KEPERAWATAN JIWA
Dosen pengampuh : Ns Nurfadhilah S.kep
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Herawati
Munding
Iqra amalia
Risnawati
Lismayana
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
Definis Distress Spritual.....................................................................................................................4
Etiologi Distress Spritual....................................................................................................................4
Patofisiologi Distress Spritual............................................................................................................5
Karakteristik Distress Spritual............................................................................................................6
Faktor yang Berhubungan Distress Spiritual......................................................................................7
Proses Keperawatan Distress Spiritual..............................................................................................7
Startegi pelaksanaan distress spiritual..............................................................................................8
Terapi aktifitas...................................................................................................................................9
Sumber Koping..................................................................................................................................9
BAB II...................................................................................................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................................................10
PENGKAJIAN....................................................................................................................................10
Faktor Predisposisi :.....................................................................................................................10
Faktor Presipitasi :.......................................................................................................................10
a. Penilaian Terhadap Stressor................................................................................................11
b. PSIKOFARMAKA...................................................................................................................11
Diagnosa :........................................................................................................................................11
Intervensi :.......................................................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
kesimpulan......................................................................................................................................12
Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Distress Spritual
Menurut Bergren-Thomas dan Griggs (1995 dalam Young & Koopsen, 2007)
menjelaskan bahwa distress spiritual adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami gangguan atau kekacauan nilai dan keyakinan yang biasanya memberikan
kekuatan, harapan dan makna hidup. Menurut Herdman & Kamitsuru (2014)
dijelaskan bahwa distress spiritual merupakan suatu keadaan penderitaan yang terkait
dengan gangguan kemampuan untuk mengalami makna dalam hidup melalui
hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dunia atau alam dan kekuatan yang lebih
besar dari diri sendiri.
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).
Distress spiritual atau krisis spiritual terjadi ketika seseorang tidak dapat menemukan
makna dan tujuan hidup ,harapan, cinta, kedamaian,kekuatan dalam hidup mereka.
Krisis ini bisa terjadi saat seseorang mengalami ketiadaan hubungan dengan hidup,
sesama, alam dan ketika situasi hidup bertentangan dengan keyakinan yang
dimilikinya.
1. Faktor predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam
prosesinteraksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang penting
bagi perkembangan spiritual seseorang. Faktor predisposisi
sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi,
posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, p Ketegangan
Hidup pengalaman sosial, tingkatan sosial.
2. Faktor Presipitasi
Kejadian Stressfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat
terjadi karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan
dengan orang yang terdekat karena kematian, kegagalan
dalam menjalin hubungan baik dengan dirisendiri, orang lain,
lingkungan dan zat yang maha tinggi.
Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap
terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam
menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam
keluarga, kelompok maupun komunitas.
Menurut Herdman (2012) faktor yang berhubungan dengan distress spiritual yaitu
sebagai berikut: menjelang ajal, ansietas, sakit kronis, kematian, perubahan hidup,
kesepian, nyeyi, keterasingan diri maupun sosial dan gangguan sosiokultural.
b. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien
Bantu pasien mengungkapkan perasan dan pikiran akan terhadap spiritual
yang diyakininya.
Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan spiritual
dalam kehidupan.
Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan dan agama
yang dianut oleh pasien.
Fasilitas klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan
Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan inadah
atau kegiatan spiritual lainnya.
H. Terapi aktifitas
a. Psikofarmako
Memberikan obat - obatan sesuai program pengobatan pasien.
Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara
tersendiri.Berdasarkan dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa(PPDGJ) di Indonesia III aspek spiritual tidak
digolongkan secara jelasabuah masuk kedalam aksis satu, dua, tiga,
empat atau lima.
Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum.
Mengukur vital sign secara periodik.
b. Manipulasi Lingkungan
Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan spiritual.
Melibatkan pasien dalam kegiatan spiritual secara berkelompok.
I. Sumber Koping
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres
spiritual :
Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
kepentingan orang lain.
Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan
pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat,
petunjuk dan umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku
berdasarkan keyakinan spiritualnya.
Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan
kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003)
menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk
meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai
keterampilan koping yang efektif.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spritiual History Tool :
F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri
saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan
tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?
I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa
pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri
sendiri? Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?
C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau
religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah
ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua begini
penting bagi saudara?
A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk
membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual,
mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :
Perasaan ketika seseorang gagal
Perasaan tidak stabil
Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri
Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan
Perasaan hampa
a. Faktor Predisposisi :
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan
terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang.
Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan,
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial,
tingkatan sosial.
b. Faktor Presipitasi :
Kejadian Stresful
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan
tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian,
kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan zat yang maha tinggi.
Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres spiritual
adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok
maupun komunitas.
d. PSIKOFARMAKA :
Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan
dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia
III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas apakah masuk kedalam aksis satu,
dua, tiga, empat atau lima.
B. Diagnosa :
- Distress Spritual
C. Intervensi :
Sp. 1-P : Bina hubungan saling percaya dengan pasien, kaji faktor penyebab distress
spiritual pada pasien, bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap
agama yang diyakininya, bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
perubahan spritual dalam kehidupan.
Sp. 2-P : Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien, fasilitas klien
untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk ikut
serta dalam kegiatan keagamaan.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan prinsip- prinsip kehidupan,
keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkangangguan pada aktivitas spiritual,
yang merubuan akibat dari masalah -masalah fisik atau psikososial yang dialami.
Kita sebagai perawat meminta orang-orang terdekat seperti keluarga,teman dan tokoh
masyarakat (ustadz) untuk membantu dalam mendukung proses penyembuhan klien yang
mengalami distress spiritual selain obat yangdi berikan di rumah sakit.
B. Saran
a. Melakukan pengkajian pada pasien distress spiritual.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien distress spiritual.
c. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan distress spiritual.
d. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan distressspiritual.
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasiendengan distress
spiritual.
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan distressspiritual.
DAFTAR PUSTAKA
(Kadar, K,S., Evriyani, D., & Egi, Penerjemah). Ed.ke-9. Jakarta: EGC. Abdul Hamid, 2009. Konsep
dan Tuntutan Praktis Basis Data. Yogyakarta : Andi Offset NANDA International. 2005. Diagnosa
Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Dialih bahasakan oleh Made Sumarwati. Jakarta : EGC Varcarolis, E. M. & Halter, M. J. (2010).
Foundation of Psychiatric Mental Health Nursin: a Clinical Approach. Louis: Missouri.