Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN BERKALA SISTEM PENGAMANAN

Sistem pengamanan sepeda motor berfungsi untuk mencegah kecelakaan dan untuk mencegah atau
menghambat proses pencurian sepeda motor.

Sistem – sistem pengamanan yang sering digunakan pada sepeda motor :

1.Sistem Pengamanan dengan rem


Pada motor skuter otomatis yang menggunakan transmisi CVT tidak memiliki posisi netral, jadi tanpa
perlu mengoperasikan tuas atau handle, skuter otomatis dapat langsung bergerak hanya dengnan
membuka katup gas. Kondisi ini sanga berbahaya karena sepeda motor dapat melaju dengan tiba-tiba
dan berpotensi menimbulkan kecelakaan. Karena itu maka semua jenis skuter otomatis menggunakan
sistem pengamanan dengan bantuan rem. Sistem pengaman rem hanya bekerja saat skuter otomatis
dihidupkan.

Prinsip kerja sistem pengaman dengan rem adalah sistem starter (elektrik atau engkol) tidak akan bisa
menghidupkan mesin jika tidak menarik salah satu atau kedua handle rem.

Jika rem depan maupun rem belakang ditekan, maka saklar rem depan/belakang (front/rear stop switch) akan
menghubungkan kumparan relay starter dengan saklar utama (main switch).

Akibat adanya aliran arus pada kumparan relay starter, maka dalam relay starter akan timbul kemagnetan yang akan
menarik plat kontaknya. Selanjutnya arus yang besar langsung mengalir dari baterai menuju motor starter dan motor
starter berputar.

2. Sistem pengamanan dengan standar samping (Side Stand Switch)


Sistem pengaman dengan sistem switch sidestand adalah sistem yang digunakan pada sepeda
motor yang menggunakan kombinasi tiga sistem, yaitu sistem starter, sidestand, dan sistem
pengapian. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan agar posisi sidestand sudah benar-benar
diangkat/dikembalikan ke posisinya (tidak digunakan untuk posisi menyandarkan sepeda motor)
sebelum motor dihidupkan/dijalankan. Ada beberapa kondisi yang berkaitan dengan sistem
pengaman ini, yaitu:

• Jika posisi sidestand sedang diturunkan/digunakan untuk menyandarkan sepeda motor,


motor starter tidak akan bisa dihidupkan saat pengendara menekan starter switch.
• Jika pengendara mencoba menghidupkan dengan starter engkol (pada saat standar
samping digunakan), sistem pengapain tidak akan bekerja sehingga mesin tidak bisa
dihidupkan.
• Sistem starter dan pengapian akan bekerja saat standar terlipat atau tidak digunakan
sehingga dalam kondisi ini mesin dapat dihidupkan (pada motor skuter otomatis harus
didahului dengan menarik handle ram).
• Apabila saat mesin hidup dan standar samping diturunkan, sistem pengapian akan
langsung mati dan mesin akan mati.
Dengan menggunakan fitur Side Stand Switch mesin motor akan mati secara otomatis apabila
standar samping diturunkan dan tidak dapat dihidupkan apabila standar samping belum
dinaikkan.

Hal ini ditujukan agar mengurangi resiko pengendara lupa menaikkan standar samping. Karena
sangat berbahaya apabila menggunakan motor dalam posisi standar samping diturunkan,
akibatnya akan terjadi kecelakaan.

3. Sistem Pengamanan dengan Kopling dan Transmisi

Sistem pengaman ini menggunakan komponen kopling (handle kopling) dan transmisi sebagai
input utamanya. Pada komponen tersebut dipasang sakelar yang akan mengatur kerja sistem
starter.

Sistem pengamaman kopling dan transmisi digunakan pada sepeda motor yang mengunakan
kopling manual : Bebek dan sport.

Fungsinya : untuk mencegah sistem starter bekerja saat transmisi tidak berada pada
posisi nettral dam handle kopling ditarik.

Jika kendaraan distarter pada saat kopling tidak ditekan dan posisi gear tidak pada netral maka
kendaraan akan bergerak secara spontan sehingga berpotensi mencederai pengendara sepeda
motor.

