Etika Profesi Jaksa

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 48

ETIKA PROFESI JAKSA

(Lampiran Putusan Mahkamah Agung Pekara Tindak Pidana Korupsi


dalam Bidang Pengadaan Barang dan Jasa)

SUHARSO
Bandung, 18 Juli 2022
PENGERTIAN ETIKA

A. ETIMOLOGI : Berasal dari bahasa Yunani Kuno Ethos (bentuk tunggal)


tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
ahlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir. Taetha (jamak) adat
kebiasaan.

B. TERMINOLOGIS :
• Ilmu yang berkenaan tentang baik buruk, hak serta kewajiban moral.
• Menermukan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh seorang
individu
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
Alasan, Tujuan dan Fungsi Mempelajari Etika

A. Alasan mempelajari etika :


• Dalam hidup bermasyarakat harus berbuat baik, untuk mengambil
keputusan menurut cara yang dianggap benar.
• Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip yang paling tepat dalam
bersikap, hal demikian diperlukan agar dapat hidup menjadi sejahtera
secara keseluruhan.
• Berupaya mempelajari ciri yang berkaitan dengan masyarkat dalam
kontek tatanan sosial.
• Berupaya mencari dan menemukan kualitas-kualitas kemanusiaan dan
berbagai bentuk kelembagaan sosial yang dapat memberikan dorongan
secara optimal pada realisasi kondisi tersebut.
• Berupaya mewujudkan nilai-nilai etis dalam kehidupan masyarakat.
Alasan, Tujuan dan Fungsi Mempelajari Etika

B. Fungsi etika :
• Fungsi etika : diantaranya sebagai pembingbing tingkah laku
• Nilai-nilai moral dikembangkan agar dapat memungkinkan
manusia bekehendak bebas yang terwujud dalam kodrat individu
• Etika mencari dan menunjukan niali kehidupan yang benar secara
maksimal

C. Tujuan mempelajari etika :


Berupaya mencari norma-norma yang seharusnya, menghubungkan
antara pribadi dan hubungan antara pribadi dengan masyarakat
Ukuran Baik dan Buruk

a. Teori theologis : berpandangan ukuran baik-buruk itu adalah perintah Tuhan.


b. Teori teleologis : tujuan tindakan sebagai landasan (basis) sebab orang
dapat menyebut suatu tindakan itu baik, jika akibatnya itu baik secara moral
c. Teori hedonisme : perbuatan manusia dikatakan baik apabila itu
menghasilkan kenikmatan, kebahagiaan bagi diri sendiri atau orang lain,
perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang
d. Teori utilisme : perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia dan
dikatakan buruk jika menimbulkan mudharat/kerugian bagi manusia
e. Teori naturalisme : perbuatan manusia itu baik apabila bersifat alami
f. Teori vitalisme : perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya
hidup, sedangkan perbuatan buruk merupakan perbuatan mengurangi
bahkan merusak daya hidup
Ukuran Baik dan Buruk

g. Teori positivme : menitik beratkan hal-hal yang positiv (tertentu, pasti,


tegas) sesuatu yang dapat diraba/dirasakan oleh panca indra
h. Teori stoisisme : bahwa ciri manusia yang bijaksana (apathia) adalah
manusia tanpa memiliki keinginan duniawai lagi (antaraxia)
i. Teori idealisme : mementingkan eksistensi akal pikiran
j. Teori intuisi (bisikan hati) : kekuatan batin yang dapat
mengidentifikasi apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk
k. Teori evolusi : nilai moral yang bertahan (tetap) akan dikatakan baik
dan yang tidak bertahan dipandang buruk
l. Teori pragamatisme : menitik beratkan hal-hal yang berguna baik
bersifat moril maupun materil
Ukuran Baik dan Buruk

m. Teori eudemonisme : kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan


bagi orang lain
n. Teori gessingnunsethik : ukuran baik menurut alirsan ini pemeliharaan
akan kehidupan dan yang buruk yakni setiap usaha yang berakibat
kebiasaan dan menghalang-halangi hidup
o. Teori eksistensialisme : kebenaran yang terletak pada pribadi masing-
masing dan dengan sendirinya apabila keputusan itu baik maka
disebutlah baik dan sebaliknya
p. Adat kebiasaan : ukuran baik dan buruk tergantung kepada
kesetiaan dan ketaatan seseorang (loyal) terhadap ketentuan adat
istiadat
PROFESI

a. Pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata


pencaharian tetap
b. Jenis pekerjaan yang menuntut pengetahuan tinggi, khusus
dan latihan istimewa
c. Pekerjaan yang dilandasi kehalian tertentu (keterampilan,
kejujuran)
d. Suatu kegiatan tertentu untuk memperoleh nafkah yang
diharapkan berdasarkan suatu keahlian berkiatan
dengan cara dan hasil karya
PROFESIONAL JOB

Suatu jenis tugas, pekerjaan alias jabatan


yang memerlukan standar kualifikasi kehalian
dan perilaku tertentu
Keahlian Profesi

Dapat diperoleh melalui pengalaman, proses


belajar lembaga pendidikan tertentu, latihan.
Latihan secara intensif atau perpaduan dari
ketiganya
Prinsi-prinsip Etika Profesi
• Prinsip tanggung jawab adalah seorang yang memiliki profesi harus
mempu bertanggung jawab atas dampak dari profesi tersebut, khususnya
bagi orang-orang disekitarnya
• Prinsip keadilan adalah prinsip ini menurut agar seseorang mampu
menjalankan profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang
yang berkaitan dengan profesi tersebut
• Prinsip otonomi adalah prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang
profesional untuk diberikan kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan
prinsipnya
• Prinsip integritas moral adalah seorang profesional juga dituntut untuk
memiliki komitmen pribadi dalam menjaga kepentingan profesi, dirinya
dan masyarakat
Kejaksaan

• Kejaksaan Republik Indonesai adalah lembaga Pemerintah


yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan
• Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan, yang dimaksud
dengan “Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan”
adalah satu landasan dalam pelaksanaan tugas dan
wewenangnya di bidang penuntutan yang bertujuan
memelihara kesatuan kebijakan di bidang penuntutan sehingga
dapat menampilkan ciri khas yang menyatu dalam tata pikir,
tata laku dan tata kerja Kejaksaan
JAKSA

Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi


wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-udang
Penuntut Umum

Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi


wewenang oleh undang-undang ini untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan Hakim
SUMPAH JAKSA

PASAL 10 AYAT 2 UNDANG-UNDANG


NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
DOKTRIN ADHYAKSA

CATUR TRI TRI KRAMA


ASANA ATMAKA ADHYAKSA
CATUR ASANA

Landasan Idela
Pancasila
Landasan Konstitusional
Undang-Undang Dasar 1945
Landasaran Struktural
Undang-Undang Nomr 16 Tahun 2020
Landasan Oprasional
KUHAP, KUHP dan Per-UU-ad yang berhubungan dengan peran
Jaksa
TRI ATMAKA

• TUNGGAL
Lembaga Negara yang mewakili Pemerintah dalam urusan
Pengadilan dan setiap tindakan Jaksa dianggap sebagai
tindakan seluruh Korps
• MANDIRI
Lepas dari Departemen Kehakiman dan memiliki kewenangan
istimewa sebagai penegak hukum yang mewakili Pemerintah
dalam bidang Yudikatif
• MUMPUNI
Kejaksaan memiliki tugas luas, melingkupi Yustisial dan Non-
Yustisial dengan kewenangan yang cukup melingkupinya
TRI KRAMA ADHYAKSA

• SATYA
Kesetiaan bersumber pada rasa jujur terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri dan keluarga maupun sesama manusia
• ADHI
Kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama pada rasa
tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keluarga dan
sesama manusia
• WICAKSANA
Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam
penerapan kekuasaan dan kewenangannya
Tugas dan Wewenang Jaksa
Pasal 30 ayat 1-3 UU No. 16 Tahun 2004

