Anda di halaman 1dari 14

Journal of Nursing Invention Vol.1 No.

1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

SIMULASI BENCANA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM UPAYA


PENINGKATAN PENGETAHUAN PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN

Elfi Quyumi Rahmawati1, Erna Susilowati2


1,2Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

ABSTRAK
Kebakaran merupakan salah satu bentuk bencana, baik itu bencana alam maupun
bencana komplek. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian material yang berpotensi
besar menyebabkan kematian sehingga memerlukan perhatian akan keselamatan
penghuni kawasan pemukiman. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan mahasiswa keperawatan terhadap penanggulangan darurat kebakaran
dengan pendekatan simulasi bencana. penelitian pre experimental design dengan one
group pre test post test dengan rancangan cross sectional, besar sampel 30 orang
mahasiswa tingkat 1 dan 2 di Akper Dharma Husada Kota Kediri, dengan metode simple
random sampling dengan analisa data menggunakan analisis t test pada SPSS. Data
pengetahuan sebelum dan sesudah mengikuti simulasi penanggulangan darurat
kebakaran diperoleh dari pengisian kuesioner terhadap responden. Hasil penelitian
menunjukkan p value 0.000 yang menunjukkan adanya pengaruh simulasi darurat
kebakaran terhadap peningkatan pengetahuan.

Kata kunci: Simulasi Bencana, Pengetahuan, Darurat Kebakaran

ABSTRACT
Fire is a form of disaster, both natural disasters and complex disasters. Fires can cause
material losses that have the potential to cause fatalities so that it requires attention to
the safety of residents of residential areas. The purpose of this study was to determine
the knowledge of nursing students towards fire emergency response with a disaster
simulation approach. pre experimental design research with one group pre test post test
with cross sectional design, a large sample of 30 students level 1 and 2 in Akper Dharma
Husada Kediri City, with a simple random sampling method with data analysis using t
test analysis on SPSS. Knowledge data before and after participating in a fire emergency
response simulation were obtained from filling out a questionnaire against respondents.
The results showed a p value of 0,000 which indicates the effect of fire emergency
simulations on increasing knowledge.

Keywords: Disaster Simulation, Knowledge, Fire Emergency

Journal of Nursing Invention, Vol: 1; No. 1, Korespondensi: Elfi Quyumi Rahmawati. Akademi
Keperawatan Dharma Husada Kediri. Jl. Penanggungan no 41a Kediri Jawa Timur, Kode Pos:
64122. Email: mailto:equyumi@yahoo.com. No. Hp: +62 813-5905-1616

32
Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

PENDAHULUAN
Kebakaran merupakan salah satu bentuk bencana, baik itu bencana alam maupun
bencana komplek. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian material yang berpotensi
besar menyebabkan kematian sehingga memerlukan perhatian akan keselamatan
penghuni kawasan pemukiman (Priambodo, 2009).
Kebakaran di permukiman merupakan masalah kronik yang sulit dicegah. Di
permukiman padat, kebakaran cenderung meningkat. Kebakaran terjadi pada sebuah
pabrik garmen Di Karachi Pakistan dengan korban jiwa 289 orang (ILO, 2018). Di DKI
Jakarta dalam tahun 2011 terjadi 948 kasus kebakaran dengan jumlah korban jiwa
mencapai 18 orang (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2011). Data ini belum dapat mewakili
daerah‑daerah lain di Indonesia dengan kesadaran sistem manajemen kebakaran yang
masih rendah (Nugraha, 2018).
Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran, karena
kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah kebakaran terjadi bahkan
bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari sistem
manajemen. Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan sekedar menyediakan alat
pemadam akan tetapi juga diperlukan melakukan latihan peran kebakaran. Sistem
manajemen kebakaran dapat berjalan dengan baik apabila didukung ketersediaan
personil yang sudah terorganisir dengan baik dan memiliki kemampuan mengendalikan
upaya pengelolaan bencana kebakaran secara terpadu (Ramli, 2010).
Untuk mengeliminasi risiko kebakaran pada populasi yang rentan, diperlukan
perencanaan program-program mitigasi dan kesiapsiagaan. Lingkup mitigasi meliputi
eliminasi risiko, reduksi risiko, dan transmisi tanggung jawab. Mitigasi difokuskan untuk
menghilangkan atau membatasi kemungkinan terjadinya bencana dan menurunkan
tingkat kerentanan populasi. Salah satu cara untuk menurunkan kerentanan populasi
adalah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana.
Kesiapsiagaan mencakup kemampuan untuk merespon ancaman dan dampak bencana
secara efektif dan memulihkan dampak jangka panjangnya dengan cepat. Dalam
kesiapsiagaan terhadap bencana ini, partisipasi aktif masyarakat memainkan peran
yang paling penting. Idealnya, kegiatan penanggulangan bencana yang efektif harus
melalui tiga tahap. Pertama, pencegahan atau mitigasi dan kesiapsiagaan pada saat
sebelum terjadinya bencana. Kedua, penyelamatan pada saat terjadi bencana. Ketiga,
rehabilitasi dan rekonstruksi pada pascabencana. Kenyataannya, penanganan bencana
di Indonesia cenderung kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
paradigma penanganan bencana yang parsial, sektoral, dan kurang terpadu, yang masih
memusatkan tanggapan pada upaya pemerintah sebatas pemberian bantuan fisik dan
dilakukan hanya pada fase kedaruratan. (Waltur C 2008 dalam Nasution, 2011)
Untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran, Akper Dharma Husada
Kediri mempunyai beberapa perlengkapan bersiaga menghadapi kebakaran,
diantaranya : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), peringatan keselamatan, dan
perlengkapan lainnya. Namun peralatan tersebut tidak akan bisa digunakan saat terjadi
bencana kebakaran, jika sumber daya manusianya belum mengetahui mekanisme kerja
peralatan-peralatan tersebut, pemasangan peralatan yang belum memenuhi standar
dan pemikiran kesiapsiagaan menghadapi kebakaran menjadi tidak prioritas.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa
keperawatan terhadap penanggulangan darurat kebakaran dengan pendekatan simulasi
bencana. Penelitian ini penting dilakukan mengingat mahasiswa merupakan kelompok
masyarakat produktif yang tinggal di daerah padat penduduk yang beresiko terjadi

33
Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

kebakaran dan diharapkan mampu memberikan pertolongan pertama pada korban


bencana kebakaran.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pre experimental design dengan one group pre
test post test dengan rancangan cross sectional, besar sampel 30 orang mahasiswa
tingkat 1 dan 2 di Akper Dharma Husada Kota Kediri, dengan metode simple random
sampling dengan analisa data menggunakan analisis t test pada SPSS. Data
pengetahuan diperoleh dengan pengisian kuesioner sebelum dan sesudah mengikuti
simulasi bencana. Variabel Independen dalam penelitian adalah stimulasi bencana
sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa
keperawatan. Penelitan ini dilakukan pada bulan Maret 2020.

HASIL
Tabel 1. Karakteristik responden

Persentase
Variabel
(%)
Laki-laki 80
Jenis Kelamin
Perempuan
Baik 0
Pengetahuan penanggulangan darurat
Cukup 17
kebakaran sebelum tindakan
Kurang 83
Baik 13
Pengetahuan penanggulangan darurat
Cukup 37
kebakaran setelah tindakan
Kurang 50

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data sebagian besar responden berjenis kelamin


perempuan. Sebelum dilakukan simulasi bencana sebagian besar responden
mempunyai pengetahuan kurang. Dan sesudah dilakukan simulasi bencana
menunjukkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang

Tabel 2. Hasil analisis korelasi pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah


simulasi

Variabel Mean St Deviasi Min Max p-value


Pre Simulasi
-138,67 14,31 -24,01 -13,31 0,000
Post Simulasi

Berdasarkan hasil uji t test didapatkan nilai signifikasi (2-tailed) 0,000 yang
menunjukkan pendekatan simulasi bencana berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan mahasiswa keperawatan.

PEMBAHASAN
Kediri merupakan salah satu kota dengan padat penduduk, sehingga
dimungkinkan beresiko terjadi kebakaran. Mahasiswa keperawatan merupakan bagian
dari warga Kota Kediri yang sepatutnya ikut aktif melakukan upaya mulai dari
pencegahan sampai dengan penatalaksanaan ketika kebakaran terjadi.
Berdasar data yang ditunjukkan tabel 2 tentang pengetahuan sebelum dilakukan
tindakan, menunjukkan subyek penelitian belum mempunyai pengalaman dalam
manajemen darurat kebakaran. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan,
pengalaman juga bisa menjadi satu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

