Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makana atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen
dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas. Kemasan memang bukan yang
utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk
memilih produk tertentu.Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk
sehingga menarik konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan
dan higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu. Pengemasan memegang
peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil
pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (Amirasih, D, dan Yuliahningsih 2017).
Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil
pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan
dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Pengemasan merupakan sistem
yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan telah menjadi pembawa
untuk komunikasi dan penjualan. Kemasan adalah faktor penting dalam keputusan
pembelian yang dilakukan pada titik dari penjualan dan juga berperan sebagai barang
yang tidak digunakan. Fitur tertentu dalam kemasan diperlukan untuk dimasukkan
menurut legislatif dan persyaratan peraturan. Selain itu, kemasannya memiliki
banyak fungsi seperti melindungi barang dari lingkungan, menarik konsumen dan
memberi informasi kepada pelanggan. Fungsi yang paling mendasar dari kemasan
adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga
lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Kemasan telah menjadi pembawa
untuk komunikasi dan penjualan. Kemasan adalah faktor penting dalam keputusan
pembelian yang dilakukan pada titik dari penjualan pada suatu produk (Fanda. 2017).
Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana ikan merupakan salah satu
hasil kekayaan alam yang memberikan sumbangan besar terhadap devisa Negara.
Ikan dengan mutu yang baik dan segar tanpa cacat fisik memiliki nilai jual yang
tinggi di pasaran, namun pada kenyataannya dalam proses penangan ikan segar sering
dijumpai masalah dalam usaha mempertahankan mutunya, diantaranya adalah mutu
ikan yang tidak baik sebagai akibat dari penangan yang tidak hati-hati, tidak segera
dilakukan, kurang cermat dalam penangan, tidak higienis dan penggunaan suhu
yang tidak sesuai selama penanganannya. Fillet ikan adalah suatu produk olahan
hasil perikanan dengan bahan baku ikan segar yang mengalami perlakuan
penyiangan, penyayatan, dengan atau tanpa pembuangan kulit, perapihan, pencucian,
dengan atau tanpa pembekuan, pengepakan dan penyimpanan (Ditjen P2HP, 2006).

2.1. Tujuan
Praktkikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pengemasan, lama
waktu penyimpanan dan perbedaan suhu terhadap tingkat kemunduran mutu daging
ikan.
LAPORAN TETAP
TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN HASIL
PERIKANAN

PENILAIAN SENSORI FILLET IKAN SEGAR

Kelompok 1 :
Puji Ayu Lestari 05061182025001
Imam Al-Ummara 05061182025008
Ega Hardianti 05061182025013
Rani Wulandari 05061282025014
Devi Damayanti 05061282025039
Widodo Pinus 05061282025040
Yora Diantara 05061282025046
Ariyadi MZ 05061382025064

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai