Anda di halaman 1dari 17

Gunawan Tresnadi (Public Relation)

PT. SENTRAD NALURI KREASI

Public Relations
Reports and
Strategies
2

PUBLIC RELATIONS
Public Relations (PR) adalah suatu fungsi manajemen yang bertujuan untuk
membangun dan menjaga hubungan yang baik antara suatu organisasi atau
perusahaan dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat, pelanggan,
karyawan, pemegang saham, media, dan pemerintah. PR bertanggung jawab
untuk menciptakan pemahaman, dukungan, dan persepsi positif terhadap
organisasi tersebut.

Tugas dan tanggung jawab PR melibatkan berbagai aktivitas yang dirancang


untuk membangun, memelihara, dan meningkatkan hubungan yang baik antara
suatu organisasi dan berbagai pihak terkait. Berikut adalah beberapa tugas
utama PR:
1. Pemahaman Stakeholder: Identifikasi dan pemahaman terhadap kebutuhan,
kepentingan, dan harapan berbagai kelompok stakeholder yang berinteraksi dengan
organisasi.
2. Pengelolaan Hubungan Media: Membangun dan memelihara hubungan yang baik
dengan media, termasuk memberikan informasi kepada wartawan, mengatur
wawancara, dan menyusun siaran pers.
3. Pembuatan Pesan: Merancang pesan yang jelas, konsisten, dan sesuai dengan nilai-
nilai organisasi untuk disampaikan kepada berbagai audiens.
4. Manajemen Reputasi: Membangun dan melindungi reputasi organisasi dengan
merespons positif terhadap isu-isu yang muncul, mempromosikan pencapaian, dan
memitigasi dampak negatif.
5. Manajemen Krisis: Merancang strategi dan taktik untuk mengelola krisis, memberikan
respons yang cepat dan efektif, serta mengembalikan kepercayaan masyarakat.
6. Pengelolaan Acara: Merencanakan, mengorganisir, dan mengelola berbagai acara
seperti konferensi pers, peluncuran produk, dan pertemuan dengan berbagai pihak.
3

7. Komunikasi Internal: Membangun komunikasi yang efektif antara manajemen dan


karyawan, termasuk menyusun buletin internal, pertemuan staf, dan menyampaikan
informasi strategis.
8. Penyusunan Materi Promosi: Menyiapkan materi promosi seperti brosur, pamflet, dan
presentasi untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap organisasi.
9. Pendekatan Kreatif: Mengembangkan pendekatan kreatif untuk mendapatkan
perhatian media dan masyarakat, misalnya dengan menggunakan teknik kreatif dalam
pengambilan gambar atau acara khusus.
10. Pengelolaan Media Sosial: Mengelola akun media sosial organisasi, memposting
konten yang relevan, dan berinteraksi dengan pengikut untuk membangun kehadiran
positif online.
11. Pelatihan dan Pembinaan: Memberikan pelatihan kepada karyawan atau anggota
organisasi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan memastikan konsistensi
dalam menyampaikan pesan.
12. Pengukuran Kinerja: Menentukan metrik kinerja dan melibatkan dalam evaluasi
dampak kampanye PR, termasuk melibatkan alat pengukuran seperti analisis media
dan survei.
13. Advokasi dan Lobbying: Terlibat dalam aktivitas advokasi dan lobbying untuk
mempengaruhi kebijakan atau regulasi yang dapat memengaruhi organisasi.
14. Penelitian Pasar dan Analisis Tren: Melakukan penelitian untuk memahami pasar,
analisis tren industri, dan memantau opini publik terhadap organisasi.
15. Pengelolaan Konflik: Menangani konflik atau kontroversi dengan menciptakan strategi
komunikasi yang meminimalkan dampak negatifnya.

