greatly affects the growth and development of the younger generation. This
Korespondensi Penulis:
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad
needs attention so that the younger generation does not fall into bad things
Ramdani Harahap, Abdul Thoriq and is able to carry out their duties as a superior generation and have charac-
Email: ter in accordance with the vision of Indonesia 2045. This research uses de-
fajarsuryaarianggara@unida.gontor.ac.id, scriptive qualitative methods, by taking data from relevant journals and
soritua@unida.gontor.ac.id, abdult- books. The results of this study indicate that the cultivation of the five values
horiq@mhs.unida.gontor.ac.id of the spirit, namely sincerity, modesty, self-sufficient, Islamic brotherhood
and freedom is able to produce a superior and quality generation. This is
proven by the implementation of these values for all human resources in it.

199
Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq

1. Pendahuluan moral dan akhlaq mulia. Hal ini dibuktikkan


dengan masih banyaknya generasi penerus
Bangsa Indonesia merupakan bangsa kita dari kalangan remaja yang berani
yang dalam posisinya dikatakan sebagai melawan orang tua bahkan sampai tahap
negara berkembang, selalu mencari bentuk penganiayaan (merdeka.com, 2021), berkata-
tentang bagaimana cara dan upaya agar kata kotor, pergaulan bebas, narkoba
menjadi negara maju, dan lepas dari (kominfo.com, 2021), pembunuhan dan
ketertinggalan dalam bidang pendidikan pemerkosaan serta kasus tawuran yang masih
(Mokhamad Ishaq, 2013). Berbicara tentang sering terjadi (newsdetik.com, 2021). Hal ini
pendidikan akan dikaitkan dengan tidak boleh dibiarkan begitu saja dan hanya
menjadikan orang yang baik pemikiran dan menjadi data yang terus berulang kedepannya
tingkah lakunya. Orang yang ingin karena remaja adalah generasi penerus dan
memperbaiki seseorang, sekelompok orang, harapan bangsa sebagai pemegang estafet
suatu negara, dan bahkan dunia, pasti akan pembangunan selanjutnya.
melakukannya, langsung atau tidak langsung, Menurut Zainulllah dalam artikelnya
melalui pendidikan. Orang yang akan yang menyebutkan bahwa generasi penerus
merusak sebuah negara juga akan kita saat ini kehilangan fungsi sebagai penerus
melakukannya melalui sarana pendidikan. estafet pembangunan dikarenakan
Orang yang mengerti pendidikan tentu akan menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan
ikut bicara pendidikan. Orang yang tidak nasionalisme, belum pastinya masa depan
mengerti tentang pendidikan juga akan ikut mereka, masih banyaknya anak yang putus
berbicara tentang pendidikan karena anak dan sekolah dan kekurangan lapangan dan
turunannya telah dan akan mengikuti kesempatan kerja (alkhairat.ac.id, 2017). Maka
pendidikan (Mokhamad Ishaq, 2013). dari itu, semua sangat diperlukan peran dan
Kemajuan dan perkembangan kontribusinya untuk memajukan bangsa
pendidikan menjadi faktor penentu Indonesia melalui pendidikan dalam rangka
keberhasilan suatu bangsa, dan oleh karena itu menjaga putra-putri terbaik bangsa yang akan
dibutuhkan suatu sistem pendidikan yang meneruskan pembangunan di Indonesia
mampu mencetak generasi penerus bangsa (Munirah, 2016).
yang bermoral dan berakhlak mulia, yang Hal inilah yang menjadikan penulis
berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. untuk dapat memberikan beberapa solusi
Generasi penerus memiliki peran sangat yang ditawarkan melalui penulisan esai ini,
penting dalam pembangunan sebuah Negara agar pendidikan di negara kita mampu
kedepannya. Menuju Negara yang baik maka mencetak generasi penerus yang bermoral dan
kualitas generasi penerus juga harus berakhlaq mulia. Sesuai dengan target
diperhatikan dan ditingkatkan terutama di pemerintah yang diinisasi oleh Kemendikbud
bidang pendidikan (Ratonggi Siregar, 2017). yang telah menyusun peta jalan pendidikan
Jika dilihat dalam beberapa tahun nasional dalam menyiapkan generasi emas
terakhir, dapat dilihat permasalahan yang ada Indonesia 100 tahun Indonesia Merdeka yaitu
saat ini, sangat miris dan menakutkan. pada tahun 2045 (Kemendikbud Republik
Bagaimana tidak, banyak permasalahan- Indonesia, 2017).
permasalahan yang menimpa generasi Dalam rangka menyiapkan bangkitnya
penerus di negara kita sudah semakin generasi emas Indonesia tahun 2045,
menjadi-jadi, semua tidak lepas suatu dibutuhkan pembangunan dalam pendidikan
pendidikan, kalau pendidikan itu berhasil dalam perspektif masa depan dengan
maka akan mampu mencetak generasi yang menjadikan masyarakat yang berkualitas,
bermoral dan berakhlaq mulia (Mokhamad maju, mandiri, dan modern serta
Ishaq, 2013). Tetapi pada realitanya negara kita meningkatkan harkat dan martabat bangsa
saat ini masih di bayang-bayangi dengan krisis (Kemendikbud Republik Indonesia, 2017). Hal

