(Studi Kasus)
Oleh,
Hena Gian Hermana
1706345
SEKOLAH PASCASARJANA
2018
I. Identitas Penulis Tesis
a) Nama : Septina Alrianingrum
b) NIM : S 860907006
c) Tahun Lulus : 2010
d) Judul : Cagar Budaya Surabaya Kota Pahlawan Sebagai Sumber Belajar
(Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial di Universitas
Negeri Surabaya)
e) Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret, Surakarta
f) Pembimbing
Pembimbing 1 : Dr. Warto, M.Hum. (NIP. 196109251986031001)
Pembimbing 2 : Dra. Sutiyah, M.Pd., M.Hum. (NIP. 195907081986012001)
g) Tim Penguji
Ketua : Dr. Suyatno Kartodirdjo
Sekretaris : Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd.
Anggota : Dr. Warto, M.Hum
Dra. Sutiyah, M.Pd., M.Hum.
h) Halaman
BAB I : 1-10 hlm
BAB II : 11-53 hlm
BAB III : 54-62 hlm
BAB IV : 63-132 hlm
BAB V : 133-135 hlm
II. Deskripsi Tesis
Pada bagian ini, akan dipaparkan terlebih dahulu gambaran umum dalam tesis
karya Septina Alrianigrum antara lain: latar belakang tesis, masalah penelitian, metode
penelitian.
A. Latar belakang Tesis
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keresahan peneliti sendiri dalam melihat kondisi
cagar budaya Surabaya belum optimal diterapkan sebagai sumber belajar khususnya
untuk membangun pemahaman akan identitas Surabaya sebagai kota Pahlawan. Secara
umum, pemanfaatan cagar budaya masih terfokus pada peninggalan-peninggalan kuno di
luar Surabaya seperti komplek percandian dan situs-situs Islam di beberapa daerah,
sedangkan cagar budaya kota Surabaya masih dinarasikan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sejarah yang selama ini dikategorikan sebagai suatu materi yang kering dan
monoton dicoba dengan memanfaatkan cagar budaya di kota Surabaya sebagai sumber
belajar yang mencerminkan Surabaya sebagai kota Pahlawan. Dengan cara ini diharapkan
mampu mendorong mahasiswa jurusan pendidikan Sejarah di Unesa Surabaya dapat lebih
efektif memahami identitas kota melalui nilai-nilai historis cagar budayanya serta
menanamkan pemahaman sejarah secara kritis berdasarkan konteks kekinian.
Heterogenitas mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya yang berasal
dari berbagai wilayah sekitar GerBangKertoSuSiLa (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) mendorong pemahaman terhadap cagar budaya yang
terkait dengan peristiwa 10 November 1945 menjadi perlu diperhatikan. Selain itu, juga
sebagai upaya memperkenalkan identitas kota Surabaya sebagai kota pahlawan dengan
mengenalkan cagar budaya pendukungnya. Tujuannya agar pembelajaran melalui
observasi langsung dengan membandingkan kondisi riil cagar budaya saat ini dan nilai-
nilai historis perjuangan bangsa aat itu dapat mendorong pemahaman identitas kota
Surabaya.
Kondisi cagar budaya yang sebagian besar tidak begitu terawatt. Minimnya informasi,
tingkat kepedulian dan peranan lingkungan semakin mengaburkan nilai-nilai historis
tentang keberadaan cagar budaya yang ada, sehingga kesadaran pentingnya cagar budaya
sebagai sumber belajar dapat dimanfaatkan dengan baik. Cagar budaya tempat terjadinya
peristiwa penting/bersejarah dapat dipergunakan sebagai media penghubung dengan masa
lalu dan dapat dijadikan sarana pembelajaran serta membuka kesadaran pentingnya
menghayati proses nilai historis yang terkait di dalamnya. Keberadaan cagar budaya
Surabaya bisa mewakili proses pembangunan bangsa ini karena beberapa bangunan cagar
budaya tersebut mampu menanamkan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia
secara nasional. Secara khusus, diharapkan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di
Unesa Surabaya sebagai penerus pembangunan bangsa dapat memahami nilai-nilai
historis cagar budaya untuk memahami sejarah bangsanya khususnya tentang sejarah
kotanya sendiri.
B. Masalah & Tujuan Penelitian
Peneliti memfokuskan penelitian kepada pemanfaatan cagar budaya Surabaya Kota
Pahlawan sebagai sumber belajar khususnya bagi mahasiswa jurusan pendidikan sejarah
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam pemahaman sejarah kota. Adapun
permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah pemanfaatan cagar
budaya Surabaya kota Pahlawan sebagai sumber belajar?”. Dari permasalahan
utama, peneliti merumuskannya ke dalam beberapa masalah yaitu:
1. Jenis cagar budaya apa saja yang dapat menunjukkan Surabaya disebut sebagai
kota Pahlawan?
2. Bagaimana pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa Surabaya
terhadap identitas kota Surabaya sebagai kota Pahlawan?
3. Bagaimana pemanfaatan cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah di jurusan
pendidikan sejarah di Unesa Surabaya?
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis cagar budaya yang dapat menunjukkan Surabaya disebut
sebagai kota Pahlawan.
2. Mengungkap tentang pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Unesa
Surabaya terhadap identitas Surabaya sebagai kota Pahlawan.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan cagar budaya di Kota Surabaya khususnya
tentang cagar budaya Surabaya sebagai kota Pahlawan, sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber belajar sejarah pada jurusan pendidikan sejarah di Unesa
Surabaya.
C. Metode Penelitian
Dalam metode penelitiannya, peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa komponen
yakni meliputi: tempat & waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.
a) Tempat & waktu penelitian
Peneliti memfokuskan penelitiannya pada wilayah Surabaya, terutama Surabaya
bagian Utara dan Surabaya bagian Pusat. Penentuan ini didasarkan pada
pertimbangan historis yakni wilayah-wilayah ini menjadi titik pusat perlawanan
“arek-arek Suroboyo” dan wilayah yang menjadi basis pertahanan dalam upaya
menentang masuknya kembali Belanda ke Indonesia. Penentuan lain didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu :
Wilayah Surabaya terbagi dalam 5 bagian wilayah administrasi yaitu
Surabaya Utaram Surabaya Pusatm Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan
Surabaya Timur.
Wilayah Surabaya Utara dan Surabaya Pusat merupakan titik fokus
perjuangan “arek-arek Suroboyo” dalam peristiwa 10 November 1945 yang
mendukung Surabaya disebut kota Pahlawan.
Di kedua wilayah tersebut terdapat beberapa cagar budaya yang menjadi saksi
perjuangan bangsa, seperti keberadaan Monumen Tugu Pahlawan menjadi
penanda/tetenger pusat perjuangan karena di wilayah ini sejak jaman dahulu
merupakan area publik yang sering dilewati dan menjadi jalur/aktivitas
masyarakat Surabaya.
Keberadaan cagar budaya yang masih tersisa menjadi daya dukung Surabaya
memiliki identitas yang khas sebagai kota Pahlawan dengan simbolisme
perjuangan yang pantang menyerah dan memiliki semangat patriotisme yang
heroik.
Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
keberadaan cagar budaya yang ada di wilayah tersebut mampu mewakili Surabaya
disebut sebagai kota Pahlawan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester
genap karena pada semester ini materi perkuliahan yang muncul pada proses
pembelajaran/perkuliahan sejarah sesuai atau mendukung terhadap materi penelitian,
seperti mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia, Arkeolog dan Sejarah Nasional
Indonesia 1945-1966.