Anda di halaman 1dari 6

DEMENSIA VASKULER

A. EPIDEMIOLOGI Gangguan memori terutama kemampuan


Pada tahun 2010, prevalensi penderita belajar hal-hal baru. Memori lama bisa
demensia diperkirakan mencapai 35,6 juta terganggu pada demensia tahap lanjut.
orang. Terdapat 9 negara di dunia dengan 2. Gangguan non-kognitif
angka tertinggi pada tahun 2010 antara  Keluhan neuropsikiatri atau kelompok
lain, Cina 5,4 juta orang, Amerika Serikat behavioral neuropsychological
3,9 juta orang, India 3,7 juta orang, Jepang symptoms of dementia (BPSD).
2,5 juta orang, Jerman 1,5 juta orang, Rusia  Komponen perilaku meliputi agitasi,
1,2 juta orang , Prancis 1,1 juta orang , tindakan agresif dan non-agresif
Italia 1,1 juta dan Brasil 1 juta orang. Di seperti wandering, disinhibisi,
Indonesia pada tahun 2006, dari 20 juta sundowning syndrome dan gejala
orang lanjut usia, diperkiran terdapat 1 juta lainnya.
orang yang menderita demensia. Selain itu,
berdasarkan jenis kelamin, prevalensi  Depresi
penyakit pada wanita tiga kali lebih tinggi  Gangguan tidur
daripada pria. Ini mungkin cerminan dari  Gejala psikotik seperti delusi dan
harapan usia hidup wanita yang lebih halusinasi.
panjang daripada pria. Namun, kejadian  Gangguan motorik berupa kesulitan
dan prevalensi demensia belum diketahui berjalan, bicara cadel dan gangguan
secara pasti. gerak lainnya dapat ditemukan
Demensia vaskular di Indonesia disamping keluhan kejang mioklonus
diperkirakan cukup tinggi berdasarkan data C. FAKTOR RISIKO
dari Indonesia Stroke Registry tahun 2013 1. Usia
bahwa 60,59% pasien stroke mengalami Usia 71-80 tahun menunjukkan peningkatan risiko
gangguan kognitif saat pulang perawatan mengalami demensia. Peran usia sebagai faktor
dari rumah sakit. Tingginya angka kejadian risiko demensia telah disorot dalam beberapa
penelitian. Faktanya, prevalensi demensia
faktor risiko seperti hipertensi, diabetes meningkat penting seiring bertambahnya usia
melitus dan penyakit kardiovaskular sebagaimana diamati dalam pengaturan klinis dan
mendukung asumsi di atas. selama studi populasi . Beberapa penurunan fungsi
tubuh akibat menua menunjukkan hubungannya
Pasca stroke merupakan resiko yang
dengan kejadian demensia
tinggi untuk terjadinya demensia. Sebagai
2. Hipertensi
contoh, Tatemichi dkk menemukan
3. Diabetes
kejadian stroke sumbatan meningkatkan Diabetes menjadi salah satu faktor risiko demensia
risiko demensia setidaknya 9 x lebih tinggi yang merupakan efek dari kardiometabolik.
dibandingkan lansia tanpa ada penyakit Antisipasi diabetes menunjukkan bahwa terjadi
penurunan tingkat kejadian demensia. Diabetes
serebrovaskular
menjadi faktor risiko yang sering dijumpai pada
B. GEJALA lansia dengan demensia
1. Gangguan kognitif 4. Stroke
Penderita stroke memiliki risiko lebih tinggi duduk serta berdiri (bila
terkena gangguan kognitif. Kerusakan jaringan akut
memungkinkan); hipotensi ortostatik
dapat mempengaruhi kognisi yang berdampak pada
terjadinya demensia lebih sering muncul pada pasien Lanjut
5. Riwayat Keluarga Usia dan geriatri.
Temuan-temuan dari studi prospektif oleh 2.Status Fungsional
menunjukkan bahwa riwayat orang tua demensia Status Fungsional menunjukkan derajat
meningkatkan risiko demensia, terutama ketika usia
saat diagnosis orang tua. Mutasi genetik juga
kemandirian lanjut usia dengan
diamati pada orang demensia di kromosom 6, 9, 10, bertujuan meningkatkan kualitas hidup
12, 19, dan 21 lanjut usia. Penilaian status fungsional
6. Penyakit Arteri Koroner lanjut usia dapat dilakukan dengan
Penyakit vaskuler (penyakit arteri koroner)
menggunakan instrumen penilaian: a.
menjadi risiko tinggi terhadap kejadian demensia.
