Tiga Ide Besar dalam komunitas belajar merupakan ide-ide yang menggerakan dan memandu
pelaksanaan komunitas belajar dalam sekolah. Efektivitas pelaksanaan komunitas belajar dalam
sekolah akan sangat bergantung pada sejauh mana ide-ide ini menjadi pertimbangan utama
dalam menjalankan kegiatan dan sejauh mana ide-ide ini dipahami serta dijalankan oleh seluruh
pemimpin dan anggota komunitas belajar.
Lima Dimensi dalam komunitas belajar merupakan visualisasi yang holistik dari budaya dan
praktik yang terjadi pada pelaksanaan komunitas belajar. Lima Dimensi ini juga memberikan
gambaran apa yang perlu dilakukan seorang pemimpin untuk menciptakan budaya di dalam
komunitas belajar.
Pencapaian tertinggi bagi kemampuan murid merupakan sesuatu yang perlu diupayakan
sehingga PTK juga dituntut untuk terus belajar. Penting bagi PTK di satuan pendidikan untuk
bersama-sama membuat struktur belajar yang melekat sebagai bagian dari aktivitas rutin.
Oleh karena itu, untuk memastikan murid memperoleh pembelajaran yang berkualitas, PTK
perlu mampu menjawab Empat Pertanyaan Kritis berikut.
2
b. Bagaimana kita tahu bahwa setiap murid telah belajar hal tersebut?
PTK perlu memahami bahwa efektivitas pembelajaran tercermin dari hasil nyata
pembelajaran murid. Oleh karena itu, diperlukan pemanfaatan beragam data untuk
menilai dampak dari metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Data tersebut
dapat bersumber dari asesmen, data perilaku murid, survei, data observasi kelas, dan
sumber lainnya. Bentuk penilaian yang digunakan biasanya berupa asesmen formatif.
Dari hasil tersebut, PTK dapat melihat murid mana yang belum memenuhi standar
minimal capaian untuk diberikan waktu dan dukungan tambahan.
d. Bagaimana kita akan memperkaya pembelajaran untuk murid yang sudah mahir?
Sebagaimana pertanyaan kritis ketiga, perlakuan yang sama dilakukan bagi murid-murid
yang sudah mahir. PTK perlu mencari cara dan strategi untuk memfasilitasi murid yang
ingin mengembangkan wawasannya melebihi standar minimum yang ditentukan.
1 Apa yang kita harapkan - Kompetensi esensial apa yang - Menyusun tujuan pembelajaran yang
untuk murid pelajari? harus dicapai murid (bukan jelas dan terukur
materinya)? - Menginformasikan kepada murid tujuan
- Apa yang membuat kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai
2 Bagaimana kita tahu - Bagaimana kondisi murid saat - Menyusun rubrik penilaian sesuai dengan
bahwa setiap murid telah ini? tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
belajar hal tersebut? - Apakah kondisi tersebut sudah - Menginformasikan pada murid rubrik
sesuai dengan apa yang kita penilaian sehingga murid dapat
harapkan untuk murid capai? melakukan refleksi pribadi terhadap
kemampuannya
- Memperbanyak asesmen formatif
3 Bagaimana respon kita - Apa yang menyebabkan murid - Mengidentifikasi akar masalah dari murid
jika ada murid yang tidak belajar? yang tidak bisa mencapai tujuan belajar
tidak belajar? - Cara apa yang bisa PTK - Membentuk tim kolaborasi antar-PTK
lakukan untuk mengatasi hal untuk menyusun strategi intervensi pada
tersebut? murid-murid yang belum mencapai
- Apakah ada praktik baik yang tujuan pembelajaran (karena
bisa dibagikan untuk mengatasi pembelajaran murid adalah tanggung
hal tersebut? jawab semua PTK, bukan hanya guru
yang mengajar di kelasnya saja)
- Melakukan penjadwalan tambahan waktu
belajar untuk murid yang belum
mencapai tujuan pembelajaran
(menentukan target, durasi, dan frekuensi
pertemuan serta PTK yang mendampingi
sesuai kepakarannya)
- Melakukan remedial untuk
keterampilan/kompetensi fondasi/esensial
(keterampilan minimal yang perlu dicapai
oleh murid)
4 Bagaimana kita akan - Bagaimana capaian belajar - Melakukan identifikasi murid yang
memperkaya murid saat ini? memiliki hasil belajar lebih dari yang
pembelajaran untuk - Apakah pembelajaran yang ditargetkan
murid yang sudah sudah disajikan sudah cukup - Membuat jadwal pengayaan untuk murid
mahir? untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi untuk
murid? memperdalam kompetensi/keterampilan
- Langkah apa yang bisa kita yang sudah didapatkan oleh murid
lakukan untuk memfasilitasi
kebutuhan belajar murid yang
melebihi standar minimum?
Komunitas belajar diharapkan tumbuh secara organik, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan, serta berpihak pada kebutuhan pendidik dan murid. Langkah yang
dilakukan untuk memastikan apakah komunitas belajar telah berpihak pada kebutuhan murid
dimulai dari tahap pengumpulan data pembelajaran. Berdasarkan data tersebut, PTK dapat
mengetahui bagian mana yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar murid
dan intervensi apa yang perlu dilakukan untuk kemudian dievaluasi melalui pengamatan
dalam pembelajaran. Ini merupakan siklus umum yang dilakukan komunitas belajar.
Siklus komunitas belajar dalam sekolah merupakan rangkaian pengelolaan komunitas belajar
dalam sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas PTK dan meningkatkan hasil
belajar murid. Siklus ini terdiri atas tahap refleksi awal, perencanaan, implementasi, evaluasi,
dan kembali lagi menuju tahap refleksi awal. Siklus pengelolaan komunitas belajar di sekolah
digambarkan sebagai berikut.
Siklus pada Gambar 3.1 di atas merupakan tahapan penting untuk dilakukan secara
berkelanjutan oleh komunitas belajar. Tujuan yang ingin dicapai dari komunitas belajar yaitu
peningkatan hasil pembelajaran murid. Hasil pembelajaran murid bukan hanya terbatas pada
tingkatan kognitif, tetapi juga pada keterampilan dan karakter. Tujuan akhirnya adalah
terwujudnya murid yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila. Untuk itu, kepala
sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya menyepakati pengembangan
profesionalitas melalui komunitas belajar yang berfokus pada pengajaran dan pembelajaran
serta berkomitmen melaksanakan program peningkatan proses belajar murid. Penjelasan dari
setiap tahap adalah sebagai berikut.
2) Tahap Perencanaan
Tahap yang kedua adalah merencanakan prioritas capaian komunitas belajar dalam
sekolah pada tahun berjalan. Skala prioritas disusun kepala sekolah bersama pendidik
berdasarkan hasil refleksi awal. Pada tahap ini disepakati target dan indikator
keberhasilan komunitas belajar; nilai-nilai dan norma yang akan diterapkan; pembagian
tanggung jawab, agenda, waktu, bentuk kegiatan kolaborasi, berbagi praktik, umpan
balik, dan kegiatan lainnya yang dapat membangun ekosistem belajar yang aman.
3) Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi, setiap anggota komunitas baik kepala sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidikan lainnya berkomitmen untuk menjalankan perannya dalam komunitas
belajar untuk mencapai tujuan. Budaya kolegial yang didasari rasa saling percaya dan
saling menghormati diharapkan dapat terbangun.
Pada tahap ini terjadi proses pembelajaran kolektif, misalnya pada komunitas belajar
dalam sekolah berbasis mata pelajaran yang sama (disiplin ilmu yang sama) anggota
komunitas bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran,
pedagogi dan penilaian. Pembelajaran kolektif dapat dilakukan dalam bentuk berbagi
praktik. Proses berbagi yang dilakukan bukan hanya praktik baik (keberhasilan), tetapi
juga praktik yang belum berhasil dilakukan. Berbagi praktik dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya dengan berdiskusi bersama rekan sejawat, saling melihat hasil
kerja murid, dan saling melakukan kunjungan kelas untuk sama-sama belajar dan
memperoleh umpan balik.
Pada tahap implementasi ini juga dilakukan observasi terhadap pelaksanaan aktivitas di
komunitas belajar. Observasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah, koordinator kelompok
komunitas belajar, dan pihak lainnya yang sudah disepakati. Observasi yang dilakukan
bertujuan agar kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya dapat
memastikan pelaksanaan komunitas belajar sesuai dengan nilai, norma, dan panduan
pelaksanaan yang sudah ditetapkan pada tahap perencanaan.
4) Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, setiap anggota komunitas belajar melakukan refleksi bersama sesuai
dengan periode yang disepakati sebelumnya. Semua kelompok komunitas belajar yang
ada dalam sekolah bersama merefleksikan apa yang sudah berjalan efektif dan apa yang
berjalan kurang efektif untuk diambil pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan di
tahap selanjutnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil pelaksanan
komunitas belajar dengan indikator keberhasilan komunitas belajar.
Pada tahap evaluasi perlu dilakukan apresiasi pada capaian-capaian dan perilaku-perilaku
efektif yang sudah dilakukan oleh anggota komunitas sepanjang proses pelaksanaan
komunitas belajar dalam sekolah pada tahun berjalan. Tujuannya agar capaian dan
perilaku efektif tersebut dapat dipertahankan/dikembangkan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan Tiga Ide Besar di atas, hal lain yang juga perlu diperhatikan oleh PTK untuk
memastikan peningkatan hasil belajar murid yang didukung oleh pelaksanaan komunitas
belajar dalam sekolah adalah sebagai berikut.
Kepala sekolah atau koordinator kelompok komunitas belajar dapat mendorong seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan untuk berbagi peran dan berkolaborasi secara optimal
sehingga setiap pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan merefleksikan komitmen
dan tanggung jawab bersama. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan
bersama adalah sebagai berikut.
a. PTK memelihara jiwa kepemimpinan di sekolah.
b. PTK membagi tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
c. PTK mengambil keputusan menyeluruh yang mencerminkan komitmen dan
akuntabilitas.
d. PTK berbagi informasi.
2. Nilai dan Visi Bersama
Nilai dan visi komunitas belajar di satuan pendidikan perlu dibangun bersama, di mana
setiap orang di dalamnya berkomitmen kuat untuk menerapkan dan menjalankannya.
Nilai dan visi yang dibangun fokus pada proses belajar guru dan murid. Nilai dan visi
komunitas belajar dapat diturunkan dan diselaraskan dengan visi misi dan tujuan sekolah
yang tercantum pada Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Hal penting yang
terdapat dalam nilai dan visi bersama adalah
a. nilai dan norma,
b. pembelajaran murid,
c. ekspektasi yang tinggi,
d. visi bersama yang memandu pengajaran dan pembelajaran.
4. Berbagi Praktik
Dimensi ini menekankan pada pentingnya proses saling belajar antar-PTK melalui
observasi dan umpan balik sehingga setiap PTK dapat saling mendukung peningkatan
kualitas pengajarannya. PTK di dalam komunitas siap dengan keterbukaan untuk saling
mengobservasi dan memberikan dorongan yang positif pada praktik pengajaran yang
telah dilakukan. Hal penting yang perlu dilakukan dalam berbagi praktik adalah sebagai
berikut:
1. PTK melakukan observasi rekan sejawat untuk memberikan dorongan, pengetahuan,
dan keterampilan.
2. PTK memberikan umpan balik untuk meningkatkan praktik pengajaran.
3. PTK berbagi hasil praktik pengajaran.
4. PTK melakukan pendampingan (mentoring dan coaching).
d. Mengambil risiko.
e. Melakukan upaya yang menyeluruh untuk menanamkan perubahan.
Dari penjelasan rinci terkait Tiga Ide Besar dan Lima Dimensi di atas, perlu dipahami bahwa
keterkaitan keduanya sangat erat. Setiap PTK yang ada di satuan pendidikan perlu memahami
bahwa Lima Dimensi sangat penting untuk diaplikasikan sehingga Tiga Ide Besar dapat
terwujud. Harapannya, hal tersebut akan memberi dampak langsung bagi murid yang pada
akhirnya benar-benar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar murid. Keterkaitannya dapat
dilihat pada gambar berikut.
