KERJA PRAKTEK
DOSEN PEMBIMBING
1
PT. PLN – UNIT LAYANAN TRANSMISI DAN GARDU
INDUK
(02 JANUARI 2023 S/D 02 FEBRUARI 2023)
KERJA PRAKTEK
DOSEN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Kepala
Surabaya
Mei, 2023
iii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
Surabaya
v
Mei, 2023
vi
KATA PENGANTAR
v
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Kerja
Praktik ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................x
DAFTAR TABEL.........................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................1
1.2 Tujuan.............................................................1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..............................2
1.4 Metodologi Pengumpulan Data................................2
1.5 Sistematika.......................................................2
1.6 Relevansi dan Manfaat..........................................3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN..........................................5
2.1 Visi.................................................................5
2.3 Moto...............................................................5
2.4 Riwayat Singkat PLN............................................5
2.5 Tata Nilai PLN....................................................6
2.6 Struktur Organisasi Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk Bandung Barat.................................................7
BAB III TEORI PENUNJANG............................................8
3.1 Pemeliharaan Peralatan Listrik Tegangan Tinggi...........8
3.1.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan..................8
3.1.2 Jenis-Jenis Pemeliharaan.................................8
3.2 Peralatan Gardu Induk..........................................9
3.2.1 Trafo.........................................................9
vii
3.2.2 Disconnecting Switch (DS/PMS)........................10
3.2.3 Current Transformer (CT)...............................11
3.2.4 Potential Transformer (PT).............................12
3.2.5 Circuit Breaker (CB/PMT)...............................13
3.2.6 Lightning Arrester (LA)..................................14
3.2.7 Busbar......................................................14
3.2.8 Neutral Grounding Resistance (NGR)..................15
3.2.9 Panel Hubung.............................................16
3.3 Capacitor Voltage Transformer (CVT).......................17
3.3.1 Konstruksi CVT............................................18
3.3.2 Prinsip Kerja CVT.......................................211
3.3.3 Fungsi CVT.................................................21
3.4 Pengujian CVT..................................................22
3.4.1 Tahanan Isolasi...........................................22
3.4.2 Tan delta & Kapasitansi.................................22
3.4.3 Tahanan Pentanahan.....................................23
3.5 Shutdown Testing/Measurement CVT.......................23
3.5.1 Tahanan Isolasi...........................................23
3.5.2 Tan delta & Kapasitansi.................................24
3.5.3 Tahanan Pentanahan.....................................25
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN CVT..................................26
4.1 Analisis Tahanan Isolasi CVT dengan Megger Test.........26
4.2 Analisis Pengujian Tan Delta dan Kapasitansi..............27
4.3 Analisis Pengujian Tahanan Pentanahan....................29
4.4 Pengujian Rasio................................................30
BAB V PENUTUP.......................................................32
5.1 Kesimpulan......................................................32
viii
5.2 Saran.............................................................32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................33
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan kerja praktik di PT. PLN (Persero)
adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan hubungan kerja sama antara dunia industri dan
perguruan tinggi, di mana output perguruan tinggi merupakan
sumber daya manusia dalam dunia industri.
1
2. Sebagai perwujudan peran serta dunia industri dalam
memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di Indonesia.
3. Membuka wawasan mahasiswa mengenai pengaplikasian
ilmunya di dunia industri.
4. Sebagai sarana pembelajaran sekaligus sosialisasi dalam
lingkungan dunia kerja.
5. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang
harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Departemen
Teknik Elektro ITS.
6. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung mengenai pemeliharaan peralatan
listrik terutama pada perawatan preventif dan korektif pada PT.
PLN (Persero).
7. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan
kemampuan profesi, latihan kerja dan pengamatan PT. PLN
(Persero).
1.5 Sistematika
2
Sistematika penulisan laporan Kerja Praktik ini disusun
dalam 5 (Lima) bab, yaitu:
● Bab 1 – Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, waktu dan
tempat pelaksanaan, metodologi pengumpulan data,
dan sistematika penulisan laporan.
● Bab 2 – Profil Perusahaan
Bab ini berisikan sejarah perusahaan, visi dan misi
perusahaan, wilayah kerja perusahaan, jam kerja
perusahaan, hingga struktur organisasi perusahaan
beserta uraian penjelasan dari tiap tiap elemennya.
● Bab 3 – Teori Penunjang
Bab ini membahas kegiatan pemeliharaan peralatan
listrik, peralatan gardu induk, CVT, pengujian CVT.
● Bab 4 – Analisa Kelayakan CVT Fasa R, S, T Bay Cibabat
Lama GI Padalarang
Bab ini membahas tentang kesehatan CVT berdasarkan
hasil data pengujian dan pemeliharaan yang dilakukan
dengan berpedoman pada standar acuan.
● Bab 5 – Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis serta
saran dari kegiatan Kerja Praktik.
3
Terbentuknya jaringan hubungan antara perguruan tinggi dan
instansi untuk masa yang akan datang dan memperoleh
masukan mengenai kondisi dan permasalahan yang dihadapi
perusahaan.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang
aplikasi ilmu sistem ketenagalistrikan sehingga nantinya
diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh di
perkuliahan.
4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Visi
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara
dan #1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.
2.2 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
2.3 Moto
“Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”
5
diubah menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang
sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
18, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan
tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan
Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang [4]
6
2.6 Struktur Organisasi Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk Bandung Barat.
7
BAB III TEORI PENUNJANG
8
Instruction Manual dari Pabrik atau dari standar-standar
yang ada seperti IEC, IEEE, SK Dir PLN, dan pengalaman
operasi di lapangan [1].
9
Gambar 3.1 Transformator Daya
10
3.2.3 Current Transformer (CT)
Current transformer adalah sebuah perangkat listrik yang
digunakan untuk mengubah arus listrik pada level tegangan yang
tinggi menjadi arus listrik pada level tegangan yang rendah.
Definisi current transformer menurut standar internasional
dapat ditemukan dalam beberapa standar seperti IEC 60044-1
dan IEEE C57.13. Menurut standar internasional IEC 60044-1,
current transformer atau CT adalah perangkat pengukuran listrik
yang digunakan untuk mengubah arus listrik tinggi menjadi arus
listrik rendah yang dapat diukur dengan mudah oleh perangkat
pengukuran. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan pengukuran
amper dan watt yang akurat dan aman di dalam sistem listrik.
CT biasanya digunakan di gardu induk dan instalasi listrik
industri. Sedangkan menurut IEEE C57.13 CT didefinisikan
sebagai perangkat pengukuran listrik yang digunakan untuk
mengubah arus listrik tinggi menjadi arus listrik rendah yang
dapat diukur dengan mudah oleh perangkat pengukuran. Hal ini
dilakukan untuk memungkinkan pengukuran amper dan watt
yang akurat dan aman di dalam sistem listrik. CT biasanya
digunakan di gardu induk dan instalasi listrik industri.
11
3.2.4 Potential Transformer (PT)
Potential transformer adalah sebuah perangkat listrik
yang digunakan untuk mengubah tegangan listrik pada level
tinggi menjadi tegangan listrik pada level yang lebih rendah.
Kemudian definisi menurut standart internasional dapat
ditemukan pada IEC 60044-1 dan IEEE C57.13 standart ini sama
halnya dengan standart pada Current Transformer pada IEC
60044-1: Standar ini berjudul "Instrument transformers - Part 1:
Current transformers" Meskipun judulnya mengacu pada current
transformer, standar ini juga mencakup definisi dan persyaratan
untuk potensial transformer. Kemudian pada IEEE C57.13:
Standar ini berjudul "IEEE Standard Requirements for Instrument
Transformers". Standar ini mencakup persyaratan untuk
transformator instrumen, termasuk potensial transformer. Untuk
definisi menurut IEC 60044-1 Potensial Transformer didefinisikan
sebagai sebuah instrumen transformer yang menghasilkan
tegangan output pada level yang lebih rendah dan proporsional
dengan tegangan input pada level yang lebih tinggi. PT
digunakan untuk mengukur tegangan listrik pada sistem tenaga
listrik dan mengubahnya menjadi tegangan yang dapat diukur
oleh peralatan pengukuran dan pengendalian listrik. Sedangkan
menurut IEEE C57.13 potensial transformer didefinisikan sebagai
sebuah perangkat listrik yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik pada sistem tenaga listrik bertegangan tinggi
dengan menghasilkan tegangan listrik pada level rendah yang
proporsional dengan tegangan pada level tinggi yang diukur.