 PIDANA
 PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
 KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN RAKYAT
BIDANG PIDANA

• Melakukan penuntutan
• Melaksanakan penetapan Hakim dan Putusan Pengadilan
inkracht
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pidana bersyarat, pengawasan dan lepas bersyarat
• Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan Undang-undang
• Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke
Pengadilan
BIDANG PERDATA DAN TUN

Dengan kekuasaan khusus dapat bertindak


baik di dalam maupun di luar Pengadilan
untuk dan atas nama Negara atau
Pemerintah
KETERTIBAN & KETENTRAMAN UMUM

• Peningkatan kesadaran hukum masyarakat


• Pengamanan kebijakan penegakkan hukum
• Pengawasan peredaran barang cetakan
• Pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan
masyarakat dan negara
• Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan Agama
• Penelitian dan pengembangan hukum serta statik kriminal
Dalam menjalakan Tugasa dan Wewenangnya

Lembaga Kejaksaan Dominus Litis (pengendali proses perkara)


menjadi filter antara proses penyelidikan dan proses pemeriksaan di
Persidangan serta sebagai pelaksana penetapan dan keputusan
Kejaksaan Executive Ambtenaar yaitu satu-satunya instansi
pelaksana putusan pengadilan

Dalam bidang Perdata dan TUN sebagai Jaksa Pengacara Negara.


Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang
sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan Pengadilan,
wewenang lain berdasarkan Undang-undang.
Kewajiban Jaksa kepada Negara

• Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Bertindak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan
yang hidup dalam masyarakat dan menjungjung tinggi hak asasi
manusia dan melaksanakan tugas
• Melaporkan dengan segera kepada pimpinannya apabila
mengetahui hal yang dapat membahayakan atau merugikan
negara
Kewajiban Jaksa kepada Institusi :

a. Menerapkan Doktrin Tri Krama Adhyaksa dalam melaksanakan


tugas dan wewenangnya;
b. Menjunjung tinggi Sumpah dan/atau janji jabatan Jaksa;
c. Menjalankan tugas sesuai dengan visi dan misi Kejaksaan RI
sesuai Peraturan kedinasan dan jenjang kewenangan;
d. Menampilkan sikap kepemimpinan melalui ketauladanan,
keadilan, ketulusan dan kewibawaan; dan
e. Mengembangkan semangat kebersamaan dan soliditas serta
saling memotivasi untuk meningkatkan kinerja dengan
menghormati hak dan kewajibannya.
Kewajiban Jaksa kepada Profesi Jaksa

a) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat profesi dalam


melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan integritas,
profesional, mandiri, jujur dan adil
b) Mengundurkan diri dari penganganan perkara apabila
mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga
c) Mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peraturan
kedinasan
d) Meningkatkan ilmu pengetahuan, keahlian dan teknologi serta
mengikuti perkembangan hukum yang relevan dalam lingkup
nasional dan internasional
e) Menjaga ketidakberpihakan dan objektifitas saat memberikan
petunjuk kepada Penyidik
f) Menyimpan dan memegang rahasia profesi, terutama terhadap
tersangka/terdakwa yang masih anak-anak dan korban tindak pidana
kesusilaan kecuali penyampaian informasi kepada media,
tersangka/keluarga, korban/keluarga dan penasihat hukum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
g) Memastikan terdakwa, saksi dan korban mendapatkan informasi dan
jaminan atas haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan Hak Asasi Manusi; dan
h) Memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum,
penegakan hukum atau tindakan hukum lain secara profesional, adil,
efektif, efisien, kosisten, transparan dan menghidari terjadinya
benturan kepentingan dengan tugas bidang lain
Kewajiban Jaksa kepada masyarakat

• Memberikan pelayanan prima dengan menjunjung


tinggi supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia dan
• Menerapkan pola hidup sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat
Integirtas

Dalam melaksanakan tugas Profesi Jaksa dilarang :


a) Memberikan atau menjanjikan sesuatu yang dapat memberikan
keuntungan pribadi secara langsung maupun tidak langsung
bagi diri sendiri maupun orang lain dengan menggunakan nama
atau cara apapun
b) Meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntugan dalam
bentuk apapun dari siapapun yang memiliki kepentingan baik
langsung maupun tidak langsung
c) Menangani perkara yang mempunyai kepentingan
pribadi atau keluarga atau finansial secara langsung
maupun tidak langsung
d) Melakukan pemufakatan secara melawan hukum dengan
para pihak yang terkait dalam penanganan perakara
e) Memberikan perintah yang bertentang dengan norma
hukum yang berlaku
f) Merekayasa fakta-fakat dalam penanganan perakara
g) Menggunakan kewenangannya untuk melakukan
penekanan secara fisik dan/atau psikis dan
h) Menggunakan barang bukti dan alat bukti yang patut
diduga telah direkayasa atau diubah atau dipercaya
telah didapatkan melalui cara-cara yang melanggar
hukum
Jaksa wajib melarang keluarganya meminta dan/atau
menerima hadiah atau keuntungan dalam bentuk apapun
dari siapapun yang memiliki kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung dalam pelaksanaan tugas Profesi
Jaksa
Kemandirian

Jaksa melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya :


a) Secara mandiri terlepas dari pengaruh kekuasaan Pemerintah
maupun pengaruh kekuasaan lainnya dan
b) Tidak terpengaruh oleh kepentingan individu maupun
kepentingan kelompok serta tekanan publik maupun media
Jaksa dibenarkan menolak perintah atasan yang melanggar norma
hukum dan kepadanya diberikan perlindungan hukum. Penolakan
tersebut disampaikan secara tertulis kepada yang memberikan
perintah dengan penyebutan alasan dan ditembuskan kepada atas
pemberi perintah
Perlindungan

Jaksa mendapatkan perlindungan dari


tindakan yang sewenang-wenang dalam
melaksanakna tugas profesi Jaksa
Jaksa dalam melaksanakan tugas Profesi Jaksa
berhak :

a) Melaksanakan fungsi Jaksa tanpa intimidasi, gangguan dan


pelecehan
b) Mendapatkan perlindungan hukum untuk tidak dipersalahkan
sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi Jaksa yang
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
c) Mendapatkan perlindungan secara fisik, termasuk keluarganya
oleh pihak yang berwenang jika keamanan pribadi terancam
sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi Jaksa yang
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
d) Mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik teknis maupun
nonteknis;
e) Mendapatkan sarana yang layak dalam menjalankan tugas,
remunerasi, gaji serta penghasilan lain sesuai dengan peraturan
berlaku;
f) Mendapatkan kenaikan pangkat, jabatan dan/atau promosi
berdasarkan parameter obyektif, kualifikasi profesional,
kemampuan, integritas, kinerja dan pengalaman serta
diputuskan sesuai dengan prosedur yang adil dan tidak
memihak.
g) Memiliki kebebasan berpendapat dan berekspresi,
kecuali dengan tuuan membentuk opini publik yang dapat
merugikan penegakan hukum; dan
h) Mendapatkan proses pemeriksaan yang cepat, adil dan
evaluasi serta keputusan yang obyektif berdasarkan
peraturan yang berlaku dalam hal Jaksa melakukan
tindakan indisipliner.
LARANGAN JAKSA

• Menggunakan jabatan/kekuasaanya untuk kepentingan pribadi


dan/atau pihak lain
• Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perakara
• Menggunakan kepastian dan otoritasnya untuk melakukan
penekanan secara fisik dan/atau psikis
• Meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan serta
melarang keluarganya meminta dan/atau menerima hadiah
dan/atau keuntungan sehubungan dengan jabatannya
• Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau
keluarga, hubungan pekerjaan, partai/finansial atau mempunyai
nilai ekonomis langsung/tidak langsung
LANJUTAN....
• Bertindak diskriminatif dalam bentuk apapun
• Membentuk opini publik yang dapat merugikan
kepentingan penegakan hukum
• Memberikan keterangan kepada publik kecuali terbatas
pada hal-hal teknis perkara yang ditangani
Manajemen Organisasi
 Planning/Perencanaan
 Organizing/Pengorganisasian
 Actuating/Penyerahan/Pengimplementasian
 Controlling/Pengawasan/Pengendalian

Pengawasan
1. Pengawasan melekat (Keputusan Menpan No.
Kep/46/M.PAN/4/2004)
Pengawasan yang dilakukan pejabat Struktural terhadap
bawahannya (Pengawasan atasan langsung)
Pengawasan Sistem
Pengawasan Atasan Pengendalian
melekat Langsung Manajemen

Merupakan kesatuan dari :


• Organisasi
• Kebijaksanaan
• Rencana Kerja
• Prosedur Kerja
• Pencatatan Hasil Kinerja
• Pembinaan Personil
2. Pengawasan Fungsional
Pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang
diadakan khusus untuk membantu pimpinan dalam
menjalankan fungsi pengawasan di lingkungan
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya
• Jaksa Agung Mudang Pengawasan (Kejagung)
• Asisten pengawasan (kejati)
Pengawasan
Pengawasan tidak
Pengawasan
Langsung langsung
Fungsional

(Buril)

Pengawasan di
Belakang Meja
3. Pengawasan Legislatif
4. Pengawasan Lembaga lainnya
• Komisi Kejaksaan
• Ombudsman
• Komnas HAM
DUGAAN MALADMINSTRASI
Yang dilaporkan meliputi :

BERPIHAK PERMINTAAN IMBALAN


0,3% 1% UANG, BARANG DAN JASA
DISKRIMINASI TIDAK KOMPETEN
0,3 % 1,6 %
PENUNDAAN TIDAK PATUT
25,1 % BERLARUT 4,2 %
PENYALAHGUNAAN TIDAK MEMBERIKAN
2,9 % WEWENANG 1% PELAYANAN
PENYIMPANGAN LAIN – LAIN
10,8 % PROSEDUR 52,8 %
MATERI LAPORAN PENGADUAN

1. Diduga tidak/lamban/keliru melaksanakan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap (P-48);
2. Diduga tidak profesional;
a. Berpihak kepada tersangka;
b. Tidak prosedural dalam menetapkan kerugian negara/tidak cermat dalam melakukan Penyidikan tindak
pidana korupsi;
c. Tidak prosedural dalam melakukan prapenuntutan/P-18, P-19 (memberi petunjuk yang berlebihan atau
tidak tepat, merekayasa berkas perkara);
d. Penananan perkara yang berlarut-larut;
e. Tidak cermat dalam membuat surat dakwaan, memberikan turunan surat dakwaan;
f. Tidak mengembalikan barang bukti, mengembalikan BB tiak sesuai Putusan Pengadilan;
g. Kejati/Kejari tidak menindaklanjuti lapdu/dugaan tipikor;
h. Sengaja/tidak sengaja menghadirkan saksi;
i. Tuntutan tunda lebih dari 1 (satu) kali/tuntutan ringan/rekayasa/disparitas;
j. Tidak cermat (kurang 2 alat bukti) dalam menyatakan berkas perkara lengkap (P-21);
k. Tidak prosedural dalam kegiatan menahan tersangaka;
l. Tidak prosedural dalam kegiatan upaya hukum.
MATERI LAPORAN PENGADUAN

3. Diduga KKN dengan penengak hukum lain (Polri, Hakim, Pengacara) / penyalahgunaan
wewenang;
4. Diduga memaksakan perkara Perdata menjadi Pidana;
5. Diduga diskriminatif/tebang pilih dalam penanganan perkara;
6. Diduga memeras/meminta uang/menerima pemberian;
7. Kedisiplinan/membolos kerja;
8. Berselingkuh/melakukan tindak pidana kesusilaan;
9. Diduga mengintimidasi/menekan terdakwa atau pelapor/arogan;
10. Lainnya.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai