LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR VETERINER

ACARA I
BENTUK TELUR CACING, LARVA, PUPA NYAMUK, DAN PROTOZOA

OLEH :
NAMA : FARADILA AZZAHRA DESTRIYANTI
NIM : 22/493420/KH/11217
KELOMPOK : 1
ASISTEN : EVANY SILMA HERY ELVARETA

DEPARTEMEN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
A. Bentuk-Bentuk Telur Nematoda
No. Gambar Telur Karakteristik
1. Telur Heterakis gallinarum 1. Embrio
1 2. Dinding telur
Tipe telur unsegmented
Morfologi menciri :

1. Berbentuk elips serta berdinding tebal

dan halus

2. Memiliki ukuran 65-80 μm x 35-46 μm.

3. Mirip dengan telur Ascaridia galli tetapi

dapat dibedakan dari sisi ukuran yang
sedikit lebih kecil dan sejajar.

(Ditemukan pada feses unggas)

(Riandi dkk, 2021)

2. Telur Toxocara cati 1. Dinding telur
2 2. Embrio
Tipe telur unsegmented dan
bergelatin halus
Hospes: kucing
1
Morfologi menciri :

1. Berbentuk bulat berwarna coklat

keemasan

2. Memiliki permukaan yang berbintik

3. Memiliki dinding luar yang tebal.

4. Berukuran 61–80 x 50–70 μm

(Ditemukan pada feses kucing)

(Soegiarto dkk, 2022)

3. Telur Ascaris suum 1. Embrio

2. Gelatin kasar

• Tipe telur: bergelatin kasar

• Morfologi menciri :

1. Berwarna kekuningan

2. Lapisan luarnya mengalami mamilasi

dengan tidak teratur

3. Berukuran 60 x 50 μm

• Hospes: babi

• Predileksi: usus halus

(Ditemukan pada feses babi)
(Urquhart dkk, 2007))
4. Telur Haemonchus contortus 1. Dinding telur

2. Embrio

• Tipe telur segmented

• Morfologi menciri :
1 2 1. Terdapat blastomere yang hampir
memenuhi ruangan sel

2. Satu telur mengandung 16 – 20 cacing

3. Memiliki dinding sel yang tipis

(Ditemukan pada feses ruminansia)
(Wirawan dkk, 2019)
5. Telur Strongyloides avium 1. Dinding telur
2. Larva L1
Tipe telur larvated
Morfologi menciri :

1. Berbentuk oval

2. Memiliki dinding yang

tipis

3. Memiliki ukuran 52–56 ×

36–40 μm, setengah dari
ukuran teur Strongyloides
 sp. lainnya
(Ditemukan pada feses unggas)
(Taylor dkk, 2007)
6. Telur Oxyuris equi 1. Operkulum
2. Embrio
1
Tipe telur morulated
Morfologi menciri :
1. Terdapat sumbat mucoid transparan di
salah satu ujungnya
2
2. Predileksi pada caecum, colon dan
rectum

3. Berbentuk bulat atau ovoid

(Ditemukan pada feses kuda)
(Taylor dkk, 2016)
7. Telur Trichuris globulosa 1. Sumbat
2. Embrio
3. Dinding telur
Tipe telur bersumbat
Morfologi menciri :

1. Berukuran sedang dan bentuk seperti lemon

2. Terdapat sumbat transparan (operculum) di

kedua kutubnya

3. Predileksi pada usus besar

(Taylor dkk, 2016)

(Ditemukan pada feses ruminansia)
8. Telur Capillaria plica 1. Dinding telur

2. Embrio

3. Sumbat
Tipe telur bersumbat
Morfologi menciri :

1. Telur berukuran sedang dan berbentuk

ovoid

2. Predileksi di saluran kemih

3. Memiliki sumbat bipolar pipih transparan

 yang menonjol
(Taylor dkk, 2016)
(Ditemukan pada urin anjing (Canis sp.))