Tugas- tugas PR ini dapat bervariasi tergantung pada ukuran organisasi, industri, dan tujuan
spesifik yang ingin dicapai oleh fungsi PR tersebut.
4

OBSERVASI LAPANGAN

Tim PR menemukan kekurangan dalam kinerja PR sebelumnya dimana hal itu


disebabkan oleh ketidakjelasan program kerja dan perangkapan peran dan
fungsi tim PR, dimana peran dan fungsi tim PR digabungkan dengan tim
keamanan yang menyebabkan dampak negatif terhadap kinerja tim PR untuk
penyelesaian masalah fungsionalnya seperti issue kantin Pujasera, keamanan
lingkungan daerah projek, dan untuk keberlangsungan projek berikutnya.

Menggabungkan fungsi tim Public Relations (PR) dan keamanan dalam satu
entitas dapat memiliki dampak negatif tertentu. Berikut adalah beberapa risiko
yang mungkin muncul:
1. Kesulitan Fokus: Gabungan fungsi PR dan keamanan dapat
menyebabkan kesulitan dalam fokus. Tugas keamanan memerlukan
perhatian yang sangat mendalam terhadap detil dan pengawasan,
sementara PR memerlukan kreativitas dan orientasi pada citra dan
komunikasi positif.
2. Konflik Kepentingan: Keamanan memiliki tujuan untuk melindungi dan
menjaga keamanan fisik, sedangkan PR bertujuan untuk membangun dan
memelihara citra positif. Terdapat potensi konflik kepentingan antara
menjaga keamanan dan memberikan akses terbuka untuk komunikasi dan
interaksi positif dengan masyarakat.
3. Kurangnya Spesialisasi: PR dan keamanan adalah disiplin yang
memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang berbeda.
Menggabungkannya bisa mengakibatkan kurangnya spesialisasi di kedua
bidang tersebut, sehingga kinerja masing-masing fungsi dapat
terpengaruh.
4. Pentingnya Transparansi: PR memerlukan transparansi dan kejujuran
dalam komunikasi, sedangkan keamanan seringkali melibatkan elemen
kerahasiaan dan rahasia. Menggabungkan keduanya dapat menimbulkan
ketidakjelasan dalam pengelolaan informasi dan komunikasi.
5. Dampak pada Citra: Jika tugas keamanan diutamakan, dapat terjadi
bahwa pendekatan yang sangat ketat atau kurang bersahabat dalam hal
5

keamanan dapat merugikan citra positif yang ingin dibangun oleh fungsi
PR.
6. Pertentangan dalam Krisis: Saat terjadi krisis, fungsi keamanan mungkin
cenderung untuk merespon dengan fokus pada pengendalian situasi fisik,
sementara PR harus bersiap untuk merespon dengan strategi komunikasi
yang efektif. Kombinasi ini bisa menimbulkan pertentangan dalam
merespons krisis secara holistik.
7. Risiko Keselamatan Informasi: PR seringkali berurusan dengan informasi
yang bersifat publik dan perlu dibagikan secara luas, sementara
keamanan cenderung melibatkan informasi yang bersifat rahasia atau
terbatas. Kombinasi ini dapat meningkatkan risiko kebocoran informasi
yang penting.
8. Ketidakpastian dalam Pengambilan Keputusan: Menggabungkan fungsi
PR dan keamanan bisa membuat proses pengambilan keputusan menjadi
lebih rumit. Keputusan yang berkaitan dengan komunikasi mungkin
bertentangan dengan keputusan yang diperlukan untuk menjaga
keamanan.
9. Tantangan dalam Pengelolaan Krisis Media: Saat terjadi krisis media,
menggabungkan PR dan keamanan dapat menyulitkan koordinasi
respons yang cepat dan efektif, karena kedua fungsi tersebut memiliki
pendekatan yang berbeda terhadap manajemen krisis.

Untuk mengatasi risiko ini, penting untuk memiliki struktur organisasi yang
jelas, memastikan komunikasi terbuka, dan memahami dengan baik perbedaan
dan kebutuhan masing-masing fungsi. Terkadang, membuat divisi yang
terpisah untuk PR dan keamanan dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk
mencapai tujuan organisasi secara optimal.
6
7

STRATEGI PENGEMBANGAN KANTIN


PUJASERA
Dari hasil pengamatan dan analisis lapangan, tim PR telah mengidentifikasi beberapa faktor
hambatan yang menyulitkan pengembangan kantin Pujasera. Berikut adalah rinciannya:
1. Adanya pedangang liar di luar area kantin:

Dampak: Keberadaan pedagang liar di luar area kantin dapat mengurangi minat dan
kunjungan ke kantin Pujasera. Selain itu, ini dapat menciptakan persaingan yang tidak
sehat dan mengganggu ketertiban di sekitar kantin yang dimana akhirnya akan timbul
permasalahan atau gejolak social dengan pedagang yang ada diarea kantin.

Solusi PR: Tim PR perlu merancang kampanye komunikasi untuk mengedukasi


masyarakat tentang keberadaan kantin Pujasera, menyoroti keunggulan dan
keamanan yang ditawarkan oleh kantin ini sebagai alternatif yang lebih baik.

2. Tidak adanya keamanan di area kantin:

Dampak: Kehadiran pedagang liar dan ketidakamanan di sekitar kantin dapat


membuat pengunjung merasa tidak nyaman dan tidak aman, sehingga mengurangi
minat mereka untuk mengunjungi kantin.

Solusi PR: Tim PR perlu bekerja sama dengan tim keamanan untuk mengembangkan
dan mempromosikan strategi keamanan yang efektif. Kampanye komunikasi dapat
menekankan langkah-langkah keamanan yang diambil untuk meningkatkan rasa
nyaman pengunjung, serta mengusir atau melarang pedagang liar diarea kantin.

3. Kurangnya sosialisasi terhadap warga sekitar perihal keberadaan area kantin:

Dampak: Kurangnya pemahaman dan pengetahuan warga sekitar tentang kantin


Pujasera dapat menyebabkan ketidakfahaman atau ketidaksetujuan terhadap
keberadaannya, yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan kantin.
8

Solusi PR: Tim PR perlu merancang program sosialisasi yang efektif, termasuk
pertemuan komunitas, distribusi materi informatif, dan kerjasama dengan tokoh
masyarakat setempat untuk memperkenalkan kantin Pujasera. Komunikasi yang jelas
dan terbuka dapat membantu membangun dukungan dari masyarakat sekitar.

Dengan mengidentifikasi dan merespon faktor-faktor ini, tim PR dapat berperan penting
dalam membangun citra positif kantin Pujasera, mengatasi hambatan-hambatan yang ada,
dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan kantin
tersebut.

Untuk membuat pedagang liar bersedia berjualan di lokasi yang sudah disediakan, tim PR
dapat mengadopsi berbagai strategi yang membangun pemahaman, kepercayaan, dan
keuntungan bersama. Berikut beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:

1. Sosialisasi dan Penjelasan: Menyelenggarakan pertemuan atau sesi sosialisasi


dengan pedagang liar untuk memberikan pemahaman tentang keberadaan lokasi yang
sudah disediakan. Jelaskan manfaat dan keuntungan berjualan di tempat tersebut.
2. Highlight Keamanan dan Fasilitas: Menyoroti langkah-langkah keamanan yang diambil
untuk melindungi pedagang dan barang dagangan mereka di lokasi tersebut. Juga,
perlihatkan fasilitas yang disediakan, seperti tempat parkir, sanitasi, dan area
penjualan yang nyaman.
3. Penyediaan Fasilitas Tambahan: Menawarkan fasilitas tambahan atau fasilitas khusus
bagi pedagang, seperti tempat duduk, tenda, atau tempat penyimpanan barang. Ini
dapat menjadi insentif tambahan bagi mereka untuk berjualan di lokasi yang sudah
disediakan.
4. Penyusunan Perjanjian Kerjasama: Membuat perjanjian kerjasama yang jelas dan
saling menguntungkan antara pedagang dan pihak yang menyediakan lokasi. Pastikan
persyaratan dan manfaatnya dijelaskan dengan transparan.
5. Kampanye Promosi Bersama: Merancang kampanye promosi bersama yang
melibatkan pedagang liar dan lokasi tersebut. Ini dapat meningkatkan visibilitas dan
menarik lebih banyak pelanggan.
9

6. Pemberian Insentif: Memberikan insentif kepada pedagang liar yang setuju untuk
berjualan di lokasi yang sudah disediakan, seperti potongan biaya sewa, peningkatan
promosi, atau keanggotaan program diskon.
7. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan: Melibatkan pedagang liar dalam proses
pengambilan keputusan terkait pengelolaan lokasi. Ini dapat menciptakan rasa
kepemilikan dan meningkatkan keterlibatan mereka.
8. Pelibatan Komunitas: Membangun dukungan komunitas dengan melibatkan pedagang
liar dalam kegiatan komunitas atau mendukung acara egat. Ini dapat membantu
membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.
9. Pemantauan dan Umpan Balik Terus-Menerus: Membuat mekanisme pemantauan
dan umpan balik yang terus-menerus untuk menilai kebutuhan dan kepuasan
pedagang liar. Berdasarkan umpan balik ini, tim PR dapat terus meningkatkan fasilitas
dan layanan yang disediakan.
10. Penciptaan Identitas Bersama: Membangun identitas bersama antara pedagang liar
dan lokasi tersebut. Ini dapat menciptakan rasa kebanggaan dan afiliasi dengan
tempat berjualan.

Dengan mengimplementasikan strategi ini, tim PR dapat menciptakan lingkungan yang


mendukung dan memastikan bahwa pedagang liar merasa didukung dan memperoleh
manfaat dari berjualan di lokasi yang sudah disediakan.

Note: semua strategi yang direncanakan oleh tim PR dapat bekerja apabila di tompang oleh
departemen lain seperti keamanan dan marketing.
10

PERAN PENTING TIM KEAMANAN DALAM


MENUNJANG KERJA TIM PR.
Tim PR menjalankan fungsi edukasi, pemberian pemahaman, dan keuntungan bersama,
dimana tugas ini perlu dibantu oleh tim keamanan, ketika melaksanakan tugas dan fungsi
tentu berbeda tapi bekorelasi dengan tim keamanan.

Berikut simulasi kerja antara tim PR dan kemananan:


Untuk pengembangan lokasi kantin tim PR akan meminta bantuan kepada tim Keamanan,
salah satunya sterilisasi lokasi dari pedagang liar guna menjaga para pedagang kantin resmi
dari persaingan dagang yang tidak sehat, otomatis saat melakukan tugas sterilisasi tim
Keamanan akan mendapatkan pandangan negative baik moral maupun emosional dari para
pedagang liar, setelah pedagang liar terusir dan lokasi kantin seteril dengan perasaan benci
terhadap tim keamanan, disitulah masuk tim PR mebangung komunikasi dimana tim PR akan
memberikan edukasi, pemberian pemahaman, dan keuntungan bersama kepada pedagang
liar guna memangfaatkan lokasi yang telah diberikan oleh tim PR.