12
3.2.5 Circuit Breaker (CB/PMT)
Circuit Breaker atau yang biasa disebut juga sebagai
Pemutus Tenaga (PMT) menurut IEV (International
Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa
Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar/ switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisinormal serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu)
dan memutus arus beban dalam kondisi abnormal/gangguan
seperti kondisi hubung singkat (short circuit). Sedangkan definisi
PMT berdasarkan IEEE C37.100:1992 (Standard definitions for
power switchgear) adalah merupakan peralatan saklar/switching
mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus
beban dalam kondisi normal sesuai dengan ratingnya serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu)
dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal/gangguan sesuai dengan ratingnya. Fungsi utamanya
adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada
jaringan atau peralatan lain.
13
3.2.6 Lightning Arrester (LA)
Lightning arrester atau yang juga dikenal sebagai surge
arrester adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk
melindungi sistem listrik dari kerusakan akibat petir atau
transien listrik yang disebabkan oleh gangguan di dalam sistem
listrik atau di sekitarnya. Kemudian menurut IEC 60099-4:
Standar ini berjudul "Surge arresters - Part 4: Metal-oxide surge
arresters with external series gap (EGLA) for overhead
transmission and distribution lines of AC systems above 1 kV"
lightning arrester adalah perangkat yang dirancang untuk
melindungi sistem listrik dari tegangan transien yang disebabkan
oleh petir atau gangguan lainnya. Sedangkan menurut IEEE
C62.11: Standar ini berjudul "IEEE Standard for Metal-Oxide
Surge Arresters for Alternating-Current Power Circuits".
Berdasarkan standar ini, lightning arrester adalah perangkat
yang digunakan untuk melindungi sistem listrik dari kerusakan
akibat gangguan transien seperti petir atau tegangan yang
berlebihan.
3.2.7 Busbar
Busbar adalah sebuah konduktor listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan arus listrik dari satu titik ke titik lainnya
dalam sebuah sistem listrik. Menurut IEC 60439-1 berjudul "Low-
voltage switchgear and controlgear assemblies - Part 1: Type-
tested and partially type-tested assemblies". Menurut standar
14
ini, busbar adalah konduktor listrik yang dirancang untuk
mentransmisikan arus listrik dari satu titik ke titik lainnya dalam
sebuah peralatan listrik. Sedangkan menurut IEEE C37.20.1 yang
berjudul "IEEE Standard for Metal-Enclosed Low-Voltage Power
Circuit Breaker Switchgear". Menurut standar ini, busbar adalah
konduktor listrik yang dirancang untuk menyalurkan arus listrik
dari satu peralatan listrik ke peralatan lainnya.
15
Gambar 3.8 NGR
16
Gambar 3.9 Panel Hubung pada GIS
17
3.3.1 Konstruksi CVT
18
b) Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)
C1, C2 (capacitor element) adalah kapasitor pembagi
tegangan (Capacitive Voltage Divider) yang berfungsi sebagai
pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo tegangan
menjadi tegangan pengukuran yang lebih rendah. Kapasitansi
C2 lebih besar dari C1 dan terhubing seri. Sebagai contoh
untuk CVT 150/ kV / 100/ V, kapasitansi masukan (input
capacity) 8.300 pF yang terdiri dari C1 = 8994 pF, dan C2 =
149.132 pF (Gambar 3.10 poin 2)
e) Expansion Chamber
Merupakan peralatan yang digunakan untuk
mengkompensasi level ketinggian minyak akibat perubahan
volume sebagai pengaruh temperatur. Jenis yang umum
digunakan adalah metallic/rubber bellow dan gas cushion.
(Gambar 3.10 poin 5)
f) Terminal Primer
HVT adalah terminal tegangan tinggi (high voltage
terminal) yaitu bagian yang dihubungkan dengan tegangan
transmisi baik untuk tegangan bus maupun tegangan
penghantar terminal tegangan tinggi/primer. (Gambar 3.10
poin 1).
19
g) Terminal Sekunder
Adalah terminal yang terhubung pada sisi tegangan
rendah, untuk keperluan peralatan ukur dan relai. Pada merk
tertentu terminal ini ditandai dengan simbol 1a dan 2a.