34
Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada


masa lalu (Lukoschek P et al, 2016).
Pendekatan simulasi bencana merupakan kegiatan pemaparan manajemen
resiko bencana melalui pembelajaran dengan memberikan materi tentang pengetahuan
secara umum tentang kebakaran, meliputi penyebab umum kebakaran, pengurangan
dan pengendalian resiko kebakaran dan sistem manajemen kebakaran. Setelah
dilakukan pemaparan materi, dilanjutkan simulasi secara berkelompok mengenai upaya
pencegahan dan penatalaksanaan bencana kebakaran salah satunya penggunaan alat
pemadam kebakaran ringan. Dalam upaya melaksanakan manajemen resiko bencana,
terdapat prosedur tertulis mengenai pencegahan dan penanggulangan apabila terjadi
insiden kebakaran yang telah memuat peran dan tugas dari masing-masing tim atau
regu dari tim tanggap darurat. Pada pelaksanaan simulasi dibentuk tim/kelompok kecil
untuk mempraktekkan manajemen darurat kebakaran (Nugraha, 2018).
Pembinaan dan pelatihan, program ini telah terlaksana dan terjadwal dengan
baik. Program ini dilakukan untuk melatih mahasiswa keperawatan mengenai cara
penggunaan APAR dan hydrant agar pada saat keadaan darurat terjadi mengetahui dan
dapat menanggulangi kebakaran dengan cepat. Pembinaan dan pelatihan ini juga tidak
hanya terfokus dalam penanggulangan kebakaran melainkan cara pencegahan
kebakaran, jadi setiap peserta dilatih untuk menganalisa bahaya yang ada di sekitar
sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran. Program ini juga dilengkapi dengan
pelatihan P3K yang bertujuan apabila terjadi insiden agar seluruh personil dapat
memberikan tindakan penyelamatan yang baik dan benar tanpa harus menunggu tim
medis. Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah untuk mengetahui respons dari
seluruh mahasiswa keperawatan jika terjadi keadaan darurat berupa kebakaran.
Langkah awal untuk mengembangkan sistem manajemen kebakaran adalah
dengan melakukan identifikasi dan penilaian untuk mengetahui risiko-risiko kebakaran
yang ada. Dalam simulasi juga disampaikan sistem proteksi kebakaran. Sistem proteksi
kebakaran, yakni aktif dan pasif. Sistem proteksi aktif adalah sarana proteksi kebakaran
yang harus digerakkan dengan sesuatu untuk berfungsi memadamkan kebakaran
sedangkan sistem proteksi pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang menjadi
kesatuan atau bagian dari suatu rancangan atau benda. Sistem proteksi kebakaran aktif
meliputi: 1) Alarm kebakaran (bell), 2) Alat pemadam api ringan (APAR), meliputi: Dry
Chemical Powder dan Foam yang seharusnya dilakukan pemeriksaan setiap sebulan
sekali dengan memperhatikan kondisi tabung APAR, tekanan serta kedaluwarsa dari
tabung APAR tersebut, dan 3) Hydrant dan dilakukan pemeriksaan setiap sebulan sekali.
Sistem kebakaran pasif meliputi: 1) Jalur evakuasi, sistem ini menunjuk seorang swiper
yang bertugas untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal, mengarahkan korban
mengikuti sign ke arah mustar station dan 2) Mustar station, tempat titik kumpul evakuasi
yang terletak di depan kantor utama dan seorang safety master yang akan memberikan
arahan untuk tidak panik(Nugraha, 2018).
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil, terdapat perubahan pada pengetahuan
setelah mengikuti simulasi bencana. Perubahan ini dikarenakan adanya motivasi yang
kuat dari subyek penelitian ketika mengikuti seluruh rangkaian simulasi. Motivasi
merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku tertentu
(Uno, 2008). Motif intrinsik individu tersebut dalam berperilaku ditentukan oleh
kebutuhan manusia. Pembentukan tim bertujuan untuk meningkatkan peran serta dalam
penanggulangan dan pencegahan kebakaran secara dini. Prinsip pemberdayaan dalam
pencegahan dan penanggulangan kebakaran menganut prinsip-prinsip
penyelenggaraan program: meningkatkan pengetahuan.
Peserta merasa sangat membutuhkan materi tersebut dengan dasar adanya
kebutuhan masyarakat untuk mencegah munculnya kejadian kebakaran. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai keinginan yang

35
Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

kuat untuk mendapatkan informasi dan sering mencari informasi memiliki pengetahuan
yang lebih baik (Lukoschek P et al, 2016). Pembinaan dan pelatihan merupakan faktor
penting dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Hal ini disebabkan karena
adanya faktor manusia sebagai penyebab utama terjadinya kebakaran, namun selain
sebagai penyebab utama manusia juga berperan penting dalam pencegahan dan
penanggulangan kebakaran. Pelatihan penggunaan APAR dan hydrant yang dilakukan
dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui dan dapat mengoperasikan
APAR dan hydrant dengan baik dan benar agar apabila terjadi kebakaran bisa langsung
dilakukan penanggulangan oleh pekerja yang berada di lokasi kejadian sebelum petugas
pemadam tiba di lokasi. namun yang lebih penting adalah dapat menganalisa dan dapat
melakukan pencegahan kebakaran sebelum kebakaran itu terjadi.