Note : dengan salah satu kerjasama tim PR dengan keamanan diharapkan lokasi bersih dari
pedagang liar dan pedagang liar tersebut mau menempati tempat yang sudah disediakan.
Karena apabila tim PR yang melakukan tindakan penegakan aturan akan memberikan
dampak negative terhadap tim PR yang menyebabkan sulitnya jalinan komunikasi tim PR
dengan pedagang liar.
11

Tim keamanan dalam mengurus pedagang liar di area kantin melibatkan langkah-langkah
perlindungan, penegakan peraturan, dan menjaga ketertiban di lingkungan tersebut. Berikut
adalah beberapa tugas yang dapat dilakukan oleh tim keamanan:

1. Patroli Rutin: Melakukan egati rutin di sekitar area kantin untuk memantau kehadiran
pedagang liar dan mengidentifikasi potensi masalah keamanan.
2. Pemeriksaan Identitas: Memastikan bahwa semua pedagang yang berjualan di area
kantin memiliki identifikasi yang valid dan izin yang diperlukan. Ini membantu
menghindari keberadaan pedagang liar yang tidak sah.
3. Penegakan Peraturan: Menegakkan aturan dan peraturan yang berlaku di area kantin,
termasuk peraturan tentang tempat berjualan, jam operasional, dan tata tertib lainnya.
4. Koordinasi dengan Pihak Terkait: Berkoordinasi dengan pihak terkait seperti
manajemen kantin, tim PR, dan pihak berwenang setempat untuk memberikan
informasi tentang aktivitas pedagang liar dan mengambil langkah-langkah yang
sesuai.
5. Penanganan Konflik: Menangani konflik yang mungkin muncul antara pedagang liar,
pengunjung, atau pihak terkait lainnya. Ini dapat melibatkan mediasi, penyelesaian
konflik, atau melibatkan pihak berwenang jika diperlukan.
6. Pencegahan Kriminalitas: Menjaga keamanan fisik di sekitar kantin untuk mencegah
tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan, atau tindakan kekerasan.
7. Penanganan Gangguan Lingkungan: Menanggapi dan menangani gangguan
lingkungan yang disebabkan oleh pedagang liar, seperti pembuangan sampah
sembarangan, kebisingan, atau perilaku yang mengganggu ketertiban umum.
8. Kontrol Akses: Memastikan bahwa hanya pedagang yang sah yang memiliki akses ke
area kantin. Ini dapat mencakup pengelolaan kunci, pengawasan pintu masuk, atau
implementasi egati keamanan elektronik.
9. Penyuluhan Keamanan: Memberikan penyuluhan keamanan kepada pedagang dan
pengunjung untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik keamanan yang baik dan
tindakan pencegahan.
10. Kerjasama dengan Tim PR: Berkoordinasi dan berkomunikasi secara teratur dengan
tim PR untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan pedagang liar dan
mendukung upaya komunikasi tim PR yang efektif dengan pedagang liar.
12

11. Pengawasan Kebersihan dan Sanitasi: Memastikan bahwa pedagang mematuhi


standar kebersihan dan sanitasi yang ditetapkan untuk menjaga kesehatan dan
keamanan masyarakat.
12. Pengelolaan Kerumunan: Mengelola kerumunan pengunjung untuk memastikan
ketertiban dan keamanan di sekitar area kantin, terutama pada saat waktu sibuk.
13. Pelaporan dan Pencatatan: Mencatat dan melaporkan aktivitas atau insiden yang
mencurigakan kepada pihak yang berwenang atau manajemen, serta membuat
laporan keamanan yang berkala.
14. Pemberian Sanksi: Memberikan sanksi atau tindakan pencegahan lainnya seperti
pengusiran terhadap pedagang liar yang melanggar peraturan, sejalan dengan
kebijakan yang berlaku.

Melalui pelaksanaan tugas-tugas ini, tim keamanan dapat menciptakan lingkungan yang
aman dan teratur di area kantin, meningkatkan kenyamanan pengunjung, dan mendukung
kelancaran operasional kantin secara keseluruhan.