200
Inovator: Jurnal Manajemen
Vol. 11 (1) 2022

ini tertuang dalam pilar visi Indonesia tahun yang telah terbukti mendidik 100 % ilmu
2045. akademik dan 100 % ilmu agama adalah
pendidikan yang berbasis nilai-nilai dan
falsafah, yang telah di terapkan oleh beberapa
pondok pesantren, salah satunya adalah
Pondok Pesantren Darussalam Gontor sebagai
pencetus pendidikan berbasis panca jiwa. Dan
hasil dari pendidikan ini telah terbukti
membentuk kader-kader umat yang bisa kita
sebut sebagai generasi emas, yang bermoral
dan berakhlak mulia.

2. Kajian Pustaka
Gambar 1 Pilar Visi Indonesia 2045
Penelitian yang dilakukan oleh
Dalam poin tentang pembangunan yang Syamsurizal tentang peranan manajemen
berkelanjutan, Indonesia telah ikut menyetujui sumber daya manusia dalam organisasi.
dan sepakat dengan Document Sustainable Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Development Goals (SDGs) yang salah satu sejauh mana peran dari manajemen sumber
fokus pada tujuan secara global peningkatan daya manusia dalam kontribusinya terhadap
kualitas pendidikan. Implementasi organisasi. Penelitian ini menggunakan
kesepakatan tersebut telah dikeluarkan metode studi literatur, dan hasil dari
Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang penelitian ini adalah manajemen memiliki tiga
sebuah Pelaksanaan Pencapaian Tujuan fungsi utama, yaitu manajerial, operasional
dalam Pembangunan Berkelanjutan, antara dan mencapai tujuan organisasi secara
lain dengan menetapkan tujuan global terpadu. Tujuan utama dari manajemen
pendidikan yakni “Menjamin kualitas sumber daya manusia ialah, meningkat
pendidikan yang inklusif dan merata serta kontribusi pada sebuah organisasi
meningkatkan kesempatan belajar sepanjang (Syamsurizal, 2016).
hayat untuk semua” (Kemendikbud Republik Penelitian selanjutnya dari Nuraeni
Indonesia, 2017). tentang Manajemen sumber daya manusia
Maka landasan awal peneliti berdasar- Lembaga Pendidikan. Salah satu bidang
kan sabda Rasulullah Saw: penting dalam ranah administrasi/manajemen
pendidikan terkait dengan sumber daya
‫َخ ََل ِق‬ ِ ‫إمَّنَا بعِثْت ِِلَُتِِّم‬
ْ ‫صال َح ْاِل‬
َ َ ُ ُ
manusia yang terlibat dalam proses dinamika
pendidikan. Penelitian ini menyimpulkan
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyem- bahwa tahapan dalam manajemen yang baik,
purnakan akhlak yang baik”. (HR Ahmad dan dari proses perencanaan, rekrutmen, seleksi,
dishahihkan oleh al-Albani) penempatan, kompensasi, penghargaan,
Maka dari itu, salah satu solusi yang pendidikan dan pelatihan/pengembangan
harus di gunakan adalah memperhatikan harus berjalan dengan baik untuk menentukan
sumber daya manusia yang ada dengan hasil atau produk lulusan yang baik (Nuraeni,
membentuk diri mereka dengan nilai-nilai 2019).
panca jiwa untuk menjadi generasi yang Penelitian lainnya yang ditulis oleh
unggul dan berkarakter. Pendidikan yang Syamsuri tentang Eksistensi dan Kontribusi
tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik Pondok Modern Darussalam Gontor Dalam
saja melainkan juga mengajarkan nilai-nilai Pembangunan Sumber Daya Manusia.
moral dan akhlak mulia (nilai-nilai kehidupan) Penelitian ini mencoba untuk membahas
(Najwa Mu’minah, 2017). Maka pendidikan pembangunan sumber manusia di pesantren