B. Bentuk-Bentuk Telur Trematoda

No. Gambar Telur Karakteristik
1. Telur Paramphistomum cervi 1. Dinding sel telur

2. Embrio

3. Operkulum
Tipe telur beroperkulum
Morfologi menciri :

1. Berukuran cukup besar (sekitar 130 – 180

μm)

2. Memiliki operkulum

3. Berwarna jernih dengan sedikit

kekuningan

4. Hospes definitif sapi, kambing, domba,

antelop
(berdinding jernih)
Hospes intermediet: siput air
(Planorbis dan Bulinus)

(Ditemukan pada feses ruminansia)

(Taylor dkk, 2007)

2. Telur Schistosoma bovis 1. Embrio
2. Dinding telur
3. Spina terminal
Tipe telur berspina
Letak spina: di terminal
(posterior tubuh)
Hospes intemediet: siput (Bulinus contortus, B.
truncates, Physopsis africana, P. nasuta)
(Taylor dkk, 2007)
Morfologi menciri :

1. Berbentuk poros/oval
 2. Tidak beroperkulum

3. Memiliki spina

4. Predileksi : Vena portal, vena mesentrica

vena di urogenital

(Ditemukan pada feses ruminansia)

(Taylor dkk, 2016)

C. Bentuk-Bentuk Telur Cestoda

No. Gambar Telur Karakteristik
1. Telur Moniezia expansa 1. Aparatus piriformis
2. Embrio
Tipe telur berkait
Hospes intermediet: tungau, umumnya dari
famili Oribatidae
(Taylor dkk, 2007)
Morfologi menciri :

1. Predileksi di usus kecil

2. Memiliki 3 pasang kait
3. Berbentuk segitiga tak
beraturan

(Ditemukan pada feses ruminansia kecil)

(Taylor dkk, 2016)

2. Telur Moniezia benedini 1. Apparatus piriformis
2. Kait 6 buah
Tipe telur berkait
Hospes intermediet: tungau, umumnya dari
famili Oribatidae
Morfologi menciri :
1. Berbentuk quadrangular
2. Berdiameter 80-90 μm
3. Memiliki predileksi di
usus halus

(Ditemukan pada feses ruminansia terutapa

kambing dan domba)

(Taylor dkk, 2007; Nurhidayah dkk, 2019)

3. Telur Dipylidium caninum 1. Dinding sel telur
2. Kait
3. Kapsul
Tipe telur berkait
Hospes intermediet: pinjal (Ctenocephalides
spp, Pulex irritans) dan kutu (Trichodectes
canis)
(Taylor dkk, 2007)
Morfologi menciri :
1. Terdapat hingga 30 telur dalam kapsul
telur
2. Kapsul berukuran sekitar 120-200 μm
3. Berbentuk hamper bulat

(Ditemukan pada feses anjing dan kucing)

(Taylor dkk, 2016)

4. Telur Echinococcus granulosus 1. Kait 6 buah
2. Dinding telur
Tipe telur berkait
Morfologi menciri :
1. Bentuk ovoid atau bulat
2. Terdapat 3 pasang kait
3. Berdiameter 25-35 μm

(Ditemukan pada feses anjing)

(Taylor dkk, 2016)

5. Telur Diphyllobothrium latum 1. Operkulum

2. Dinding telur

3. Embrio
Tipe telur beroperkulum
Morfologi menciri :
1. Telur berkembang dalam
air
2. Beroperkulum di salah
satu ujungnya
3. Berwarna kuning

(Ditemukan pada feses anjing dan kucing)

(Urquhart dkk, 2007)

D. Bentuk-Bentuk Larva dan Pupa Nyamuk
No. Gambar Karakteristik
1. Larva Anopheles sp. 1. Caput
2. Bulu palmata
3. Fossa respirasi
4. Papilla anale

A. Caput

B. Thorax

C. Abdomen

Morfologi menciri:

1. Posisi sejajar dengan air

2. Mempunyai bulu palmata

3. Abdomen terdiri dari 9 segmen dan

segmen ke 8 nya terdapat fossa
respirasi

(Carpenters dan Lacasse, 1955)

2. Pupa Anopheles sp. 1. Corong nafas
2. Dayung (paddles)

A. Sefalothorax

B. Abdomen

Morfologi menciri:

1. Corong nafas pendek dan melebar

2. Bulu palmata berada di abdomen

3. Jarak antara dayung dan sefalothorax

jauh
(Carpenters dan Lacasse, 1955)
3. Larva Culex sp. 1. Stigma
2. Siphon
3. Papilla anale

A. Caput

B. Thorax

C. Abdomen
Morfologi menciri:

1. Tidak terdapat bulu palamata

2. Terdapat sudut antara larva dan

permukaan air

3. Terdapat sipon pada segmen 8 abdomen

(Mönnig, 1949)

4. Pupa Culex sp. 1. Corong nafas

2. Mata
3. Dayung (paddles)

A. Sefalothorax

B. Abdomen
Morfologi menciri:

1. Corong nafas panjang dan

turbuler

2. Jarak antara paddles dengan

sefalothorax dekat

3. Tidak terdapat bulu palmata

pada bagian abdomen
(Carpenters dan Lacasse, 1955)
 E. Protozoa
1. Sarcomastigopora
No. Gambar Karakteristik
1. Trypanosoma evansi 1. Membran undulant
1
2. Inti sel

3. Flagella bebas

4. Kinetoplas
4
2
3 Hospes : ruminansia, kuda, anjing,
kucing, dan satwa liar.

Predileksi : plasma darah

Ciri :

1. Ujung posterior runcing

2. Memiliki membrana undulant yang

terlihat jelas.

3. Memiliki flagella bebas sebagai alat

gerak.
(Taylor dkk, 2016)
2. Tritrichomonas foetus 1. Axostyle

3 2. Membran undulant
3. 3 flagella bebas

1
Hospes : Sapi
2
Predileksi : Preputium, uterus

Ciri :
1. Berbentuk seperti buah pear
2. Memiliki 1 nukleus
3. Memiliki 4 flagella (3 flagella bebas
di anterior, 1 flagella memanjang ke
posterior membentuk membran
undulan dan melanjut ke posterior
sebagai flagel bebas)
 4. Memiliki axostyle yang berfungsi
sebagai kerangka dan memanjang
sampai posterior

(Taylor dkk, 2016)

3. Trichomonas gallinae
1. Flagella anterior

1 2. Nukleus
3. Axostyle
4. Membran undulan
4 2

Hospes : merpati, kalkun, burung, dan

3
pemangsa
Predileksi : pharynx, esofagus,
proventriculus, dan tembolok

Ciri :
1. Memiliki 4 flagella anterior
2. Tidak memiliki flagella di posterior
3. Aksostyle sempit
(Taylor dkk, 2016)
2. Apicomplexa
No. Gambar Karakteristik
1. Eimeria bovis 1. Sporozoite

4 3 2. Sporosista
3. Dinding oosista
2
5 4. Micropyle cap
1
5. Badan residu

Hospes : sapi
Predileksi : sel epitel intestinum

Ciri:
1. Oosista ovoid, bulat, atau ellipsoidal
2. Permukaan oosista halus
3. Mikrofil umumnya ditutupi polar cap
4. Setiap oosista memiliki 2 sporosista,
setiap sporosista memiliki 4 sporozoit
(Taylor dkk, 2016)
2. Isospora suis 1. Oosista
2. Sporozoit
1
3 3. Sporosista

2
Hospes : Babi
Predileksi : Usus halus

Ciri:
1. Oosista ovoid
2. Setiap oosista memiliki 2 sporosista,
setiap sporosista memiliki 4
3. Oosista tidak berwarna
4. Tidak memiliki micropyle
(Robert dan Janovy, 2009; Taylor dkk,
2016)

Departemen Parasitologi FKH UGM

3. Hepatozoon canis 1. Nukleus leukosit
3 2. Leukosit
3. Parasit tahap gametofit
2
4. Nukleus parasit
1

4 Hospes : Anjing

Predileksi : darah, ginjal, hepar

Ciri :
1. Memiliki 2 mikrogamet
2. Gamon dikelilingi kapsul halus
3. Nukleus berwarna ungu tua
(Taylor dkk, 2007)
4. Babesia sp. Hospes : hewan domestik
a Babesia canis: anjing
1
Babesia felis: kucing
2
Babesia bigemina: sapi
b
Predileksi : Eritrosit
3

Ciri :
1. Bentuk piriformis, bulat
memanjang
2. Salah satu ujung meruncing dan
ujung lain membulat apabila
ditemukan secara berpasangan.
3. Ukuran tidak lebih dari 5 μm

a. Babesia bigemina (Babesia besar)

1. Parasit babesia (merozoit)
2. Sel darah merah
b. Babesia divergens (Babesia kecil)
3. Parasit babesia (merozoit)
(Rumlaklak dkk, 2018; Taylor dkk, 2016)

