Anda di halaman 1dari 2

Parasit merupakan organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap pada organisme

(inang) dan mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut. Parasit
terbagi atas dua jenis yaitu parasit yang hidup di luar tubuh inang (ektoparasit) dan parasit
yang hidup di dalam tubuh inang(endoparasit). Endoparasit dapat bersifat patogen pada tubuh
inangnya. Inang sebagai organisme tempat hidup parasit digolongkan menjadi empat yaitu
inang definitif, perantara, paratenik dan reservoir (Nurhari, 2010).
Gandahusada (2006) menjelaskan bahwa salah satu penyakit pada ternak yang cukup
merugikan adalah penyakit yang disebabkan oleh endoparasit terutama cacing. Penyakit ini
berbesda dengan penyakit ternak yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dapat diketahui
dengan mudah melalui kematian ternak. Penyakit oleh parasit cacing ini dapat menyerang
hewan ternak baik itu ruminansia kecil ataupun ruminansia besar. Sapi merupakan salah satu
hewan ruminansia besar yang sering dimanfaatkan daging, susu dan kulitnya. Peternakan
dengan kesehatan lingkungan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit
dan serangan parasit yang akhirnya dapat menyebabkan kerugian. Kerugian utama dari
parasit cacing adalah berkurangnya bobot badan,turunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
lain dan gangguan metabolisme
Identifikasi parasit cacing dapat dilakukan dengan pemeriksaan feses. Pemeriksaan feses
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing maupun larva infektif. Pemeriksaan ini
juga dimaksudkan untuk mendiaknosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada hewan ternak
yang diperiksa fesesnya (Tantri,2013). Menurut Darmin (2016), pemeriksaan feses dapat juga
dilakukan dengan menggunakan metode konsentrasi yang terdiri atas sedimentasi dan apung.
Metode apung merupakan metode yang lebih praktis dari metode lain karena telur parasit
cacing lebih mudah diamati, sehingga pemeriksan feses menggunakan metode apung perlu
dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya telur cacing pada feses.
DAPUS
Tantri, N, Tri Rima Setyawati, Siti Khotimah. 2013. Prevalensi dan IntensitasTelur Cacing
Parasit pada Feses Sapi (Bos sp.) Rumah Potong Hewan(RPH) Kota Pontianak Kalimantan
Barat. Jurnal Protobiont . Volume2(2):102-10
Darmin. 2016. Prevalensi Paramphistomum pada Sapi Balai di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Hasanudin, Makasar.
Gandahusada. 2006.Fakultas Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Nurhari, O. 2010. Parasitologi. Sekolah tinggi Farmasi Bandung, Bandung

Anda mungkin juga menyukai