Anda di halaman 1dari 26

RINGKASAN MATERI BIOLOGI KELAS XII

BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB 2. ENZIM DAN METABOLISME SEL

BAB 3. MATERI GENETIK

BAB 4. PEMBELAHAN SEL

BAB 5. POLA-POLA HEREDITAS

BAB 6. HEREDITAS PADA MANUSIA

BAB 7. MUTASI
BAB 1  Perubahan sel-sel selama massa pertumbuhan Proses Perkecambahan:
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN hingga membentuk organ 1. Berakhirny masa dormansi
2. Air terserap ke dalam sel-sel biji secara imbibisi
1) Struktur Biji yang berarti minum (Proses fisika)
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Biji dibedakan menjadi: 3. Air masuk ke dalam biji  membebasan
 Pertumbuhan  Pertambahan ukuran, volume, tinggi,
1. Biji dikotol (Keping satu) hormon adrenalin (GA)  memberi sinyal pada
dan massa yang bersifat irreversible.
2. Biji monokotil (keping satu)
Pertumbuhan dapat diukur neuron untuk menyekresikan enzim  enzim
secara kuantitatif menghidrilisis sari makanan dalam endosperm
 Perkembangan  Proses menuju tercapainya (proses kimia)
kedewasaan.  Enzim amilase memecah pati  maltosa
Diukur secara kualitatif dan  Enzim maltase memecah maltosa 
bersofat reversible glukosa
 Glukosa  energi  pertumbuhan dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan embrio
perkembangan:
 Protein dipecah  asam amino 
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam berupa hormon dan menyusun struktur sel dan enzim baru
gen  Lemak  asam lemak & gliserol 
2. Faktor eksternal menyusun membran sel
Faktor yang berasal dari luar 4. Plumula tumbuh menjadi batang dan daun,
radikula menjadi akar
B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
 Di dalam biji terdapat embrio dan endosperm Proses perkecambahan dipengaruhi oleh:
Ovum Sperma  Embrio dikelilingi oleh kotiledon (daun lembaga),  Air  mengaktifkan enzim-enzim
endosperm
 O2  oksidasi sel  energi
 Biji tumbuhan dikotil = 2 kotiledon
Zigot  Suhu optimum diperlukan untuk aktivitas
Biji monokotil = 1 kotiledon
Biji dikotil = 2 kotiledon enzim
 Pada famili rumut-rumputan kotiledon berbentuk  Cahaya, jika intensitas cahaya tinggi
Embrio + Endosperm perisai  skuletum (scrutella = pelindung kecil) auksin akan rusak
 Bagian kuncup embrio
1. Plumula  pucuk dengan sepasang calon (2) Tipe Perkecambahan
daun a) Hipogeal
Individu Baru 2. Epikotil  di bawah calon daun  Perkecambahan yang ditandai dengan
3. Hipokotil  di bawah epikotil terbentuknya bakal batang yang muncul
4. Radikula  calon akar ke perumukaan tanah tetapi kotiledon
Tiga kegiatan pada pertumbuhan dan perkembangan:
 Pada monokotil, akar lembaga diselubungi = tetap di dalam tanah
1. Pembelahan Sel koleoriza, pucuk lembaga diselubungi koleoptil  Contohnya: Jagung (Zea mays), Padi
 Terjadi pertambahan jumlah sel (Oryza sativa), kacang kapri (Pisum
2. Pembesaran Sel 2) Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan sativum)
 Bertambahanya substansi materi dalam sel a. Perkecambahan
3. Diferensiasi Sel (1) Fisiologi Perkecambahan

Ditandai dengan terserapnya Berakhirnya masa


air ke dalam sel-sel biji dormansi biji
 Dilindungi oleh kaliptra (2) Titik Tumbuh Batang
 Zona titik tumbuh  Tunas berupa kuncup  tersusun dari
a) Zona Pembelahan sejumlah daum kecil
Sel kecil, dinding tipis, bentuk  Bagian ujung terdapat meristem apikal
seragam, aktif membelah  Meristem apikal menjadi meristem primer
b) Zona perpanjangan sel (protoderm, prokambium, meristem dasar)
Sel memanjang, sel-sel penyususn  Pada sisi meristem apikal muncul
berbeda promodia daun muda
c) Zona diferensiasi  Zona titik tumbuh batang
Bentuk dan ukuran sel berbeda, (a) Zona pembelahan sel
dinding sel tebal, terjadi proses Memiliki sel-sel meristem dan juga
organogenesis, lapisan epidermis bakal daun
b) Epigeal memiliki rambut-rambut akar (b) Zona pemanjangan
 Perkecambahan ditandai dengan  Jaringan primer akar terbentuk dari 3 jenis  Sel mengalami perpanjangan
bagian hipokotil tumbuh memanjang, jaringan meristem primer, yaitu: dan pembesaran
akibatnya kotiledon dan plumula  Protoderm  epidermis  Mulai terlihat jaringan calon
terdorong ke atas permukaan tanah.  Prokambium  stele pembuluh
 Contoh: kacang hijau (Phaseolus  Meristem dasar  sel parenkim  (c) Zona Diferensiasi
radiatus), melon (Cucumis melo), jarak, korteks Sel-sel mengalami diferensiasi
dan kacang tanah (Arachis hypogea)

c. Pertumbuhan Sekunder
 Hasil aktivitas jaringan meristem sekunder yaitu,
kambium pembuluh, dan kambium gabus (felogen)
b. Pertumbuhan Primer  Pada tumbuhan perennial pertumbuhan sekunder
 Pertumbuhan memanjang pada ujung akar dan terjadi bertahun-tahun  lingkar tahun  akibat
ujung batang aktivitas lapisan xilem sekunder membentuk kayu
 Alat ukur  Auksanometer dengan formasi melingkar. Lingkar tahun
 Terdiri atas: dipengaruhi oleh musim
(1) Titik Tumbuh Akar
 Floem sekunder dan jaringan di luar brkembang Berdasarkan lamanya penyinaran cahaya:  Embrio tanaman
jadi kulit a) Tumbuhan berhari pendek (Short day plant)  Serbuk sari yang sedang tumbuh
 Pertumbuhan kayu lebih cepat dari kulit   Tumbuhan akan berbunga jika panjang penyinaran Fungsi:
epidermis pecah  dibentuk jaringan pelindung lebih pendek daripada periode kritis (periode gelap)  Memacu pertumbuhan memanjang tunas dan
baru oleh kambium gabus (felogen)  kurang dari 12 jam akar
 Felogen ke arah luar  felem  contoh: stroberi, dahlia, ubi jalar, tembakau  Menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem
Felogen ke arah dalam  feloderm b) Tumbuhan berhari panjang (Long day plant)  Merangsang pembentukan xilem dan floem
 Felogen, felem, feloderm  periderm  Tumbuhan akan berbunga jika periode terang lebih  Merangsang aktivitas kambium
 Pada lapisan gabus terdapat lentisel lama daripada periode gelap  Merangsang pembekokan batang
 Lebih cepat dari 12 jam
 Merangsang pembentukan akar lateral
C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan  Contoh: kol, kubis, bayam
 Merangsang perkembangan bunga dan buah
Perkembangan c) Tumbuhan berhari netral (neutral day plant)
 Digunakan dalam pembuahan tanpa biji
1) Faktor Luar (Eksternal)  Tumbuhan yang tidak bergantung pada panjang
(partenokapri)
a. Nutrisi penyinaran untuk brbunga, tetapi akan berbung jika
Partenokapri  pembentukan buah tanpa
 Unsur Makro sudah mencapai tahap pematangn tertentu
melalui proses pembuahan
Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak  12 jam
b. Giberalin
(C, H, O, N, Ca, P. K, Mg)  Contoh: kacang polong, timun, kapas
Ditemukan:
 Unsur Mikro
g. Suhu  Hasil ekstrasksi jamur parasit (Gibberalla fujikuroi)
 Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
 suhu baik  10 – 38o C Fungsi:
(Fe, B, Mn, Zn, Cu, Co, Ni, Cl)
h. Kelembapan udara dan air  Memacu perpanjangan dan pembelahan sel
b. Air
 Berkaitan dengan ketersediaan air  Memacu perkembangan embrio
Fungsi air:
 Kelembapan tanah ditentukan oleh kandungan zat  Mengakhiri dormansi
 Pelarut
anorganik  Merangsang pertumbuhan bunga lebih awal
 Bahan dasar reaksi biokimia
 Kelembapan udara mempengaruhi laju transpirasi  Memperbesar ukuran buah
 Medium berlangsungnya reaksi metabolisme
i. Gravitasi  Berperan dalam partekokarpi
 Menjaga tekanan turgor dinding sel
 Tumbuhan mampu mengindra garvitasi karena adanya  Merangsang pembentukan buluh serbuk sari
 Untuk proses trannspirasi dan fotosintesis
pengendapan statolit pada titik terendah sel tudung akar
c. pH
 Statolit  plastida khusus yang mengandung butiran c. Gas Etilen / Gas Karbit
 Suasana asam membuat klorofil rusak
padi padat Ditemukan:
d. Kadar Garam
j. Sentuhan  sebagai gas hasil samping pembakaran kurang
 Kadar garam tinggi menyebabkkan plasmolisis
 Menghambat pertumbuhan sel sempurna pada minyak tanah. Gas tersebut mampu
e. Oksigen
k. Organisme Parasit dan Herbivora memeram buah dalam lumbung.
 Kekurangan O2 merangsang produksi hormon
 Organisme parasit = virus, bakteri, jamur  Pada buah yang cukup tua
etilen  sel dalam korteks mengalami
penuaan dan mati Fungsi:
2) Faktor Dalam (Internal)  Mempercepat proses pematangan buah
f. Cahaya
a. Auksin (IAA/ indole acetic acid)  Berperan dalam pengguguran daun
 Pertumbuhan tumbuhan yang lebih cepat di
Tempat ditemukan:  Kombinasi etilen dan auksin memicu pembentukan
tenmpat gelap  etiolasi
 Cahaya matahari memicu pembentukan  Ujung batang dan akar bunga
pigmen  antosianin dan flavonoid  Kuncup daun  Merangsang batang menjadi tebal dan kokoh
d. Sitokinin
Hormon antipenuaan
Fungsi:
 Pengahambat penuaan
 Merangsang sintesis RNA dan protein
 Bersama auksin merangsang pembelahan sel
 Memacy perkembangan akar dan tunas pada kultur
jaringan
 Menunda pengguguran bungan dan buah
 Merangsang pertumbuhan tunas aksiler yang
menghaasilkan percabangan lateral
 Mengahambat dominansi apikal oleh auksin