Sistem Pengaman Sepeda Motor (selain Scooter) Rangkaian sistem pengaman pada gambar di
bawah ini dirancang untuk mencegah sepeda motor jalan sendiri saat pengendara secara tidak
sengaja/tidak tahu menekan starter switch sementara posisi kopling tidak ditekan/ditarik atau
posisi gigi transimisi sedang tidak dalam kondisi netral. Cara kerja Sistem Starter yang
Menggunakan Sistem Pengaman Berdasarkan, terlihat bahwa kumparan relay starter tidak akan
mendapat arus jika posisi gigi transmisi tidak netral atau kopling (clutch) tidak sedang
ditekan/ditarik. Pada posisi tersebut, saklar netral (neutral switch) maupun saklar kopling (clutch
switch) tidak akan menghubungkan rangkaian relay pengaman (safety relay) ke massa.
Akibatnya safety relay tetap dalam kondisi tidak hidup (OFF) sehingga starter relay juga tidak
akan hidup walaupun starter switch ditekan. Dengan demikian, motor starter tidak akan bisa
berputar. Aliran arus dari baterai menuju motor starter akan terjadi jika posisi gigi transmisi
sedang netral.

Pada gambar rangkaian listrik diatas relay starter tidak dialiri arus listrik jika posisi gigi transmisi tidak
netral atau kopling tidak sedang ditarik. Sakelar netral (neutral switch) atau sakelar kopling (clutch
switch) tidak akan menghubungkan rangkaian relay pengaman (safety relay) ke massa. Sehingga safety
relay tetap dalam kondisi tidak aktif (off) sehinggga relay starter juga tidak aktif walaupun tombol starter
ditekan.

Skema aliran arus listrik sistem starter dengan pengaman transmisi pada posisi netral ;

Baterai ==> main switch ==> safety relay ==> neutral switch ==> massa.
Baterai ==> main switch ==> safety relay ==> starter relay ==> starter switch ==> massa

Baterai ==> pelat kontak starter relay ==> motor starter ==> massa (motor starter berputar)

Skema arus listrik dengan sistem pengaman kopling ditarik ;

Baterai ==> main switch ==> safety relay ==> clutch switch ==> massa

Baterai ==> main switch ==> safety relay ==> starter relay ==> starter switch ==> massa

baterai ==> pelat kontak starter relay ==> motor starter ==> massa (motor starter berputar).

4. Sistem keyless

Keyless ignition merupakan teknologi yang memungkinkan pengendara mengoperasikan motor


hanya dengan menekan tombol kunci, sehingga tidak perlu menancapkan di rumah kunci
seperti model konvensional.

Di Indonesia, teknologi ini pertama kali dibawa oleh Yamaha Aerox 155 VVA lewat teknologi
yang mereka beri nama Smart Key System pada 2016.

Selain dapat menyalakan mesin tanpa menancapkan kunci, sistem ini juga mempermudah
pengguna untuk mencari posisi parkir motor dan meminimalisasi kemungkinan pencurian
dengan tambahan fitur Immobilizer dan Answer Back System.

cara kerja sistem keyless ; Pada saat pengendara dan remote mendekat ke sepeda motor,
komponen penerima sinyal akan menagkap sinyal yang dipancarkan oleh remote.

-Ada remote yang harus ditekan tombolnya untuk memancarkan sinyal.

- Ada remote yang selalu memancarkan sinyal sehingga tidak perlu menekan tombol di
remote dengan catatan sistem keyless selalu dalam keadaan stand by.

Setelah komponen penerima sinyal menangkap sinyal dari remote, pengendara diharuskan
menekan / memutar tombol atau knop agar kelistrikan aktif.

Pada beberapa merk sistem keyless juga mengatur kuunci setang dan kunci jok motor.

Komponen sistem smart key :


1. Smart ontrol Unit (SCU)

"Smart Control Unit atau SCU, fungsinya untuk menerima sinyal dari remote keyless,"

SCU berfungsi membaca sinyal remote keyless yang kemudian dikirimkan ke Electronic Control
Modul (ECM) atau Engine Control Unit (ECU).

2. Smart Key (anak kunci)

Berfungsi memancarkan sinyal, anak kunci memancarkan sinyal kemudian diterima Smart Unit.

Anda mungkin juga menyukai