201
Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq

bukan hanya sebatas tentang pembekalan b. Kedua, ditelusuri karya-karya


pengetahuan dan keterampilan, melainkan penelitian lain yang berkenaan dengan
nilai-nilai moral dan agama senantiasa topik yang sedang diteliti sebagai
menjadi perhatian utama di pesantren. Seperti sebuah data sekunder.
penanaman aspek-aspek dari spiritual yang
membangunkan jiwa dan roh dalaman 4. Hasil dan Pembahasan
manusia, materi-materi fardhu ‘ain, zikir,
membaca qur’an, memahami kitab-kitab klasik Pondok Pesantren
dan lain-lainnya (Syamsuri, 2016). Dari
KH Imam Zarkasyi mengatakan: Pon-
beberapa penelitian terdahulu diatas, pada
dok Pesantren ialah lembaga pendidikan Islam
penelitian ini mencoba menghubungkan
dengan sistem asrama atau pondok, dimana
antara nilai-nilai panca jiwa dengan sumber
kyai sebagai sentral figurnya, masjid sebagai
daya manusia untuk mewujudkan sumber
pusat kegiatan yang menjiwainyam dan
daya manusia yang unggul dan berakhlak
pengajaran Islam dibawah bimbingan kyai
mulia.
yang diiukuti santri sebagai kegiatan utaman-
3. Metode Penelitian ya. Pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan Islam yang dengan sistem asrama,
Metode penelitian yang digunakan da- kyai sebagai central figurnya, masjid sebagai
lam penelitian ini adalah penelitian kualitatif titik pusat yang menjiwai, dan pada
dengan menggunakan pendekatan metode hakekatnya pondok pesantren terletak pada
studi pustaka, dimana dalam penelitian yang isi/jiwanya dan bukan pada kulitnya (sebagai
dilakukan ini dengan membaca serta kawah condro dimuka) (Sekretariat Pondok,
melakukan berbagai hal terutama mempelajari 1992).
berbagai literatur-literatur yang ada dari jurnal
dan buku yang relevan (Sugiyono, 2014). Liter- Dalam isi itulah kita temukan jasa
atur yang dimaksud adalah sumber yang ma- pondok pesantren bagi umat. Pokok isi dari
na memiliki hubungan dengan permasalahan sebuah pondok pesantren adalah pendidi-
penelitian. Dengan memahami literatur terse- kannya, selama beberapa abad pondok pe-
but, akan dapat memahami tujuan dari masa- santren telah memberikan pendidikan (rohani-
lah yang ingin diselesaikan. Pendekatan yah) yang sangat berharga kepada para santri
penelitian dilakukan dengan cara mengacu sebagai kader mubaligh dan pemimpin umat
pada pemikiran dalam berbagai bidang kehidupan
(Awaluddin Faj, 2011). Didalam pendidikan
Adapun metode penelitian dilakukan itulah terjalin jiwa yang kuat yang menen-
dengan tahapan berikut (Syahrin, 2014): tukan filsafat hidup para santri, adapun pela-
a. Instrumen Pengumpulan Data jaran atau ilmu pengetahuan yang mereka
Pengumpulan data dalam peroleh selama bertahun-tahun tinggal dipon-
penelitian literatur dilakukan dengan dok pesantren hanyalah merupakan kelengka-
mengumpulkan kepustakaan: pan atau tanggapan (Najwa Mu’minah, 2017).
Pertama, dikumpulkan tulisan
yang berkaitan baik secara khusus Pondok pesantren yang melembaga di
ataupun umum sesuai dengan yang masyarakat, terutama di pedesaan merupakan
sedang diteliti sebagai sebuah data salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di
primer. Kemudian dibaca dan Indonesia. Munculnya pesantren di Indonesia
ditelusuri tulisan-tulisan lain yang diperkirakan sejak 300-400 tahun yang lalu
dihasilkan mengenai bidang lain. Hal dan menjangkau hampir di seluruh lapisan
ini digunakan untuk menghubungkan masyarakat Muslim, terutama di tanah Jawa.
antara masalah dan penyelesaian Pesantren merupakan lembaga pendidikan
masalah. yang unik. Tidak saja karena keberadaannya

202
Inovator: Jurnal Manajemen
Vol. 11 (1) 2022

yang sudah sangat lama, tetapi juga karena Dengan adanya harmonisasi antara
kultur, metode, dan jaringan yang diterapkan dimensi pendidikan dan dimensi pengajaran,
oleh lembaga agama tersebut (Imam Syafe’I, maka tujuan pendidikan di pesantren menjadi
2017). jelas (Hadi Purnomo, 2017). Maka hal ini juga
membuktikan, bahwa pesantren memberikan
Selian itu, munculnya pesantren di
kontribusi besar dalam kemajuan bangsa
tanah Jawa juga bersamaan dengan kedatan-
dengan mencetak penerus bangsa yang ber-
gan Walisongo yang menyebarkan Islam di
moral dan berakhlak mulia.
daerah tersebut. Menurut catatan sejarah,
tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren
Manajemen Pondok Pesantren
adalah Syaikh Maulana Malik Ibrahim (Anik
Faridah, 2019). Salah satu kelebihan dari mod- Bacalah dengan (menyebut) nama
el pendidikan yang dikembangkan para Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah mencip-
Walisongo itu (dan kemudian menjadi ciri takan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
khas pendidikan pesantren) terletak pada pola Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang
pendekatannya yang didasarkan pada segala mengajar (manusia) dengan perantara kalam (baca
sesuatu yang sudah akrab dengan masyarakat tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
dan perpaduan antara aspek teoritis dan prak- tidak diketahuinya” (Q.S. Al ‘Alaq [96]: 1-5).
tis. Contohnya, Sunan Giri menggunaka Bagaimana fungsi dari manajemen pondok
metode pendekatan permainan untuk pesantren dengan sistemnya itu dapat disem-
mengajarkan Islam kepada anak-anak, Sunan purnakan, disesuaikan dalam tugas negara
Kudus menggunakan dongeng, Sunan Kalija- dewasa ini, kita mengetahui bahwa pondok
ga mengajarkan Islam melalui wayang kulit, pesantren telah merintis, menguak keluar se-
dan Sunan Derajat mengenalkan Islam melalui hingga berhasil memberikan basis kekuatan
keterlibatan langsung dalam rangka me- atau benteng ideologis negara, bangsa sejak
nangani kesengsaraan yang dialami masyara- zaman demak sampai detik ini (Imam
kat (Anik Faridah, 2019). Zarkasyi, 1965).