e. Asam Absisat
Fungsi:
 Menghambat pertumbuhan
 Menyebabkan dormansi biji dan tunas
 Menyebabkan senesns (kematian) pada sel, organ,
atau individu
 Menyebabkan absisi (gugurnya) daun

f. Kalin
Macam-macam kalin:
 Filokalin  memacu pembentukan daun
 Kaulokalin  memacu pembentukan batang
 Rizokalin  memacu pembentukan akar
 Antokalin  memacu pembentukan bunga

g. Asam Traumalin
Fungsi  memacu pembelahan sel pada bagian
tumbuhan yang mengalami luka
BAB 2 d) Liase, mengatalisis pemutusan C – C, C – O, C – 2. Teori Kecocokan Induksi (Induced fit theory)
N, atau ikatan lain dengan eliminasi atom yang  Sisi aktif enzim bersifat fleksibel sehingga
ENZIM DAN METABOLISME SEL
menghasilkan ikatan rangkap dapat berubah bentuk sesuai substrat
e) Isomerase, mengakatalisis perubahan geometrik
I. Pengertian Metabolisme atau struktur dalam satu molekul Faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
 Reaksi-reaksi kimia untuk mengubah zat yang f) Ligase, mengatalisis penyatuan dua molekul yang 1. Suhu
menghasilkan/ memerlukan energi dikaitkan dengan hidrolisis ATP 2. pH : 6 – 8
 Memerlukan enzim dan ATP 3. Konsentrasi substrat
Dibedakan: B. Komponen Penyusun Enzim 4. Konsentrasi enzim
 Katabolisme 1. Protein (Apoenzim) 5. Inhibitor (zat penghambat)
Penguraian senyawa kompleks  menjadi Bersifat labil, dipengaruhi suhu dan pH 6. Aktivator
sederhana dan menghasilkan energi (reaksi 2. Nonprotein (Gugus Prostetik)  Molekul yang mempermudah ikatan enzim dengan
eksogenik) Dapat berupa: substrat
 Anabolisme  ion anorganik (kofaktor)  Contoh: ion Cl mengaktifkan amilase dalam saliva
Penyusunan senyawa sederhana  menjadi contoh: Ca, Cl, Na, K, Fe, Cu, Mg 7. Zat Hasil (Produk)
senyawa kompleks dan membutuhkan energi  senyawa organik (koenzim) Jika terjadi penimbunan produk  reaksi lemah
(reaksi endogenik) contoh: vit B1, B2, B5
enzim yang terikat dengan senyawa kofaktor E. Penghambat Kerja Enzim (Inhibitor)
II. Enzim disebut holoenzim o Berdasarkan sifat ikatannya
 Senyawa protein yang diproduksi oleh sel-sel makhluk gugus protestik dari senyawa organik kompleks 1. Inhibitor Irreversible
hidup dan berfungsi sebagai biokatalisator disebut koenzim  Jika inhibitor berikatan dengan sisi aktif enzim secara
 Tidak ikut bereaksi kovalen  ikatan kuat dan tidak mudah lepas
 Zat yang dipengaruhi enzim adalah substrat C. Sifat-sifat Enzim 2. Inhibitor Reversible
Hasil reaksinya = produk 1. Menggumpal jika dipanskan (denaturasi)  Inhibitor berikatan dengan enzim secara lemah
2. Bekerja spesifik  Inhibitor reversible dibedakan menjadi:
A. Klasifikasi Enzim: 3. Sebagai katalis  mempercepat reaksi  a) Inhibitor Reversible kompetitif
 Berdasarkan tempat kerja: nmenurunkan energi aktivasi (EA)  Menempati sisi aktif enzim dengan cara bersaing
a) Enzim intraseluler 4. Dapat digunakan berulang karna tidak ikut bereaksi dengan substrat
Enzim yang bekerja di dalam sel, contoh: katalase 5. Diperlukan dalam jumlah sedikit  Dapat dihilangkan dengan cara menambah
b) Enzim ekstraseluler 6. Dapat bekerja bolak balik/ 2 arah (reversible) konsentrasi substrat
Enzim yang bekerja di luar sel, contoh: enzim
 Contoh: Gas Sianida dengan oksigen bersaing
pencernaan, contoh: enzim pencernaan (pepsin,
Energi aktivasi: energi minimum yang untuk berikatan dengan Hb
renin, lipase)
dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat b) Inhibitor reversible nonkompetitif
 Berdasarkan tipe reaksi yang terjadi di katalisis:
terjadi  Tidak bersaing secara langsung dengan substrat
a) Oksidoreduktase, mengatalisis reaksi oksidasi dan
reduksi  Menempati bagian lain dari enzim
b) Transferase, mengatalisis pemindahan gugus  Contoh: antibiotik penisilin membatasi sisi aktif
D. Cara Kerja Enzim enzim pada bakteri untuk membentuk dinding
seperti glikosil,metil, atau fosforil 1. Teori gembok dengan anak kunci (lock and key)
c) Hidrolase, mengatalisis pemutusan hidrolitik C – C, sel.
 Ditemukan oleh Fische
C – O, C – N, atau ikatan lainnya  Enzim sebagai gembok, substrat sebagai kunci
III. Katabolisme Karbohidrat mengikat gugus fosfat sehingga terbentuk 1,3 asam sitrat (6 C) membentuk isomernya menjadi
 Proses penggunaan karbohidrat bifosfogliserat. asam isositrat (6 C)
 Terjadi di dalam sel = respirasi internal (respirasi sel) 7. Gugus fosfat ditransfer ke ADP menghasilkan ATP. 3. Asam isositrat melepaskan gugus karboksil (COO-)
 Respirasi: Aerob dan anaerob Gula berubah jadi 3 3 fosfogliserat dalam bentuk CO2 dan memberikan atom hidrogen
8. Enzim fosfogliseromutase merelokasai/ beserta elektronnya kepada NAD+ untuk
A. Respirasi Aerob memindahkan fosfat sehingga terbentuk 2- membentuk NADH. Isositrat (6 C) berubah menjadi
 C6H12O6 + 6O2  6H2O + 6CO2 + energi (ATP) fosfogliserat asam 𝛼 ketoglutarat (5 C)
 Empat tahap: 9. Enzim enolase membentuk ikatan ganda dalam 4. Asam 𝛼 ketoglutarat (5C) berikatan dengan ko-A
1. Glikolisis substrat membentuk fosfenol piruvat (PEP) membentuk senyawa antara suksinil ko-A (beratom
2. Dekarboksilasi oksidatif 10. Reaski terakhir menghasilkan ATP dengan 4C) dengan melepaskan CO2 dan memberikan
3. Siklus Krebs mentransfer fosfat dari PEP ke ADP sehingga PEP atom hidrogen beserta elektronnya kepada NAD+
4. Transpor Elektron berubah menjadi asam piruvat (beratom 3 C) untuk membentuk NADH kembali
5. Fosforilasi tingkat substrat dimulai dengan
1) Glikolisis 2) Dekarboksilasi Oksidatif dilepaskannya kembali ko-A sehingga membantu
 Pengubahan glukosa (guka berkarbon 6) menjadi 2  Pengubahan molekul asam piruvat pengikatan fosfat (P) oleh GDP (guanosin difosfat)
molekul asam pruvat (asam berkarbon 3) (beratom 3 C)  Asetil KoA menjadi GTP (guanosin trifosfat). Senyawa antara
 Tempat  Sitosol (diluar mitokondria) (beratom 2 C) suksinil ko-A berubah menjadi asam suksinat (4C)
 1 Molekul glukosa:  Tempat = di dalam matriks mitokondria 6. Asam suksinat memindahkan 2 atom hidrogen dan
 2 Asam piruvat  Asam piruvat beraksi dengan NAD+ dan KoA elektronnya kepada FAD+ (falvin adenin
 2 NADH membentuk asetil KoA dinucleotide) untuk membentuk FADH2. Asam
 2 ATP  Hasil: suksinat  asam fumarat (4C)
 A H2O  2 asetil KoA 7. Asam fumarat berikatan dengan H2O asam
 Glikolisis tidak membutuhkan O2  2 NADH malat (4C)
 2 CO2 8. Asam malat mentransfer kembali atom H dan
 10 Tahapan glikolisis:
1. Fosforilasi glukosa, terjadi pemindahan gugus elektronnya NAD+ sehingga terbentuk NADH dan
fosfat dari ATP ke glukosa pada atom C nomor 6 3) Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat) asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat
 Tempat : matriks mitokondria (4C) yang akan digunakan dalam siklus krebs
 sehingga membentuk glukosa 6 fosfat
2. Glukosa-6-fosfat dikatalisis  sehingga terbentuk  Hasil: selanjutnya.
isomer fruktosa-6-fosfat  6 NaDH2
3. Frktosa-6-fosfat mengikat fosfat dari ATP   2 FADH 4) Rantai Transpor Elektron
membentuk fruktosa 1,6-bifosfat  2 ATP  Temapt terjadi  krista (membran dalam mitikondria)
4. Fruktosa 1,6 bifosfat diurai  2 senyawa beratom  4 CO2  NADH, FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis,
3 C yaitu: dihidroksi aseton fosfat dan  8 Tahapan: dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs akan
gliseraldehida fosfat (PGAL) 1. Asetil Ko-A masuk ke siklus Krebs dengan membebaskan energi tinggi pada saat melepaskan
5. Enzim mengatalisis perubahan bolak-balik melepaskan Ko-A, dua atom karbonnya berikatan elektron dan H+
(reversible) antara kedua gula beratom 3 C tersebut dengan asam oksaloasetat (4 C) membentuk asam  Hasil:
6. Gliseraldehida fosfat dioksidasi oleh transfer sitrat (6 C)  34 ATP, H2O
elektron sehingga H+ ditambah ke NAD+  2. Satu molekul air (H2O)dikeluarkan dan satu molekul  Tahapan:
NADH+. Energi yang dilepaskan digunakan untuk air yang lainnya ditambahkan kembali sehingga 1. NADH yang dihasilkan pada glikolisis,
dekarboksilasi oksidasi dan siklus krebs,
melepaskan e- + H+  NAD+. NAD+ masuk kembali Reaksi Glikolisi Siklus Krebs
ke siklus reaksi
2. Elektron dari NADH ditransfer ke FMN (flavin
mononucleotide) kemudian ke Fe*S (protein besi
sulfur)
3. FADH2 yang dihasilkan pada siklus krebs
melepaskan 2e- + 2H+  FAD+. FAD+ masuk
kembali ke siklus krebs.
4. e- dari FADH2 ditransfer ke Fe*S
5. e- dari Fe*S ditransfer secara berturut-turut ke Q
(ubikuinon/koenzim)
6. elektron dari Q selanjutnya ditransfer ke cyt
(sitikrom), yaitu secara berurutan cyt b, Fe*S, cyt c 1,
cyt c, cyt a, cyt a3.
7. Tahap terakhir, cyt a3, mentransfer elektronya ke
oksigen, kemudian oksigen (12 O2) menangkap
2H+  H2O
8. Setiap perpindahan elektron akan dilepaskan
energi yang digunakan oleh ADP untuk mengikat Pi
 ATP
9. Dalam reaksi redoks, ketika senyawa-senyawa
mentransfer atau melepas elektron dalam keadaan
teroksidasi, namun ketika menangkap elektron Transpor Eleketron
dalam keadaan tereduksi.
Dekarboksilasi Oksidatif
Jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi aerob
No Tahapan Jumlah ATP
Reaksi Secara Secara tidak
Respirasi Langsung langsung (Te-)
1 Glikolisis 2 ATP 2 NADH = 2 X 3
= 6 ATP
2 DO - 2 NADH = 2 X 3
= 6 ATP
3 Siklus 2 ATP 6 NADH = 6 X 3
Krebs = 18 ATP
2 FADH2 = 2 X 2
= 4 ATP
Jumlah 4 ATP 34 ATP
B. Respirasi Anaerob (Fermentasi)

Jadi, jumlah total ATP pada respirasi aerob =  Suatu proses pembebasan energi yang tersimpan
4 + 34 = 38 ATP dalam bahan bakar organik (misalnya karbohidrat)
Keterangan: 1 NADH = 3 ATP
1 FADH2 = 2 ATP
melalui reaksi serangkaian reaksi tanpa menggunakan Fermentasi Alkohol Pembeda Fermentasi Alkohol Fermentasi Asam
oksigen. Laktat
 Senyawa tertentu yang digunakan seperti asam piruvat Akseptor asetildehida Asam piruvat
elektron
(3C) atau asetaldehida (2C) sebagai akseptor Hasil akhir etanol Asam laktat
(penerima) elektron akhir dan mengikat H+
 Respirasi anaerob terdiri dari 2 tahap, yaitu: glikolisis IV. Katabolisme Lemak dan Protein
dan transfer elektron  Satu molekul protein  sama dengan karbohidrat 
 Glikolisis respirasi anaerob sama dengsn respirasi 38 ATP
aerob  1 molekul glukosa  menghasilkan 2  Protein dihidrolisis menjadi asam amino
asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP  Satu molekul lemak  46 ATP
 Transpor elektron terjadi dari NADH ke asam  Lemak dikatalis  asam lemak dan gliserol
piruvat atau turunan asam piruvat sehingga  Gliserol diubah menjadi PGAL (gliseraldehida fosfat) 
dihasilkan NAD+. Kemudian NAD+ akan masuk masuk ke jalur respirasi glikolisis
kembali ke glikolisis  Asam lemak dibah menjadi molekul-molekul asetil ko-A
 Berdasarkan produknya, jenis fermentasi terdiri  masuk ke jalur siklus krebs
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat  Dalam proses respirasi , karbohidrat molekul pertama
2. Fermentasi Asam Laktat
1. Fermenrasi Alkohol yang menjadi substrat respirasi. Jika karbohidrat habis,
 Dilakukan oleh bakteri anaerob dan ragi (yeast)  Terjadi: pada sel otot hewan dan manusia ketika
kekurangan oksigen maka lemak akan dioksidasi. Jika lemak habis, maka
 Contohnya: jamur Sacharomyces cerrevisiae protein akan dihodrolisis menjadi asam amino.
 pembuatan tapai  Dilakukan oleh bakteri dan jamur
 Mekanisme:
 Mekanisme: Hubungan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
a. Bahan baku glukosa (6C) diubah menjadi a. Glikolisis mengubah glukosa (6C) menjadi asam
piruvat (3 C)
asam asetaldehida (2 C) melalui rentetan
b. Asam piruvat langsung direduksi oleh NADH
reaksi glikolisis
b. Asam piruvat (3C) melepaskan CO2 sehingga membentuk asam laktat (3 C) dan
melepaskan NAD+.
menjadi asetaldehida (2 C)
c. NAD+ masuk kembali ke glikolisis. Asam piruvat
c. Asetildehida direduksi oleh NADH
berperan sebagai akseptor elektron
menghasilkan etanol dan melepaskan
NAD+  Hasil:
 2 asam laktat
d. NAD+ masuk kembali ke dalam reaksi
glikolisis. Asetildehida berperan dalam  2 ATP
 Reaksi sederhana:
sebagai akseptor elektron
C6H12O6  2 C3H6O3 (asam laktat) + 2 ATP (energi)
 Hasil:
 Etanol
Perbedaan Fermantsi Alkohol dan Fermentasi Asam Laktat
 2 CO2
Pembeda Fermentasi Alkohol Fermentasi Asam
 2 ATP Laktat
Terjadi pada Sel jamur  tapai dan Sel otot hewan dan
minuman anggur manusia, eritrosit,
baktteri dan jamur 
yoghurt dan keju
V. Anabolisme  Protein o Elektron yang dilepas air ditangkap oleh klorofil a
 Penyusunan senyawa kompleks dari sederhana  Molekul organik lain sehingga klorofil a normal kembali
 Membutuhkan sejumlah energi yang berasal dari  Pigmen penting: o Elektron yang ditangkap akseptor primer F II dialirkan
cahaya atau reaksi kimia  Klorofil a : menyerap cahaya merah dan biru- ke plastokinon (pq), kemudian ke sitokrom, dan
Energi cahaya  fotosintesis ungu (pusat reaksi) kemudian plastosianin (pc)
Energi kimia  kemosintesis  Klorofil b : menyerap cahaya biru dan jingga o Cahaya diserap klorofil a pada fotosistem I, sehingga
A. Fotosintesis  Karotenoid : menyerap biru – hijau klorofil a menjadi a+ (klorofil a melepas elektron)
 Yang dibutuhkan: CO2, H2O, cahaya, klorofil, garam-  Jenis Fotosistem o Elektron dari plastosianin diterima klorofil a, sehingga
garam yang terlarut 1. Fotosistem I normal kembali
 Hasil: glukosa, O2, H2O  Klorofil a dalam fotosistem I disebut  o Setiap perpindahan elektron menghasilkan energi.
 Reaksi: P700 Energi digunakan untuk menyusun ATP dari ADP 
cahaya
6CO2 + 12H2O C6H12O6 +6O2 + 6H2O 2. Fotosistem II disebut fotofosfolirasi
klorofil
 Klorofil a dalam fotosistem 2 disebut  o Elektron yang dilepas klorofil a diterima oleh akseptor
 Tempat: P680 elektron primer
 Struktur Kloroplas:  Tahapan reaksi fotosintesis: reaksi terang dan o Elektron dialirkan ke ferodoksin
- Selubung luar  membran rangkap reaksi gelap o Elektron dialirkan oleh enzim NADP+ reduktase ke
- Tilakoid  kantong pipih berisi klorofil 1) Reaksi Terang / Reaksi Hills NADP+
- Grana kumpulan tilakoid  Mengubah energi cahaya menjadi energi o NADP+ menangkap elektron dan ion H  NADPH
- Stroma  cairan koloid di luar tilakoid kimia, berupa ATP dan NADPH merupakan energi untuk sintesis gula
- Ribosom dan DNA  Terjadi di grana
 Yang diperlukan: H2O, ADP, cahaya
matahari
 Yang dihasilkan: NADPH, ATP, O2
 Terdapat 2 rute aliran elektron:
a. Nonsiklik
b. Siklik
a. Non Siklik
 Menggunakan fotosistem I dan II
 Terjadi fotolisis air
 Produk: ATP, NADPH2, O2
 Mekanisme:
o Klorofil a pada fotosistem II
menyerap cahaya
o Elektron dan klorofil a terlepas
ditangkap oleh elektron primer
fotosistem II
 Unit Penangkap cahaya (Fotosistem) o Klorofil a menjadi klorofil a+
 Komponen fotosistem : o H2O yang terkena cahaya
 Kompleks antena, tersusun atas klorofil a, b, melepaskan elektron
dan taratenoid H2O  2H+ + O2
b. Siklik 2. Reduksi d. Suhu
 Menggunakan = fotosistem I (P700)  3 fosfogliserat  1,3 bifosfogliserat  Suhu yang baik: 25oC – 39oC
 Menghasilkan ATP, tidak NADPH fosfogliseraldehid  2 molekul (untuk glukosa) dan 10 e. Ion anorganik
 Mekanisme: molekul (untuk pembuatan RuBp kembali) Ion anorganik yang dibutuhkan seperti: N, Ci, Fe, Mn, Zn, S,
o Klorofil a pada fotosistem I menyerap cahaya dan 3. Regenerasi RuBp Cu, Mo, Mg
melepas elektron sehingga klorofil a menjadi klorofil  Penyusunan RuBp kembali Kekurangn zat anorganik  menyebabkan klorosis pada
a+ daun
o Elektron yang dilepaskan, ditangkap akseptor f. Zat inhibitor
primer fotosistem I Zat penghambat  contohny SO2, hujan asam, dan zat
o Elektron dialirkan ke feredoksin pembasmi tumbuhan liar (herbisida)
o Elektron dikembalikan ke klorofil a pada Fotosistem
I melalui sitokrom, plastosianin (pc) Pembuktian Fotosintesis

1) Sachs
Tujuan : Fotosintesis membutuhkan cahaya dan menghasilkan
amilum
Cara Kerja:
 Daun ditutup aluminium foil 3-4 jam
 Daun dipanaskan untuk mematikan sel-selnya
 Daun direndam dalam alkohol untuk melarutkan klorofil
 Daun direndam dalam larutan lugol
Hasil : Daerah daun yang ditutup akan berwarna putih,
sedangkan daerah daun yang tidak ditutupi akan berwarna biru
tua.

2) Engelmann
Tujuan: fotosintesis membutuhkan klorofil dan spektrum
cahaya tertentu yaitu cahaya nila dan merah
2) Reaksi Gelap / Siklus Calvin Metode :
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis  Di dalam kultur terdapat Spyrogyra dan bakteri aerob
 Tempat terjadi: stroma
a. Intensitas Cahaya (bakteri yang membutuhan oksigen)
 Bahan: CO2, ATP, NADPH
Tinggi  akan meningkatkan laju fotosintesis  Seberkas cahaya putih dilewatkan pada sebuah prisma
 Produk: gliseraldehida 3-fosfat (PGAL) / glukosa, ADP,
Tetapi cahaya yang terlalu tinggi dapat merusak klorofil dan sehingga terbiaskan menjadi mejikuhibiniu yang akan
dan NADP+
sel daun terdehidrasi menerangi kultur tersebut
 Mekanisme: b. Panjang Gelombang Cahaya Hasil : Mikroba aerob berkumpul pada daerah yang
1. Fiksasi karbon Cahaya yang berguna untuk fotosintesis  cahaya tampak mengandung klorofil dan daerah pada spektrum warna merah
2. Reduksi dan biru keunguan (nila)
Proses fotosintesis berlangsung lebih cepat pada cahaya
3. Regenerasi RuBp tampak biru-ungu dan cahaya merah
c. Konsentrasi CO2
1. Fiksasi Karbon
Jika kandungan CO2 pada lingkungan sudah cukup,
 Pengikatan CO2 oleh RuBp  3 fosfogliseral peningkatan jumlah CO2 untuk fosintesis tumbuhan 
(PGA)
menjadi tidak berarti
B. Kemosintesis

1) Nitrifikasi
Mekanisme nitrifikasi:
 Nitritasi oleh bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus,
2) Sulfurisasi
Nitrosospira, Nitrosolobus
2 H2S + O2 → 2H2O + 2S + E
1) NH3 + O2 → NH2OH + H2O
oleh Begiatoa alba & Thiothrix sp.
3) Ingenhousz 2) NH2OH + H2O + ½ O2 → NO2- + H2O
Tujuan : membuktikan bahwa fotosintesis membutuhkan sinar 2S + 2 H2O + 3 O2 → 2 H2SO4 +E
matahari, air dan karbondioksida serta menghasilkan gas  Nitratasi oleh bakteri Nitrobacter, Nitrospina, Nitrococcus,
oleh Thiobacillus sp.
oksigen Nitrospira
Metode : 1) NO2- + ½ O2 → NO3-
 Hydrilla (tanaman air) disimpan seperti terdapat pada
gambar di samping. Pada tahap pembentukan nitrit/nitritasi terjadi oksidasi amonia
 1 bejana diberi NaHCO3 (sebagai sumber CO3), bejana (NH3) menjadi hidroksilamin (NH2OH) dilanjutkan dengan
yang lain tidak oksidasi hidroksilamin menjadi nitrit. Pada tahap
Hasil : Bejana yang diberi NaHCO3 menghasilkan gas oksigen kedua/nitratasi terjadi oksidasi nitrit menjadi nitrat.
lebih banyak dibandingkan yang tidak diberi NaHCO3.
Kebalikan dari nitrifikasi adalah denitrifikasi, pengubahan nitrat
menjadi nitrgen bebas atau nitrogen oksida. Aktivitas ini
dilakukan oleh bakteri Micrococcus denitrificans atau bakteri
dari genus Bacillus dan Pseudomonas.
BAB 3  Granula besar (kromomer)  lokus (ada DNA & Pada manusia terdapat 44 buah (44A)
protein histon) 2. Gonosom : kromosom kelamin yang menentukan jenis
MATERI GENETIK
 Granula kecil (kromiol) kelamin. Jumlahnya sepasang. Gonosom dibedakan
Substansi genetik terdiri dari:
3. Telomer menjadi dua macam, yaitu kromosom X dan
1. Kromosom
 Bagian ujung kromosom kromosom Y
2. Gen
 Menghalangi agar tidak terjadi perlekatan antar Sel Tubuh Sel Gamet
3. Asam Nukleat (DAN dan RNA)
kromosom Wanita 44A + XX atau 22A + X
I. Kromosom
 Menjaga agar DNA tidak mudah terurai 22AA + XX
 Adalah: struktur padat yang terdiri atas DNA dan Protein Pria 44A +XY atau 22A + X atau
4. Satelit
histon 22AA +XY 22A + Y
 Tidak selalu ada pada setiap kromosom, merupakan
 Kromosom merupakan struktur padat yang
bagian tambahan pada ujung kromosom
 terdiri atas DNA dan protein
Gambaran keseluruhan kromosom setiap individu
Bentuk-bentuk Kromosom disebut kariotipe. Jumlah kromosom tiap
Struktur Kromosom o Berdasarkan jumlah sentromer organisme berbeda-beda.
1. Asentrik = tidak ada
2. Monosentrik = 1 sentromer
3. Disentrik = 2 sentromer
4. Polisentrik = banyak
o Berdasarkan letak sentromer:
1. Telosentrik : sentromer terletak di ujung Kromosom
2. Akrosentris: sentromer terletak terminal (di dekat
ujung kromosom), sehingga kromosom tidak
membengkok tetapi lurus seperti batang.
3. Submetasentris: sentromer di tengah (lebih ke salah
satu ujung kromosom) sehingga kromosom terbagi
menjadi dua bagian yang tidak sama panjang
4. Metasentris: sentromer terletak pada tengah
kromosom sehingga membagi kromosom menjadi dua
bagian yang sama panjang

Jumlah Kromosom
 Setiap organisme berbeda-beda
1. Sentromer  Manusia = 46
 Bulat kecil, warna terang  Simpanse = 48
 Ada kinetokor  tempat melekatnya benang-benang  Kuda = 64
spindel saat pembelahan sel  Sapi = 60
2. Kromatid  Kucing = 38
o Berdasarkan fungsinya:
 Lengan berwarna lebih gelap  Anjing 78
1. Autosom : kromosom tubuh dan tidak menentukan
 Mengandung kromonema  Kelinci = 44
jenis kelamin
Kromonema:  Ayam = 78
 Katak = 26  Satu molekul basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri
 Hydra =32 dari dua jenis yaitu:
 Kapas = 52, dll  Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
II. Gen dan Alel  Pirimidin: sitosin (C) dan Timin (T)
A. Gen  Purin dan pirimidin diikat oleh ikatan hydrogen
 Merupakan segemen DNA yang mengandung A – T : 2 ikatan hidrogen
informasi genetik penentu sifat. Keseluruhan gen G – C : 3 ikatan hidrogen
dalam satu makhluk hidup disebut : genom  Jumlah purin dan pirimidin dalam satu rantai
 Dapat menduplikasi diri DNA diatur berdasarkan Hukum Chargaff:
 Dapat diwariskan ∑𝐴 = ∑𝑇
 Dapat mengalami mutasi (perubahan) ∑𝐺 = ∑𝐶
Komponen yang dibutuhkan dalam proses replikasi DNA:
 Terletak dalam lokus kromosom
 Enzim helikase: melepaskan ikatan hidrogen antara
pasangan basa nitrogen sehingga untai DNA terbuka
B. Alel  DNA primase: membentuk primer
 Pasangan gen yang terdapat pada kromosom  DNA polimerase: membentuk untai DNA baru
homolog yang menunjukan sifat alternatif  Enzim ligase: menyatukan untai DNA baru yang terbentuk
sesamanya
 Pasangan gen/alel dari kromosom homolog B. RNA (Ribose Nucleic Acid)
dibedakan menjadi: Fungsi:
1. Homozigor dominan  Pelaksana sintesis protein
Dominan: huruf besar  Penyimpan informasi genetik pada sebagian virus
2. Heterozigot Struktur:
3. Homozigot resesif 1) Satu molekul gula pentosa (ribosa)
Resesif: huruf kecil 2) Satu molekul fosfat
3) Satu molekul basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri dari
dua jenis yaitu:
III. Asam Nukleat
“Double helix”  Purin: Adenin (A) dan Guanin (G)
Terdiri dari: DNA dan RNA
 Pirimidin: sitosin (C) dan Urasil (U)
A. DNA (Deoksiribose Nucleic Acid)
Fungsi: Teori Replikasi DNA:
 Membawa informasi genetik penentu sifat 1. Konservatif: DNA lama sebagai cetakan untuk membuat
 Pengatur sintesis protein DNA yang baru, saat bereplikasi terbentuk 1 untai DNA lama
dan 1 untai DNA baru.
Struktur:
2. Semi-Konservatif, saat bereplikasi DNA lama terpisah
 Menurut Watson dan Crick struktur DNA berbentuk menjadi 2, masing-masing membentuk untai pasangannya.
“double helix” = rantai ganda DNA hasil replikasi terdiri atas 1 untai lama dan 1 untai baru.
 Tersusun atas polinukleotida 3. Dispersif: saat bereplikasi, DNA yang baru merupakan
 Satu nukleotida terdiri dari: campuran yang terdiri atas segmen-segmen DNA lama dan
 Satu molekul gula pentosa (deoksiribosa) segmen-segmen DNA baru yang berselang-seling.
 Satu molekul fosfat
Teori yang berlaku adalah Semikonservatif
Jenis RNA Sintesis Protein ujung 3’. Jadi, untai RNA yang terbentuk dari 5’→
1) RNA duta (RNAd) atau messenger RNA (mRNA) terdapat 3’
di dalam inti sel (nukleus). Berfungsi untuk membawa pesan c. Terminasi (pengakhiran): RNA polimerase
atau kode genetik (kodon) dari kromosom di inti ke mentranskripsi urutan DNA yang dinamakan
sitoplasma. Terminator merupakan urutan DNA yang berfungsi
2) Transfer RNA (tRNA) terdapat di dalam sitoplasma. tRNA untuk mengakhiri proses transkripsi.
berfungsi untuk membawa asam amino yang sesuai dengan
kode pada RNA.
3) Ribosomal RNA (rRNA) terdapat di dalam ribosom. Prokariotik: transkripsi berhenti pada saat RNA
Merupakan komponen struktural yang menyusun ribosom polimerase mencapai titik terminasi
Eukariotik: RNA polimerase terus melewat titik
Perbedaan DNA dan RNA terminasi RNA yang telah terbentuk
DNA RNA terlepas dari enzim tersebut
Struktur Double Helix, Tunggal, pendek
panjang
Gula Pentosa Deoksiribosa Ribosa 2. Translasi
Basa Nitrogen Adenin & Guanin Adenin & Guanin  Terjadi di sitoplasma dan ribosom
Purin  Translasi merupakan proses penerjemahan kode
Basa Nitrogen Timin & Sitosin Urasil & Sitosin genetik pada kodon (nRNA) oleh tRNA menjadi protein
Pirimidin yang sesuai
Tempat Nukleus, Nukleus,  Translasi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
kloroplas, kloroplas, a. Inisiasi : RNAd berikatan pada ribosom sub-unit
mitokondria mitokondria, kecil . Pada RNAd terdapat kodon “start” berupa
sitoplasma, AUG, yang memberikan tanda dimulainnya proses
ribosom translasi. RNAt inisiator membawa asam amino
Kadar/Jumlah Tetap Berubah metionin, melekat pada kodon inisiasi AUG.
Tipe 1 3 b. Elongasi/pemanjangan: ribosom menelusuri
RNAr, RNAt, kodon dari 5’→3’, RNAt menerjemahkan kode
RNAd RNAd dengan membawa asam amino yang sesuai
Mekanisme Sintesis Protein: membentuk rantai polipeptida.
Fungsi Sebagai materi Alat dalam
1. Transkripsi c. Terminasi: ribosom mencapai stop kodon (UAA,
genetik (bahan sintesis protein
 Transkripsi merupakan sintesis mRNA dari salah satu UAG, atau UGA). Ketiga kodon ini tidak mengkode
baku) untuk
rantai DNA, yaitu rantai cetakan yang disebut sense, asam amino, hanya sebagai sinyal untuk
sintesis protein
sedangkan pasangan rantai DNAnya disebut rantai menghentikan translasi.
Keberadaannya Permanen Periode pendek antisense.
karena mudah  Terjadi di dalam inti sel.
terurai  Transkripsi terdiri dari tiga tahap, yaitu: Prokariotik: translasi dapat dimulai saat proses
a. Inisiasi (permulaan): pelekatan RNA polimerase translasi belum selesai dilakukan
pada daerah promotor (segmen DNA yang dikenali
oleh RNA polimerase sebagai titik awal transkripsi)
b. Elongasi (pemanjangan): RNA polimerase
membentuk RNAduta dengan menambahkan pada
BAB 4 II. Pembelahan Sel secara Tidak Langsung Fase-Fase Pembelahan Mitosis
PEMBELAHAN SEL  Pembelahan melalui fase-fase tertentu a. Profase
 Terjadi melalui pembelahan: Mitosis dan Meiosis  Telah terbentuk 2 sentriol
A. Mitosis yang bergerak menuju
I. Pembelahan Sel secara Langsung (Amitosis)
 Pembelahan sel tanpa melalui tahapan-tahapan  Tujuan: untuk memperbanyak sel-sel tubuh kutub berlawan
 Tempat: sel tubuh (somatik)  Kromatin menebal menjadi
pembelahan
 Hasil: dihasilkan 2 sel anak dengan jumlah kromosom kromosom
 Umumnya terjadi pada organisme prokariotik, seperti
sel anak = jumlah kromosom sel induk  Membran inti mulai
bakteri dan ganggang biru
 Mekanisme pembelahan amitosis: menghilang
a. Kromosom bakteri menempel pada membran  Pada kromosom terbentuk 2
plasma sister kromatid
b. Kromosom berduplikasi (mengganda)
c. Membran plasma melekuk ke dalam membagi sel
menjadi dua bagian b. Metafase
d. Terbentuk dinding sel baru di antara sel-sel anak  Kromosom berjajar di garis
sehingga dihasilkan dua sel anak yang sifatnya khayal bidang pembelahan
sama dengan sel induknya yaitu bidang ekuator
 Sentromer dari seluruh
kromosom membuat
formasi satu baris, kinetokor
dari kromatid saudara
melekat pada mikrotubula
kutub berlawanan
1. Interfase  Tahap paling lama dari fase
 Merupakan fase yang paling lama pada saat mitotik
pembelahan sel. Tahapan interfase yaitu:
 G1 (growth 1) metabolisme untuk menghasilkan c. Anafase
energi dan sintesis protein  Sentromer dari setiap
 S atau synthezing: sintesis DNA kromosom berpisah
 G2 (growth 2): metabolisme dan sintesis protein  Kromatid dan sister kromaid
2. Fase Mitotik tertarik ke kutub berlawanan
 Fase ini dibagi menjadi 2 tahapan yaitu kariokinesis dan
sitokinesis.
 Kariokinesis (Kario = inti, kinesis = pembelahan)
yaitu pembagian kromosom
 Sitokinesis yaitu pembagian sitoplasma menjadi
dua bagian yang sama besar dan terjadi setelah
kariokinesis selesai
d. Telofase B. Meiosis  Anafase I menyebabkan unit kromosom diploid (2n)
 Kromatid berada di kutub  Disebut juga dengan pembelahan reduktif terbagi menjadi dua unit kromosom diploid (2n)
berlawan  Tujuan: untuk pembentukan sel gamet terbagi menjadi  2 unit kromosom yang masing-
 Membran inti terbentu  Tempat: gonad (kelenjar kelamin) masing bersifat haploid
kembali  Hasil : 4 sel anak dengan jumlah kromosom sel anak = 4) Telofase I dan Sitokinesis I
 Pada akhir tahapan ini akan setengah jumlah kromosom sel induk  Kromosom homolog berada di kutub berlawanan,
diikuti dengan sitokinesis  Jumlah kromosom anak haploid (n) setiap kutup memiliki satu set kromosom yang
yaitu sitoplasma sel haploid
membelah menjadi dua Fase-fase Pembelahan Meoisis:  Pada akhir tahapan ini akan diikuti dengan
sama besar dan diikuti Pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan secara sitokinesis yaitu sitoplasma sel membelah menjadi
dengan pembentukan sekat berturut-turut, yaitu meiosis I dan meiosis II. dua sama besar dan diikuti dengan pembentukan
pada bagian tengah Tahapan pembelahan: sekat pada bagian tengah membran sel.
membran sel a. Interfase  Membran inti dan nukleus kembali terlihat
 DNA bererplikasi sehingga terbentuk dua salinan DNA  Kromosom kembali menjadi benang-benang
Pembelahan Mitosis pada Tumbuhan  Sentrosom bereplikasi menjadi dua buah kromatin
Sel tumbuhan memiliki tahap pembelahan yang sama dengan b. Meiosis I c. Interkinesis
sel hewan. Namun terdapat perbedaan dapat terlihat pada cara 1) Profase I  Periode antara meiosis I dengan meiosis II setiap
pembagian sitoplasma. (a) Leptoten spesies berbeda-beda
 Pada sel hewan, bagian ekuator sel mengerut dan Kromatin menjadi kromosom d. Meiosis II
menyempit sehingga sel terbagi menjadi dua. (b) Zigoten  Terjadi pemisahan antara kromatid dan sister
 Pada sel tumbuhan, diktiosom akan menghasilkan vesikel-  Kedua sentrosom kembar bergerak ke arak kutub kromatid
vesikel berisi bahan penyusun dinding sel dan disekresikan berlawan Tahapan:
di bagian ekuator sehingga membentuk Plat Metafase. 1) Profase II
 Kromosom homolog saling berdekatan
 Selanjutnya plat metafase akan berkembang menjadi  Gelendong pembelahan (benang spindel)
membentuk sinapsis mulai terbentuk
dinding sel yang membagi sel tersebut menjadi dua.
(c) Pakiten  Kromatid saudara masih melekat pada
adalah kromosom melakukan replikasi dengan sentromernya
sentromer yang masih tetap menyatu yang disebut 2) Metafase II
dengan tetrad  Kromosom berjajar pada bidang ekuator dan
(d) Diploten terlihat hanya dalam satu baris
terjadi pelekatan berbentuk X yang disebut dengan 3) Anafase II
kiasma dan tempat terjadinya crossing over  Kromatid bergerak ke kutub berlawanan
(e) Diakinesis 4) Telofase II dan Sitokinesis II
adalah terbentuknya benang-benang spindle dari  Kromatid berada di kutub berlawanan.
pergerakan dua sentriol. Nukleolus dan membran  Pada akhir tahapan ini akan diikuti dengan
inti menghilang sitokinesis yaitu sitoplasma sel membelah
2) Metafase I menjadi dua sama besar dan diikuti dengan
 Kromosom pasangan atau tetrad berjajar pada pembentukan sekat pada bagian tengah
bidang equator membran sel.
3) Anafase I  Membran inti dan nukleus kembali terlihat
 Sentromer tidak berpisah Kromosom kembali menjadi benang-benang
 Kromosom homolog tertarik ke kutub yang kromatin
berlawanan
 Dihasilkan 4 sel anak dengan masing-masing jumlah set No Perbedaan Mitosis Meiosis Perbandingan proses spermatogenesis dan Oogenesis
kromosom adalah n (haploid) 4 Sifat kromosom Diploid (2n) Haploid (n) Spermatogenesis Oogenesis
sel anak Pengertian Proses Proses
5 Tujuan Pertumbuhan, Untuk mengurangi pembentukan pembentukan
pembelahan pergantian sel jumlah kromosom
rusak atau mati
sperma ovum
6 Peranan bagi Menghasilkan Mnghasilkan sel-sel Tempat Tubulus ovarium
organisme sel somatik gamet seminiferus
eukariotik Hasil 4 sel sperma 1 sel ovum yang
multiseluler yang fungsional fungsional dan 3
7 Interkinesis Tidak ada Ada badan polar
8 Metafase Kromosom Metafase I: Kromosom seks X dan Y X
berjajar kromosom berjajar di
sel anakan
dibidang bidang ekuator
ekuator dalam 2 baris Waktu terjadinya Sejak masa Dimulai sejak
Metafase II: di dalam tubuh pubertas embrio sebelum
kromosom berjajar di lahir, setelah
bidang ekuator lahir, masa
dalbaris pubertas
9 Duplikasi Pada awal Pada pertengahan Keberlangsungan Sepanjang hidup Berakhir pada
kromosom profase profase I (fase menopause
(kromatid pakiten)
saudara)
10 Sinapsis Tidak terjadi Terjadi pada profase Spermatogenesis
kromosom I
homolog
11 Pindah silang Tidak ada Ada
12 Sentromer saat Terbagi Terbagi 2 pada saar
anafase menjadi 2 anafase II
13 Anafase Memisahkan Anafase I:
kromatid memisahkan
saudara pasangan kromosom
homolog
Anafase II:
memisahkan
kromatid saudara

III. Gametogenesis
Perbedaan Pembelahan Mitosis dengan Meiosis  Proses pembentukan sel kelamin
No Perbedaan Mitosis Meiosis  Melibatkan proses mitosis dan meiosis
1 Jumlah Satu kali Dua kali  Terdiri dari:
pembelahan Spermatogenesis  proses pembentukan sperma
2 Jumlah sel 2 sel 4 sel Oogenesis  proses pembentukan ovum
anak yang
dihasilkan
3 Sifat sel Identik dengan Tidak identik
anakan sel induk
Oogenesis B. Megasporogenesis
Terjadi pada putik
Proses:
 Sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis
menghasilkan 1 megaspora yang fungsional
 Megaspora mengalami 3x pembelahan mitosis tanpa
diikuti sitokinesis sehingga menghasilkan 8 inti haploid:
 1 inti ovum
 3 antipoda
 2 sinergid
 2 bergabung menjadi inti kandung lembaga
sekunder (IKLS)

IV. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi


A. Mikrosporogenesis (Pembentukan gamet jantan)
Proses pembentukan mikrospora (serbuk sari/polen)
Mekanisme:
 Sel induk mikrospora mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan 4 mikrospora
 Setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis
menghasilkan inti vegetatif dan inti generatif
 Inti generatif membelah mitosis menghasilkan inti
generatif I (sperma I) dan inti generatif II (sperma II)
 Gametofit jantang memiliki 3 nukleus yaitu inti
sperma I, inti sperma II, dan sperma tabung.
Semuanya bersifat haploid.
BAB 5 Contoh persilangan : B. Hukum Mendel 2
POLA-POLA HEREDITAS Monohibrid dominan penuh. Hukum mendel 2 adalah independent assortment atau
Apabila salah satu alel lebih dominan dibanding alel yang lain penggabungan bebas :
(resesifnya).  pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan dari
I. Hukum Pewarisan Sifat Contoh : diploid menjadi haploid, kemudian bergabung secara
 Gregor Johann Mendel  Pisum sativum Jika disilangkan bunga mawar merah dengan mawar putih. bebas.
Alasan memilih kacang ercis: Sifat merah dominan, sedangkan sifat putih resesif. Maka  Kemungkinan gamet dapat dihitung dengan
 Banyak varietas cari rasio fenotip dan genotip pada keturunan ke-2/F2! menggunakan rumus 𝟐𝒏, dimana n adalah jumlah alel
 Dapat melakukan penyerbukan sendiri heterozigot.
 Mudah kawin silang P = bunga merah >< bunga putih  Aplikasi pada persilangan polihibrid (banyak sifat beda).
 Cepat menghasilkan biji AA aa Misalkan :
 Menghasilkan banyak keturunan G= A a (hasil segregasi)  Dihibrid = dua sifat beda.
F1 = A a Contoh : kacang ercis yang memiliki biji bulat dan
Istilah Umum: warna kuning (BBKK) dan ada kacang ercis yang
 Alel : Sepasang gen yang terletak pada lokus yang Maka : memiliki biji kisut warna hijau (bbkk), terdapat 2 sifat
sama Rasio fenotip = Merah 100% Sifat :
 Dominan : Alel yang sifatnya selalu terekspresikan / Rasio genotip = Aa 100 % (heterozigot) a. Bentuk : Biji bulat (B), biji kisut (b)
muncul * Ket : b. Warna : Kuning (K), hijau (k)
 Resesif : Alel yang tertutupi/tidak terekspresikan apabila P = Parental / Orang tua  Trihibrid = tiga sifat beda.
terdapat alel dominan. G = Gamet  Contoh : BBKKTT (kacang ercis biji bulat, warna kuning,
 Parental : alel parental/ orang tua F1 = Filial/keturunan ke-1 dan tanaman tinggi), terdapat 3 sifat
 Gamet : Sel benih untuk reproduksi F2 = Filial/keturunan ke-2 Sifat :
 Filial : alel keturunan hasil persilangan parental a. Bentuk biji
 Fenotip : Sifat yang terekspresikan/ muncul Apabila kita ingin mendapat keturunan ke-2 (F2) maka kita b. Warna
 Genotip : Sifat yang tidak terekspresikan/muncul dapat menyilangkan sesama F1dengan F1 c. Tinggi tanaman
 Homozigot : dua alel yang identik P = bunga merah >< bunga merah  Contoh persilangan DIHIBRID
 Heterozigot : dua alel yang berbeda Aa Aa Jika disilangkan kacang Ercis biji bulat kuning dengan
G= A,a A,a (segregasi) ercis biji kisut hijau. Sifat biji bulat-kuning dominan,
A. Hukum Mendel I / segregasi / Pemisahan F2 = sedangkan sifat kisut-hijau resesif. Maka cari rasio
Hukum Mendel 1 adalah independent segregation atau Metode papan catur/diagram punnet fenotip dan genotip pada keturunan ke-2/F2!
pemisahan bebas :
P = Ercis biji bulat kuning >< Ercis biji kisut hijau
 pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau
BBKK bbkk
pemisahan secara bebas dari diploid menjadi haploid.
G= BK bk
 Aplikasi pada persilangan monohibrid (satu sifat beda) :
F1 = BbKk
 Pada bunga yang dilihat adalah warna bunga.
Maka:
contoh, bunga putih dan merah Rasio fenotip = Bulat Kuning 100%
 Pada biji yang dilihat adalah bentuk biji
Rasio genotip = BbKk 100 % (heterozigot)
contoh, biji kisut dan biji bulat
 Pada buah yang dilihat adalah rasa buah Maka :
Rasio fenotip = Merah : Putih Apabila kita ingin mendapat keturunan ke-2 (F2) maka
contoh, asam dan manis
75% 25% kita dapat menyilangkan sesama F1 dengan F1!
Rasio genotip = AA : Aa : aa P = Ercis biji bulat kuning >< Ercis biji bulat kuning
 25% : 75% : 25% BbKk BbKk
 G= BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2 =  Jika didapatkan hasil 100 % mawar merah maka
Metode papan catur/diagram punet genotif mawar merah tersebut adalah MM

