- 58
PONTIANAK
Material Teknik
BAB IV
LOGAM BUKAN BESI
Hasil belajar
Setelah berhasil menyelesaikan, melengkapi tugas-tugas dan latihan dari bab ini, Saudara
dapat mengidentifikasi macam-macam logam bukan besi dan paduannya serta sifatnya
masing-masing, dan dapat menerapkan dalam pemilihan bahan untuk keperluan perencanaan.
Kriteria Penilaian
Keberhasilan Saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria kemampuan
sebagai berikut :
1. Menyebutkan keunggulan dari sifat-sifat logam non-ferro.
2. Menyebutkan sifat dan penggunaan tembaga
3. Menjelaskan proses pemurnian aluminium.
4. Menjelaskan sifat dan penggunaan timah.
5. Menyebutkan dua macam paduan tembaga yang paling banyak
digunakan.
4.1. Tembaga.
Tembaga berwarna coklat keabu-abuan dan mempunyai struktur kristal FCC. Temabag
mempunyai sifat yang sangat baik yaitu : sebagai penghantar listrik dan panas yang baik,
mampu tempa, liat dan mudah dibentuk menjadi pelat atau kawat.
Bijih tembaga hasil tambang dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
- Bijih sulfida.
- Bijih oksida.
- Bijih murni ( native ).
Beberapa bijih tembaga yang dikenal antara lain :
Mineral Rumus kimia Kandungan tembaga
Chalcopyrite Cu Fe S2 34,6 %
Bornite 5Cu S Fe2 S3 55,6 %
Chalcocite Cu2 S 68,5 %
Malachite Cu CO3 Cu ( OH )2 57,4 %
Native copper Cu 99,99 %
Proses pemurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan proses Pyrometallurgy maupun
dengan proses Hydrometallurgy.
a. Proses Pyrometallurgy.
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari pembakaran bahan
bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari kotoran-kotoran dipanggang untuk
menghilangkan asam belerang dan selanjutnya bijih ini dilebur di dalam dapur
peleburan.
Pada peleburan tersebut bijih-bijih dipisahkan dari terak dan akan dihasilkan
matte, selanjutnya matte ini diproses pada Konvertor untuk memisahkan unsur besi
dan belerang sehingga akan didapat tembaga blister.
Ternyata pada tembaga blister masih mengandung sejumlah unsur besi, belerang,
seng, nikel, arsen dan sebagainya, sehingga masih perlu diproses ulang (refining)
pada dapur Reverberatory.
b. Proses Hydrometallurgy.
Proses pemurnian secara Hydromettalurgy dilakukan dengan cara melarutkan bijih
tembaga ( leaching ) ke dalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga
dipisahkan dari bahan ikutan lainnya (kotoran).
- Bijih tembaga yang bersifat oksida, pelarutannya menggunakan asam sulfat
(H2SO4), dengan reaksi sebagai berikut :
Bijih
Tembaga
Konsentras
i
Bahan Konsentrat
Buang Pemanggang
an
Gas Peleburan
Stock
Terak Matte
Achmad Kasim Bab IV – Logam Bukan Besi
40
POLITEKNIK NEGERI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN Hal. - 58
PONTIANAK
Material Teknik
Buang
Konverto
r
Blister Terak
SifatTembaga :
kuat, liat, maliabel (mampu bentuk), tahan terhadap korosi, konduktivitas panas dan
listriknya sangat tinggi.
Kekuatan tarik :
(200 – 300) N/mm2.
Massa jenis :
8,9 kg/dm3.
Titik lebur :
(1070 – 1090) oC.
Penggunaan :
Tembaga banyak digunakan untuk konduktor listrik, alat solder, pipa spiral pendingin,
kerajinan tangan, sebagai bahan dasar Kuningan dan Perunggu, dsb.
4.2. Aluminium.
Aluminium mempunyai struktur kristal FCC. Sifat aluminium yang menonjol adalah
massa jenisnya yang rendah dan daya hantar listrik atau panas yang cukup baik. Selain itu
aluminium juga tahan terhadap korosi pada media yang berubah-ubah, dan mempunyai
ductilitas (sifat liat) yang tinggi.
Bijih aluminium dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu :
- Bauksit
Bijih ini didapat dalam bentuk batu-batuan yang berwarna merah atau coklat.
Bauksit setelah dipisahkan dari kotoran-kotoran penghantar akan didapat: Kaolin
(Al2O3. 2 SiO2. H2O), Bochmite / Diaspore (Al2O3. H2O), Gibbsite (Al2O3. 3 H2O).
Achmad Kasim Bab IV – Logam Bukan Besi
41
POLITEKNIK NEGERI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN Hal. - 58
PONTIANAK
Material Teknik
4.3. Nikel
Nikel mempunyai sifat yang keras, bentuk struktur kristalnya FCC dan juga bersifat
magnetis. Nikel cocok dibuat paduan binary dan ternary untuk memperbaiki sifat tahan korosi
dan tahan panas. Bijih-bijih nikel dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu :
- Bijih sulfida , bijih ini mengandung :
0,5 - 5,6 % Ni
34 - 52 % Fe
2 - 22 % SiO2
4 - 6 % Al2O3
0,8 - 1,8 % Cu
21 - 28 % S
1,9 - 7 % CaO
2,25 % MgO
- Bijih silikat, bijih ini mengandung :
0,9 - 1,6 % Ni
0,01 % Si
0,1 - 1,5 % CaO
5,1 - 22 % MgO
12 - 14 % Fe
34 - 42 % SiO2
1 % Al2O3
Bahan
Tambah Pelebura
n
Konverto
Reduks Penggilinga
r
POLITEKNIK NEGERI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN Hal. - 58
PONTIANAK
Material Teknik
Mate Terak
Terak
Mate Bessemer
Panggang
Pemisaha
n
b. Proses Hydrometallurgy.
Pada proses ini consentrat dilarutkan ke dalam larutan ammonia, Nikel, Tembaga dan
Cobalt larut ke dalam larutan ammonia tersebut. Kemudian larutan dididihkan untuk
memisahkan tembaga, selanjutnya larutan yang masih berisi nikel dan cobalt diproses
dalam autoclave dengan hidrogen pada tekanan 15 atm (abs) dan pada temperatur 175
- 225 oC.
Sifat Nikel : kuat, liat dan tahan korosi.
Massa jenis : 8,9 kg/dm3.
Titik lebur : 1458 oC.
Kekuatan tarik : - diannealing : 400 - 500 N/mm2
- di roll : 700 - 800 N/mm2
4.4. Magnesium.
Magnesium tergolong logam ringan, dan tahan terhadap karat berkat lapisan oksida
magnesium. Magnesium alloy dapat dituang pada cetakan pasir dan juga dapat dilas dan
dimesin. Bijih magnesium yang banyak kita kenal adalah magnesit /magnesium karbonat (Mg
CO3), dolomit Ca Co3. Mg Co3, carolite Mg Cl2 K Cl6 H2O.
Proses pemurnian magnesium dapat dilakukan dengan metoda Thermal dan Electrolitic.
a. Proses thermal didasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan karbon, silikon
atau unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi. Proses ini terdiri dari
beberapa tahapan sebagai berikut :
- Reduksi pendahuluan bijih.
- Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium.
- Peleburan kristal (condensat crystal) menjadi magnesium kasar.
b. Proses Elektrolisis terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan
pendahuluan dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa dalam kondisi lebur.
Masing-masing proses ini dibedakan menurut bijih yang diginakan (dapat juga
Achmad Kasim Bab IV – Logam Bukan Besi
46
POLITEKNIK NEGERI PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN Hal. - 58
PONTIANAK
Material Teknik
Konsentrat
Pemanggang
an
Debu Gas
Leaching
Produksi
HSO4
Residu Larutan sulfat
Elektrolis
a
Destilas
Seng Elektrolis
i
Sifat Seng : Lunak, ulet, kekuatan tariknya rendah, tahan terhadap korasi.
Massa jenis : 7,1 gr/cm3
Titik lebur : 4200C
Kekuatan tarik : - dituang 30 N/mm2
- dipress/ditekan 140 N/mm2
Penggunaan : Seng banyak digunakan untuk melapisi pelat baja untuk
mendapatkan “galvanised iron “, sebagai dasar dari paduan
4.6 Timbel.
Timbel berwarna abu-abu kebiru-biruan, logam ini sangat lunak atau lembek dan mampu
tempa. Logam ini mempunyai struktur kristal FCC, sifat konduksi panas dan listrik yang baik,
dan kekerasannya 1/10 dari logam tembaga. Timbel di produksidari bijih timbel atau hasil
sampingan dari bijih logam lain. Bijih timbel tersebut didapatkan dalam bentuk berbagai
mineral antara lain : galena PbS, cerusoite PbCO 3, dan anglisite PbSO4.Kadang-kadang bijih
timah hitam lebih banyak mengandung seng dari pada timbel, sehingga disebut bijih seng
timbel.
Proses pemurnian bijih timbel dapat dilakukan dengan 3 (tga) cara, yaitu
a. Reduksi bijih timbel dengan besi sulfit.
Metode ini merupakan dasar peleburan, disini dihasilkan timbel dan mate sulfida.
Untuk mendapatkan timbel murni dapat dilakukan dengan metode yang lain. Metode
ini jarang digunakan karena cukup mahal dan rumit.
b. Reduksi antara timbel sulfida dan timbel sulfate/ oxide.
Reduksi udara atau reaksi pemanggangan menghasilkan bentuk timbel dan oksida
belerang. Sistem ini merupakan dasar peleburan yang digunakan sejak jaman dahulu.
c. Reduksi oksida timbel dengan karbon atau carbon mono oxide.
Proses pemurnian ini meliputi pemgerjaan pendahuluan oksida timbel, timbel silikat
atau senyawa oksida lainnya dengan cara pemanggangan dan sintering.