Menurut Azyumardi Azra yang Pondok pesantren bukan saja mampu


dikutip oleh Anik Faridah menjelaskan bahwa memberikan penanaman dasar akhlak yang
Pondok Pesantren memiliki 3 fungsi penting tinggi dan budi luhur bangsa Indonesia,
yaitu transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, bahkan pondok pesantren telah membuktikan
memelihara tradisi keislaman dan melahirkan lembaga pendidikan yang mampu mem-
para ulama. Maka fungsi ini berkaitan dengan berikan kontribusi dalam membentuk lan-
komponen penting yang ada didalamnya yaitu dasan ideologi bangsa Indonesia sebagai falsa-
tujuan pesantren, kurikulum, kyai dan dan fah hidup Hadi Purnomo, 2017).
santri serta metode (Anik Faridah, 2019).
Kita mengetahui bahwa pondok pe-
Secara umum, tujuan pendidikan di santren memberikan sebuah pendidikan yang
Pesantren adalah mendidik produk yang khas yaitu pendidikan self help (Imam
mandiri. Pondok pesantren menghendaki Zarkasyi, 1965). Semua santri dalam pondok
produk lulusan yang mandiri dan berakhaq pesantren terdidik untuk mampu menolong
mulia serta bertaqwa dengan memilahkan diri, mengatasi berbagai macam kesulitan diri
secara tegas antara aspek pendidikan dan dari memasak, mencuci pakaian sampai kepa-
pengajaran yang keduanya saling mengisi satu da memenuhi tugas menyelesaikan hidup
sama lainnya, yang pada akhirnya dimensi belajar dalam pondok itu sendiri. Pendidikan
pendidikan dalam arti membina budi pekerti seperti ini mampu menjadikan pribadi santri
terhadap anak didik di samping dimensi yang tangguh untuk tidak canggung dalam
pengajaran yang membangun dan mengem- melewati kesulitan hidup. Pendidikan dini
bangkan daya kognetif anak. pada pribadi-pribadi putera-puteri Indonesia

203
Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq

dengan memiliki jiwa berani menghadapi


resiko serta tantangan ini adalah sangat pent-
ing, semangat self help adalah sangat dibutuh-
kan bangsa kita agar mampu kuat berdikari
sebagai bangsa yang memiliki budi pekerti
yang luhur nan tinggi (Abdullah Syukri
Zarkasyi, 2005).

Jelaslah fungsi dari manajemen pondok


pesantren dengan sistem nilai panca jiwa san-
gat penting dalam mendidik santri sebagai
sumber daya manusia unggul dan berakhlak,
hal ini menjadi satu pola fikir yang baik agar Gambar 2 Panca Jiwa
mereka mampu menjaga dirinya baik ketika di
pondok pesantren ataupun sesudah lulus. 1. Jiwa Keikhlasan
Mereka diharapkan mampu memberikan Pertama, jiwa keikhlasan adalah pangkal
peranan terbaik sebagai pemegang estafet dari segala jiwa pondok dan kunci dari
pembangunan di masa yang akan datang. diterimanya amal di sisi Allah SWT. Segala
sesuatu dilakukan dengan niat semata-mata
Nilai-Nilai Pondok Berbasis Panca Jiwa ibadah, lillah, ikhlas hanya untuk Allah. Di
pondok diciptakan suasana di mana semua
Pendidikan pesantren dalam pandangan
tindakan didasarkan pada keikhlasan. Ikhlas
KH. Abdullah Syukri Zarkasyi M.A, merupakan
dalam bergaul, dalam nasihat menasihati,
sistem pendidikan yang baik, karena dibangun atas
dalam memimpin dan dipimpin. Ikhlas
dasar nilai-nilai dan tradisi luhur yang benar, akan
tetapi bukan hanya sekedar pesantren saja tanpa mendidik dan dididik, ikhlas berdisiplin, dan
adanya sebuah disiplin dan manajemen yang baik. sebagainya (Imam Zarkasyi, 1965).
Pendidikan pesantren harus diimbangi dengan se- Ada suasana keikhlasan antar sesama
buah kegiatan, disiplin, manajerial, diawasi, santri; antara santri dengan guru; antara santri
dikontrol, diarahkan, dievaluasi, dan dikembangkan dengan kyai; antara guru dengan guru, dan
berdasarkan nilai-nilai pesantren (Awaluddin Faj, sebagainya. Pendidikan keikhlasan
2011). diwujudkan melalui keteladanan para pendiri
pondok dengan mewakafkan pondok
Panca Jiwa adalah suatu nilai ke- seluruhnya, kecuali rumah pribadi kyai.
hidupan di PM Gontor, yang menjadi Contoh lain dari penanaman jiwa keikhlasan
pengawal dalam hal pendidikan, bermasyara- yang sederhana, dalam mendidik santri, kyai
kat, dan seluruh aspek kehidupan santri, guru, ikhlas tidak dibayar. Bahkan sampai sekarang
kiai, dll (Abdullah Syukri Zarkasyi, 2005). di Gontor tidak ada sistem gaji untuk guru.
Hakikat pondok pesantren terletak pada isi Istilah yang digunakan ialah “kesejahteraan
atau jiwanya, bukan pada kulitnya, dalam isi keluarga.” Suasana seperti ini perlu dibangun
itulah dilihat jasa pondok pesantren bagi agar setiap orang dapat terus berbuat untuk
umat. Kemudian dalam Pondok Pesantren kemashlahatan. Tidak karena didorong oleh
dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat keinginan untuk mendapatkan keuntungan
dirumuskan dalam “panca jiwa” sebagai beri- tertentu. Hal ini bisa terjadi karena dengan
kut: jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa dasar ikhlas lillahi ta’ala.
berdikari (self help), jiwa ukhuwah Islamiyyah 2. Jiwa Kesederhanaan.
dan, jiwa kebebasan (Imam Zarkasyi, 1965). Kehidupan di pondok pesantren diliputi
Makna panca jiwa yang dikonstruksi K.H. oleh suasana kesederhanaan, sederhana
Imam Zarkasyi sebagai jiwa yang melekat pa- adalah salah satu jiwa yang penting untuk
da pondok pesantren adalah sebagai berikut: dibina dan ditumbuhkan. Kesederhanaan

