TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
Definisi asma juga disebutkan oleh Reeves dalam buku Padila yang
panjang yang bertujuan untuk menjaga gejala asma tetap terkontrol sehingga
reaksi berlebihan. Akibatnya saluran nafas menyempit dan jumlah udara yang
10
11
Alergen berikatan dengan antibodi IgE dengan cara melekat pada sel mast.
berperan pada bronkokonstriksi. Hal itu akan menimbulkan efek edema lokal
pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mucus yang kental dalam lumen
inflamasi saluran napas (Rizki et al., 2015). Asma merupakan suatu penyakit
obstruksi saluran nafas yang dapat mengenai mereka yang memiliki faktor
resiko. Penyakit ini mempunyai spektrum gejala klinis yang bervariasi mulai
dari ringan hanya berupa batuk, sampai berat berupa serangan yang
2. Anatomi Terapan
a. Pernapasan
b. Anatomi Pernapasan
d) trakea dibentuk oleh cincin tulang rawan dengan panjang sekitar 12,5
paru mengisi rongga dada yang terletak di sebelah kanan dan kiri rongga
c. Thorax
oleh thoracic inletdan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas luar
Mediastinum terletak diantara paru kiri dan kanan dan merupakan daerah
ventral vertebra torakal I (posterior), bagian medial dari iga I kiri dan
torakal II. Batas bawah rongga thoraks atauthoracic outlet (pintu keluar
thoraks) adalah area yang dibatasi oleh sisi ventral vertebratorakal XII,
lateral oleh batas bawah costae dan anterior oleh processus xiphoideu
thoraks) adalah area yang dibatasi oleh sisi ventral vertebratorakal XII,
lateral oleh batas bawah costae dan anterior oleh processus xiphoideus.
15
d. Fisiologi Pernapasan
pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot diafragma, isi dan
adalah diafragma yang berbentuk kubah, berada pada dasar torak yang
dan otot dinding abdomen yang terdiri dari rectus abdominis, obliges
relaksasi dan naik kembali ke posisi istirahat pada saat ekspirasi. Dalam
keadaan normal otot tambahan tidak aktif, mulai berperan pada saat
sehingga tulang iga dan sternum secara langsung maju menjauhi spinal,
1) Ventilasi
2) Perfusi
3) Difusi
membran kapiler.
darah dan cairan tubuh ke dan dari sel; 4) pengaturan ventilasi (Guyton &
Hall, 2006).
3. Patofisiologi
Asma ditandai dengan konstriksi spastik dari otot polos bronkiolus yang
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara: seseorang alergi membentuk
sejumlah antibodi IgE abnormal. Pada asma, antibodi ini terutama melekat
pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat
antibodi IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang
telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan
bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor ini akan menghasilkan edema
lokal pada dinding bronkiolus maupun sekresi mukus yang kental dalam
peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi paksa menekan bagian luar
barrel chest (Lewis et al, 2000). Asma terjadi karena penderita asma telah
mucus. Rata-rata penderita asma bernapas 3-5 kali lebih sering dan lebih
adalah keadaan dimana dalam keadaan santai dapat menyebabkan rasa pusing
saturasi oksigen. Namun, bila berdasarkan efek Bohr, hal itu disebabkan oleh
darah.
20
(GINA, 2005).
21
Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang
di timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi, siang, dan malam hari, sesak
dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas. Gejala ini
2018, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2016, Lewis et al, 2000). Pada
keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan
pasien susah berbicara dan terlihat lelah. Gejala yang berat adalah keadaan
gawat darurat yang mengancam jiwa. Yang termasuk gejala yang berat adalah
serangan batuk yang hebat, sesak napas yang berat dan tersengal-sengal,
sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut), sulit tidur dengan
posisi tidur yang dianggap nyaman adalah dalam keadaan duduk, dan
22
kesadaran menurun ( Depkes RI, 2017). Gejala asma dapat diperburuk oleh
serbuk, infeksi sistem respirasi, asap rokok dan stres (GINA, 2014). Gejala
asma dapat menjadi lebih buruk dengan terjadinya komplikasi terhadap asma
biasa dikenal dengan status asmatikus (Brunner & Suddarth, 2016). Status
ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa
bronkus maka suara wheezing dapat hilang dan biasanya menjadi pertanda
5. Komplikasi
oksigen dan pemantauan gas darah arteri. Cairan diberikan karena individu
sedangkan prognosis Asma pada umumnya baik bila segera ditangani secara
23
baik dari pada yang muncul sesudah dewasa, dan angka kematian meningkat
6. Sesak nafas
berbagai sensasi yang berbeda intensitinya, Sesak nafas dimana kondisi kita
susah bernafas biasanya terjadi ketika kita melakukan aktivitas fisik dan bisa
terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak dan bayi sekalipun, sesak nafas
juga suatu gejala dari beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis (Thoracic
dapat memicu sesak nafas. Pemicu ini bervariasi, tetapi yang sering terjadi
adalah udara dingin, alergi seperti debu, jamur, bulu binatang dan kotoran
secara berlebihan agar dapat bernapas secara benar. Selain itu, tujuan
udara yang normal (Vita Health, 2006). Secara garis besarnya, teknik
(Dupler, 2019).