Departemen Parasitologi FKH UGM

5. Leucocytozoon sabrazesi 1. Nukleus parasit
3 2. Inti eritrosit

5 3. Eritrosit
2
4. Parasit
4
5. Sitoplasma eritrosit
1

Hospes : unggas (ayam)

Predileksi : eritrosit

Ciri :
1. Gamon yang masak akan memanjang
2. Sporozoit dan merozoit ada 3 cincin
kutub
3. Inti berada di tepi
(Taylor dkk, 2016)

Departemen Parasitologi FKH UGM

3. Microspora
No. Gambar Karakteristik
1. Encephalitozoon cuniculi 1. Manubroid
2. Endospora
3. Eksospora
1
4. Polar filamen

2
4 5. Nukleus

5
3 Hospes : anjing, kucing, kelinci, dan tikus
Predileksi : sirkulasi darah

Ciri :
1. Ukuran trophozoit 2-2,5 x 0,8-1,2
um
2. Spora berukuran 2 um
3. Memiliki vakuola posterior
4. Memiliki filamen polar spiral yang
terdiri dari 4-5 lilitan
(Taylor dkk, 2016)

Departemen Parasitologi FKH UGM

4. Cilliophora
No. Gambar Karakteristik
1. Balantidium coli Hospes : babi, manusia, unta, monyet,
tikus
A
Predileksi : usus besar
1
3
A. Stadium tropozoit
4
1. Makronukleus
2 5
2. Mikronukleus
6
3. Protoplasma

7 4. Sitostome
5. Cilia
B
6. Vakuola kontraktil
8 7. Citopige
B. Stadium Kista
8. Vakuola kontraktil
9. Cyst wall
10
9 10. Makronukleus

(Taylor dkk, 2016)

Departemen Parasitologi FKH UGM

DAFTAR PUSTAKA
Carpenters, S., J., Lacasse, W., J. (1955). Mosquitoes of North America (North Mexico). Los
Angeles : University of California Press.
Mönnig, H., O. (1949). Veterinary Helminthology and Entomology. London: Bailliere.
Nurhidayah, N., Satrija, F., Retnani, E. B., Astuti, D. A., Murtini, S. (2019). Prevalensi Dan Faktor
Risiko Infeksi Parasit Saluran Pencernaan Pada Kerbau Lumpur Di Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah. Jurnal Veteriner, 20(4), 572–582.
Riandi, L. V., Ikral, M., Fahrimal, Y. (2021). Identification of gastrointestinal parasites in bird
white-rumped shama (Copsychus malabaricus) kept by bird lovers in the Pariaman city,
west sumatera. Jurnal Medika Veterinaria, 15(2).
Robert, L. S., Janovy, J. (2009). Foundations of Parasitology Eighth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Rumlaklak, Y. Y., Jacob, J. M., Oematan, A. B. (2018). Studi Kasus : Profil Sel Darah Merah
Anjing Yang Terinfeksi Babesia Sp. Jurnal Kajian Veteriner. 6(1). 12–16.
Soegiarto, E., Yesica, R., Antika, D., D. (2022). Identification and Morphometric Analysis of
Toxocara cati in Domestic Cat at Ontosenovet Animal Clinic Malang: Identifikasi dan
Analisis Morfometri Toxocara cati pada Kucing Domestik di Klinik Hewan Ontosenovet
Malang. Veterinary Biomedical and Clinical Journal, 4(1), 30-37.
Taylor, M. A., Coop, R. L., Wall, R. L. (2007). Veterinary Parasitology Third Edition. New Delhi:
Wiley Blackwell.
Taylor, M. A., Coop, R. L., Wall, R. L. (2016). Veterinary Parasitology 4th Edition. New Delhi:
Wiley Blackwell.
Urquhart, G. M., Armour, J., Duncan, J. L., Dunn, A. M., Jennings, F. W. (2007). Veterinary
Parasitology 2nd Edition. New Jersey: Blackwell Publishing.
Wirawan, I. G. K. O., Jaya, I. K., Randu, M. D. S. (2019). Keragaman dan Intensitas Infeksi
Endoparasit Gastrointestinal pada Sapi Bali dengan Ekstensif di Kabupaten Kupang.
Jurnal Sain Veteriner. 37(2) : 151–159.

Departemen Parasitologi FKH UGM