204
Inovator: Jurnal Manajemen
Vol. 11 (1) 2022

bukan berarti kepasifan, ia justru pancaran bersikap hati-hati dalam menerima bantuan
dari kekuatan kesanggupan, ketabahan, dan dari pihak lain karena khawatir bantuan ini
penguasaan diri dalam rangka menghadapi akan menodai jiwa berdikari yang ingin
perjuangan hidup. Jiwa ini modal berharga dibangun di pesantren ini. Namun demikian,
untuk membangun sikap pantang mundur sikap ini bukan berarti membuat Gontor
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. menjadi institusi yang kaku sehingga menolak
Pendidikan kesederhanaan yang diajarkan orang-orang yang memang sungguh-sungguh
antara lain kesederhanaan dalam berpakaian, ingin membantu pengembangan pesantren,
potongan rambut, makan, tidur, berbicara, hanya saja bantuan tersebut sifatnya mesti
bersikap, dan bahkan berpikir. Contoh tidaklah mengikat (Staf Sekretariat Pondok
kehidupan pribadi kyai; baik rumah, cara Modern Gontor, 1997).
berpakaian, pola makan, bertingkah laku, 4. Jiwa Ukhuwah Islamiyyah.
maupun mendidik santri, untuk hidup Jiwa persaudaraan ini menjadi dasar
sederhana (Staf Sekretariat Pondok Modern interaksi antara santri, kyai dan guru, dalam
Gontor, 1997). sistem kehidupan pondok. Dari sinilah
Hal itu juga membuat santri yang tumbuh kerelaan untuk saling berbagi dalam
kurang mampu tidak minder dan santri yang suka dan duka, hingga kesenangan dan
kaya tidak punya rasa sombong. Akan tetapi kesedihan dirasakan bersama. Kesadaran
pada hakikatnya, kesederhanaan tidaklah berbagi seperti ini diharapkan tidak hanya
kaku. Ukuran kesederhanaan di Gontor diatur berlaku di pondok, melainkan menjadi bagian
dalam kerangka manajemennya, yakni dari kualitas pribadi yang dia miliki setelah
menggunakan sesuatu yang sesuai dengan tamat dari pondok dan berkiprah di
kondisi dari kebutuhan dengan pertimbangan masyarakat.
efisiensi dan efektifitas. Misalnya, Jiwa ukhuwah ini tampak pada pergaulan
pembangunan gedung-gedung yang sehari-hari santri yang ditanamkan adanya
bertingkat di Gontor bukan untuk tujuan saling menghormati dan saling menghargai
unjuk gigi atau ingin dilihat, melainkan antara santri senior dan santri junior.
memang sudah saatnya dibangun. Yakni Interasksi antar santri dalam jalinan ukhuwah
sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan Islamiyyah (Staf Sekretariat Pondok Modern
pengajarannya. Gontor, 1997). Tidak ada dinding yang dapat
3. Jiwa Berdikari. memisahkan antara mereka di pondok, tetapi
Kesanggupan menolong diri sendiri. juga memengaruhi ke arah persatuan umat
Kesanggupan untuk menolong diri sendiri dalam masyarakat setelah mereka terjun di
tidak hanya berlaku untuk santri sebagai masyarakat.
individu. Tapi, juga bagi pesantren sebagai 5. Jiwa Kebebasan.
institusi. Pribadi yang berdikari berarti pribadi Bebas dalam berfikir dan berbuat, bebas
yang selalu belajar dan melatih dirinya untuk dalam menentukan masa depan, bebas dalam
mengurus kepentingannya tanpa terus memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari
menerus bergantung pada belaskasihan orang berbagai pengaruh negatif dari luar,
lain. Begitupun institusi yang berdikari. Ia masyarakat. Jiwa bebas ditanamkan kepada
mampu bertahan di atas kemampuannya dan santri agar menjadikan santri berjiwa besar
berusaha untuk tidak selalu mengandalkan dan optimis dalam menghadapi segala
uluran bantuan pihak lain. kesulitan.
Dalam kehidupan keseharian Gontor, santri Maka arti kebebasan yakni bebas didalam
dididik untuk mengurus segala keperluannya garis-gari positif, dengan penuh tanggung
sendiri, mengurus toko mini, organisasi, unit jawab; baik didalam kehidupan pondok
kegiatan, kesekretariatan, asrama, olahraga, pesantren itu sendiri, maupun dalam
kursus-kursus. Semuanya diurus oleh santri kehidupan bermasyarakat, sebagaimana KH.
dan untuk santri. Karena itulah, Gontor selalu Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A menjelaskan

205
Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq

bahwa: “kebebasan bukan berarti bebas tanpa baik karena perbuatan dan program kebaikan
aturan, tapi bebas yang bertanggung jawab, sangat banyak dan itu ada dipundak mereka
sesuai dengan aturan, karena dalam sebagai pemegang amanat penerus estafet
kehidupan apapun tidak ada yang tanpa pembangunan bangsa.
aturan.” Paradigma pembangunan yang
Jiwa kebebasan ini diajarkan dalam berorientasi pada keunggulan komparatif
pondok, misalnya Jiwa kebebasan Pondok dengan lebih mengandalkan sumber daya
dalam menentukan kurikulum, kalender, dan alam dan tenaga kerja yang murah, kini mulai
program akademik. Selain itu, jiwa ini juga bergeser ke arah pembangunan yang
ditampilkan pada semboyan lembaga menekankan pada keunggulan bersaing.
pendidikan Gontor yang dibebaskan dari Kualitas SDM, penguasaan teknologi tinggi
kepentingan golongan atau partai politik dan peningkatan fungsi sosial mendapat
tertentu dan “berdiri di atas dan untuk semua perhatian (Malik Fadjar, 2009).
golongan” (Staf Sekretariat Pondok Modern Manusia menjadi individu yang
Gontor, 1997). mampu memanfaatkan seluruh potensi
Pembinaan skill di PM Gontor melalui sumber daya yang dimilikinya. Secara umum,
pendidikan berbasis panca jiwa, merupakan potensi manusia dibagi menjadi potensi
suatu pendidikan yang tidak diragukan lagi, jasmani dan potensi rohani. Potensi manusia
nilai ini mencakup pembinaan moral (mental), ini sangat penting sebagai anugerah Allah
pengembangan kecerdasan, fisik dan SWT dalam menunaikan dan menjalankan
keterampilan (skill). Dengan kata lain, belajar tugas kekhalifahannya di muka bumi.Inilah
mencukupi dan menolong diri sendiri. tujuan atau tujuan utama (ultimate goal)
Pemuda-pemuda terdidik yang menolong diri pendidikan Islam (Hasan Langgulung, 2005).
sendiri, ia menghadapi masa depan dengan Manusia dalam pandangan Islam
penuh harapan, jalan hidup luas terbentang di merupakan makhluk unggulan, yang dibekali
depannya. Sebaliknya pemuda yang tak bebrapa potensi, yaitu akal,qolbu dan jasad
percaya kepada dirinya, dia senantiasa was- estetik. Potensi tersebut harus dikembangkan
was dan ragu-ragu, serta tidak akan mendapat untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang
kepercayaan dari masyarakat, sedang dia memungkinkan manusia melakukan tugas
sendiri tidak percaya akan dirinya. esensial dalam hidupnya yaitu, “Beribadah
Sejarah mencatat bahwa PM Gontor Kepada Tuhan” dan “Khalifah Allah”.
adalah lembaga pendidikan pesantren yang Pengembangan sumber daya manusia dapat
telah banyak melahirkan tokoh-tokoh agama, didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan
pejuang serta pemimpin masyarakat, sistematis dan terencana yang dirancang
merupakan bukti bahwa pesantren berperan untuk mempromosikan karyawan agar
banyak dalam membangun Indonesia (Staf menguasai keterampilan yang dibutuhkan
Sekretariat Pondok Modern Gontor, 1997). untuk memenuhi kebutuhan kerja saat ini dan
Pondok pesantren merupakan lembaga swasta masa depan.
yang tetap survive sampai sekarang, bukan Aktivitas pendidikan Islam tidak hanya
hanya karena pondok pesantren berlandaskan sekedar mentransfer pegetahuan dan keahlian,
Islam namun juga karena pondok pesantren tetapi juga mampu merealisasikan nilai-nilai
merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia simbol-simbol dari ritual Islami, etika,
(Hadi Purnomo, 2017). kebudayaan, dan keteladanan. Nilai-nilai yang
Penanaman nilai-nilai pondok direalisasikan dalam Pondok Modern
pesantren dengan panca jiwa sangat Darussalam Gontor beserta segenap pondok
diperlukan untuk melahirkan generasi cabang dan pondok pesantren alumni Gontor
penerus yang bermoral dan berakhlak mulia. maupun Universitas Darussalam Gontor
Pemuda dan pemudi seharusnya tidak lagi sendiri meliputi jiwa keikhlasan, jiwa
berfikir dan melakukan perbuatan yang tidak

206
Inovator: Jurnal Manajemen
Vol. 11 (1) 2022

kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa ukhuwah dialami oleh para santri dan warga Pondok
Islamiyah dan jiwa bebas. dimaksudkan untuk mencapai tujuan
Realisasi nilai-nilai tersebut menjadi pendidikan. Profil Alumni Pondok Modern
bekal untuk mewujudkan keunggulan bangsa Darusalam Gontor memiliki peran sebagai
dengan inti peta jalan pondok modern yang mu’min, Muslim, muhsin. Peran ini didukung
disebut Panca Jangka. Panca Jangka Gontor beberapa indikator yang meliputi komitmen
meliputi Pendidikan dan Pengajaran, pada perjuangan, berorientasi perekat ummat,
Kaderisasi, Pergedungan, Pengadaan Sumber berjiwa guru, dan sebagai warga negara yang
Dana, Kesejahteraan Keluarga Pondok. baik. Motto Pendidikan Pondok Modern
Orientasi Pendidikan & Pengajaran mencakup Darusalam Gontor terdiri atas 4 aspek, yaitu
dari unsur-unsur Keislaman, Keilmuan, berbudi tinggi, berbadan sehat,
Kemasyarakatan. berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan pendidikan era generasi emas 2045, 5. Kesimpulan
penetapan tujuan pendidikan dibagi menjadi
tiga tahap (Kementrian Pendidikan dan Simpulan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2017): Manusia memegang peran penting dalam
Pada tahap pertama (2016-2025), fokus memberikan kontribusi untuk menciptakan
pembangunan dalam pendidikan adalah generasi penerus yang berkulitas untuk bang-
meningkatkan kemampuan penyelenggara sa. Dengan nilai-nilai yang sudah ditanamkan
pendidikan untuk memperluas layanan, di Pondok pesantren mampu menjadi benteng
meningkatkan modernisasi dalam pelaksanaan dan memberikan bekal kepada lulusannya
proses pembelajaran, dan selalu mendorong agar tetap memegang teguh nilai yang sudah
peningkatan layanan agar masyarakat dapat didapatkan. Penanaman nilai tersebut, salah
menikmati pendidikan. Semua lapisan satunya dengan panca jiwa yang mampu
masyarakat. menguatkan diri seorang santri, dari jiwa
Pada tahap kedua (2026-2035), rencana ikhlas, jiwa sederhana, jiwa berdikari, jiwa
pembangunan pendidikan merupakan tahap ukhuwwah Islamiyyah dan jiwa bebas.
untuk mewujudkan kemandirian, kemajuan, Ketika sumber daya manusia tersebut
keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia, mampu ikhlas, sederhana dalam berbagai hal,
serta mempercepat pembangunan berbagai tidak bergantung pada orang lain, tetap men-
bidang melalui struktur ekonomi yang stabil jaga hubungan antara orang lain dan organ-
berdasarkan keunggulan kompetitif. Untuk isasi, dan bebas dalam bertindak sesuai aturan
mencapai pendidikan pada tahap kedua, yang ada maka akan terciptanya sumber daya
pemerintah akan mengutamakan pendidikan manusia yang berkualitas sesuai dengan visi
karakter. Indonesia untuk menjadi generasi emas 2045.
Pembangunan pendidikan tahap ketiga Pendidikan memang bukan jalan satu-satunya
(2036-2045) bertujuan untuk meningkatkan untuk menjadikan sumber daya manusia yang
taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang berkualitas, namun tanpa fokus dalam aspek
dapat menciptakan sumber daya manusia pendidikan maka tujuan untuk menciptakan
yang unggul dan berdaya saing internasional. sumber daya manusia berkualitas akan sulit
Mencapai beberapa tahapan tersebut dicapai.
maka strategi pendidikan Pondok Modern
Darusalam Gontor yaitu dengan pola
Pendidikan yang terintegrasi dalam
kehidupan Pondok dengan segala totalitasnya
menjadi media pembelajaran dan pendidikan.
Pendidikan berbasis komunitas: segala yang
didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan

207
Penanaman Nilai-Nilai Panca Jiwa Dalam Mewujudkan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Unggul
Fajar Surya Ari Anggara, Soritua Ahmad Ramdani Harahap, Abdul Thoriq

