Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi Kuasa dari Fusi Agama dan Politik

Summary Bab V: Legitimasi Agama dalam politik

Government’s legitimacy is based on creating a feeling among its constituents that it is correct:
legitimasi pemerintah didasarkan pada validasi konstituennya bahwa pada akhirnya
termanifestasi suatu kondisi yang dapat membenarkan setiap putusan pemerintah
- Basis legitimasi pemerintah adalah dengan menciptakan perasaan dan validasi langsung
dari konstituensinya.
- Legitimasi terletak pada basis pola pikir (mind) dan kepercayaan kolektif (collective
beliefs)
- Dengan adanya legitimasi yang maksimal, maka pemerintah dengan perangkatnya
(kepemimpinan, kebijakan, institusi) dapat memberikan kepatuhan yang bisa diikuti
masyarakat tanpa perlu adanya eskalasi dalam perangkat pemaksaan dan penindasan.

Faktor yang dapat memengaruhi legitimasi suatu pemerintahan:


- Pemenuhan janji dan tanggungjawab: menyangkut dengan bagaimana pemerintah
mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dan pada akhirnya dapat menciptakan ruang
publik dan basis kesejahteraan dalam segala aspek (terutama ekonomi)
- Tradisi: make the familiar stays so the unfamiliar can thrive to its peak, ex: UK yang
masih mempertahankan monarchy political tradition
- Konsesi publik: apabila masyarakat diberikan kekuatan yang dapat memengaruhi
pemilihan pemilih dsb, legitimasi rakyat semakin kuat terhadap pemerintahan
- Demokrasi: self-explanatory; implementasi dari konsesi publik
- Revolusi: pemerintah yang berangkat dari revolusi umum seringkali digambarkan
sebagai wujud keinginan rakyat yang tercapai, sehingga otomatis mendapat legitimasi
rakyat sepenuhnya
- Indigenous-ness: atau (kalau appropriate) bisa disebut ke-Pribumi-an. Pemimpin yang
merepresentasikan latar belakang budaya, sejarah, komunitas (majority) masyarakatnya
bakal lebih diterima dibanding yang tidak.
- K4risma: kalau pemimpinnya mudah memberikan influence dan bisa langsung
terhubung dengan orang lain, atau dari posisi bisa mendatangkan karisma itu sendiri.
- Rule of Law: Pemerintah yang tidak keberatan untuk ikut aturan main dan prosedur
hukum yang setara
- Rekognisi Global: adanya pengakuan dari negara lain ataupun institusi internasional,
namun ketidakhadiran legitimasi ini juga menciptakan kondisi rekognisi bagi negara yagn
soliter.
- Etnisitas dan Nasionalisme: terkhususnya di negara dengan suku dan kebangsaan yang
homogen, tapi nasionalisme jg masuk di negara heterogeny (NKRI)(masuk-masuknya
agama juga nanti bakal di sini, ngebahas tentang representasi dsb…)
- Agama hadir sebagai justifikasi atas segala permasalahan
“Ambivalence of the sacred”
Agama hadir sebagai bagian dari penuntun, Kompas moral, dan dapat dijadikan petunjuk
dan alat politik untuk membedakan antara praktik perdamaian maupun kekerasan dalam
berpolitik sehingga justifikasi politik terhadap legitimasi Agama sangatlah efektif.

Namun karena ajaran agama kebanyakan diajarkan dalam basis tradisi, doktrin dan
catatan yang sangat terbuka atas interpretasi bebas maka terjadilah justifikasi politik yang
mampu menciptakan ketimpangan
Exhibit A: doktrin predestinasi dan ajaran Kristen masa kolonialisasi Belanda, mengenai
ada orang yang masuk surga ataupun neraka, di mana adanya predestinasi menciptakan
hubungan timpang antara tipe manusia superior dan yang tidak. Hal ini dipraktikkan
dalam politik apartheid yang menciptakan hubungan supremasi kulit putih dan menilai
kulit hitam sebagai kelompok manusia yang tidak layak masuk surga dan hanya hadir di
dunia menjadi pesuruh
Exhibit B: penggunaan injil alkitab yang di luar konteks mengisahkan bahwa masyarakat
kulit hitam diwariskan dari kutukan putra Nuh, Ham yang akhirnya melahikan keturunan
budak. Dan justifikasi bahwa perbudakan ada dikarenakan kehendak dan firman Tuhan
mengizinkan hal itu terjadi.

- Dinamika historis perkembangan legitimasi Agama


- Pemakaian legitimasi Agama pada praktik politik
 Pemerintah
 Politikus dan kebijakan-kebijakannya
 Retorika agama: bahasa, slogan, jargon yang diasosiasikan dengan Agama

- Batasan-batasan penggunaan legitimasi Agama

Anda mungkin juga menyukai