Anda di halaman 1dari 16

REFLEKSI SEBAGAI PENGUATAN KEPEMIMPINAN

KLINIS

Untuk Memenuhi Mata Ajar Kepemimpinan dan Pengambilan


Keputusan

Dosen Pengampu : Dr. Iin Inayah, SKp.,MKep

Disusun Oleh :

Kelompok 7

GILANG NUR RUSYDAH 2350311001


RISDA RAMDANIATI 2350311027
SERLY AGUSTINA 2350311004
TRINANDA DEIS NOERFIKRY 2350311007
YETI SUMIATI 2350311035
ARIF FAHRUDIN 2350311038

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN ( S2 )


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI-BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Pengambilan
Keputusan dengan Tugas Makalah berjudul “Refleksi Sebagai Penguatan Kepemimpinan
Klinis “ ini dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan di Program Studi Magister Keperawatan
Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, Universitas Jendral Achmad Yani, Cimahi -
Bandung. Kelompok menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih belum sempurna, hal
ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.

Cimahi, Desember 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..................................................................................…


KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................

C. Tujuan Penulisan .....................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................

A. Kepemimpinan Klinis ...............................................................................

B. Refleksi .................................................................................

C. Refleksi Sebagai Penguatan Kepemimpinan Klinis..................................

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................

A. R e f leksi Kasus.............................................................................................

BAB IV PENUTUP...........................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran............................................................................................................
C. Implikasi.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era perubahan dinamis di bidang kesehatan, pemimpin klinis memiliki peran
penting dalam memandu tim perawatan kesehatan dan menghadapi tantangan kompleks.
Stanley (2017) menekankan bahwa "kepemimpinan klinis adalah bentuk kepemimpinan yang
menekankan integrasi nilai-nilai etis dan profesional dalam tindakan sehari-hari di lingkungan
kesehatan." Artinya, pemimpin klinis tidak hanya diukur oleh kemampuan manajerial, tetapi
juga oleh kemampuan mengintegrasikan nilai-nilai etika dan profesionalisme dalam
pengambilan keputusan sehari-hari. Kepemimpinan klinis dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengarahkan dan memotivasi tim kesehatan dalam mencapai
tujuan pelayanan pasien dengan memberikan pedoman yang jelas (Brown et al.,
2019). Dalam konteks ini, pemimpin klinis tidak hanya berfokus pada aspek
manajerial, tetapi juga memperhatikan aspek klinis untuk memastikan
penyelenggaraan pelayanan yang aman dan efektif (Clark, 2016)

Kepemimpinan klinis dalam bidang kesehatan menjadi krusial dalam menyediakan layanan
yang berkualitas dan efektif. Semakin kompleksnya sistem kesehatan menuntut adanya
pemimpin yang mampu mengatasi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat
(Smith, 2017). Refleksi, sebagai suatu konsep, telah diakui sebagai alat yang efektif untuk
pengembangan kepemimpinan pribadi (Doe, 2015).

Ketika pemimpin klinis mengadopsi praktik refleksi, mereka dapat lebih baik memahami
kekuatan dan kelemahan pribadi mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas
kepemimpinan klinis (Johnson, 2018). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi bagaimana refleksi dapat menjadi penguat bagi kepemimpinan klinis, dengan
fokus pada pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh oleh para pemimpin klinis dalam
konteks pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Meskipun refleksi diakui sebagai unsur penting dalam kepemimpinan klinis, masih
terdapat hambatan dan tantangan dalam mengintegrasikannya secara efektif dalam praktik
sehari-hari. Sejalan dengan hal ini, penelitian ini akan mengidentifikasi permasalahan seperti
yang diutarakan oleh Greenstreet (2016), "bagaimana refleksi dapat diintegrasikan secara
efektif dalam praktik kepemimpinan klinis?" Dengan memahami hambatan-hambatan ini,
diharapkan dapat ditemukan solusi untuk meningkatkan penerapan refleksi dalam konteks
kepemimpinan klinis.

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan:
1. Menyelidiki konsep kepemimpinan klinis dan peran refleksi sebagai penguatan dalam
literatur terkait.
2. Menganalisis hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh pemimpin klinis dalam
mengintegrasikan refleksi.
3. Menjelaskan dampak positif refleksi terhadap pengambilan keputusan dan praktik
kepemimpinan klinis.
4. Mengembangkan rekomendasi praktis untuk memperkuat peran refleksi dalam
membentuk kepemimpinan klinis yang efektif.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kepemimpinan Klinis
1. Konsep Dasar Kepemimpinan Klinis
Kepemimpinan klinis dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengarahkan dan memotivasi tim kesehatan dalam mencapai tujuan pelayanan pasien
dengan memberikan pedoman yang jelas (Brown et al., 2019). Dalam konteks ini,
pemimpin klinis tidak hanya berfokus pada aspek manajerial, tetapi juga
memperhatikan aspek klinis untuk memastikan penyelenggaraan pelayanan yang aman
dan efektif (Clark, 2016). Kepemimpinan klinis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk memberikan arahan, menginspirasi, dan mengoordinasikan tim pelayanan
kesehatan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Stanley (2017), "kepemimpinan
klinis melibatkan penggunaan keterampilan interpersonal, kepemimpinan berbasis
nilai, dan komitmen terhadap pelayanan pasien.

2. Peran Kepemimpinan dalam Lingkungan Pelayanan Kesehatan


Pentingnya kepemimpinan klinis terletak pada kemampuannya membangun
budaya organisasi yang mendukung kualitas pelayanan pasien. Greenstreet (2016)
menyatakan, "pemimpin klinis yang efektif memainkan peran kunci dalam
mengoordinasikan tim, memotivasi staf, dan memastikan bahwa praktik klinis sesuai
dengan standar terbaik."

B. Refleksi
1. Pengertian Refleksi
Refleksi dalam konteks kepemimpinan klinis merupakan suatu proses kritis di
mana seorang pemimpin merefleksikan pengalaman dan tindakan yang telah terjadi.
Stanley (2017) mendefinisikan refleksi sebagai "proses menyelidiki dan merenungkan
tindakan serta pengalaman untuk menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan
peningkatan berkelanjutan."

2. Pentingnya Refleksi dalam Pengembangan Pemimpin


Refleksi tidak hanya merupakan aktivitas retrospektif, tetapi juga merupakan
sarana untuk pengembangan pribadi dan profesional pemimpin. Menurut Greenstreet
(2016), "refleksi memungkinkan pemimpin untuk memahami motivasi, nilai-nilai, dan
dampak tindakan mereka, sehingga memperkuat dasar kepemimpinan mereka."

C. Refleksi Sebagai Penguatan Kepemimpinan Klinis


Pengintegrasian refleksi dalam praktik kepemimpinan klinis merupakan langkah
kritis untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Stanley (2017) menyoroti,
"pemimpin klinis yang mampu merenung secara teratur cenderung memiliki perspektif
yang lebih jelas, memahami dampak keputusan mereka, dan dapat beradaptasi dengan
perubahan dengan lebih baik."
Refleksi bukan hanya sekadar aktivitas retrospektif, tetapi juga dapat menjadi alat
penguatan kepemimpinan klinis. Menurut Mannix, Wilkes, and Daly (2015), refleksi
membantu pemimpin klinis untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang gaya kepemimpinan mereka, mengidentifikasi area pengembangan, dan
meningkatkan keterampilan komunikasi dan manajemen konflik.
Refleksi dalam kepemimpinan klinis memberikan manfaat berupa peningkatan
kesadaran diri, pengembangan keterampilan interpersonal, dan peningkatan kemampuan
dalam mengatasi tantangan. Greenstreet (2016) menyatakan, "refleksi dapat menguatkan
kepemimpinan klinis dengan membantu pemimpin mengenali kekuatan dan kelemahan
mereka serta memperbaiki praktik kepemimpinan."
BAB III
FENOMENA PELAYANAN KEPERAWATAN SAAT INI

Dalam konteks pelayanan keperawatan saat ini, terdapat beberapa fenomena yang
menuntut pendekatan kepemimpinan klinis yang reflektif. Pemimpin klinis perlu
mengidentifikasi dan merespon fenomena-fenomena ini untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dan mencapai tujuan organisasi.

A. Transformasi Digital dalam Pelayanan Kesehatan


1. Perubahan Paradigma Pelayanan Kesehatan
Perkembangan teknologi telah mengubah paradigma pelayanan kesehatan secara
signifikan. Pemimpin klinis harus dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam praktik
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas
pelayanan.
"Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga mengubah cara
kita memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien." (Smith, 2019)

2. Tantangan Integrasi Teknologi dalam Pelayanan Keperawatan


Pemimpin klinis perlu merenung tentang cara mengatasi tantangan seperti
pelatihan staf, keamanan data, dan memastikan bahwa perubahan teknologi mendukung,
bukan menggantikan, aspek-aspek penting keperawatan.

B. Multidisiplin dalam Tim Pelayanan Kesehatan


1. Kerja Kolaboratif antar Profesi Kesehatan
Fenomena ini menuntut pemimpin klinis untuk memfasilitasi kerja tim yang
kolaboratif dan efektif antar berbagai profesi kesehatan. Integrasi refleksi dalam
kepemimpinan klinis dapat menjadi alat untuk membangun hubungan yang kuat dan
saling pengertian antar anggota tim.
"Kerja tim yang sukses dalam pelayanan kesehatan modern memerlukan
pemimpin yang mampu merenung dan memahami kontribusi masing-masing anggota
tim." (Jones, 2020)

2. Tantangan Koordinasi dan Komunikasi Tim


Pemimpin klinis perlu merenung tentang cara meningkatkan koordinasi dan
komunikasi dalam tim multidisiplin untuk memastikan pelayanan pasien yang
terkoordinasi dan holistik.

C. Penekanan pada Keselamatan dan Kualitas Pelayanan


1. Keselamatan Pasien sebagai Prioritas Utama
Dalam lingkungan pelayanan kesehatan yang terus berkembang, pemimpin klinis
harus merenung tentang bagaimana menerapkan praktik kepemimpinan reflektif untuk
memastikan keselamatan pasien sebagai prioritas utama.
"Keselamatan pasien bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga
merupakan hasil dari kepemimpinan klinis yang efektif dan reflektif." (Miller, 2018)

2. Tantangan dalam Mencapai Standar Kualitas Pelayanan


Pemimpin klinis perlu merenung tentang strategi untuk mengatasi tantangan
seperti kekurangan sumber daya dan kompleksitas regulasi dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan.

D. Keseimbangan Antara Produktivitas dan Kesejahteraan Staf


1. Pemahaman Terhadap Beban Kerja Staf
Pemimpin klinis perlu merenung tentang beban kerja staf dan mencari cara untuk
menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan mereka.
"Pemimpin klinis yang reflektif mampu membaca tanda-tanda kelelahan dan
memberikan dukungan yang diperlukan untuk menjaga kesejahteraan staf." (Brown,
2019)

2. Implementasi Praktik Keseimbangan Kerja


Pemimpin klinis perlu merenung tentang implementasi praktik keseimbangan
kerja seperti fleksibilitas jadwal dan dukungan kesehatan mental untuk meningkatkan
kepuasan dan retensi staf.

E. Perubahan Dinamis dalam Kebutuhan Pelayanan Kesehatan


1. Kesiapan Organisasi Menghadapi Perubahan
Pemimpin klinis perlu merenung tentang kesiapan organisasi dalam menghadapi
perubahan dinamis dalam kebutuhan pelayanan kesehatan, dan bagaimana refleksi dapat
menjadi alat untuk mengelola perubahan tersebut.
"Pemimpin klinis yang reflektif dapat membantu organisasi beradaptasi dan
berkembang di tengah perubahan konstan dalam pelayanan kesehatan." (Taylor, 2021)
2. Tantangan dalam Mengelola Perubahan
Pemimpin klinis perlu merenung tentang tantangan seperti resistensi terhadap
perubahan dan strategi untuk memotivasi staf mengadopsi perubahan dengan sukses.
Dengan pemahaman mendalam tentang fenomena-fenomena ini, pemimpin klinis
dapat merenung dan mengembangkan strategi kepemimpinan yang reflektif untuk
menghadapi kompleksitas dan dinamika dalam pelayanan keperawatan saat ini.
Selanjutnya, pada bab berikutnya, kita akan mengeksplorasi bagaimana pemimpin klinis
dapat merespons fenomena ini melalui refleksi kasus yang konkret.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, kita akan menjelajahi pembahasan mengenai refleksi kasus sebagai
pendekatan konkret dalam menghadapi fenomena-fenomena pelayanan keperawatan saat ini.
Setiap refleksi kasus memberikan wawasan tentang bagaimana pemimpin klinis dapat
menggunakan refleksi sebagai alat untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang
dalam praktik kepemimpinan mereka.

A. Refleksi Kasus
1. Menghadapi Transformasi Digital
1.1. Konteks Kasus
Sebuah rumah sakit mengimplementasikan sistem manajemen pasien
berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan. Pemimpin
klinis, dalam hal ini, dihadapkan pada tantangan mengintegrasikan teknologi baru ke
dalam praktik pelayanan keperawatan.
1.2. Analisis Reflektif
Pemimpin klinis dapat menggunakan refleksi untuk merenung tentang
dampak teknologi pada dinamika tim, pelatihan staf, dan perubahan proses kerja.
Melalui refleksi, pemimpin dapat mengidentifikasi keberhasilan dan hambatan
implementasi serta merancang strategi untuk meningkatkan adaptasi dan
pemanfaatan teknologi.

B. Refleksi Kasus
2. Kerja Kolaboratif Tim Multidisiplin
2.1. Konteks Kasus
Sebuah unit perawatan pasien menghadapi kompleksitas kondisi pasien yang
memerlukan kerja kolaboratif tim multidisiplin. Pemimpin klinis bertanggung jawab
untuk memastikan kolaborasi yang efektif di antara anggota tim.
2.2. Analisis Reflektif
Melalui refleksi, pemimpin klinis dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi
dan kerja tim. Refleksi membantu pemimpin memahami peran masing-masing
anggota tim, mengidentifikasi hambatan komunikasi, dan mengembangkan strategi
untuk meningkatkan kolaborasi.
C. Refleksi Kasus
3. Fokus pada Keselamatan Pasien
3.1. Konteks Kasus
Sebuah unit keperawatan mengalami insiden keselamatan pasien yang
memicu keprihatinan staf dan keluarga pasien. Pemimpin klinis dihadapkan pada
tugas memastikan tindakan korektif yang cepat dan mencegah insiden serupa di
masa depan.

3.2. Analisis Reflektif


Refleksi membantu pemimpin klinis untuk merenung tentang faktor-faktor
yang menyebabkan insiden, mengevaluasi respons tim, dan merancang strategi
pencegahan yang lebih efektif. Pemimpin dapat menggunakan refleksi sebagai alat
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan keselamatan pasien.

D. Refleksi Kasus
4. Keseimbangan Produktivitas dan Kesejahteraan Staf
4.1. Konteks Kasus
Sebuah unit perawatan mengalami peningkatan beban kerja yang mengancam
kesejahteraan staf. Pemimpin klinis bertanggung jawab untuk mencari solusi yang
menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan staf.

4.2. Analisis Reflektif


Refleksi memungkinkan pemimpin untuk merenung tentang dampak beban
kerja pada kesejahteraan staf dan mencari solusi yang sesuai dengan nilai-nilai
organisasi. Dengan merenung secara teratur, pemimpin dapat mengidentifikasi
tanda-tanda kelelahan staf lebih awal dan mengimplementasikan strategi untuk
menjaga keseimbangan kerja yang sehat.

E. Refleksi Kasus
5. Mengelola Perubahan Dinamis
5.1. Konteks Kasus
Organisasi kesehatan mengalami restrukturisasi signifikan sebagai respons
terhadap perubahan dinamis dalam tuntutan pelayanan kesehatan. Pemimpin klinis
memiliki peran kunci dalam memimpin tim melalui transisi ini.
5.2. Analisis Reflektif
Melalui refleksi, pemimpin dapat mengevaluasi keberhasilan komunikasi
perubahan, merenung tentang reaksi staf, dan mengidentifikasi perubahan yang perlu
disesuaikan. Refleksi memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana
pemimpin dapat memandu tim melalui perubahan dengan lebih efektif.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengeksplorasi dan menganalisis refleksi kasus sebagai pendekatan konkret


dalam menghadapi fenomena-fenomena pelayanan keperawatan saat ini, beberapa
kesimpulan signifikan dapat diambil:

1. Integrasi Teknologi: Penerapan teknologi dalam pelayanan keperawatan menuntut


pemimpin klinis untuk merenung tentang dampaknya terhadap dinamika tim, pelatihan staf,
dan perubahan proses kerja. Kesimpulan dari refleksi kasus pertama menggarisbawahi
pentingnya memahami peran teknologi dalam meningkatkan pelayanan dan mendukung
staf dalam mengadaptasi perubahan.
2. Kerja Tim Multidisiplin: Fenomena kerja kolaboratif antar berbagai profesi kesehatan
menekankan perlunya pemimpin klinis yang dapat memfasilitasi kerja tim yang efektif.
Kesimpulan dari refleksi kasus kedua mengarah pada pemahaman mendalam tentang
pentingnya komunikasi dan kerja tim yang saling mendukung.
3. Keselamatan Pasien: Kejadian insiden keselamatan pasien menjadi fokus dalam refleksi
kasus ketiga. Kesimpulan menyoroti pentingnya refleksi sebagai alat evaluasi dan
perbaikan untuk meningkatkan keselamatan pasien, sambil menangani tantangan dan
respons tim yang efektif.
4. Kesejahteraan Staf: Peningkatan beban kerja staf menjadi perhatian dalam refleksi kasus
keempat. Kesimpulan menegaskan perlunya pemimpin klinis yang dapat merenung secara
teratur untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan staf.
5. Mengelola Perubahan Dinamis: Refleksi kasus terakhir mengeksplorasi restrukturisasi
organisasi sebagai respons terhadap perubahan dinamis dalam pelayanan kesehatan.
Kesimpulan menunjukkan pentingnya pemimpin yang reflektif dalam membimbing tim
melalui transisi dan mengelola perubahan organisasi dengan sukses.

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran praktis untuk pemimpin klinis yang ingin
meningkatkan praktik kepemimpinan reflektif mereka:

1. Jadwalkan Sesi Refleksi Rutin: Tetapkan waktu secara teratur untuk sesi refleksi pribadi
atau sesi refleksi tim. Hal ini membantu pemimpin untuk merenung tentang pengalaman
sehari-hari dan menciptakan kesadaran diri yang lebih baik.
2. Bangun Budaya Organisasi yang Mendukung Refleksi: Fasilitasi budaya di mana refleksi
dihargai dan didorong. Ini menciptakan lingkungan di mana staf merasa nyaman berbagi
pengalaman dan pembelajaran bersama.
3. Gunakan Framework Refleksi: Implementasikan framework refleksi yang sesuai dengan
konteks organisasi dan tujuan kepemimpinan. Framework ini dapat memberikan struktur
bagi pemimpin dalam merenung dan membuat perubahan.
4. Promosikan Pelatihan dan Pengembangan Pribadi: Dorong staf untuk mengikuti pelatihan
dan pengembangan pribadi dalam keterampilan refleksi dan kepemimpinan. Ini
memperkuat keterampilan individu dan kontribusi mereka pada tim.
5. Jadilah Teladan: Pemimpin klinis yang reflektif memainkan peran sebagai teladan.
Menunjukkan praktik refleksi secara terbuka mendorong staf untuk mengadopsi praktik
yang sama.

C. Implikasi untuk Kepemimpinan Klinis di Masa Depan

Melalui refleksi kasus dan kesimpulan yang ditarik, terdapat implikasi signifikan
untuk masa depan kepemimpinan klinis. Pemimpin klinis diharapkan untuk terus
mengembangkan keterampilan reflektif mereka sebagai bagian integral dari praktik
kepemimpinan yang efektif. Ini melibatkan penerapan refleksi sebagai alat strategis untuk
mengelola kompleksitas, mendukung perkembangan staf, dan menghadapi perubahan
dinamis dalam pelayanan kesehatan.
Dengan kesadaran akan pentingnya refleksi dalam penguatan kepemimpinan klinis,
pemimpin dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, merespons perubahan dengan cepat, dan membangun lingkungan kerja yang
positif dan inklusif. Dengan demikian, refleksi bukan hanya menjadi tugas tambahan, tetapi
suatu keharusan dalam merintis masa depan kepemimpinan klinis yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Stanley, D. (2017). Clinical Leadership In Nursing and Healthcare: Values Into Action
(Edisi ke-2). John Wiley & Sons Ltd. West Sussex, UK.
Brown, A. (2019). Work-Life Balance in Healthcare: Strategies for Success. Journal of
Healthcare Leadership, 11, 23-31. doi:10.2147/JHL.S194075
Jones, M. (2020). Collaborative Teamwork in Healthcare: A Multidisciplinary Approach.
Journal of Interprofessional Care, 14(3), 45-59.
doi:10.1080/13561820.2020.1780987
Miller, P. (2018). Patient Safety Culture: A Comprehensive Review. International
Journal of Health Care Quality Assurance, 31(6), 56-72. doi:10.1108/IJHCQA-02-
2018-0029
Smith, R. (2019). Digital Transformation in Healthcare: Challenges and Opportunities.
Journal of Health Information Management, 25(4), 87-103.
doi:10.1109/JHIM.2019.2895684
Taylor, S. (2021). Leading Through Change: Strategies for Success in Healthcare
Organizations. Leadership in Health Services, 33(2), 112-128. doi:10.1108/LHS-07-
2020-0021

Anda mungkin juga menyukai