KESIMPULAN
Dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran. Dilakukan banyak
upaya, salah satunya peningkatan pengetahuan dan praktik melalui simulasi darurat
bencana kebakaran pada bagian dari komponen masyarakat dengan usia yang masih
produktif. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan simulasi darurat bencana kebakaran
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perubahan pengetahuan terhadap
mahasiswa keperawatan.

36
Journal of Nursing Invention Vol.1 No.1 2020
Simulasi Bencana Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta :
Rineka Cipta

Cardoso SR de SN, Autor SEU, De I, Dos A, Vendas ODE, Empresas DAS, et al. No主
観的健康感を中心とした在宅高齢者における康関連指標に関する共分散構造分析
Title. ペインクリニック学会治療指針2 [Internet]. 2017;3(1):87. Available
from:https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.01.106
https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2019.114422
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2008.11.016
http://www.ansr.pt/Estatisticas/RelatoriosDeSinistralidade/Pages/default.aspx
http://dx.doi.org/10.1016/j.omega.20

ILO. Manajemen Risiko Kebakaran. 2018 [Internet]. 2018;26. Available from:


https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_616190.pdf

Kristiyanto A. Evaluasi Sistem Manajemen Kebakaran Gedung. Erudio [Internet].


2012;Vol. 1, No(ISSN: 2302-9021). Available from:
file:///C:/Users/User/Downloads/106-147-2-PB.pdf

Lukoschek P, FazzariM, Marantz P. Patient and physician faktor predict patient´s


comprehention of health information. Patient Education and Counseling (Internet).
2016;50: 201-10

Nasution Y. Mitigasi Kebakaran melalui Masyarakat. Kesmas Natl Public Heal J.


2011;6(4):179.

Nugraha R. Penerapan Sistem Manajemen Kebakaran Di Pt . Application of Fire


Management System in Pt . Adiluhung. Indones J Occup Saf Heal. 2018;7(3):378–
86.

Pemerintah DPK dan PB, Jakarta. DPD. Data statistik kebakaran di DKI Jakarta. 2011.
Priambodo, S A. panduan praktis menghadapi bencana. Yogyakarta: Penerbit; 2009.
Ramli S. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat; 2010.
108-110 p.

Uno. Teori motivasi dan pengukurannya kajian dan analisis di bidang pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara; 2008

37
Volume 10, Nomor 01, Juni 2019
Hal. 67-73

PENGARUH METODE SIMULASI BENCANA BANJIR


TERHADAP TINGKAT KESIAPSIAGAAN MAHASISWA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FIK UNIPDU JOMBANG

(The Effect of Simulation Method For Flood Disaster Preparedness


Towards Nursing Students Faculty Of Health Sciences Unipdu, Jombang)

Sufendi Hariyanto *, Kurniawati*


* Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang, Email: mazsufendi@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia memiliki risiko tinggi akan terjadi bencana alam. Tatanan geologi
menjadikan permukaan alam bergunung-gunung dan berlembah yang menyebabkan
potensi untuk banjir. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering
terjadi. Perilaku kesiapsiagaan adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko bencana.
Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat memiliki peran penting dalam
penanggulangan bencana. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan metode yang tepat agar
mahasiswa memahami dan siap dalam menghadapi bencana. Salah satu metode
pembelajaran yang bisa diberikan adalah metode simulasi. Metode simulasi dilakukan
untuk meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi bencana. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode simulasi bencana banjir terhadap
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa program studi ilmu keperawatan FIK Unipdu Jombang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan pendekatan one
group pra-post test design. Populasinya adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan semester 8. Sampelnya adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
semester 8 yang memenuhi kriteria penelitian. Tehnik sampling menggunakan
Probability Sampling (systematic simple random sampling). Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan pemberian kuisoner sebelum dilakukan metode simulasi
bencana banjir, kemudian dilakukan simulasi bencana banjir. Setelah simulasi
mahasiswa diberikan kuesioner lagi untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
dalam menghadapi bencana banjir. Analisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon
Signed rank Test dengan tingkat kemaknaan ρ<0.05.
Hasil dari uji statistic Wilcoxon Signed rank Test didapatkan ρ = 0,000 yang
berarti terdapat pengaruh metode simulasi bencana banjir terhadap tingkat kesiapsiagaan
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIK Unipdu Jombang.
Tingkat kesiapsiagaan bencana Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FIK
Unipdu Jombang mengalami peningkatan setelah dilakukan simulasi bencana banjir.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan pentingnya menerapkan metode pembelajaran
simulasi yang melibatkan pada tiga aspek yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dimana mahasiswa bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-
olah dalam keadaan yang sebenarnya.

Kata Kunci: metode simulasi, bencana banjir, kesiapsiagaan mahasiswa

ABSTRACT

Indonesia has a high risk of natural disasters. The geological condition makes a
natural surface of mountains and valleys that induced potential for flood disaster. Flood
is one of the most frequent natural disasters. Preparedness behavior is one way to reduce
disaster risk. Nursing students as nurse candidates have an important role in disaster
management. In the learning process required a right method for students to understand
and ready to face of disaster. One of the learning methods that can be given is a
simulation method. The simulation method used to improve student preparedness in
facing disaster. The purpose of this study to analyze an effect of simulation method for
flood disaster preparedness on nursing students, Faculty of Health Sciences, Universitas
Pesantren Tinggi, Darul Ulum.

67
This study was pre-experimental research with one group pre-post test design
approach. The population was all of Nursing Students, in 8 semesters. Sampling
technique used Probability Sampling (systematic simple random sampling). Data
collection was conducted by giving questionnaire before and after an intervention. The
analysis used Wilcoxon Signed-rank Test with significance level ρ <0.05.
The result of Wilcoxon Signed-rank Test statistic test obtained ρ = 0,000 which
means there was an effect of simulation method of flood disaster preparedness towards
nursing students.
Disaster preparedness level of nursing students increased after simulation of a
flood disaster. The results of this study explain importance of applying simulation
learning method which involves three aspects, namely knowledge, skill, and attitude,
especially with roleplay like in a real situation.

Keywords: simulation method, flood disaster, student preparedness, nursing student

PENDAHULUAN korban jiwa dan harta benda


Indonesia memiliki resiko (Sobirin, 2009).
tinggi akan terjadi bencana alam. Hal Badan Nasional
ini disebabkan banyak hal, mulai dari Penanggulanagn Bencana (BNPB)
kondisi alam sampai kesalahan mencatat sampai bulan Oktober 2016
manusia itu sendiri. Secara geologis, terjadi bencana banjir sebanyak 639
klimatologis, dan geografis, wilayah kali yang menyebabkan terjadinya
Indonesia tergolong rentan bencana. korban jiwa maupun kerugian
Hujan di atas normal bertempo lama, ekonomi. Korban jiwa terdiri dari
didukung kemiringan bukit, dan korban meninggal dan hilang
terbatasnya tutupan lahan sebanyak 134 orang, luka-luka
menimbulkan gerakan- gerakan sebanyak 104 orang dan jumlah
tanah. korban yang mengungsi sebanyak
Tatanan geologi di Indonesia 2.210.114 orang. Sedangkan
yang menjadikan permukaan alam kerugian ekonomi meliputi rusaknya
Indonesia bergunung-gunung dan rumah (rusak berat (2.071 unit),
berlembah dengan berbagai sungai rusak sedang (1.018 unit), rusak
menyebabkan potensi untuk ringan (5.242 unit), terendam
mengalami banjir bandang, longsor (214.079 unit), fasilitas kesehatan
dan erosi. Banjir bandang merupakan sebanyak 16 unit, fasilitas
salah satu jenis bencana alam yang keperibadatan 119 unit dan fasilitas
sering (60%) terjadi di Indonesia pendidikan sebanyak 277 unit
(Hadisusanto, 2011). Selain itu, (BNPB, 2016).
banjir menjadi masalah dan Profesi keperawatan bersifat
berkembang menjadi bencana ketika luwes dan mencakup segala kondisi,
banjir tersebut mengganggu aktifitas dimana perawat tidak hanya terbatas
manusia dan bahkan membawa pada pemberian asuhan dirumah
sakit saja melainkan juga dituntut