Expetations: dengan difokusnya tugas kerja tim PR dan dibantu oleh departemen lainnya
diharapakan strategi yang sudah dibentuk oleh tim PR dapat terlaksana, sehingga
pengembangan Kantin Pujasera dapat berjalan maksimal.
13

STRATEGI PENGANGGULANGAN SAMPAH


TIM PR YANG DIBANTU OLEH TIM
KEAMANAN
Untuk menanggulangi pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat
perumahan dan warga dari luar perumahan, tim PR dan keamanan dapat
bekerja sama untuk menyusun strategi komunikasi dan penegakan aturan.
Berikut adalah tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh kedua tim ini:

Tim PR:

1. Penyuluhan dan Pendidikan Masyarakat: Mengadakan kampanye penyuluhan tentang


dampak egative pembuangan sampah sembarangan dan manfaat menjaga
kebersihan lingkungan. Menggunakan media egati, egative, dan pertemuan komunitas
untuk menyebarkan informasi edukatif.
2. Pembuatan Materi Kampanye: Menyusun materi kampanye yang menarik dan
informatif, termasuk poster, infografis, dan video singkat yang dapat dibagikan kepada
masyarakat.
3. Kerjasama dengan Pemerintah Lokal: Berkoordinasi dengan pemerintah setempat
untuk mendapatkan dukungan dalam penyelenggaraan program pengelolaan sampah
dan mendapatkan izin untuk kampanye penyuluhan.
4. Program Insentif: Merancang program insentif untuk mendorong warga agar
membuang sampah pada tempatnya, misalnya dengan memberikan penghargaan
atau hadiah kepada yang berpartisipasi aktif.
5. Pemantauan Media Sosial: Memantau media egati untuk mendeteksi keluhan atau
perhatian masyarakat terkait masalah pembuangan sampah dan merespons dengan
cepat melalui platform tersebut.
6. Pembuatan Komunitas Online: Membangun komunitas online yang memfasilitasi
diskusi tentang pengelolaan sampah dan memotivasi partisipasi aktif dari warga.
14

Tim Keamanan:

1. Pemantauan dan Patroli: Melakukan pemantauan dan egati rutin di area yang rentan
terhadap pembuangan sampah sembarangan. Menanggapi secara cepat jika
ditemukan aktivitas pembuangan sampah egativ.
2. Penegakan Peraturan: Menegakkan aturan-aturan terkait pengelolaan sampah dan
memberikan sanksi kepada pelanggar. Bekerja sama dengan otoritas setempat dalam
menindak pelanggaran egat terkait pembuangan sampah egativ.
3. Kerjasama dengan Komunitas Keamanan: Berkoordinasi dengan tim keamanan
komunitas atau satuan keamanan lingkungan setempat untuk meningkatkan
keamanan dan penegakan aturan.
4. Pemasangan CCTV: Pemasangan kamera pengawas di titik-titik kritis untuk
memantau aktivitas pembuangan sampah dan dapat digunakan sebagai alat bukti jika
diperlukan.
5. Pelaporan dan Rekam Jejak: Membuat laporan egativ tentang pelanggaran dan
tindakan yang diambil. Membuat catatan terperinci tentang pola pembuangan sampah
sembarangan dan merencanakan tindakan pencegahan lebih lanjut.
6. Kerjasama dengan Tim PR: Berkoordinasi dengan tim PR untuk mendukung
kampanye penyuluhan dan memastikan informasi terkait penanganan masalah
sampah tersampaikan dengan efektif.

Melalui kerjasama antara tim PR dan keamanan, dapat diciptakan lingkungan yang bersih
dan aman, serta masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan.
15

STRATEGI TIM PR UNTUN MENJAGA


KEBERLANGSUNGAN PROJEK YANG
AKAN DATANG
Untuk menjaga keberlangsungan proyek di lokasi, tim Public Relations (PR)
dapat mengadopsi berbagai strategi komunikasi dan keterlibatan. Berikut
adalah beberapa strategi yang dapat membantu tim PR dalam menjaga
keberlangsungan proyek:

1. Pemahaman Pemangku Kepentingan: Identifikasi dan pahami kebutuhan serta


harapan pemangku kepentingan (stakeholders) proyek, termasuk warga sekitar, pihak
berwenang setempat, dan organisasi terkait. Lakukan analisis dampak egati dan
lingkungan.
2. Kampanye Awal Penyuluhan: Lakukan kampanye penyuluhan awal untuk menjelaskan
manfaat proyek kepada masyarakat dan pemangku kepentingan. Sampaikan informasi
mengenai dampak positif dan langkah-langkah mitigasi dampak egative.
3. Transparansi dan Komunikasi Terbuka: Terapkan komunikasi terbuka dan transparan.
Informasikan secara rutin mengenai perkembangan proyek, jadwal, dan potensi
perubahan kepada pemangku kepentingan melalui berbagai saluran, seperti
pertemuan komunitas, surat kabar, dan media egati.
4. Konsultasi Publik: Selenggarakan sesi konsultasi egati secara rutin untuk
memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait
proyek. Dengarkan masukan dan pertimbangkan saran dari masyarakat.
5. Partnership dengan Komunitas Lokal: Bangun kemitraan dan kolaborasi dengan
organisasi atau tokoh masyarakat setempat. Ini dapat membantu meningkatkan
dukungan dari komunitas dan memfasilitasi implementasi proyek.
6. Manajemen Keluhan dan Konflik: Tetap egativee terhadap keluhan atau kekhawatiran
yang mungkin muncul. Sediakan saluran komunikasi khusus untuk menanggapi
pertanyaan atau keluhan masyarakat dan selesaikan konflik dengan cara yang
transparan.
16

7. Pemberdayaan Komunitas: Melibatkan komunitas dalam proses pengambilan


keputusan dan penerapan proyek. Berikan pelatihan atau dukungan untuk
meningkatkan kapasitas komunitas terkait dengan aspek proyek tertentu.
8. Kampanye Edukasi dan Kebijakan Lingkungan: Lakukan kampanye edukasi tentang
keberlanjutan dan upaya lingkungan yang diambil oleh proyek. Tekankan dampak
positif terhadap lingkungan dan upaya pelestarian alam.
9. Program CSR (Corporate Social Responsibility): Implementasikan program CSR yang
berfokus pada keberlanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat
setempat. Hal ini dapat menciptakan hubungan positif antara proyek dan komunitas.
10. Media Relations: Bangun hubungan yang baik dengan media egat untuk memastikan
liputan yang akurat dan positif tentang proyek. Lakukan siaran pers dan kunjungan
pers secara teratur.
11. Pengukuran Dampak Sosial: Tetap melakukan evaluasi dampak egati proyek secara
berkala dan berkomunikasi hasilnya kepada masyarakat. Ini dapat meningkatkan
akuntabilitas dan memastikan kesinambungan proyek.
12. Mengatasi Isu Negatif: Segera tanggapi isu-isu egative atau miskonsepsi yang
mungkin muncul. Bekerja sama dengan tim PR untuk merancang strategi komunikasi
yang efektif untuk menanggapi isu tersebut.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, tim PR dapat membantu menjaga dukungan dan
kepercayaan masyarakat, sehingga meningkatkan keberlangsungan dan kesuksesan proyek
di lokasi tersebut.
17

KESIMPULAN HASIL OBSERVASI


LAPANGAN DAN STRATEGI TIM PR UNTUK
PROJEK YANG AKAN DATANG
Menjaga keberlangsungan dan kesuksesan suatu projek memerlukan pendekatan holistik
yang melibatkan tim Public Relations (PR), tim keamanan, dan pihak-pihak terkait dan tidak
bisa setiap tugas dan kewajiban tersebut hanya dilaksanakan atau dilakukan oleh divisi tim
PR saja karena akan memberikan dampak negative. Dengan mengimplementasikan strategi-
strategi ini, tim PR dan beserta stakeholder terkait dapat bekerja bersama-sama untuk
menciptakan lingkungan yang positif, meminimalkan risiko, dan memastikan keberlanjutan
projek yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai