Anda di halaman 1dari 6

10/14/2020

LATAR BELAKANG
1. Kebutuhan lahan (land demand) baik untuk investor dalam negeri maupun
relokasi investasi global, data Kemenperin diperkirakan sekitar110
perusahaan Amerika Serikat dan 40 perusahaan jepang yang segera akan
hengkang dari China1
2. Mahalnya lahan industri di pulau Jawa. Terkait harga tanah pada kawasan
industri di Asia Tenggara, tercatat Indonesia menduduki peringkat pertama
dengan nilai Rp3,17 juta per meter,
Thailand Rp3,03 juta per meter, Filipina Rp1,79 juta per meter,
Malaysia Rp1,41 juta per meter, dan Vietnam Rp1,27 juta per meter.
3. Tersedianya lahan luas dan strategis untuk kawasan industri di Kabupaten
Sukamara

1. https://kemenperin.go.id/artikel/21800/Kemenperin-Akselerasi-Pengembangan-Kawasan-Industri-Batang
(30 Juni 2020)

1
10/14/2020

ARTIKEL BERITA
Beberapa perusahaan multinasional yang akan merelokasi pabriknya dari China ke Indonesia,
antara lain berasal dari Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Saat ini,terdapat 7
perusahaan yang sudah memastikan bakal merelokasi usahanya ke Indonesia. Diperkirakan
relokasi tersebut akan mendatangkan nilai investasi sebesar USD850 juta dolar dan mampu
menyerap 30.000 tenaga kerja lokal.

Bidang usaha perusahaan yang akan relokasi tersebut meliputi industri elektronika, audio dan video,
lampu dengan tenaga surya, hingga suku cadang kendaraan bermotor yang semuanya berorientasi
ekspor. Selain itu, terdapat 17 perusahaan lain yang menyatakan komitmenuntuk
melakukan relokasi atau diversifikasi usaha mereka ke Indonesia, dengan proyeksi total nilai
investasi sebesar USD37 miliar dan menyerap tenaga kerja mencapai 112.000 orang.

Salah satu investor potensial tersebut adalah LG Chemical, yang ingin menggelontorkan dananya
hingga USD9,8 miliar, dengan potensi penyerapan kerja sebanyak 14.000 orang. Perusahaan
lainnya, yakni PT Meiloon Technology Indonesia, PT Sagami Indonesia, PT CDS Asia (Alpan), PT
Kenda Rubber Indonesia, PT Denso Indonesia, dan PT Panasonic Manufacturing Indonesia.
https://kemenperin.go.id/artikel/21800/Kemenperin-Akselerasi-Pengembangan-Kawasan-Industri-Batang 30/06/2020

“Dari data yang kami rangkum, sudah ada sekitar 150 perusahaan yang akan
hengkang dari China. Dari jumlah tersebut, 110 perusahaan berasal dari Amerika
Serikat dan 40 lainnya berasal dari Jepang. Ini tentu sebuah potensi yang harus
kita tangkap dan harus betul-betul siap,” tandasnya.

Lebih lanjut, menurut Agus (Menperin), Indonesia sudah mempunyai insentif fiskal
yang dapat menarik minat investor, seperti tax holiday, tax allowance, hingga
super deduction tax. Oleh karena itu, Agus optimistis, Indonesia masih menjadi
salah satu negara tujuan utama investasi di kawasan ASEAN.“Negara ASEAN
lainnya pasti berlomba-lomba menggelar karpet merah untuk 150 perusahaan itu,
termasuk India dan Bangladesh,” ujarnya.

https://kemenperin.go.id/artikel/21800/Kemenperin-Akselerasi-Pengembangan-Kawasan-Industri-Batang 30/06/2020

2
10/14/2020

REGULASI KAWASAN INDUSTRI

• UU 3/2014 tentang Perindustrian


• PP 142/2015 tentang Kawasan Industri
• Permenperin 40/M-IND/PER/7/2016 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Kawasan Industri
• Permenperin 45 tahun 2019 tentang Tata Cara
Pemberian Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin
Perluasan Kawasan Industri dalam Kerangka Pelayanan
Perizinan Berusaha