● b. Melakukan
pengambilan keputusan
bersama
meningkatkan kapasitas
PTK
Dari menekankan pada apa yang → menjadi memastikan apa yang murid pelajari
diajarkan
Dari menguji banyak hal secara tidak → menjadi menguji beberapa hal secara teratur
teratur
Dari asesmen kinerja guru secara → menjadi asesmen tim yang kolaboratif
individual
Dari terlalu bergantung pada satu jenis → menjadi asesmen yang berimbang
asesmen
Dari guru secara individu yang → menjadi respon sistematis yang memastikan
menentukan respon yang sesuai dukungan untuk setiap murid
Dari waktu dan dukungan yang tetap → menjadi waktu dan dukungan yang beragam
untuk belajar untuk belajar
Dari dukungan yang bersifat undangan → menjadi dukungan langsung (yang tentu saja
di luar jam sekolah diperlukan) selama berlangsungnya jam
sekolah
Dari guru secara individual mencoba → menjadi tim kolaboratif guru saling
menemukan cara untuk meningkatkan menolong untuk meningkatkan hasil satu
hasil sama lain
Dari kolaborasi ringan tentang hal → menjadi kolaborasi yang secara eksplisit
yang tidak berhubungan dengan fokus pada isu dan pertanyaan yang paling
pencapaian murid mempengaruhi pencapaian murid
Dari asumsi bahwa ini muridku, → menjadi asumsi bahwa ini adalah murid kita
mereka muridmu
Dari fokus eksternal atas isu di luar → menjadi fokus internal atas langkah- langkah
sekolah yang bisa PTK lakukan untuk meningkatkan
kualitas sekolah
Dari fokus pada latar belakang murid → menjadi fokus pada masa depan (potensi)
murid
Dari tujuan yang berkaitan dengan → menjadi tujuan SMART yang bergantung
ketuntasan proyek dan aktivitas pada bukti pembelajaran murid
Dari guru mengumpulkan data dari tes → menjadi tim kolaboratif memperoleh
yang dibangun secara individual untuk informasi dari penilaian umum untuk (1)
menetapkan nilai menginformasikan praktik individu dan
kolektif mereka, dan (2) menanggapi murid
yang membutuhkan waktu dan dukungan
tambahan
Dari hanya bergantung pada diri → menjadi saling bergantung dan percaya pada
sendiri di kelas masing-masing rekan sejawat (interdependent)
(independent)
Dari pengakuan umum yang jarang → menjadi pengakuan spesifik yang rutin dan
terjadi budaya perayaan yang menciptakan banyak
pemenang
Dari pelatihan eksternal (lokakarya dan → menjadi pembelajaran yang tertanam dalam
kursus) pekerjaan
Dari belajar individual melalui kursus → menjadi belajar secara kolektif dengan
dan lokakarya bekerja bersama
KELOMPOK REFLEKSI
Bapak/Ibu adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD. Di dalam kelompok, Bapak
Ibu akan melakukan refleksi terkait kesiapan murid untuk mempelajari materi "Menemukan Ide
Pokok dan Ide Pendukung pada Bacaan" sesuai dengan modul ajar yang telah disediakan (buka:
https://s.id/BahanStudiKasus).
Sebagai gambaran kondisi saat ini, kemampuan rata-rata murid Bapak/Ibu belum mampu
memahami bacaan panjang lebih dari dua paragraf. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia
di sekolah juga sangat terbatas.
Dengan kondisi tersebut, silakan Bapak/Ibu merefleksikan bagaimana kesiapan murid untuk
mempelajari materi tersebut.
Luaran:
Catatan hasil refleksi di dalam kelompok
KELOMPOK PERENCANAAN
Bapak/Ibu adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD yang akan menyiapkan
perencanaan pembelajaran untuk materi "Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung pada
Bacaan" sesuai dengan modul ajar yang telah disediakan (buka: https://s.id/BahanStudiKasus).
Dalam skenario ini, dari hasil refleksi yang sudah dilakukan Bapak/Ibu sudah menghasilkan
beberapa catatan penting sebagai berikut:
1. Secara mayoritas, murid-murid di kelas 4 belum mampu memahami teks panjang lebih dari
dua paragraf, sehingga dibutuhkan teks yang lebih pendek.
2. Tema cerita yang disajikan di dalam teks juga dirasa terlalu berat untuk dipahami oleh murid.
3. Ketersediaan proyektor terbatas dan listrik sering padam, sehingga perlu aktivitas yang tidak
tergantung dengan listrik dan proyektor.
Luaran:
Modifikasi perencanaan pembelajaran
KELOMPOK EVALUASI
Bapak/Ibu adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SD yang akan menyiapkan
perencanaan pembelajaran untuk materi "Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung pada
Bacaan" sesuai dengan modul ajar yang telah disediakan (buka: https://s.id/BahanStudiKasus).
Dalam skenario ini, Bapak/Ibu sudah melakukan beberapa proses yang diantaranya refleksi
bersama, menyusun (memodifikasi) rencana pembelajaran berdasarkan catatan hasil refleksi.
Bayangkan Bapak/Ibu telah mengimplementasikan rencana pembelajaran tersebut di kelas
masing-masing. Ada Bapak/Ibu yang menemui kendala dalam mengajar materi tersebut dan ada
juga yang malah berhasil.
Luaran:
Catatan hasil evaluasi dalam kelompok