Anda di halaman 1dari 7

ISBN: 978-623-7297-02-4

ANALISA PERANCANGAN ALAT PENGAMAN LISTRIK PADA


PENGUAT AUDIO MENGGUNAKAN SENSOR
TEMPERATUR DAN SENSOR ARUS

Zulkarnain Lubis, Kristian Simanjuntak, Abdullah Muhazzir, Beni Satria,


Mery Sri Wahyuni, Selly Annisa, Haikal Nando Winata, Solly Aryza
Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Medan
Email : dr.zulkarnainlubis@itm.ac.id

Abstrak
Pada penelitian ini dibuat suatu alat yang dapat digunakan untuk memonitor dan mengetahui suhu disekitar
penguat amplifier. Dimana alat akan berfungsi sebagai pengukur nilai suhu pada amplifier tersebut. Alat ini
menitikberatkan pada kinerja sensor suhu dan ADC yang terhubung pada mikrokontroller. Sensor suhu
menangkap informasi suhu amplifier dan mengirimkannya ke ADC untuk dikonversikan selanjutnya hasil akan
dikirim ke Mikrokontroller yang seterusnya nilai suhu yang terukur akan dikirim ke display melalui driver. Maka
dengan demikian, maka besar suhu pada amplifier akan dapat dibaca pada display. Sensor suhu di atur pada suhu
45° C dan sensor arus pada 8 A, apabila melewati dari nilai yang telah ditentukan maka mikrokontroller akan
mengirimkan printah untuk mmutus relay. Adapun mikrokontroller yang digunakan adalah Mirocontroller
Atmega8.

Kata-Kata Kunci : Sensor Suhu, Sensor Arus, Microkontroller Atmega8

I. PENDAHULUAN sensor dan mengendalikan output. Kontroler akan


mengaktifkan pendingin jika suhu transistor cukup
Penguat audio atau amplifier merupakan sebuah tinggi. Kontroler juga akan mematikan sistem
sistem suara yang lazim digunakan sebagai alat penguat jika terdeteksi hunung singkat.
pendukung acara-acara atau program tertentu. Pada Adapun batasan nilai arus dalam penguat ini
umumnya sebuah penguat audio dibutuhkan bila adalah 8 A sedangkan untuk nilai maksimum
lokasi acara cukup luas sehingga dibutuhkan alat suhunya adalah 45 celsius.
bantu untuk menguatkan suara misalnya suara
mikropon atau musik. Sebuah penguat daya atau
amplifier adalah alat yang mengubah listrik menjadi II. TINJAUAN PUSTAKA
suara. Daya yang diserap dan diubah tergantung
besar suara yang dikeluarkan oleh penguat tersebut. 2.2 Pengertian Proteksi
Makin besar suara makin besar daya yang mengalir Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem
pada penguat. Karena sebuah penguat daya proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan
menangani arus dan daya cukup besar maka listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya
dibutuhkan sebuah sistem proteksi untuk melindungi generator, transformator, jaringan dan lain-lain,
agar peralatan tidak rusak karena overload atau terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
beban lebih termasuk kesalahan operasi. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain:
Sebuah penguat daya rentan terhadap kerusakan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
akibat kelalaian manusia dalam mengoperasikannya. frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Misalnya beban speaker yang berlebihan, hubung
singkat pada output maupun sirkulasi udara yang 2.2. Tujuan Sistem Proteksi
tidak memadai. Saat beroperasi dengan output a. Mengurangi kerusakan peralatan yang
maksimal, arus yang mengalir pada transistor akan terganggu, maupun peralatan yang
sangat besar sehingga menimbulkan panas yang dilewati oleh arus gangguan.
cukup tinggi pada transistor dayanya. Jika dibiarkan b. Mengisolir bagian sistem yang terganggu
terus tanpa pendinginan dan proteksi akan sekecil mungkin dan secepat mungkin.
menyebabkan transistor over heating dan rusak. c. Mencegah meluasnya gangguan.
Untuk itu sebuah sistem penguat daya sangat
membutuhkan proteksi yang memadai agar terhindar 2.3. Fungsi Sistem Proteksi
dari kerusakan. a. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
Topik pembahasan yang akan diangkat dalam abnormal pada bagian sistem yang
penelitian adalah perancangan dan pembuatan diamankan
sistem proteksi pada sebuah penguat daya 500 watt b. Melepas bagian sistem yang terganggu,
terhadap hubung singkat dan panas lebih. Rancangan sehingga bagian sistem yang lainnya masih
proteksi menggunakan sensor arus, sensor tegangan dapat terus beroperasi
dan sensor suhu untuk mendeteksi paramater
penguat. Rancangan juga menggunakan sebuah
kontroler digital yaitu atmega16 untuk membaca

SEMNASTEK UISU 2019 145


ISBN: 978-623-7297-02-4

2.4. Metoda pemasangan rangkaian 2.6. Penyebab Penguat Daya Cepat Panas
a. Pemasangan AC : semua komponen frekuensi Ada banyak hal yang dapat menyebabkan power
rendah (termasuk dc) tidak diteruskan ke ampli cepat panas. Terkadang bukan karena ada
rangkaian penguat kerusakan komponen ampli tersebut, namun
b. Pemasangan DC : salah satu tipenya adalah disebabkan dari proses kerja ampli tersebut.
penguat chopper,sinyal input terbelah menjadi Beberapa jenis power ampli memang cepat
seri pulsa kemudian diperkuat oleh penguat ac menyebarkan panas, walaupun belum ada beban
sebelum dikembalikan lagi ke level dc. yang akan didorong (speaker). Biasanya ini terjadi
pada power ampli kelas A. Karena walaupun posisi
2.5. Penguat Daya power ampli dalam keadaan standby (tanpa suara),
Penguat daya diklasifikasikan menurut titik sistem tegangan power ampli tetap bekerja aktif.
kerjanya. Titik kerja (titik Q) yaitu titik pada garis Tapi jenis power ampli ini tidak begitu banyak
beban yang menggambarkan keadaan transistor saat beredar bila dibanding dengan power ampli kelas
tidak ada sinyal masukan. Menurut titik kerjanya AB.
penguat diklasifikasikan menjadi penguat klas A, B, Power ampli kelas AB umumnya tidak cepat
AB, C ,D dan masih banyak lagi. panas bila digunakan dalam posisi normal, dengan
kata lain bila power ampli sesuai dengan speaker
Penguat klas A maupun sub woofer, maka tidak akan cepat panas
a. Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah dalam pemakaian normal.
garis beban. Lalu apa yang menyebabkan power ampli kelas
b. Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus AB cepat panas? Power ampli kelas AB cepat panas
diantara penguat jenis yang lain. bila :
c. Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus a. Power ampli dipaksa mendorong speaker
diantara penguat jenis yang lain. ataupun sub woofer yang melebihi kemampuan
d. Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya dari tenaga power ampli tersebut, maka suhu
daya yang terbuang di transistor. panas dari transistor final akan cepat naik,
kemudian menyebarkannya ke casing
Penguat klas B (lempengan body power ampli). Selain itu,
Penguat dengan letak titik Q di titik cut off garis speaker maupun sub woofer kondisi kurang baik
beban. Kelemahannya yaitu adanya cacat (rusak), dapat mengakibatkan power cepat
penyeberangan (crossover distortion) yang terjadi panas. Dan yang lebih berbahaya, adanya kabel
karena adanya tegangan bias pada dioda basis speaker beradu / menempel (instalasi kurang
emitor. Sehingga saat sinyal masukan belum bernilai rapi). Baik beradu sesama kabel speaker, atau
sebesar tegangan on dari dioda basis emitor maka beradu / nempel mengenai body mobil. Untuk
tidak akan ada sinyal keluaran. Karena letak titik Q mengatasinya periksa kembali instalasi dengan
penguat kelas B di titik cut-off maka untuk satu benar.
transistor hanya bisa menguatkan setengah siklus b. Power ampli abal-abal dipaksa mendorong sub
dari sinyal masukan. Sehingga untuk penguat kelas woofer. Power ampli jenis ini banyak beredar,
B digunakan konfigurasi Push-pull dimana dua di tawarkan dengan harga murah meriah.
transistor akan bergantian bekerja menguatkan Kemampuannya (watt) tidak sesuai untuk
masing-masing setengah siklus sinyal masukan. mendorong sub woofer. Biasanya power seperti
ini tertulis watt besar di casing (body) namun
Penguat klas AB tidak sesuai dengan kualitas mesin power ampli.
Merupakan perbaikan dari penguat klas B. Contoh yang umum di temukan bila mesin
Cacat penyeberangan bisa dihilangkan dengan power ampli bagian penguat akhir
menambahkan prategangan pada dioda basis emitor. menggunakan Transistor Final (Tr final) tipe
Dengan demikian transistor output sudah aktif saat Tip41/Tip42, Jenis mesin power ini tidak di
belum ada sinyal masukan. Tentu saja titik kerja peruntukkan mendorong sub woofer. Memang
penguat menjadi berubah karena transistor tidak lagi jenis power ini harganya jauh lebih murah,
berada pada keadaan cut off. Karena itulah disebut namun tidak sesuai untuk berpasangan dengan
penguat klas AB. Penguat audio yang banyak ada di sub woofer.
pasaran pada umumnya adalah penguat klas AB. c. Power Ampli kondisi lawas (produksi tahun
Untuk memberi prategangan pada basis emitor tidak tua), umumnya power ampli tua kualitasnya
harus dengan dioda bisa juga dengan resistor atau bagus-bagus, apalagi bila mempunyai nama
transistor asalkan bisa memberi tegangan untuk (merk). Namun karena sudah tua, ada beberapa
mengaktifkan dioda di basis emitor. komponen electroniknya yang mulai melemah.
Komponen yang melemah umumnya
Penguat klas C condensator (elco), biasanya di bagian regulator
Titik kerja diatur beropersi untuk arus (power supply) dan bagian mesin power ampli
(tegangan) output sama dengan nol dengan selang (penguat akhir). Condesator yang mulai
lebih besar dari setengah siklus sinus. Sehingga melemah, dapat mengakibatkan kerja tegangan
penguat bekerja kurang dari setengah perioda sinyal tidak stabil, dan pada akhirnya membuat
input. Transistor final mendapatkan tegangan yang
tidak stabil. Akibatnya kerja Transistor final

146 SEMNASTEK UISU 2019


ISBN: 978-623-7297-02-4

tidak stabil, efeknya timbul panas yang


berlebihan melalui transistor final menyebar ke Memori Flash
casing (body). Memori flash adalah memori ROM tempat
d. Power ampli servisan,. Power ampli yang baru kode-kode program berada. Kata flash menunjukan
diservis dengan penggantian transistor final, jenis ROM yng dapat ditulis dan dihapus secara
sering mengalami panas yang berlebihan. elektrik. Memori flash terbagi menjadi dua bagian
Biasanya ini terjadi karena mengganti tipe yaitu bagian aplikasi dan bagian boot.
transistor final yang tidak sesuai spesifikasi Bagian aplikasi adalah bagian kode-kode
ukuran (watt, voltase) dengan tipe transistor program apikasi berada. Bagian bootadalah bagian
final persamaan yang diganti. Karena sering yang digunakan khusus untuk booting awal yang
terjadi, power ampli yang diservis dengan dapat diprogram untuk menulis bagian aplikasi
mengganti transistor final, hanya diperbaiki tanpa melalui programmer/downloader, misalnya
dengan hasil bahwa suara power kembali melalui USART.32 General purpose registers64 I/O
normal, tapi jarang di perhatikan kualitas suara registers Additional I/O registersInternal RAM
sesuai dengan kulitas suara sebelum rusak. FlashBoot Section EEPROM13.
Banyak beranggapan jika mengganti transistor
final dengan tipe dan nomor yang sama akan Memori Data
mengembalikan kulitas suara seperti Memori data adalah memori RAM yang
sebelumnya. Untuk power amplifier yang kelas digunakan untuk keperluan program. Memori data
biasa, mungkin itu tidak jadi masalah. Namun, terbagi menjadi empat bagian yaitu :
jika power amplifier yang di servis power yang 32 GPR (General Purphose Register) adalah
berkualitas (memiliki merek), maka dibutuhkan register khusus yang bertugas untuk membantu
transistor yang berkualitas untuk eksekusi program oleh ALU (Arithmatich Logic
mengembalikan kualitas power seperti Unit), dalam instruksi assembler setiap instruksi
sebelumnya. Karena banyak transistor final harus melibatkan GPR. Dalam bahasa C
yang beredar dipasaran, tidak memiliki kualitas biasanya digunakan untuk variabel global atau
(bajakan). Tipe dan nomor sama, tapi belum nilai balik fungsi dan nilai-nilai yang dapat
tentu kualitas sama. Jadi power amplifier memperingan kerja ALU. Dalam istilah processor,
servisan dapat mengakibatkan panas berlebihan, komputer sahari-hari GPR dikenal sebagai “chace
karena kualitas transistor yang berbeda memory”.I/O register dan Aditional I/O register
(bajakan). adalah register yang difungsikan khusus untuk
mengendalikan berbagai pheripheral dalam
Dari beberapa hal diatas, yang menyebabkan mikrokontroler seperti pin port, timer/counter,
power amplfier cepat panas, umumnya terjadi karena usart dan lain-lain. Register ini dalam keluarga
penggunaan power amplifier tidak sesuai kapasitas mikrokontrol MCS51 dikenal sebagi SFR (Special
(Tenaga power amplifier tidak sesuai mendorong Function Register).
dari tahanan speaker / sub woofer).
Power amplifier cepat panas, umumnya terjadi EEPROM
ketika penggunaannya untuk Suara SQL dan SPL. EEPROM adalah memori data yang dapat
Dan beberapa jenis power ampli, ada juga yang di mengendap ketika chip mati (off), digunakan
desain untuk tahan panas berlebihan. Bila suara untuk keperluan penyimpanan data yang tahan
dipaksa db besar, dan terjadi over, maka protect terhadap gangguan catu daya.
panas akan bekerja, dan tidak merusak komponen
power ampli. Tapi bila power ampli yang tidak tahan III. METODOLOGI PENELITIAN
panas, ketika di paksa db besar / di geber, maka akan
korslet (merusak komponen power ampli). 3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
2.7. Memori AVR Atmega adalah metode perancangan. Metode ini
menggunakan rancangan alat sebagai objek
pembahasan dan analisis.
Rancangan alat adalah sebuah rangkaian yang
berfungsi sebagai pengaman atau proteksi pada
sebuah sistem penguat daya frekuensi audio untuk
menjaga agar sistem tidak overload seperti arus lebih
atau suhu yang terlampau tinggi. Rancangan alat
proteksi sebagai objek untuk diteliti dan dianalisa
hingga diperoleh data-data yang berguna sebagai
pembanding dan spesifikasi alat.

3.2. Lokasi Penelitian


Gambar 1. Peta Memori Atmega Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik
Institut Teknologi Medan, Jalan Gedung Arca No
Memori atmega terbagi menjadi tiga yaitu : 52 Medan

SEMNASTEK UISU 2019 147


ISBN: 978-623-7297-02-4

3.3. Alat dan Bahan


Peralatan 3.5. Prinsip Kerja Rangkaian
a. Peralatan komputer/Laptop Terdapat beberapa komponen yang digunakan
b. Digital tester ,voltmeter dan ohm meter dalam rangkaian sistem proteksi penguat audio yang
c. Perkakas /toolset dibuat antara lain adalah, sensor arus, sensor suhu
d. Osciloscope audio ,kontroler, display dan relay, berikut ini akan
e. Mesin pendukung (gergaji listrik, bor dll.) dijelaskan fungsi dan cara kerja masing-masing
komponen yang digunakan dalam rangkaian
Bahan-Bahan tersebut.
a. Sensor suhu LM35.
Sensor arus
b. Sensor arus.
Berfungsi sebagai alat pembaca arus dc dari
c. Kapasitor 220uF/50V,10uF/50V.
sumber arus yaitu catudaya atau trafo penurun
d. Display LCD M1632.
tegangan dan penyearah. Sensor terbuat dari resistor
e. Kristal osilator 4 mHz.
daya besar dengan tahanan yang kecil. Daya sensor
f. Resistor 10K ,4K7 ,100K dll.
yang terbuat dari resistor tersebut adalah 10 watt
g. Dioda 1N4002.
namun nilai tahanan nya hanya 0,1 ohms. Cara kerja
h. Trafo stepdown 220-12V.
sensor adalah mengubah arus menjadi tegangan
i. IC Atmega 8.
dengan persamaan V = I x R. Jika ada arus yang
j. PCB rangkaian dan casis.
mengalir pada sebuah tahanan akan timbul
k. Kabel2 dan terminal.
tegangan jatuh pada tahanan tersebut yang nilainya
l. Relay DPDT 12 V.
bergantung pada besar tahanan dan besar arus yang
mengalir. Jika nilai tahanan adalah konstan maka
besar tegangan jatuh hanya bergantung pada arus
3.4. Perancangan Hardware
yang mengalir. Tegangan yang dihasilkan diberikan
pada rangkaian kontroler untuk dibandingkan
apakah arus yang bekerja melampaui batas
maksimal atau tidak.
Sensor suhu
Sensor suhu yang digunakan adalah sensor
analog yaitu LM 35. Sensor berfungsi mengubah
besaran suhu menjadi besaran tegangan. Resolusi
Gambar 2. Blok Diagram sensor adalah 10 mV/derajat celcius, dengan arti
setiap kenaikan 1 derajat celcius akan menaikkan
Gambar 2 adalah diagram blok sistem proteksi tegangan sebesar 10 mV. Misalnya pada suhu ruang
yang dibuat . Terdapat input,proses dan output. 27 °C tegangan adalah 0,27V dan jika suhu naik
Input berasal dari sensor yang mendeteksi suhu menjadi 28°C tegangan keluaran sensor akan
transistor daya dan arus output transistor tersebut. menjadi 0,28V atau 10 mV lebih tinggi. Kenaikan
Sedangkan pada output terdapat set ulang relay tegangan akibat kenaikan suhu adalah linear
pemutus arus dan display lcd yang mengeluarkan sehingga sangat cocok digunakan sebagai sensor
pesan status penguat daya apakah dalam keadaan suhu analog. Output sensor diberikat pada masukan
normal atau keadaan proteksi. Display juga akan analohg atmega 8 untuk dikalibrasi menjadi suhu.
menampilkan arus maksimal dan suhu yang Kontroler atmega 8.
terdeteksi oleh sensor. Berfungsi sebagai pengontrol sistem ,atmega 8
Pada bagian proses ada sebuah pengendali atau memiliki masukan dan keluaran sehingga dapat
kontroler yaitu atmega 8. Atmega 8 bertugas mengolah data input menjadi output. Atmega 8
membaca sensor dan mengendalikan output yaitu memiliki masukan analog yang dapat membaca
relay dan display lcd. Misalnya saat terjadi arus tegangan analog. Masukan tersebut digunakan untuk
hubung singkat atau suhu terlalu tinggi saat membaca sensor arus dan sensor suhu. Data tersebut
beroperasi maka kontroler akan melakukan proteksi kemudian dikalibrasi menjadi data arus dan data
sehingga tidak merusak komponen yang sedang suhu sebenarnya sebelum dibandingkan. Hasil
bekerja terutama transistor daya. kalibrasi ditampilkan pada display yaitu salah satu
output sistem. Atmega 8 juga bertugas mengontrol
relay proteksi yaitu akan menonaktifkan relay saat
terjadi overload atau overheat pada transistor daya.
Display lcd.
Adalah sebuah komponen yang berfungsi
sebagai penampil pesan teks yaitu huruf atau angka.
Display LCD termasuk komponen output karena
memberikan hasil olah bagian pengontrol misalnya
data arus,suhu maupun status sistem. Display LCD
yang digunakan adalah tipe M1632 yaitu display
Gambar 3. Skematik Diagram Proteksi Audio yang memiliki 2x16 karakter . Display akan

148 SEMNASTEK UISU 2019


ISBN: 978-623-7297-02-4

menampilkan data yang dikeluarkan oleh kontroler IV. ANALISA & PEMBAHASAN
atmega 8 yaitu arus dan suhu pada plat pendingin.
Lcd juga akan menampilkan status penguat apakah 4.1. Hasil Pengujian
bekerja normal atau terjadi proteksi. Pengujian sistem dilakukan setelah semua
komponen telah siap dan telah bekerja. Beberapa
Relay
pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sensor,
Fungsi relay adalah menghubungkan arus pengujian kontroler dan output display.
listrik atau memutuskannya. Relay adalah saklar
elektrik atau saklar yang digerakkan oleh arus listrik. 4.2 Pengujian Sensor Arus.
Tipe relay yang digunakan adalah tipe dpdt yaitu Pembahasan :
double pole double throw. Sensor arus dibuat dengan sebuah resistor daya
Relay akan on jika kondisi adalah normal. dengan tahanan yang kecil namun daya yang besar.
Sehingga arus akan mengalir dari sumber ke Dalam hal ini digunakan 2 resistor 0,22 Ohm /5watt
rangkaian penguat. Relay akan off jika terjadi yang diparalelkan menjadi 0,11 Ohm/10 watt.
proteksi dimana saat kontroler atmega 8 mendeteksi Resistor diserikan pada beban yaitu loudspeaker 4
kelebihan arus atau suhu sehingga proteksi harus Ohm. Prinsip kerja sensor adalah mendeteksi arus
dilakukan. Arus dari sumber akan diputuskan akibat adanya jatuh tegangan pada resistor tersebut
seketika sehingga kerusakan komponen penguat saat dialiri arus. Denga persamaan I = V/R maka arus
daya dapat dihindari. fapat dicari jika tegangan jatuh pada transistor
terdeteksi.
3.6. Flowchart Untuk mengetahui sifat dan karakeristik sensor
Flowchart atau diagram alir adalah suatu bagan diperlukan suatu pengujian . Pengujian dilakukan
yang menggambarkan aliran proses kerja sistem. dengan mengukur karateristik sensor arus yaitu input
Dimulai dengan inisialisasi dan nilai awal, kemudian tegangan dan tahanan/resistor. Input sensor adalah
dilanjutkan dengan pembacaan input yaitu arus dan tegangan yang diberikan pada resistor 0,11 Ohm
suhu penguat daya. Setelah itu data arus dan suhu tersebut sedangkan arus diperoleh dari perhitungan
yang terbaca dikalibrasikan menjadi nilai
dengan menggunakan persamaan arus.
sebenarnya.
Hasil kalibrasi ditampilkan pada display lcd dan
digunakan juga sebagai pembanding dengan nilai
Tabel 1. Pengukuran Sensor Arus Kanan
batas, jika salah satu nilai suhu atau arus melampaui
batas tersebut maka akan terjadi proteksi yaitu Resistansi (Ω) Vin (V) I (A)
kontroler akan mematikan relay sehingga arus akan 0,11 0,19 1,72
terputus dan menampilkan pesan status dalam 0,11 0,30 2,72
keadaan proteksi pada display lcd. Batas nilai 0,11 0,41 3,72
proteksi ditentukan pada arus 8A dan suhu 45 °C. 0,11 0,50 4,63
0,11 0,62 5,64
0,11 0,71 6,45
M 0,11 0,86 7,45

Inisialisasi dan Tabel 2. Pengukuran Sensor Arus Kiri


Resistansi (Ω) Vin (V) I (A)
Baca Sensor
0,11 0,20 1,81
0,11 0,31 2,71
0,11 0,40 3,63
Suh
0,11 0,51 4,63
0,11 0,62 5,63
0,11 0,71 6,45
0,11 0,81 7,36
Baca
Data keluaran tegangan tersebut kemudian
dikonversi ke digital oleh adc yang ada pada atmega
Sistem 8. Dengan persamaan berikut dapat dihitung data
Aru
Proteksi hasil konversi.