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI


(Permenperin 40/2016)

No. Kriteria Keterangan


1 Jarak ke pusat kota Minimal 10 Km (terkait pelayanan pemerintah dan perbankan)
2 Jarak ke permukiman Minimal 2 Km
3 Jaringan transportasi darat Tersedia jalan arteri primer atau jaringan kereta api
4 Jaringan energi dan kelistrikan Tersedia
5 Jaringan telekomunikasi Tersedia
6 Prasarana angkutan Tersedia pelabuhan laut untuk kelancaran transportasi logistik barang
maupun outlet ekspor/impor
7 Sumber air baku Tersedia sumber air permukaan (sungai, danau, waduk/embung, atau laut)
dengan debit yang mencukupi
8 Kondisi lahan • Topografi maksimal 15%, Daya dukung lahan sigma tanah : 0,7 – 1,0
kg/cm2 Kesuburan tanah relatif tidak subur (non-irigasi teknis)
• Pola tata guna lahan: non-pertanian, non-permukiman,dan
non-konservasi
• Ketersediaan lahan minimal 50 ha
• bukan merupakan lahan dengan harga yang tinggi di daerah tersebut

3
10/14/2020

KELEBIHAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI DI


SUKAMARA
1. Posisi berada di tengah-tengah Indonesia (+ 400 km dari pulau jawa), waktu
tempuh ke Pulau Jawa 8-10 jam dengan kapal cepat, 12-20 jam dengan kapal
nelayan
2. Bukan kawasan rawan bencana, bukan daerah patahan (tidak berpotensi gempa)
3. Dekat dengan laut, sangat berpotensi jika sudah dibangun Pelabuhan Laut
4. Sangat luas, lebih dari 30.000 ha, sudah ada jalan arteri primer (beraspal)
5. Tersedia sumber air baku
6. Kondisi lahan sangat mendukung, kemiringan <5%, bukan lahan subur
7. Tidak perlu menebang hutan, lokasi merupakan hamparan datar padang pasir
8. Tersedia lokasi yang memenuhi syarat untuk pelabuhan yang dekat dengan
rencana kawasan industri, (jarak <1km dari bibir pantai untuk kedalaman laut 4
meter, dasar laut lumpur pasir)

TANTANGAN

1. Status kawasan Hutan Produksi


2. Belum ada pelabuhan
3. Belum ada penetapan kawasan industri dalam RTRW, Nasional, Provinsi
maupun Kabupaten
4. Belum masuk dalam RPJMN (Bappenas), tidak masuk dalam
pengembangan Kawasan Industri Prioritas
5. Belum ada Badan Usaha (BUMN/BUMD atau Swasta) sebagai yang
membangun dan mengelola
(pasal 6 PP 142/2015)

4
10/14/2020

TAHAPAN YANG AKAN DILAKUKAN


1. Komitmen bersama dan dukungan stake holder tingkat kabupaten
dalam rangka mewujudkan kawasan industri berskala nasional di
sukamara
2. Konsultasi dengan pusat (BKPM, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian
Koordinator Kemaritiman dan Investasi)
• Penjadwalan hearing antara Bupati dengan kementerian terkait
• Rekomendasi pusat untuk mencari dan mendorong Badan
Usaha (BUMN atau Swasta) yang berinvestasi untuk
membangun dan mengelola kawasan
3. Feasibility Study

TAHAPAN SETELAH ADA BADAN USAHA YANG SIAP


MEMBANGUN DAN MENGELOLA KAWASAN INDUSTRI
SUKAMARA DAN FS MENYATAKAN LAYAK

1. Pelepasan Kawasan Hutan


2. Penetapan Kawasan dalam RTRW dilengkapi KLHS
3. Persiapan pembangunan Kawasan Industri dilengkapi dengan
dokumen Rencana Induk (Master Plan), Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan Analisis Dampak Lalu
Lintas (ANDALALIN).

5
10/14/2020

Anda mungkin juga menyukai