Penyakit iini akan berdampak pada penurunan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi
fungsi kognitif yang berujung pada terjadinya pada Instrumen aktivitas hidup sehari –
demensia hari / activity daily living (ADL). b.
Instrumental Activities of Daily Living
(IADL) Lawton. c. Instrumen Penilaian
Risiko Jatuh pada Pasien Lanjut Usia
untuk menilai instabilitas pada lansia.
3.Status Mental dan Kognitif
Status mental dan kognitif untuk
menilai adanya penurunan fungsi
kognitif dan depresi.
a.Status Kognitif dapat dinilai dengan
 Mini cog dan clock drawing test
D. DIAGNOSIS
 Abbreviated Mental Test (AMT)
Daftar Instrumen P3G Evaluasi
 Mini Mental State Examinition
multidimensional yang dilakukan pada
(MMSE).
pasien geriatri dapat diperoleh dengan
b. Status Afektif dinilai dengan
berbagai macam instrumen penilaian.
Geriatric Deppresion Scale (GDS)
Untuk pelaksanaannya perlu dilakukan
Semua instrumen ini bertujuan
pemeriksaan sebagai berikut (Kementrian
sebagai penyaring dan deteksi dini
Kesehatan RI, 2017)
jika terdapat gangguan pada status
1.Status Fisik
mental dan kognitif pasien lanjut
Pada status fisik dilakukan pemeriksaan
usia.
tanda vital agar betul-betul
4.Status Nutrisi
memperhatikan derajat penurunan atau
Status nutrisi digunakan untuk
perubahan kesadaran (jika ada).
mendeteksi adanya risiko malnutrisi atau
Pemeriksaan tekanan darah dan
adanya malnutrisi pada pasien lanjut
frekuensi denyut jantung dilakukan
usia. Kegiatan penapisan nutrisi
dengan berbagai posisi; berbaring,
menggunakan formulir Instrumen Mini terbaik.. Teknik Inference ada dua
Nutritional Assessment (MNA). yaitu : Backward Chaining dan
forward chaining
5.Status Sosial dan Ekonomi E. KRITERIA DIAGNOSIS
Status sosial dan ekonomi terkait BERDASARKAN DSM IV TR
pasien lanjut usia meliputi keluarga, 1. Munculnyanya defisit kognitif
lingkungan fisik, masyarakat sekitar, multipleks yang dicirikan oleh gangguan
ekonomi dan aspek hukum. Untuk memori dan satu atau lebih dari
melakukan skrining lansia geriatri yang gangguan kognitif berikut ini:
dapat mendeteksi adanya permasalahan a.Terganggunya kemampuan
pada kesehatan lansia geriatri maka mempelajari informasi baru atau
diperlukan sebuah sistem yang dapat mengingat informasi yang telah
menyimpan pengetahuan dari para dipelajari sebelumnya.
pakar. Menurut Martin dan Oxman b. Satu atau lebih gangguan
(1988) dalam (Andree, 2013) kognitif dibawah ini:
Sistem pakar memiliki tiga komponen  Afasia (gangguan berbahasa).
utama, yaitu :
 Apraksia (gangguan kemampuan
a.Knowledge Base (Basis Pengetahuan),
untuk mengerjakan
sebagai inti dari program sistem pakar
aktivitasmotorik, sementara fungsi
yang merupakan presentasi
motorik normal)
pengetahuan atau knowledge
 Agnosia (tidak dapat mengenal atau
representation.
mengidentifikasikan benda
b. Working Memory (Basis Data
walaupun fungsi sensoriknya
atau Memori Kerja), adalah bagian
normal).
yang mengandung semua fakta baik
 Gangguan dalam fungsi eksekutif
fakta awal pada saat sistem mulai
(merancang, mengorganisasikan,
beroperasi maupun fakta pada saat
daya abstraksi, membuat urutan).
pengambilan kesimpulan sedang
2. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan
dilaksanakan, saat sistem pakar
A2 yang menyebabkan gangguan fungsi
beroperasi dengan basis data berada di
sosial dan okupasional serta
dalam memori kerja.
menggambarkan penurunan tingkatan
c.Inference Engine (Mesin Inferensia),
kemampuan fungsi sebelumnya.
adalah bagian komponen sistem pakar
3. Tanda dan gejala neurologik fokal
yang menyediakan mekanisme fungsi
(refleks fisiologik meningkat, refleks
berfikir dengan pola-pola penalaran
patologik positif, paralisis pseudobulbar,
sistem yang digunakan oleh seorang
gangguan langkah, kelumpuhan anggota
pakar. Mekanisme ini selanjutnya
gerak) atau bukti laboratorium dan
akan menganalisis suatu masalah
radiologik yang membuktikan adanya
tertentu dan selanjutnya akan mencari
gangguan peredaran darah otak (GPDO),
jawaban atau kesimpulan yang
misal infark multipleks yang melibatkan
korteks dan subkorteks, yang dapat
menjelaskan kaitannya dengan
munculnya gangguan.
4. Defisit yang ada tidaknya terjadi
selama berlangsungnya delirium
F. DIAGNOSIS BANDING
1. Delirium
Delirium pada pasien dapat disingkirkan
karena pada pasien ini tidak didapatkan
gangguan kesadaran, dan gangguan daya
ingat jangka panjang yang buruk.
Delirium disebabkan keracunan atau
infeksi yang dapat diobati. Biasanya
sembuh sempurna setelah penyebab
yang mendasari diatasi
2. Alzeimer’s Disease

3. Kehilangan Memori
G. TATALAKSANA
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular
adalah:
 Mencegah terjadinya serangan stroke
baru
 Menjaga dan memaksimalkan fungsi
 Mengurangi gangguan tingkah laku
 Meringankan beban pengasuh
 Menunda progresifitas ke tingkat
selanjutnya
1. Penguat Kognisi
Kolinesterase Inhibitor (AChEIs) dan 2. Obat-Obat Yang Mengontrol Faktor
memantin sering diberikan pada Risiko Vaskular
demensia selain DA, sebagai bagian dari Untuk pasien dengan DV, hingga saat
percobaan klinis atau pada terapi klinis ini belum terbukti bahwa obat-obat
meski tidak masuk dalam indikasi. untuk mengontrol faktor risiko vaskular
(Level I, good) seperti antihipertensi, aspirin, statin dan
antidiabetik memiliki efek terhadap Terhadap keluarga atau caregiver
gejala kognisi. (Level I, good) menjadi bagian yang sangat penting
Mengontrol semua kondisi komorbid dalam tatalaksana pasien. Dokter dapat
ini diasumsikan akan menurunkan risiko membantu keluarga memahami
mengalami kerusakan otak lebih lanjut, gambaran perasaan kompleks yang
namun tidak ada bukti langsung untuk dikaitkan dengan perasaan keluarga
efek menguntungkan terhadap fungsi terhadap pasien.
kognitif. (Level I, good)
3. Psikososial
Untuk mempertahankan kemampuan 5.Diet
penderita yang masih tersisa, Penelitian di Rotterdam mendapati
menghambat progresivitas kemunduran terdapat peningkatan risiko demensia
fungsi kognitif, mengelola gangguan vaskular berhubungan dengan
psikologik dan perilaku yang timbul. konsumsi lemak total. Tingkat folat,
Pasien sering diuntungkan melalui vitamin B6 dan vitamin B12 yang
psikoterapi suportif dan edukasional rendah juga berhubungan dengan
yang menjelaskan secara rinci sifat dan peningkatan homosisteine yang
perjalanan penyakit yang dideritanya. merupakan faktor risiko stroke.
