Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

JURNAL KEPERAWATAN PELENGKAP


http://journals.sagamediaindo.org/index.php/JCN

Hubungan Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga


Terhadap Kelancaran Produksi ASI di Homecare Clinic Tambun “X” Selatan
Bekasi Tahun 2022

Bella Setia Ayu Widyantika1, Hedy Hardiana2, Shinta Mona Lisca3


Universitas Indonesia Maju1,2,3
Koresponden email: Abellasetia@gmail.com1

Artikel Penelitian Abstrak


Jilid: 02
Perkenalan:ASI merupakan air susu yang diproduksi oleh ibu dan
Masalah: 02
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk kebutuhan
Tahun: 2023 tumbuh kembangnya. Pijat oksitosin, perawatan payudara, dan
dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi
kelancaran produksi ASI.
Redaktur: IJ Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pijat oksitosin, perawatan payudara, dan
Diterima: 05/06/2023 dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI di
Homecare Clinic X Tambun Selatan Bekasi.
Diulas: 19/06/2023 Metode:Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Diterbitkan: 22/06/2023 Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuantitatif.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
Artikel yang Tersedia: (doi) menyusui yang diperiksa di Homecare Clinic “X” Tambun Selatan
10.53801/jcn.v2i2.110 Bekasi sebanyak 169 ibu menyusui. Jumlah sampel penelitian
sebanyak 63 responden dengan menggunakan metode
Hak Cipta: ©2023 Artikel ini memiliki akses purposive sampling dengan rumus Slovin. Instrumen yang
terbuka dan dapat didistribusikan berdasarkan digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner skala
ketentuan Lisensi Atribusi Creative Commons, likert untuk mengukur variabel pijat oksitosin, perawatan
payudara, dan dukungan keluarga serta skala Guttman untuk
yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan
mengukur kelancaran produksi ASI. Analisis bivariat
reproduksi tanpa batas dalam media apa pun,
menggunakan chi-square.
asalkan nama penulis dan sumber aslinya
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang
dicantumkan. Karya ini dilisensikan di bawah a
signifikan antara pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI
Lisensi Internasional Creative
dengan P-value 0,000, perawatan payudara dengan kelancaran
CommonsAttribution-Share Alike 4.0
produksi ASI dengan P-value 0,039, dukungan keluarga dengan
kelancaran produksi ASI dengan P-value sebesar 0,006.
Kesimpulan:Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan
antara variabel pijat oksitosin, perawatan payudara, dan
dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI di Klinik
Homecare X Tambun Selatan Bekasi Tahun 2022.

Kata kunci:perawatan payudara, dukungan keluarga, pijat oksitosin,


kelancaran produksi ASI

Perkenalan
Pembangunan Indonesia sehat dapat diwujudkan dengan mengubah sikap tidak sehat menjadi
sikap sehat dan menciptakan kawasan sehat di rumah tangga, sekolah atau tempat kegiatan. Salah satu
penanda sikap hidup sehat dalam rumah tangga adalah pemberian makanan khusus
Karya ini disebarluaskan di bawah aLisensi Creative Commons 164
Atribusi-Berbagi Serupa Internasional 4.0
Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

air susu ibu (ASI). Untuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 Indonesia,
standar pelayanan minimal (SPM) ASI Eksklusif adalah 80 Persen.1
Air Susu Ibu (ASI) merupakan solusi hidup terbaik yang dibutuhkan bayi hingga usia 6 (enam)
bulan karena mempunyai komposisi vitamin yang sangat lengkap dan sempurna untuk tumbuh kembang
dan kemajuan bayi dalam memenuhi kebutuhan vitamin bayi selama 6 bulan pertama. .2Faktanya, hanya
39 persen bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif.3Memulai pemberian ASI pada hari-hari pertama
setelah kelahiran dapat menurunkan risiko kematian pada bayi baru lahir hingga 45 persen. Bayi yang
mendapat ASI eksklusif mempunyai peluang 14 kali lebih besar untuk bertahan hidup pada 6 (enam)
bulan pertama kehidupannya dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Penelitian
yang dilakukan di Amerika dan Inggris membuktikan adanya penghematan besar dalam pelayanan
kesehatan karena anak yang mendapat ASI eksklusif lebih kecil kemungkinannya untuk sakit
dibandingkan dengan anak yang tidak mendapat ASI eksklusif.4

Informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2017 diperkirakan 130 juta bayi lahir
di bumi setiap tahunnya dan 4 juta bayi meninggal pada 28 hari pertama kehidupannya. Untuk
menurunkan angka kesakitan, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan agar bayi baru lahir
menerima sangat sedikit ASI eksklusif (tanpa makanan tambahan) selama 6 bulan. Pada konferensi
kesehatan global ke-65, negara-negara Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan target pada tahun
2025 untuk melaporkan bahwa setidaknya 50 persen dari jumlah bayi di bawah 6 bulan akan
menerima ASI eksklusif.5Informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016
membuktikan bahwa secara umum pemberian ASI eksklusif di bumi berkisar 38 persen. Pada tahun
2020 World Health Organization kembali menjabarkan informasi berupa nilai pemberian ASI khusus
secara garis besar, meskipun terjadi peningkatan namun nilai tersebut belum meningkat secara
signifikan yaitu sekitar 44 persen bayi usia 0-6 bulan sekitar dunia yang mendapatkan ASI khusus
sepanjang rentang waktu 2015-2020 dari target 50% pemberian ASI khusus menurut Organisasi
Kesehatan Dunia. Sementara itu, rendahnya pemberian ASI khusus akan mempengaruhi kualitas
dan vitalitas generasi penerus. Secara keseluruhan, pada tahun 2019, 144 juta bayi diperkirakan
mengalami stunting, 47 juta diperkirakan mengalami kekurangan berat badan, dan 38,3 juta bayi
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.6

Hasil kajian Badan Pusat Statistik, persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif pada tahun 2019 sebesar 66,69 persen, pada tahun 2020 meningkat menjadi 69,62 persen, dan
pada tahun 2021 juga meningkat menjadi 71,58 persen. . Jumlah pemberian ASI eksklusif cukup besar
yakni di atas 50 persen, namun dari informasi tersebut masih banyak bayi di Indonesia yang berusia
kurang dari 6 bulan yang sudah mendapatkan MP-ASI. Pada tahun 2019, bayi mendapatkan MP-ASI pada
usia 6 bulan sebanyak 33,31 persen, pada tahun 2020 pemberian MP-ASI pada bayi usia 6 bulan terbawah
sebanyak 30,38 persen, dan pada tahun 2021 sebanyak 28,42 persen. Jangkauan pemberian ASI eksklusif
di Jabar saat ini mencapai 53 persen. Kabupaten Bekasi sendiri memiliki tingkat pemberian ASI eksklusif
sebesar 53,97 persen.7

Salah satu aspek yang dapat meningkatkan persentase pemberian ASI eksklusif adalah
kelancaran produksi ASI. Tidak lancarnya produksi ASI pada awal-awal pasca melahirkan dapat
disebabkan oleh kenyamanan mental, nutrisi, istirahat ibu, isapan bayi, penggunaan alat kontrasepsi,
dan perawatan payudara atau breast care. Pemicu lain yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI
adalah dukungan keluarga dan pijat oksitosin.8

Penelitian Wulandari dkk menunjukkan adanya hubungan antara pijat oksitosin


dengan kelancaran produksi ASI. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbandingan
rata-rata penting antara produksi ASI setelah dilakukan pijat oksitosin pertama, kedua,
dan ketiga. Terciptanya ASI pada pijat oksitosin awal meningkatkan produksi ASI
sebesar 1,37 cc, pijat oksitosin kedua menghasilkan 1,77 cc payudara.

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 165


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

ASI, dan pijat oksitosin ketiga meningkatkan ASI sebesar 2,87 cc.9Hasil penelitian Damanik
menunjukkan bahwa ibu nifas yang merawat payudaranya saat menyusui memberikan
pengaruh yang baik terhadap kelancaran aliran ASI sehingga tidak terjadi bendungan ASI.
Tindakan merawat payudara akan melancarkan refleks pengeluaran ASI. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemeliharaan payudara atau perawatan
payudara pada ibu nifas dengan kelancaran produksi ASI.10Hasil penelitian yang dilakukan dan
dijalani Ningsih menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kelancaran
produksi ASI. Hasil yang diperoleh p value = 0,049 yang berarti terdapat ikatan. Sebab, keluarga
merupakan bagian penting dalam sukses tidaknya pemberian ASI. Bagaimanapun juga,
keluargalah yang menentukan kelancaran refleks menyusui yang sangat dipengaruhi oleh
perasaan dan amarah ibu pasca melahirkan.11
Akibat yang menonjol jika ibu menyusui mengalami masalah pada produksi ASI adalah
bendungan ASI, mastitis, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan payudara. Produksi ASI
yang tidak lancar juga dapat menyebabkan kurangnya nutrisi pada bayi, yang berakibat pada
terbentuknya kekurangan asupan vitamin, bahkan dapat meningkatkan risiko kematian pada
bayi baru lahir. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari buku registrasi Klinik Homecare “X”
diketahui bahwa pada bulan Juni 2022 hingga Agustus 2022 terdapat 71 ibu menyusui yang
melakukan pemeriksaan dan prosedur perawatan payudara serta pijat oksitosin. Informasi
penelitian awal yang dilakukan pada Agustus 2022 diperoleh jika 4 dari 6 ibu menyusui (66,7
persen) mengalami kesulitan produksi ASI, sedangkan 2 dari 6 ibu menyusui (33,3 persen)
menyatakan produksi ASI mudah. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pijat oksitosin, perawatan payudara, dan
dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI di Homecare Clinic X Tambun Selatan
Bekasi.
metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang diperiksa di Homecare Clinic
“X” Tambun Selatan Bekasi sebanyak 169 ibu menyusui. Jumlah sampel penelitian sebanyak 63
responden dengan menggunakan metode purposive sampling dengan rumus Slovin. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner skala likert untuk mengukur variabel pijat
oksitosin, perawatan payudara, dan dukungan keluarga serta skala Guttman untuk mengukur
kelancaran produksi ASI. Uji instrumen menggunakan uji validitas SPSS dengan membandingkan r
hitung dengan tabel dan diperoleh hasil seluruh item pernyataan variabel dalam penelitian
dinyatakan valid. Analisis yang digunakan dengan analisis univariat dilakukan untuk memberikan
gambaran umum mengenai variabel yang diteliti dengan persentase penyajian dalam bentuk tabel
dan distribusi frekuensi serta analisis bivariat menggunakan chi-square.

Hasil
Hasil Analisis Univariat
Tabel 1.Hasil Analisis Karakteristik Univariat
Variabel Ciri Frekuensi Persentase (%) Total
Usia < 20 tahun 5 7,9
63
20-35 Tahun 58 92,1
Pendidikan SD 2 3,2
SMP
5 7,9
SEKOLAH 63
SMA
46 73,0
SEKOLAH

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 166


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

D3/S1 10 15,9
Keseimbangan 1 30 47,6
Variabel 2-3 31 49,2 63
>3 2 3,2

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah ibu menyusui yang melakukan


pemeriksaan di Home Care Clinic X Tambun Selatan Bekasi berjumlah 63 ibu, dimana 5
(7,9%) ibu menyusui berusia kurang dari 20 tahun, dan 58 (92,1%) ibu menyusui. ) ibu
menyusui memiliki usia antara 20 hingga 35 tahun. Ibu dengan riwayat pendidikan SD
sebanyak 2 (3,2%) ibu menyusui, ibu dengan riwayat pendidikan SMP sebanyak 5 (7,9%) ibu
menyusui, ibu dengan riwayat pendidikan SMA sebanyak 46 (73,0%) ibu menyusui, dan 10
(15,9%) ibu dengan riwayat pendidikan D3/S1 merupakan ibu menyusui. Ibu menyusui yang
memiliki 1 anak berjumlah 30 (47,6%) ibu, mempunyai 2-3 anak berjumlah 31 (49,2%) ibu,
dan yang mempunyai > 3 anak berjumlah 2 (3,2%) ibu.
Meja 2.Analisis Univariat Pijat Oksitosin
Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
Perawatan Payudara

Sering 54 85,7
Kadang-kadang 9 14,3
Perawatan Payudara

Sering 54 85,7
Kadang-kadang 9 14,3
Dukungan keluarga

Mendukung 46 73,0
Kurang Dukungan 17 27,0
Produksi Susu Lancar
Fasih 47 74,6
Kurang lancar 16 25,4

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah ibu menyusui yang melakukan


pemeriksaan di Klinik Home Care X Tambun Selatan Bekasi berjumlah 63 ibu, dimana 48 (76,2%)
ibu menyusui sering melakukan pijat oksitosin, dan 15 (23,8%) ibu menyusui sering melakukan
pijat oksitosin, dan 15 (23,8%) ibu menyusui. ibu kadang-kadang melakukan pijat oksitosin.
Jumlah ibu menyusui yang menjalani pemeriksaan di Klinik Home Care X Tambun Selatan Bekasi
sebanyak 63 ibu, dimana 54 (85,7%) ibu menyusui sering melakukan perawatan payudara, dan 9
(14,3%) ibu menyusui kadang-kadang melakukan perawatan payudara. Jumlah ibu menyusui
yang menjalani pemeriksaan di Klinik Home Care X Tambun Selatan Bekasi berjumlah 63 ibu,
dimana 46 (73%) ibu menyusui mendapat dukungan dari keluarga, dan 17 (27%) ibu menyusui
kurang mendapat dukungan. dari keluarga mereka. Jumlah ibu menyusui yang menjalani
pemeriksaan di Klinik Home Care X Tambun Selatan Bekasi berjumlah 63 ibu, dimana 27 (74,6%)
ibu menyusui mempunyai produksi ASI lancar dengan kategori lancar, dan 16 (25,4%) ibu
menyusui dengan produksi ASI rendah. kategori produksi. Susu di bawah standar.

Hasil Analisis Bivariat


Tabel 3.Hasil analisis bivariat hubungan pijat oksitosin dengan kelancaran produksi
ASI
Oksitosin Produksi Susu Lancar Nilai-P ATAU
Pijat Fasih Tidak
Total
mulus
F % F % N %

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 167


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

Sering 43 89,6 5 10,4 48 76,2


23.650 (5.426-
Kadang-kadang 4 26,7 11 73,3 15 23,8 0,000
103.080)
Total 47 100 16 100 63 100
Perawatan Payudara

Sering 43 91,5 11 68,8 54 85,7


0,039 4.886 (1.121-21.298)
Kadang-kadang 4 8,5 5 31,3 9 14,3
Total 47 100 16 100 63 100
Dukungan keluarga

Mendukung 39 83,0 7 56,3 46 74,6


0,006 3.630 (1.060-12.424)
Tidak cukup 8 17,0 9 43,8 17 25,4
Total 47 100 16 100 63 100

Berdasarkan Tabel 3 diketahui hubungan variabel pijat oksitosin dengan kelancaran


produksi ASI pada ibu menyusui di Klinik Homecare X menunjukkan bahwa dari 48 ibu
menyusui yang sering melakukan pijat oksitosin terdapat 43 ibu menyusui (89,6%). )
mempunyai produksi ASI yang lancar dan sebanyak 5 (10,4%) ibu menyusui mempunyai
produksi ASI yang lancar, dan dari 15 ibu menyusui yang sesekali melakukan oksitosin,
terdapat 4 ibu hamil (26,7%) yang produksi ASInya lancar dan 11 ibu menyusui (73. 3%)
mempunyai produksi ASI yang tidak lancar. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square
diperoleh P-value sebesar 0,000 ≤ 0,05. Dapat disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI. P-value
diperoleh berdasarkan uji Chi-Square tabel 2x2 dengan hasil hitung ekspektasi lebih dari 5,
maka bacalah p-value pada kolom koreksi kontinuitas. Dari hasil analisis diperoleh nilai
Odds Ratio (OR) = 23,650 (5,426-103,080) yang berarti ibu menyusui yang sering melakukan
pijat oksitosin mempunyai peluang 23,650 kali untuk mendapatkan produksi ASI lancar
dibandingkan ibu menyusui yang sesekali melakukan pijat oksitosin.

Hubungan variabel perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu
menyusui di Klinik Homecare X menunjukkan bahwa dari 54 ibu menyusui yang sering
melakukan perawatan payudara, terdapat 43 ibu menyusui (91,5%) yang kelancaran produksi
ASI dan 11 (27,9%) ibu menyusui. %) ) ibu menyusui mempunyai produksi ASI yang lancar, dan
dari 9 ibu menyusui yang sesekali melakukan perawatan payudara, terdapat 4 ibu hamil (41,6%)
yang produksi ASInya lancar dan 5 ibu menyusui (58,4%) yang produksi ASI lancar di bawah
standar produksi ASI. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh Pvalue sebesar 0,039
≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI. P-value diperoleh berdasarkan tabel uji
Chi-Square 2x2 dengan ekspektasi hitung kurang dari 5, maka bacalah p-value pada kolom
eksak Fisher. Dari hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 4,886 (1,121-21,298) yang
berarti ibu menyusui yang sering melakukan perawatan payudara mempunyai peluang sebesar
4,886 untuk mendapatkan produksi ASI yang lancar dibandingkan dengan ibu menyusui yang
sesekali melakukan perawatan payudara. perawatan payudara.
Hubungan dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI pada ibu
menyusui di Klinik Homecare X menunjukkan bahwa dari 46 ibu menyusui yang
mendapat dukungan keluarga, terdapat 39 ibu menyusui (84,8%) yang kelancaran
produksi ASInya dan 7 (15,2%) %) ibu menyusui mempunyai produksi ASI lancar, dan
dari 17 ibu menyusui yang tidak mendapat dukungan keluarga, produksi ASI lancar
sebanyak 8 orang (47,1%) dan produksi ASI lancar sebanyak 9 orang (52,9%). produksi
susu di bawah standar. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh Pvalue
sebesar 0,006 ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI. P-value
diperoleh berdasarkan tabel uji Chi-Square 2x2 dengan ekspektasi hitung kurang dari

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 168


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

5, jadi bacalah nilai p pada kolom eksak Fisher. Dari analisis diperoleh hasil Odds Ratio (OR) =
3,630 (1,060-12,424) yang berarti ibu menyusui yang mendapat dukungan dari keluarga
mempunyai peluang 3,63 kali untuk mendapatkan kelancaran produksi ASI dibandingkan ibu
menyusui yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. keluarga.
Diskusi
Hubungan Pijat Oksitosin dengan Produksi ASI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui yang menjalani
pemeriksaan di Klinik Homecare X diketahui bahwa dari 48 ibu menyusui yang sering
melakukan pijat oksitosin, 43 ibu menyusui (89,6%) lancar dalam produksi ASI dan 5 (89,6%)
ibu menyusui lancar. 10,4%) %) ibu menyusui mempunyai produksi ASI lancar, dan dari 15
ibu menyusui yang sesekali melakukan oksitosin, 4 ibu hamil (26,7%) mempunyai produksi
ASI lancar dan 11 ibu menyusui (73,3%) mempunyai produksi ASI tidak lancar. mulus. Hasil
uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh P-value sebesar 0,000 ≤ 0,05. Dapat
disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pijat oksitosin
dengan kelancaran produksi ASI. Dari hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 23,650
(5,426-103,080) yang berarti ibu menyusui yang sering melakukan pijat oksitosin
mempunyai peluang 23,650 kali untuk mendapatkan produksi ASI lancar dibandingkan ibu
menyusui yang sesekali melakukan pijat oksitosin.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiowati pada tahun
2017 dengan judul penelitian “Hubungan pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI
pada ibu nifas seksio sesarea hari ke 2-3” menunjukkan hasil bahwa dari 35 ibu nifas yang
melakukan pijat oksitosin menurut prosedurnya, sebanyak 24 (50%) ibu nifas mempunyai
produksi ASI lancar dan 11 (22,9%) ibu nifas mempunyai produksi ASI lambat. Sedangkan
dari 13 ibu nifas yang tidak melakukan pijat oksitosin sesuai prosedur, 2 orang (4,2%) ibu
nifas memiliki produksi ASI yang lancar dan 11 (22,9%) ibu nifas memiliki produksi ASI yang
lambat. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,003 < 0,05 dengan demikian Ha diterima yang
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pijat oksitosin dengan kelancaran
produksi ASI.12
Pada variabel pijat oksitosin ini, ibu menyusui perlu melakukan pijat oksitosin secara sering atau
teratur untuk membantu memperlancar produksi ASI. Pijat oksitosin menjadi solusi untuk mengatasi
permasalahan terkait produksi ASI yang tidak lancar. Pijat oksitosin dilakukan dengan cara memijat
sepanjang tulang belakang (vertebra) hingga tulang kosta kelima-enam dan merupakan upaya untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.5

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa pijat oksitosin dapat mempengaruhi


kelancaran produksi ASI karena kelancaran produksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan
pijat oksitosin prolaktin yang dilakukan.
Hubungan Perawatan Payudara dengan Kelancaran Produksi ASI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui yang menjalani
pemeriksaan di Klinik Homecare X diketahui bahwa dari 54 ibu menyusui yang sering melakukan
perawatan payudara, 43 ibu menyusui (91,5%) lancar dalam produksi ASI dan 11 ibu menyusui
(91,5%) lancar dalam produksi ASI. (27.9%) %) ibu menyusui mempunyai produksi ASI yang
lancar, dan dari 9 ibu menyusui yang sesekali melakukan perawatan payudara, terdapat 4 ibu
hamil (41.6%) yang produksi ASInya lancar dan 5 ibu menyusui (58.4%) yang produksi ASInya
lancar. tidak mulus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh P-value sebesar 0,039
≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI. Dari hasil analisa tersebut,

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 169


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

diperoleh nilai Odds Ratio (OR) = 4,886 (1,121-21,298) yang berarti ibu menyusui yang sering
melakukan perawatan payudara mempunyai peluang sebesar 4,886 untuk mendapatkan produksi
ASI yang lancar dibandingkan dengan ibu menyusui yang sesekali melakukan perawatan payudara.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damanik pada tahun 2020
dengan judul penelitian “Hubungan perawatan payudara dengan kelancaran ASI pada ibu nifas”
menunjukkan bahwa dari 18 ibu nifas yang melakukan perawatan payudara, terdapat 14 (77,8%)
ibu nifas yang mempunyai ASI lancar. produksi ASI dan 4 (22,2%) ibu nifas mempunyai produksi
ASI yang tidak lancar. Sedangkan dari 22 ibu nifas yang tidak melakukan perawatan payudara, 6
(27,3%) ibu nifas memiliki produksi ASI lancar dan 16 (72,7%) ibu nifas memiliki siklus menstruasi
tidak teratur. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,004 < 0,05 dengan demikian Ha diterima yang
berarti ada hubungan yang signifikan antara perawatan payudara dengan kelancaran produksi
ASI.10
Pada variabel perawatan payudara ini, ibu nifas perlu melakukan perawatan payudara atau breast care
untuk dapat memperlancar produksi ASI. Tindakan perawatan payudara dilakukan untuk memperlancar
peredaran darah dan mencegah penyumbatan pada saluran produksi ASI.13

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa dengan melakukan perawatan payudara secara rutin atau sering
maka saluran kelenjar susu menjadi stabil dan terhindar dari penyumbatan sehingga produksi ASI dapat berjalan dengan
lancar.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kelancaran Produksi ASI


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui yang menjalani pemeriksaan
di Klinik Homecare X diketahui bahwa dari 46 ibu menyusui yang mendapat dukungan keluarga, 39
ibu menyusui (84,8%) memiliki kelancaran dalam produksi ASI dan 7 ibu menyusui (84,8%) memiliki
kelancaran produksi ASI. (15,2%) ibu menyusui mempunyai produksi ASI di bawah standar, dan dari
17 ibu menyusui yang tidak mendapat dukungan keluarga, terdapat 8 ibu hamil (47,1%) yang
produksi ASInya lancar dan 9 ibu menyusui (52,9%) yang produksi ASInya di bawah standar. produksi.
Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh P-value sebesar 0,006 ≤ 0,05 sehingga dapat
disimpulkan H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
kelancaran produksi ASI. Dari analisis diperoleh hasil Odds Ratio (OR) = 3,630 (1,060-12,424) yang
berarti ibu menyusui yang mendapat dukungan dari keluarga mempunyai peluang 3,63 kali untuk
mendapatkan kelancaran produksi ASI dibandingkan ibu menyusui yang tidak mendapat dukungan
dari keluarga. keluarga.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum pada tahun
2016 dengan judul penelitian “Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI pada ibu
nifas hari ke 3 di DR. Soegiri Lamongan” menunjukkan hasil bahwa ibu nifas yang mendapat
dukungan menyusui yang baik keluar sebagai sebanyak 9 atau 90,0%, dukungan ASI cukup tidak
keluar sebanyak 10 atau 66,7% dan dukungan ASI kurang keluar tidak sebanyak 4 atau 80,0%.
Hasil uji statistik diperoleh p = 0,004 < 0,07 dengan demikian Ha diterima yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kelancaran produksi ASI.14

Pada variabel dukungan keluarga, seorang ibu nifas perlu mendapatkan dukungan yang baik dari
keluarganya selama proses menyusui. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk hubungan
interpersonal yang melindungi seseorang dari pengaruh stres.15

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap


kelancaran produksi ASI karena dengan dukungan positif dari keluarga selama proses menyusui maka ibu
akan merasa nyaman, rileks, dan terhindar dari stres. Dengan kondisi nyaman seperti itu,

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 170


Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga untuk Melancarkan Produksi ASI

Hal tersebut akan mempengaruhi produksi hormon oksitosin dan prolaktin menjadi lebih baik sehingga
produksi ASI menjadi lancar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Agustus 2022 dengan
judul “Hubungan Pijat Oksitosin, Perawatan Payudara, dan Dukungan Keluarga dengan
Kelancaran Produksi ASI di Homecare Clinic X Tambun Selatan Bekasi Tahun 2022”, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Variabel distribusi frekuensi pijat oksitosin adalah 48 ibu menyusui sering
melakukan pijat oksitosin dan 15 ibu menyusui kadang melakukan pijat oksitosin, variabel
perawatan payudara sebanyak 54 ibu menyusui sering melakukan perawatan payudara dan 9
ibu menyusui kadang melakukan perawatan payudara, variabel dukungan keluarga adalah
sebanyak 46 ibu menyusui mendapatkan dukungan dari keluarga dan 17 ibu menyusui tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga, serta variabel kelancaran produksi ASI sebanyak 47 ibu
menyusui mempunyai kategori produksi ASI lancar dan 16 ibu menyusui mendapat dukungan
keluarga. kategori produksi ASI lancar yang tidak lancar. 2) Terdapat hubungan antara pijat
oksitosin dengan kelancaran produksi ASI di Klinik Homecare X Tambun Selatan Bekasi dengan
nilai P-value 0,000 karena P-value ≤ ɑ (0,05). 3) Terdapat hubungan antara perawatan payudara
dengan kelancaran produksi ASI di Klinik Homecare X Tambun Selatan Bekasi dengan Pvalue
sebesar 0,039 karena P-value ≤ ɑ (0,05). 4) Terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan kelancaran produksi ASI di Klinik Homecare X Tambun Selatan Bekasi dengan nilai P-
value 0,006 karena P-value ≤ ɑ (0,05).
Referensi
1. Trisnawati E, Widyastutik O. kegagalan asi eksklusif: manajemen laktasi dan dukungan keluarga. Di dalam:
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 2018. hal. 89–99.
2. IDA Indonesia. Nilai nutrisi air susu ibu. Jakarta Penerbit IDAI. 2013;
3. Yuliviasari B.Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil Trimester Tiga Terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi Satu Bulan Pertama Di Rs Al-Islam Bandung (Periode April-Juni 2016). 2016; Organisasi WH, Unicef.
4. Melindungi, mempromosikan dan mendukung pemberian ASI: Inisiatif Rumah Sakit Ramah Bayi untuk bayi
baru lahir kecil, sakit, dan prematur. Organisasi Kesehatan Dunia; 2020.
5. Saputri TM, Kadir A, Ernawati E. Faktor yang berhubungan dengan kelancaran asi pada ibu post partum di rskd
ibu dan anak siti fatimah makassar. Diagnosis J Ilm Kesehat. 2017;10(1):60–5.
6. Riordan J, Wambach K. Menyusui dan laktasi manusia. Pembelajaran Jones & Bartlett; 2010. Dinas
7. Kesehatan Jawa Barat. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung; 2019. Dewi ADC. Faktor-
8. faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI. Jurnal'Aisyiyah Med. 2019;4. Wulandari P, Menik K,
9. Khusnul A. Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum melalui Tindakan Pijat Oksitosin. J Ilm Keperawatan
Indonesia. 2018;2(1):33–49.
10. Damanik VA. Hubungan perawatan payudara dengan kelancaran ASI pada ibu nifas. J Keperawatan Sebelumnya.
2020;3(2):13–22.
11. Ningsih F, Lestari RM. Efektifitas Kombinasi Pijat Oksitosin dan Hypno Breastfeeding terhadap
Optimalisasi Produksi ASI pada Ibu Nifas: Efektivitas Kombinasi Pijat Oksitosin dan Hypno
Breastfeeding terhadap Optimalisasi Produksi ASI pada Ibu Nifas. J Surya Med. 2019;5(1):174–
87.
12. Setiowati W. Hubungan Pijat Oksitosin Dengan Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Fisiologis Hari
Ke 2–3. J Darul Azhar. 2017;3(1).
13. Gustirini R, Anggraini IA. Kombinasi perawatan payudara dan pijat oksitosin ibu menyusui terhadap pertambahan
berat badan bayi. J Kesehat Prima. 2020;14(1):24–30.
14. Kusumaningrum AT. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengeluaran Asi Pada Ibu Post Partum Hari Ke-3
Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan.
15. Oktalina O, Muniroh L, Adiningsih S. Hubungan dukungan suami dan dukungan keluarga dengan
pemberian asi eksklusif pada ibu anggota kelompok pendukung asi (KP-ASI). Media Gizi Indonesia.
2015;10(1):64–70.

Widyantika dkk. Jil: 02(02) 171

Anda mungkin juga menyukai