68
mampu bekerja dalam kondisi siaga keadaan yang sebenarnya. Metode
tanggap bencana. Situasi penanganan simulasi bencana banjir yang
antara keadaan siaga dan keadaan diajarkan kepada mahasiswa
normal memang sangat berbeda, diharapkan dapat meningkatkan
sehingga perawat harus mampu pemahaman dan kesiapsiagaan
secara skill dan teknik dalam bencana pada mahasiswa.
menghadapi kondisi seperti ini. Penelitian ini bertujuan untuk
Kegiatan pertolongan medis dan menganalisis pengaruh metode
perawatan dalam keadaan siaga simulasi bencana banjir terhadap
bencana dapat dilakukan oleh proesi kesiapsiagaan mahasiswa progam
keperawatan. Berbekal pengetahuan studi ilmu keperawatan FIK Unipdu
dan kemampuan yang dimiliki Jombang.
seorang perawat bisa melakukan
pertolongan siaga bencana dalam METODE DAN ANALISA
berbagai bentuk. Jenis penelitian yang
Mahasiswa Keperawatan digunakan adalah pra eksperimen
merupakan calon perawat yang akan dengan pendekatan one group pra-
memiliki peran penting dalam post test design Populasi dalam
kesiapsiaganan penanganan bencana. penelitian ini adalah seluruh
Keperawatan kritis 2 merupakan mahasiswa prodi ilmu keperawatan
salah satu mata kuliah semester 8 semester 8 Fakultas Ilmu Kesehatan
pada kurikulum progam studi ilmu Unipdu Jombang. Pada penelitian ini
keperawatan yang membahas tentang sampel yang diambil adalah sebagian
manajemen dan kesiapsiagan mahasiswa prodi ilmu keperawatan
bencana. Agar proses belajar semester 8 Fakultas Ilmu Kesehatan
mengajar dapat terlaksana dengan Unipdu Jombang. Sampling
baik dan mencapai sasaran, maka penelitian ini adalah Sistematic
faktor yang harus diperhatikan Simple Random Sampling. Besar
adalah metode mengajar. Salah satu sampel 42 responden.Variabel
metode pembelajaran yang bisa Independen penelitian ini adalah
digunakan adalah metode metode simulasi bencana
pembelajaran simulasi. Menurut banjir.Variabel dependen adalah
Nana Sudjana (2000) simulasi tingkat kesiapsiagaan mahasiswa.
merupakan metode mengajar untuk Tahap pengumpulan data tentang
menjelaskan sesuatu melalui tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
perbuatan atau proses tingkah laku sebelum dilakukan metode simulasi
yang dilakukan seolah-olah dalam bencana banjir melalui kuesioner

69
kemudian dilakukan simulasi, setelah Tabel 2 Tingkat Kesiapsiagaan
Setelah Simulasi
dilakukan metode simulasi diberikan
Tingkat Frekuensi Porsentase
kuesioner untuk mengevaluasi Kesiapsiagaan
Baik 25 59,50%
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa
Cukup 15 35,70%
dalam menghadapi bencana banjir.
Kurang 2 4,80%
Setelah itu menganalisis hasil dari Total 42 100 %
kuesioner sebelum dan setelah
dilakukan metode simulasi bencana Berdasarkan tabel 2
banjir terhadap tingkat kesiapsiagaan menunjukan bahwa tingkat
bencana pada mahasiswa. kesiapsiagaan mahasiswa setelah
Setelah data terkumpul, data dilakukan simulasi sebagian besar 25
diuji dengan menggunakan SPSS, responden (9,50%) memiliki tingkat
dengan uji statistic Wilcoxon dengan kesiapsiagaan baik.
tingkat kemaknaan ρ = 0.05 bila hasil Pengaruh Metode Simulasi
yang diperoleh ρ < 0,05 maka Ho Bencana Banjir terhadap Tingkat
ditolak berarti ada pengaruh metode Kesiapsiagaan Mahasiswa Sesuai
simulasi bencana banjir terhadap dengan uji analisi wilcoxon
tingkat kesiapsiagaan mahasiswa. didapatkan hasil ρ = 0,000 yang
berarti ada pengaruh metode simulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN bencana banjir terhadap tingkat
kesiapsiagaan mahasiswa progam
Hasil Penelitian studi ilmu keperawatan FIK Unipdu
Tabel 1 Tingkat Kesiapsiagaan Jombang.
Sebelum Simulasi
Tingkat Frekuensi Porsentase
Kesiapsiagaan
Pembahasan
Baik 4 9,50%
Cukup 17 40,50% Berdasarkan hasil penelitian
Kurang 21 50% terdapat perbedaan tingkat
Total 42 100 % kesiapsiagaan mahasiswa dalam
menghadapi bencana banjir dengan
Berdasarkan tabel 1 nilai signifikansi ρ = 0,000. Nilai
menunjukan bahwa tingkat rata-rata sebelum dilakukan simulasi
kesiapsiagaan mahasiswa sebelum adalah 64,52 dan setelah dilakukan
dilakukan simulasi setengahnya 21 simulasi adalah 78,45.
responden (50%) memiliki tingkat Progam Studi Ilmu
kesiapsiagaan kurang. Keperawatan merupakan pendidikan
akademik profesional dengan proses
pembelajaran yang menekankan pada