Latihan memori sederhana, latihan a. Diet DASH
orientasi realitas, dan senam otak, dapat Beberapa studi intervensi gizi, the
membantu menghambat kemunduran Trials of Hypertension Prevention
fungsi kognitif (TOHP) dan Dietary Approach to
a.Memperbaiki memori Stop Hypertension (DASH)
The Heart and Stroke Foundation of mendemostrasikan keberhasilan
Canada mengusulkan beberapa cara pencegahan hipertensi dan
untuk mengatasi defisit memori menurunkan tekanan darah orang
dengan lebih baik. dengan tekanan darah normal-
 Membawa nota untuk mencatat tinggi. Pada studi TOHP,
nama, tanggal, dan tugas yang perlu ditargetkan berat badan berkurang
dilakukan. Dengan ini stres dapat 4,5 kg atau juga dengan
dikurangkan. pembatasan sodium (target harian
 Melatih otak dengan mengingat 80 mmol atau 80 mEq) menurunkan
kembali kegiatan sepanjang hari insidensi hipertensi. Akan tetapi,
sebelum tidur. perubahan perilaku tidak dikaji
 Menjauhi distraksi seperti Tv/Radio lebih lanjut. Sementara penelitian
jika mencoba berkonsentrasi. dengan DASH menunjukkan bahwa
 Tidak tergesa-gesa mengerjakan diet tinggi buah-buahan, sayuran,
sesuatu hal baru. dan produk susu nonlemak serta
4.Psikoedukasi rendah rendah lemak total, dapat
menurunkan SBP rata-rata 6-11
mm Hg. Diet secara total lebih semenjak pengobatan awal pasien belum
efektif daripada hanya diet dengan dapat melakukan fungsinya dengan baik.
penambahan sayur dan buah. Faktor Prognosis sanationam dubia ad malam
hipertensi merupakan salah satu perjalanan klasik demensia adalah
penyebab VaD yang signifikan, perburukan bertahap selama 5 sampai 10
sehingga memodifikasi hipertensi tahun yang akhirnya menyebabkan
dapat memberikan efek yang cukup kematian
drastis bagi penurunan insidensi
demensia vaskular.17,18
b. Diet Mediteranian
Pola makan ala Mediterania bukan
hanya mencegah penyakit
kardiovaskular dan kanker tetapi
juga bisa mempertahankan fungsi
daya ingat dan mengurangi risiko
penyakit demensia yang
menyebabkan pikun.Pola makan ala I. EDUKASI dan PECEGAHAN
Mediterania lebih mengutamakan 1. Deteksi Dini
makanan nabati, minyak zaitun, Deteksi dini demensia dapat dilakukan
serta asam lemak omega-3. Pola dengan menggunakan kuesioner
makan ini juga rendah lemak jenuh Montreal Cognitive Assessment versi
seperti yang banyak ditemukan Indonesia (MoCA-Ina). Kuesioner ini
pada produk susu dan daging merupakan pemeriksaan yang bertujuan
merah. untuk mengukur dan membandingkan
derajat gangguan kognitif secara
kuantitatif dan serial. Nilai maksimal
H. PROGNOSIS yang dapat diperoleh dalam pemeriksaan
Prognosis victim pasien adalah dubia ad MoCA adalah 30, dan hasil < 26
malam karena didapatkan kelainan pada menunjukkan adanya gangguan fungsi
tanda-tanda vital pasien, pasien juga tidak kognitif. oCA juga dapat mendeteksi
rutin mengecek kesehatannya ke dokter dan terjadinya gangguan fungsi kognitif pada
hingga saat didapatkan masalah pada pasien paska stroke, termasuk demensia
keadaan medis pasien. Prognosis vaskular dengan sensitivitas 92%.
functionam dubia ad malam karena Sensitivitas MoCA dalam mendeteksi
demensia Alzheimer mencapai 94-100%.

Anda mungkin juga menyukai