(Gambar 3.10 poin 7). Pada box terminal sekunder terdapat
juga komponen lain yang terdiri dari:
h) Struktur Mekanikal
Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong
berdirinya trafo tegangan yang terdiri dari:
- Pondasi
- Struktur penopang CVT
- Isolator penyangga (porselen/polyester). Tempat
kedudukan kapasitor dan berfungsi sebagai isolasi pada
bagian-bagian tegangan tinggi. (Gambar 3.10 poin 6)
i) Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi
mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran
petir ke tanah.
20
3.3.2 Prinsip Kerja CVT
Tegangan yang melalui saluran udara tegangan tinggi
untuk tiap-tiap phasanya (Phasa R,S,T) masuk ke dalam CVT
melalui high voltage terminal, kemudian tegangan tersebut
dibagi oleh rangkaian pembagi tegangan kapasitor yang terdiri
dari C1 dan C2, dimana C1 dan C2 merupakan kapasitor unit dan
nilai C1 < C2. Sehingga nilai dari tegangan pada C2 (tegangan
menengah) lebih rendah dari tegangan input (150 kV). Dimana
tegangan menengah berkisar antara 5 - 12 kV tergantung pada
nilai kapasitansi C1 dan C2 dalam kapasitor unit.
21
· Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas
pengukuran (0,1; 0,2 ; 0,5 ; 1 ; 3).
22
Gambar 3.12 Pengujian Tan Delta pada CVT
23
Tabel 3.1 Rekomendasi Hasil Tahanan Isolasi Shutdown
Testing/Measurement CVT
Tahanan Isolasi
> 1 MΩ/1
Good Normal.
kV
< 1 MΩ/ Lakukan pengujian lebih
Poor
1kV lanjut.
24
c. Bandingkan degan hasil
pengujian yang lain (tahanan
isolasi). Jika mengindikasikan
hal yang sama (Poor) maka:
- Lakukan pengujian kualitas
minyak.
- Cek kondisi metalic/rubber
bellows.
- Lakukan penggantian.
Tahanan Pentanahan
< 1 Ohmn Good -
Periksa kondisi sambungan
> 1 Ohm Poor
grounding.
25
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN CVT
26
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa hasil pengujian
tahanan isolasi CVT fasa R, S, T Bay Cibabat Lama GI Padalarang
sesuai dengan Surat Keputusan Direksi (SK Dir). Di mana tahanan
hasil pengujin tersebut lebih besar > 1 MΩ per 1 kV
penginjeksian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
tahanan isolasi CVT phasa R, S, T Bay Cibabat Lama GI
Padalarang tergolong baik.
27
Gambar 4.3 Nameplate CVT Fasa S GI Padalarang Bay Cibabat
Lama
28
Gambar 4.3 Nameplate CVT Fasa T GI Padalarang Bay Cibabat
Lama
29
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Tahanan Pentanahan CVT Fasa R, S,
T Bay Cibabat Lama GI Padalarang
30
X : Tegangan yang ada pada sisi sekunder (V)
1− ( RR 21 )
Dimana :
R1 : Rasio nameplate
R2 : Rasio uji
31
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelayakan performa CVT dapat diketahui dengan
melakukan 3 pengujian yaitu pengujian pentanahan, tahanan
isolasi dan tan delta dengan standar yang telah ditentukan
dalam SK Dir PLN mengenai pemeliharaan trafo tegangan (CVT).
Berdasarkan analisis menggunakan 3 metode pengujian serta
dilihat dari kondisi fisiknya, CVT Fasa R, S, T masih dinyatakan
layak untuk digunakan. Hasil pengujian tahanan pentanahan,
tahanan isolasi, dan tan delta masih dalam standar SK Dir
tentang pemeliharaan trafo tegangan (CVT).
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran yang
didapat pada penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan hasil percobaan CVT Fasa R, S, T Bay Cibabat
Lama GI Padalarang memang masih dalam kondisi yang
layak. Tetapi kegagalan fungsi mungkin saja bisa terjadi.
Untuk itu, perlu untuk melakukan pengecekan atau
pengujian terhadap CVT secara rutin sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan, agar dapat memperpanjang umur
peralatan dan menjaga kinerja peralatan tetap normal
sesuai dengan fungsinya.
32
alat ukur akan mengalami penurunan performa dalam
proses pengukuran.
33
DAFTAR PUSTAKA
34