BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 1
5
6
d. Klitoris i. Perineum
a. Mons Veneris
setelah masa pubertas kulit mons veneris akan ditumbuhi oleh rambut.
b. Labia Mayora
kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari kulit, lemak,
pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra
kelenjar sebacea.
7
c. Labia Minora
d. Klitoris
dengan penis tetapi ukurannya lebih kecil dan tak ada hubungannya
dengan uretra.
f. Vestibulum
oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet.
muara dari kelenjar skene di samping dan agak dorsal dari uretra.
Gambar 2
(www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBook/REPOD.html)
9
a. Vagina
kedua lapisan ini terdapat lapisan jaringan erektil yang terdiri dari
bergaris (Pearce,1999).
b. Uterus
3. Positio
4. Torsio
FK Unpad,1983).
11
c. Tuba Fallopi
kanan dan kiri. Panjang kira-kira 10 cm, makin jauh dari rahim makin
2. Pars isthmika
3. Pars ampularis
4. Infundibulum
d. Ovarium
terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba fallopi dan terikat di
Setiap oosit dikelilingi oleh sel folikel pemberi makanan. Pada setiap
siklus haid, satu dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian
pelepasan ovum disebut ovulasi. Bila folikel Graaf sobek maka terjadi
oleh sperma, maka korpus luteum terus tumbuh besar dan mulai
ovulasi.
Gambar 3
(www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/BioBook/
REPROD.html)
bentuk apapun.
14
berulang.
b. Gangguan ovulasi
c. Kegagalan implantasi
terjadilah abortus.
d. Endometriosis
e. Faktor immunologis
wanita hamil.
16
f. Lingkungan
mempengaruhi kesuburan.
(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/infertilitas-
pengertian-penanganan.html#ixzz3bsm1zsZ0)
2. Ketebalan dinding
Ventilasi setinggi 2 m dari lantai sebelah luar agar orang di luar tidak
penyinaran.
kebutuhan.
6. Ruang x-ray dengan fluoroskopi : 7,5 m (p) x 5,7 m (l) x 2,8 m (t)
(http://radiologi-xl.blogspot.com/2009/10/d-ruangan.html)
memperlihatkan bentuk, ukuran dan posisi uterus serta tuba fallopi. Dapat
pula untuk memperlihatkan lesi seperti polip, tumor atau fistula dan untuk
a. Indikasi
1) Infertilitas.
9) Endometrial carcinoma.
(Yoder,1988)
b. Kontra Indikasi
1) Hamil.
chlamydia. (Yoder,1988)
antara lain :
terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak buang air selama
lancar.
akan dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien merasa aman dan
a. Persiapan Alat
2. Spekulum
3. Conus
4. Histerosalpingography set
5. Spuit 20 cc
6. Sarung tangan
7. Pinset
8. Lampu
9. Mangkok
b. Persiapan bahan :
1. Kassa steril
2. Cairan desinfektan
3. Cairan NaCl
4. Anti spasmodik
5. Media kontras
(Yoder,1988).
buang air kecil terlebih dahulu dan setelah itu pasien dibaringkan di atas
meja pemeriksaan.
oblique, axial, dan lateral, sesuai kebutuhan radiolog saat mengamati objek
1. Plain Foto
pemeriksaan.
FFD : 100 cm
nafas.
22
Gambar 4
Gambar 5
pemeriksaan.
FFD : 100 cm
nafas.
25
Gambar 6
Posisi antero posterior (Ballinger,1995)
Kriteria radiograf :
- Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian
dasarnya pada fundus dan apex pada sisi inferior,
berhubungan dengan canalis cervikalis.
- Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip atau bentuk
abnormal dari uterus.
- Tuba fallopi terletak di kanan dan kiri uterus. Terbagi atas
empat daerah yaitu : interstitial, isthmus, ampulla, dan
infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras
adalah isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang
seperti huruf S dan tampak melebar.
- Terdapat gambaran spekulum maupun portubator di rongga
uterus.
Gambar 7
Hasil radiograf proyeksi antero posterior
26
4. Proyeksi Oblique
Oblique ( LPO ).
450.
FFD : 100 cm
tahan nafas.
27
Gambar 8
Kriteria radiograf :
5. Post Pemeriksaan
Gambar 9
Posisi post pemeriksaan (Ballinger,1995)
Kriteria radiograf :
- Daerah pelvis mencakup rongga pelvis