70
tumbuh kembang kemampuan memilih, model-model pembelajaran
mahasiswa untuk menjadi seorang yang tepat, metode mengajar yang
akademisi dan profesional. Kerangka sesuai dan teknik-teknik mengajar
konsep Pendidikan keperawatan yang menunjang pelaksanaan metode
yang meliputi falsafah keperawatan mengajar. Untuk menentukan
sebagai profesi, dan keperawatan strategi pembelajaran yang tepat,
sebagai bentuk pelayanan pendidik mempertimbangkan akan
professional, hal ini sebagai wujud tujuan, karakteristik peserta didik,
landasan tumbuh kembang materi pelajaran dan sebagainya agar
kemampuan yang akan strategi pembelajaran tersebut dapat
mempengaruhi isi kurikulum dan berfungsi maksimal.
pendekatan utama dalam proses Metode pembelajaran dalam
pembelajaran. Selama proses mata kuliah kritis 2 meliputi metode
pendidikan ditempuh melalui tahap ceramah, diskusi dan juga metode
akademik dan profesi. Jumlah simulasi. Metode simulasi diterapkan
semester dalam tahap akademik dalam upaya meningkatkan
sebanyak delapan semester dan dua kesiapsiagaan mahasiswa dalam
semester dalam tahap profesi. menghadapi bencana. Teknik
Terdapat beberapa mata kuliah simulasi digunakan dalam semua
dalam tahap akademik sebagai mata sistem pengajaran, terutama dalam
kuliah penciri institusi. Salah satu desain instruksional yang
mata kuliah tersebut adalah mata berorientasi pada tujuan-tujuan
kuliah kritis 2. Mata kuliah kritis 2 tingkah laku. Latihan-latihan
ditempuh di semester delapan. keterampilan menuntut praktik yang
Menurut Pupuh (2011) agar proses dilaksanakan di dalam situasi
belajar mengajar dapat terlaksana kehidupan nyata (dalam pekerjaan
dengan baik dan mencapai sasaran, tertentu), atau dalam situasi simulasi
maka salah satu faktor penting yang yang mengandung ciri-ciri situasi
harus diperhatikan adalah kehidupan senyatanya. Latihan-
menentukan metode pembelajaran latihan dalam bentuk simulasi pada
yang tepat. dasarnya berlatih melaksanakan
Pembelajaran yang efektif tugas-tugas yang akan dihadapi
harus memiliki rencana dan strategi dalam kehidupan sehari-hari. Teknik
khusus serta memiliki pola umum simulasi digunakan pada empat
guna mencapai tujuan pembelajaran kategori keterampilan, yakni
yang baik. Dalam penerapan strategi kognitif, psikomotorik, reaktif, dan
pembelajaran pendidik perlu interaktif. Keterampilan-