Untuk metode b dan c diatas, peleburannya dilaksanakan didapur pelumeran bijih (ore
hearth furnace). Sebelum konsentrat dilebur pada dapur pelumeran bijih, konsentrat
tersebut harus dipanggang lebih dahulu pada “Blast roasting”.
Dalam pemanggangan ini sulfida terbakar dan membentuk sulfida dioksida, reaksinya
sebagai berikut : 2PbS + 3O3 2PbO + 2SO2 + 199,6 kkal.
Pada ore-heart-smelting proses berlangsung pada temperatur 700 – 800 0C dan reaksi
yang terjadi yaitu : 2PbO + 2SO2 + O2 = 2PbSO4 + 183 kkal
Oksidasi yang terjadi dimulai dari permukaan partikel-partikel dan secara perlahan-lahan
masuk kedalam. Interaksi yang terjadi antara oxida bagian dalam partikel dan sulfat pada
bagian permukaan menghasilkan timbel :
Konsentrat timah
hitam
Bahan tambah
Batu bakar Blast Roasting
Roasting
Sinter Gas , debu
Peeleburan Pemisaha
n
Refinin
g
Timah Cu, As, Sb, Sn, Ag,
Hitam Au, Zn
Gambar 4.6. Proses Pemurnian Timbel (Timah Hitam)
Sifat timbel : lunak, ulet, kekuatan tarikannya sangat rendah dan tahan terhadap
korosi.
Massa jenis : 11,3 kg/dm3
Titik lebur : 3280C
Kekuatan tarik : 15 – 20 N/mm2
Penggunaan : sebagai pelindung kabel listrik, untuk kisi-kisi pelat aki, pelapis pada
industri kimia, sebagai dasar untuk paduan solder, dsb.
4.7 Timah.
Timah mempunyai 3 (tiga) perubahan ollotropi, pada kondisi normal 13 – 161 oC disebut
timah beta, fase ini mempunyai warna perak dan dapat ditempa. Bila timah dipanaskan
sampai suhu di atas 161 oC berubah menjadi timah gamma, pada fase ini timah sangat rapuh
dan mudah dihancurkan menjadi bentuk halus. Pada temperatur di bawah 13 oC, berubah
menjadi timah alpha dan pada fase ini struktur kristalnya berbentuk diamond.
Bijih timah yang banyak dikenal adalah bijih Cassiterite (batu timah), bijih ini berwrna
kuning muda hingga kecoklatan tergantung zat yang dikandungnya. Logam lain yang sering
menyertai Cassiterite adalah tungsten, tembaga, seng, timbel dan beberapa mineral lainnya.
Sebelum bijih timah dilebur untuk pemurnian, terlebih dahulu dilakukan proses
pendahuluan yang meliputi pemanggangan, leaching dan pemisahan secara magnetik.
Pemanggangan (roasting) dimaksudkan untuk memisahkan belerang arsen dan antimon,
proses ini memerlukan temperatur yang cukup tinggi hingga belerang terbakar.
Leaching (pelarutan) dimaksudkan untuk memisahkan unsur-unsur Fe, Pb dan As dengan
menggunakan larutan asam hydrochlorida (HCl) pada temperatur 130 oC.
Sedangkan pemisahan secara magnetik, yang dilakukan setelah proses leaching
(pelarutan), adalah untuk memisahkan unsur-unsur yang magnetis dan setengah magnetis,
sehingga didapat unsur non magnetik (Cassiteric).
Setelah proses pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan proses pemurnian secara
pyrometallurgy, dengan melakukan peleburan di dalam dapur Reverberatory adau Dapur
Listrik. Cassiteric tidak dapat diprose secara Hydrometallurgy, karena Cassiteric tidak dapat
larut pada larutan asam mapun alkalis.
Hasil dari peleburan akan didapatkan timah kasar (pig tin), dimana timah kasar ini harus
diproses pada Refining untuk mencapai standard tertentu sebelum dipasarkan.
Bijih Timah
Konsentrasi
Pemisahan
Fe,Pb,As
Peleburan
Peleburan
Ulang
Refining
Timah Terak
Paduan tembaga merupakan paduan bukan besi yang paling banyak digunakan, ada 2
(dua) kelompok besar paduan tembaga, yaitu : Brass (Kuningan) dan Bronze
(Perunggu).
- Brass (Kuningan).
Bahan dasar untuk Brass adalah tembaga dan seng. Dengan penambahan sedikit
timah, nikel, mangan, alumunium dan unsur-unsur lain, dapat mempertinggi
kekerasan dan kekuatan serta tahan korosi.
- Bronze (Perunggu).
Bahan dasar untuk Bronze adalah tembaga dan timah, dengan penambahan unsur-
unsur lain seperti alumunium, silikon, mangan, besi dan beryllium dalam
prosentase yang kecil. Perunggu yang paling banyak digunakan adalah perunggu
dengan kandungan (25 - 30)% Sn.