Tampilkan Suhu Tampilkan


dan Arus Pada Pesan Data adc = Vout/Vref x 1023;
Display LCD Proteksi Pada Dimana :
Vref = 5V dan : 1023 adalah jumlah kombinasi 10
≥ 15 bit dari biner. Jika Vout = 0,19 V, maka Data =
Selesai 0,19V/5V x 1023 = 38
Gambar 4. Flowchart Untuk mencari konstanta kalibrasi dapat
dilakukan dengan persamaan:

SEMNASTEK UISU 2019 149


ISBN: 978-623-7297-02-4

K = Data ADC/arus sebenarnya Dari hasil pengukuran diatas dapat dicari


K1 = 38/1,81 = 21 konstanta untuk konversi antara tegangan input
dengan tegangan output.
Dengan diperoleh konstanta konversi maka K = Vin / Vout
untuk selanjutnya dapat ditentukan arus nya jika Dimana:
diperoleh dari sensor. Misalkan data yang terbaca K : konstanta
oleh sensor adalah 100 satuan data maka arus dapat Vin : tegangan masukan
dihitung sebagai berikut: Vout : tegangan keluaran sensor
I = data /K;
Dengan menggunakan konstanta K = 12 maka
I = 100/21 = 4,76 A
program dapat menghitung nilai tegangan
sebenarnya dari data yang terbaca oleh sensor.

Gambar 5. Hasil Pengukuran Sensor Arus.

4.3 Pengujian Sensor Tegangan. Gambar 6. Hasil Pengujian Sensor Tegangan.


Sensor tegangan dibuat dengan rangkaian
pembagi tegangan dan penyearah. Sensor berfungsi 4.4 Pengujian Sensor Suhu
membaca tegangan output penguat dan membaginya Pengujian sensor suhu dilakukan pada sensor
menjadi tegangan yang lebih rendah agar dapat dengan memberikan perubahan suhu pada badan
dibaca oleh mikrokontroler. Tegangan AC keluaran sensor kemudian ukur tegangan keluarannya.
penguat juga disearahkan terlebih dahulu agar dapat Berikut adalah hasil pengukuran 2 buah sensor suhu
dibaca . LM 35 yaitu sensor kanan dan sensor kiri.
Berikut adalah hasil pengujian sensor tegangan Tabel 5. Pengujian Sensor Suhu
yang dilakukan. Temperatur Vout Vout Keterangan
°C Sensor Sensor
Tabel 3. Sensor Tegangan Kanan 1 (V) 2 (V)
Vin (V) Vout Sensor (V) 28 0,281 0,280 Normal
30 0,301 0,300 Normal
1,2 0,10 35 0,350 0,349 Normal
2,1 0,20 40 0,401 0,400 Normal
45 0,451 0,450 Normal
3,2 0,31
˃45 ˃0,451 0,450 Trip
3,4 0,33
4,2 0,41
Analisa
5,3 0,47
Untuk mencari nilai sensor dari tegangan
6,1 0,54
keluaran sensor dapat dilakukan dengan kalibrasi
7,3 0,65
denga sebuah konstanta. Cara mencari konstanta
8,2 0,73
kalibrasi adalah sebagai berikut.
9,1 0,81
Tegangan keluaran sensor untuk 28°C adalah
11,2 1,00
0,28V , maka jika diberikan pada masukan adc dan
12,2 1,09
dikonversi menjadi data digital adalah : 0,28/5 x
1023 = 57,29 satuan data.
Untuk mengembalikan nilai menjadi 28 °C
Tabel 4. Pengukuran Sensor Tegangan Kiri
maka data akan dibagi menjadi k = 57,29/28 ,k =
Vin (V) Vout Sensor (V)
2,047 atau digenapkan menjadi 2.
1,1 0,09 Sebagai contoh, jika data terbaca dari sensor
2,0 0,18 adalah 56 maka suhu sebenarnya adalah 56/2 =
3,2 0,28 28°C.
3,3 0,29
4,2 0,41
4.5 Pengujian Display LCD M1632
5,1 0,45
Pengujian display LCD dilakukan dengan
6,0 0,54
membuat program yang dibuat khusus untuk
7,3 0,65
menampilkan sebuah pesan pada LCD tersebut.
8,2 0,73
Program dibuat dengan bahasa C, kemudian
9,1 0,81
diunggah pada kontroler. Berikut adalah list program
11,0 0,99
yg dibuat untuk pengujian tersebut.
12,1 1,07
Init_lcd();
Analisa while(1)
{lcd_clear();

150 SEMNASTEK UISU 2019


ISBN: 978-623-7297-02-4

lcd_putsf("PROTEKSI AUDIO"); 5.2. Saran


lcd_gotoxy(0,1); a. Penambahan sensor dapat memperbaiki kinerja
lcd_putsf("berhasil dibuat"); sistem proteksi, misalnya sensor arus dan sensor
delay_ms(500); tegangan pada tiap transistor daya.
lcd_clear(); b. Mengembangkan agar sistem dapat mendeteksi
delay_ms(500);} ketidak stabilan tegangan input dan gangguan
Setelah dikompile dan diunggah pada kontroler eksternal sehingga penguat terhindar dari
atmega 8, kemudian diaktifkan maka pada tampilan kerusakan permanen.
LCD akan muncul kata kata tersebut yaitu "
PROTEKSI AUDIO" pada baris pertama dan
"berhasil dibuat "pada baris kedua, Kemudian DAFTAR PUSTAKA
berkedip secara teratur.
[1] Ardi Winoto, 2008, Mikrokontroller AVR
V. KESIMPULAN DAN SARAN Atmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya
dengan Bahasa C pada WinAVR, Penerbit
5.1. Kesimpulan Informatika
a. Bahwa sistem proteksi penguat audio berhasil [2] Efvy Zamidra Zam, 2002, Mudah Menguasai
dirancang dan direalisasikan sesuai tujuan Elektronika, Indah, Surabaya
penelitian. [3] Laporan Lab. Mikrokontroller, Jurusan Teknik
b. Proteksi arus adalah untuk mendeteksi arus Elektro Institut Teknologi Medan, 2009/2010
lebih, sedangkan proteksi suhu untuk mencegah [4] Malvino, A. P., 1992, Prinsip-Prinsip
suhu berlebihan yang tujuan nya untuk Elektronika, alih bahasa, M.O.Tjia dan
mencegah kerusakan amplifier yang dirancang. Barmawi, Erlangga, Jakarta
c. Arus batas yang dibuat untuk membatasi [5] Milman dan Halkias, 1993, Elektronika
kelebihan arus adalah 8A, sedangkan Terpadu : Rangkaian dan Sistem analog dan
temperatur transistor dibatasi pada suhu 45 digital, Erlangga, Jakarta
derajat celcius. Kedua data dibaca oleh [6] Zuhal, Eedan, Zhanggischan, 2004, Prinsip
kontroler atmega 8. Dasar Elektronika, Gramedia Pustaka Utama,
d. Saat terjadi kelebihan arus yaitu >8A maupun Jakarta
suhu >45°C, maka sistem proteksi akan bekerja [7] Zuhal. 1993, Dasar Tenaga Listrik dan
menonaktifkan catu daya sehingga kerusakan Elektronika Daya, Jakarta : Gramedia
dapat dihindari.

SEMNASTEK UISU 2019 151

Anda mungkin juga menyukai