71
keterampilan tersebut diperlukan mengantisipasi bencana alam, seperti
untuk mengembangkan bencana banjir, yaitu: pengetahuan
keterampilan-keterampilan produktif dan sikap terhadap risiko bencana,
yang lebih kompleks (Hamalik, kebijakan dan panduan, rencana
2008:196). untuk keadaan darurat bencana,
Metode simulasi mengajarkan sistem peringatan bencana dan
mahasiswa tentang ketrampilan kemampuan untuk memobilisasi
dalam menghadapi bencana banjir. sumber daya.
Menurut Nurjannah dalam Ristyani Metode simulasi bencana
(2016) hal-hal yang dapat dilakukan banjir diterapkan kepada mahasiswa
untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan dilakukan didaerah rawan banjir.
dalam menghadapi bencana antara Mahasiswa di hadapkan pada kondisi
lain pelatihan mengenai bagaimana nyata daerah yang berisiko
menyelamatkan diri sendiri dan mengalami bencana banjir. Tingkat
orang lain, koordinasi antara pihak kesiapsiagaan mahasiswa meningkat
terkait, menyiapkan perlengkapan setelah dilakukan metode simulasi.
darurat, bagaimana memberikan Dilihat dari hasil pengetahuan,
pertologan pertama pada orang yang seorang perawat bisa melakukan
terluka, dan upaya-upaya yang pertolongan pada bencana dalam
dilakukan untuk pemulihan secara berbagai bentuk sesuai dengan
cepat. kemampuan dan ilmu yang dimiliki.
Kesiapsiagaan (preparedness)
menghadapi banjir adalah kegiatan KESIMPULAN DAN SARAN
yang dilakukan dalam rangka
Kesimpulan
mengantisipasi bencana banjir
sehigga tindakan yang dilakukan Pemberian metode simulasi
pada saat dan setelah terjadi banjir bencana banjir memberikan
dilakukan secara tepat dan efektif, pengaruh terhadap tingkat
yang dilakukan tenaga ahli dan kesiapsiagaan mahasiswa. Perawat
personil atau tenaga lapangan. dianggap sebagai salah satu profesi
Tenaga ahli yang diperlukan adalah kesehatan yang harus disiapkan
tenaga ahli yang memenuhi untuk menghadapi dan menangani
kualifikasi dibidangnya, salah bencana alam. Dalam
satunya adalah perawat (Colombo, mempersiapkan kesiapsiagaan
2012). Menurut LIPI- perawat harus dimulai sejak tahap
UNESCO/ISDR (2006) terdapat 5 pendidikan akademik maupun
faktor kritis kesiapsiagaan untuk profesi. Dengan demikian, pemilihan

72
metode pembelajaran yang tepat LIPI, UNESCO/ ISDR. 2006. Kajian
Kesiapsiagaan Masyarakat
dapat merpersiapkan mahasiswa
Dalam Menghadapi Ancaman
sebagai calon perawat profesional Bencana Alam. Jakarta: LIPI
Press.
yang siap menghadapi bencana.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Saran Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Perlu mengembangkan Nurjannah, Sugiarto, R., Kuswanda,


D., BP, S., & Adikoesoemo.
metode pembelajaran yang lain
2013. Manajemen Bencana.
untuk meningkatkan kesiapsiagaan Bandung: Alfabeta.
mahasiswa keperawatan dalam Pakaya, R. S. 2007. Pedoman Teknis
menghadapi bencana. Pembelajaran Penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana
tentang kesiapsiagaan mahasiswa "Panduan bagi petugas
keperawatan dalam menghadapi Kesehatan Yang bekerja
dalam Penanganan Krisis
bencana perlu di tingkatkan, sebagai Kesehatan Akibat Bencana di
upaya kesiapsiagaan mahasiswa Indonesia". Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
dalam menghadapi bencana di
lapangan. Pupuh, Faturohman. 2011. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung:
PT Refika Aditama.
KEPUSTAKAAN
Ramli S. 2011. Pedoman Praktis
BNPB. 2016. Info Bencana. Jakarta: Manajemen Bencana. Jakarta:
Pusdatinmas Badan Nasional Dian Rakyat.
Penanggulangan Bencana.
Sobirin, Ahmad. 2007. Budaya
Hadisusanto, Nugroho. 2011. Organisasi Pengertian,
Aplikasi Hidrologi. Makna dan Aplikasinya
Yogyakarta: Jogja Media Dalam Kehidupan
Utama. Organisasi. Yogyakarta:
IBPP STIM YKPN.
Hidayati, Deni. 2008. Jurnal
Kependudukan Indonesia. Steward, D & Wan, T.T. 2007. The
Kesiapsiagaan Masyarakat Role of Simulation and
Paradigma Baru pengelolaan Modeling in Disaster
Bencana Alam di Indonesia. Management. J Med Syst. 3,
125 -130.
IDEP. 2007. Banjir, Peranan
Masyarakat Saat Terjadi Yurianto, D. A. 2016. Sudah siapkah
Banjir. Bali: Indonesian kita menghadapi banjir?
Development of Education Jakarta: pusat krisis kesehatan
and Permaculture. kementrian kesehatan
republik indonesia.
Khambali. 2017. Manajemen
Penanggulangan Bencana.
Yogyakarta: ANDI.

73

Anda mungkin juga menyukai