Daftar Pustaka 25, No. 1, Februari

Al-Qur’an Munirah. (2016). Sistem Pendidikan di Indone-


sia: antara keinginan dan realita, Jurnal
Fadjar, Malik. (2009). Reorientasi Pendidikan Auladuna, vol. 2, No. 2 Desember
Islam, Jakarta: Fajar Dunia
Nuraeni. (2019). Manajemen Sumber Daya
Faj, Awaluddin. (2011). Manajemen Pendidi- Manusia Lembaga Pendidikan, Jurnal
kan Pesantren Dalam Perspektif Dr. Idaarah, Vol. III, No.1, Juni
KH. Abdullah Zarkasyi, M.A, Jurnal
Purnomo, Hadi Purnomo. (2017). Manajemen
At-ta'dib, Vol. 6, No. 2, Desember
Pendidikan Pondok Pesantren, Biklung
Faridah, Anik. (2019). Pesantren, Sejarah, dan Pustaka Utama: Yogyakarta, 2017
Metode Pembelajarannya di Indonesia,
Sekretariat Pondok. (1992). Penjelasan Singkat
Jurnal al-Mabsut: Jurnal Studi Islam
dan Sosial, Vol. 12, No. 2, September Tentang Pondok Modern Gontor Pono-
rogo Indonesia, Ponorogo: Sekretariat
Harahap, Syahrin. (2014). Metodelogi Studi Pondok Gontor
Tokoh dan Biografi dan Penulisan Bio-
Siregar, Ratonggi. (2017). Sumber Daya Manu-
grafi, Jakarta: Prenadamedua Group
sia Dalam Pembangunan Nasional,
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum Prosiding Seminar Nasional Tahunan
/sebanyak-57-persen-remaja-coba- Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
pakai-narkoba diakses pada 22 No- Medan, p-ISSN: 2549-435X
vember 2021, jam 05.29 Wib
Staf Sekretariat Pondok Modern Gontor.
https://alkhairat.ac.id/2017/10/29/pemuda- (1997). Serba Serbi Singkat tentang
dalam-permasalahan-generasi- Pondok Modern Darussalam, Pono-
nasional/ diakses pada 22 November rogo: Percetakan Darussalam
2021, jam 05.54 Wib
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis,
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d- Alfabeta, Bandung
5819069/diduga-terlibat-tawuran-
Syafe’i, Imam. (2017). Pondok Pesantren: Lem-
pelajar-smk-bogor-tewas-di-
baga Pendidikan Pembentukan Karak-
sukabu-
ter, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
mi?_ga=2.132095887.1612607499.163753
Islam, Volume 8, Mei
3832-1726546416.1628744513 diakses
pada 22 November 2021, jam 05.35 Wib Syamsuri. (2016). Eksistensi dan Kontribusi
Pondok Modern Darussalam Gontor
https://www.merdeka.com/peristiwa/minta-
Dalam Pembangunan Sumber Daya
uang-tak-diberi-pemuda-di-tangerang-
aniaya-orang-tua.html diakses pada 22 Manusia, Jurnal Ta’dib, Vol. 11, No. 2,
November 2021, jam 05.21 Wib Desember

Kemendikbud Republik Indonesia. (2017). Peta Syamsurizal. (2016). Peranan Manajemen


Jalan Generasi Emas Indonesia 2045, Sumber Daya Manusia Dalam Organ-
isasi, Jurnal Warta edisi 49, ISSN: 1829-
Jakarta: Kemendikbud
7643
Langgulung, Hasan. (2005). Manusia dan Pen-
Tholani, Mokhamad Ishaq. (2013). Problemat-
didikan; Suatu Analisa Psikologi dan
ika Pendidikan di Indonesia (Tela’ah
Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna
Aspek Budaya), Jurnal Pendidikan;
Mu’minah, Najwa. (2015). Character Building Vol. 1, No. 2; Juli
Dalam Konsep Pendidikan Imam
Zarkasyi, Abdullah Syukri Zarkasyi. (2005).
Zarkasyi Ditinjau Dari Filsafat Moral
Ibnu Miskawaih, Jurnal Filsafat, Vol. Gontor dan pembaharuan Pendidikan

208
Inovator: Jurnal Manajemen
Vol. 11 (1) 2022

Pesantren, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada
Zarkasyi, Abdullah Syukri. (2005). Manajemen
pesantren Pengalaman Pondok Modern
Gontor, Gontor: Trimurti Press
Zarkasyi, Imam. (1965). “Pembangunan Pon-
dok-Pondok Pesantren”, dalam al-
Djami’ah nomor khusus, No. 5-6 th ke
IV, September-November, h. 26-27;
K.H. Imam Zarkasyi, Diklat Khutbah al-
iftah: Pekan Perkenalan (Gontor: KMI,
tt), p. 11-14; Nur Hadi Ihdan et. Al.,
Profil Pondok Modern Darussalam, p. 15-
16; staff Sekretaris, Serba-serbi serba
singkat tentang pondok modern darus-
salam gontor, Gontor: Perc. Darussalam,
1997

209

Anda mungkin juga menyukai