2020).
(Murphy, 2020).
(VitaHealth, 2020).
Programming, 2019).
respon alami tubuh terhadap hal ini adalah mengurangi intake udara ke
berikut:
mempertahankan CO2.
29
(VitaHealth, 2020).
dan lebih dangkal. Teknik Pernapasan Buteyko meliputi dua hal penting
yaitu relaksasi dan latihan. Pada tahapan relaksasi, postur tubuh diatur
asma terjadi (Dupler, 2019). Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
dalam) sehingga cara terbaik untuk menghemat CO2 yang keluar adalah
atau mencapai waktu control pause selama 40-60 detik (Dupler, 2005,
pernapasan.
hidung.
menit.
praktek. Jika mengambil napas dari udara, maka hal itu berarti
selama 3-5 menit pada suatu waktu. Cara untuk latihan bernapas
Langkah I
Langkah 2
Langkah 3
transpor oksigen ke otot-otot yang sedang bekerja dan faktor lokal yang
performa latihan (high tech), sementara uji yang lain memberikan informasi
mendasar tetapi lebih low tech dan lebih mudah untuk dikerjakan. Uji yang
terpilih didasari oleh hasil yang ingin diperoleh dan ketersediaan alat. Uji
latihan yang paling umum adalah uji jalan 6 menit, uji menaiki tangga,
shuttle walk test, cardiac stress test (protokol Bruce), uji latihan
kapasitas latihan dapat diukur oleh jarak berjalan. (Enfield, et al., 2010)
terutama karena sederhana. Saat ini, disadari bahwa uji ini menambahkan
saat itu guna evaluasi tingkat kebugaran fisik dari individu sehat. Uji
diperkenalkan dan memberi hasil yang sama dengan uji jalan 12 menit.
merupakan uji yang mudah dikerjakan, ditoleransi dengan baik dan lebih
(ATS, 2002)
36
Uji ini menilai jarak yang dapat ditempuh pasien secepatnya pada
permukaan yang datar dan padat selama periode waktu 6 menit. Uji ini
terkait sistem dan organ yang berbeda selama latihan. Uji jalan 6 menit
menentukan sendiri intensitas uji dan diizinkan untuk berhenti dan rehat
2002)
1) Indikasi 6MWT
2002).
383 meter, dengan range 160 – 600 meter, dan jarak yang kurang
37
atau sama dengan 350 meter dihubungkan dengan resiko rawat inap
• Transplantasi paru
• Reseksi paru
• Rehabilitasi paru
• PPOK
• Hipertensi pulmonal
• Gagal jantung
• PPOK
• Kistik fibrosis
• Gagal jantung
• Fibromialgia
• Gagal jantung
• PPOK
2) Kontraindikasi
denyut jantung istirahat lebih dari 120, tekanan darah sistol lebih dari
a) Nyeri dada
c) Kaki kram
d) Sempoyongan
e) Diaforesis
2002)
e) Kertas kerja
f) Sumber oksigen
g) Spigmomanometer
h) Telefon
i) Defibrilator
dipakai
sore hari
(ATS, 2002)
uji dibatalkan.
minimum dan tenaga ahli yang tidak memerlukan pelatihan tinggi. (Dal
6 minute step test menyerupai seperti menaiki anak tangga. Uji ini
memerlukan tempat yang cukup luas. (Pichon, et al., 2016) 6 minute step
minute walking test. Didapati korelasi yang baik antara 6 minute walking
test dan 6 minute step test dalam hal ambilan oksigen dan denyut jantung.
step test merupakan uji dengan self-paced dengan tempat yang terbatas
dan uji ini mudah serta dapat menjadi alternatif yang efektif karena
dikarenakan memberi evaluasi yang lebih baik pada hasil uji dan
berkorelasi dengan 6MWT. Korelasi ini lebih terlihat pada menit terakhir
pada uji terkait persepsi lelah dan sensitivitas uji saat dibandingka
c) Kertas kerja
d) Sumber oksigen
e) Spigmomanometer
f) Telefon
uji
aktivitas sebelumnya.
B. Penelitian Relevan
uji paired sample T-Test dengan hasil rata –rata (mean) pengontrolan asma
47
3. Pada penelitian yang dilakukan oleh JUWITA, Lisavina; SARY, Ine Permata.
Journal, 2019, 2.1: 10-20. Hasil uji statistikdidapatkan p value 0,000 berarti
pengontrolan asma.
48
C. Kerangka Pikir
1. Peningkatan Mucus
2. Spasme Otot Broncus
3. Edema Mukosa
4. Bronco Kotraksis
6 Minute Walking
Buteyko Breathing
Techniques Test (6MWT)
49
D. Kerangka Konsep
Meningkatkan
Buteyko Breathing Techniques aktivitas berjalan
E. Hipotesa