D. Back cross
 Back cross adalah persilangan F1 heterozigot dengan
induk homozigot dominan.
 Tujuan mempermudah analisa karakter yang sedang
diamati.
Contoh persilangan Back cross
Tt (tanaman tinggi) >< TT (tanaman tinggi)
Rasio Fenotip = 9 Bulat-Kuning : 3 Bulat-Hijau : 3 Kisut-Kuning Gamet T t
: 1 Kisut-Hijau T TT Tt
Rasio Genotip = 1 BBKK : 2 BBKk : 1 BBkk : 2 BbKK : 4 BbKk : T Tt tt
2 Bbkk : 1 bbKK : 2 bbKk : 1 bbkk
Metode Garpu:
Hasil back cross 100% tanaman tinggi
 Langkah pertama silangkan Bb dengan Bb, maka
didapatkan rasio genotip 1 BB : 2Bb : 1bb
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
1. Interaksi Alel (Modifikasi Monohodrid)
Gamet B b
Rasio Fenotip = 9 Bulat-Kuning : 3 Bulat-Hijau : 3 Kisut-Kuning:  Apabila alel dominan tidak menutupi alel resesif
B BB Bb
1 Kisut-Hijau sepenuhnya
b Bb bb  Jika disilangkan bunga mawar merah dengan mawar
Rasio Genotip = 1 BBKK : 2 BBKk : 1 BBkk : 2 BbKK : 4 BbKk :
2 Bbkk : 1 bbKK : 2 bbKk : 1 bbkk putih. Sifat merah tidak sepenuhnya menutup sifat putih.
 Langkah kedua disilangkan Kk dengan Kk, maka didapatkan Maka cari rasio fenotip dan genotip pada keturunan ke-
rasioa genotip 1KK : 2Kk: 1 kk 2/F2!
Kelebihan metode diagram garpu adalah rasio genotip
Gamet K k dapat langsung diketahui tanpa perlu klasifikasi dahulu P = bunga merah >< bunga putih
K KK Kk seperti pada diagram punet. AA aa
k Kk kk G= A a (segregasi)
C. Test-cross F1 = Aa
 Test cross merupakan persilangan antara individu yang Maka:
tidak diketahui genotipnya dengan induk bergenotip Rasio fenotip = Merah muda 100%
homozigot resesif. Rasio genotip = Aa 100 % (heterozigot)
 Tujuan persilangan ini adalah menguji heterozigositas
suatu persilangan Apabila kita ingin mendapat keturunan ke-2 (F2) maka kita
dapat menyilangkan sesama F1 dengan F1
 Contoh : menebak genotif mawar merah (M_) apakah
MM atau Mm?
P = bunga merah muda >< bunga merah muda
Aa Aa
Maka, silangkan mawar merah (M_) >< mawar putih (mm) G = A,a A,a (segregasi)
 Jika didapatkan hasil 50 % mawar merah dan 50% F2 =
mawar putih maka genotif mawar merah tersebut
adalah Mm.
Metode papan catur/diagram punnet Golongan darah C. INTERAKSI GEN (Modifikasi Dihibrid)
A a Sistem ABO 1. Epistasis-Hipostasis
A AA Aa Golongan Aglutinogen Aglutinin Genotip  Epistasis : Suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
merah Merah muda darah menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan
a Aa Aa A A Beta IAIA alelnya.
Merah muda putih IAIO  Hipostasis : Gen yang ditutupinya oleh gen dominan lain
B B Alfa IBIB yang bukan alelnya.
Maka, IBIO Contoh :
Rasio fenotip = Merah : Merah muda : Putih AB A dan B - IAIB Warna sekam gandum, sekam gandum memiliki 3
25% 50% 25% O - Alfa dan I OI O warna hitam, kuning dan putih.
Rasio genotip = AA : Aa : aa Beta Alel H - : mengkode pigmen warna hitam
25% : 75% : 25% Alel K - : mengkode pigmen warna kuning,
Dimana apabila Alel H- dan K- bertemu yang akan
4. Gen Lethal
* Pada persilangan intermediate, rasio fenotip dan genotip F2 tampak adalah pigmen warna hitam.
 Gen lethal adalah gen yang dalam keadaan homozigot Persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung
memiliki rasio yang sama.
menyebabkan kematian berkulit kuning.
2. Kodominan Gen lethal pada manusia P : hitam x kuning
 Kodominan adalah dua alel dari suatu gen yang tidak Dominan Resesif HHkk hhKK
saling mempengaruhi sehingga sifat kedua induk akan Brachidactili --- apabila Hemofilia --- apabila dalam F1 : HhKk (hitam)
muncul pada fenotipe sang anak. dalam keadaan keadaan homozigot resesif P2 : HhKk x HhKk (menyerbuk sendiri)
 Contoh dari kodominan adalah sapi dengan warna homozigot dominan akan akan menyebabkan F2 : 9 H-K- = hitam
merah (RR) dan sapi dengan warna putih (rr) menyebabkan kematian kematian (lethal), jika 3 H-kk = hitam
menghasilkan anak sapi yang memiliki warna coklat (lethal), jika dalam dalam keadaan heterozigot 3 hhK- = kuning
kemerahan dengan sedikit percikan berwarna putih. keadaan heterozigot akan akan mengalami sifat 1 hhkk = putih
mengalami brachidactili pembawa hemophilia dan
3. Alel ganda dan apabila dalam apabila dalam keadaan Rasio fenotif F2 = hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
 Gen yang memiliko lebih dari dua alel keadaan homozigot homozigot dominan normal:
 Pada hewan misalnya pada warna bulu kelinci. Adanya resesif normal: Hh >< Hh
empat alel yang sama-sama mempengaruhi warna bulu Bb >< Bb H, h H, h 2. Polimeri
dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu kelinci B, b B, b HH, 2Hh, hh  Polimeri adalah suatu peristiwa dimana terdapat
dengan warna gen (W) mempunyai alel berturut-turut W BB, 2Bb, bb Normal, carrier, hemophilia banyak gen yang bukan alelnya tetapi
> wk> wh> w Lethal, brachidactili, normal mempengaruhi karakter/sifat yang sama.
Fenotipe Kemungkinan Genotipe  Makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya
Kelabu (Normal) WW, Wwk, Wwh, Ww Gen lethal pada hewan makin kuat atau terakumulasi
Dominan Resesif Contoh :
Kelabu muda (Chinchilla) wkwk, wkwh, wkw Ayam creper Sapi buldog Persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum
Tikus kuning berkulit putih
Himalaya whwh, whw P : gandum kulit merah x gandum kulit putih
Gen Lethal pada Tumbuhan M1M1M2M2 m1m1m2m2
Albino Ww Dominan Resesif F1 : M1m1M2m2 (merah muda)
Albino pada tanaman P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2 (menyerbuk sendiri)
F2 : 9 M1- M2 - = merah tua sekali
3 M1- m2m2 = merah muda  Bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling
3 m1m1M2 - = merah muda melengkapi untuk memunculkan suatu karakter.
1 m1m1m2m2 = putih
Contoh :
Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1 Terdapat gen untuk penyakit bisu – tuli, dimana gen normal akan
muncul apabila kedua gen bersifat dominan (D-E-), apabila
hanya satu gen yang dominan maka tetap terkena penyakit bisu
3. Kriptomeri tuli.
 Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu faktor
tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi Perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuli : rrpp : pial Single
P : bisu tuli x bisu tuli R-P- : pial Walnut
baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang
menyertainya (sifat resesif muncul bersama). DDee ddEE
 Ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan F1 : DdEe = normal
P2 : DdEe X DdEe (perkawinan normal) Contoh : perkawinan ayam berjengger rose dengan pea
bukan alel berada bersama
F2 : 9 D-E- = normal
3 D-ee = bisu tuli P : Rose x Pea
Contoh :
3 ddE- = bisu tuli R-pp rrP-
Persilangan Linaria maroccana, warna bunga ditentukan oleh
1 ddee = bisu tuli F1 : RrPp Walnut
ada tidaknya kandungan antosianin, dan suasana asam-basa
P2 : RrPp x RrPp
ditempat tersebut.
(menyilang sesama walnut)
Rasio fenotif F2 normal : bisu tuli = 9 : 7
A : ada anthosianin B : suasana basa
F2 : 9 R-P- : Walnut
a : tak ada anthosianin b : suasana asam
5. Interaksi alel (Atavisme) 3 R-pp : Rose
 Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana 3 rrP- : Pea
P : merah x putih
muncul suatu karakter akibat interaksi antar gen 1 rrpp : Single
Aabb aaBB
F1 : AaBb (ungu) dominan maupun antar gen resesif.
 Memiliki nisbah yang sama dengan nisbah hukum Pada contoh di atas muncul ada 2 karakter baru, yaitu walnut
warna ungu muncul karena gen A & gen B berada bersama
mendel, namun memiliki perbedaan dari segi sifatnya. dan single.
P2 : AaBb x AaBb
(menyilang sendiri) Contoh: Rasio fenotif F2 Walnut : Ros : Pea : Single = 9 : 3 : 3 : 1
F2 : 9 A-B- = ungu suasana basa Mengenai pial / jengger pada ayam
3 A-bb = merah suasana asam
3 aaB- = putih tidak ada antosianin
1 aabb = putih tidak ada antosianin

Rasio fenotif F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

4. Komplenter
 Komplementer adalah suatu peristiwa yang bukan
alelnya harus berada bersama-sama supaya dapat R-pp : pial Ros rrP- : pial Pea/Biji
terlihat pengaruhnya.
BAB 6
POLA-POLA HEREDITAS MANUSIA
BAB 7 2) Mutasi Akibat Perubahan Jenis Basa Nitrogen  Nonsense Mutation/Mutasi Tanpa Arti
MUTASI Disebut  pergeseran tautomerik (tautomerik shift)
Perubahan terjadi karena substitusi (penggantian satu
I. Pengertian Mutasi atau beberapa basa nitrogen)
 Mutasi adalah peristiwa perubahan materi genetik a. Subsitusi Transisi
kromosom atau DNA di dalam inti sel Penggantian basa nitrogen sejenis, yaitu purin Menyebabkan pembentukan protein yang tidak sempurna
 perubahan materi genetik yang apabila terjadi pada sel menjadi purin (A⇄G) atau pirimidin menjadi karena kekurangan asam amino
gamet dapat diwariskan, sedangkan apabila terjadi pirimidin (T⇄C)
pada sel tubuh tidak akan diwariskan. b. SubsitusiTransversi Contoh: Mutasi pada gen pengkode CFTR (protein untuk
 Organisme yang mengalami mutasi disebut mutan Penggantian basa nitrogen yang berbeda jenis, transpor ion Cl), mengakibatkan penyakit sistik fibrosis dengan
 Penyebab mutasi  mutagen yaitu purin menjadi pirimidin dan sebaliknya gejala penumpukan cairan pada organ-organ vital seperti paru-
 Mutagenesis adalah proses terjadinya mutasi, (A/G⇄T/C) paru dan kelenjar-kelenjar. CAG (Glutamin) → UAG (Stop
perubahan pada susunan genetik dapat mengubah Kodon). Protein yang dihasilkan hanya memiliki 493 asam amino
fenotipe/sifat makhluk hidup 3) Mutasi akibat Perubahan Letak Urutan Basa Nitrogen dari protein normal 1480 asam amino.
(Transposisi)
II. Jenis Mutasi  Transposisi adalah perubahan letak basa-basa nitrogen B. Mutasi Tingkat Kromosom (Aberasi Kromosom)
Berdasarkan tingkatan terjadinya, mutasi dibedakan pada suatu rantai nukleotida.  Adalah perubahan materi genetik pada kromosom
menjadi dua macam:  Contohnya: rantai DNA ACC – GTT – CAT   Merupakan mutasi tingkat besar
 Mutasi Tingkat Gen mengalami transposisi basa nitrogen G dengan T, akan  Mutasi ini terjadi akibat perubahan struktur dan jumlah
 Mutasi Tingkat Kromosom menjadi: ACC – TGT - CAT kromosom
1) Mutasi Akibat Perubahan Struktur Kromosom
A. Mutasi Tingkat Gen (Point Mutation/Mutasi Titik) Akibat dari Substitusi: a. Delesi (Defisiensi)
Dapat terjadi akibat: Hilangnya segmen kromosom
 Silent Mutation/Mutasi Diam
 perubahan jumlah basa nitrogen
 perubahan jenis basa nitogen Contoh kelainan: Sindrom Cri du Chat (delesi segmen
 perubahan letak urutan basa nitrogen pada rantai DNA kromosom nomor 5), gejala keterbelakangan mental,
suara tangisan seperti kucing
1) Mutasi Akibat Prubahan Jumalah Basa Nitrogen
Perubahan jumlah basa nitrogen dapat disebabkan b. Duplikasi
oleh: Mutasi pada urutan basa nitrogen tetapi tidak mengubah asam
amino yang dikode Penggandaan segmen kromosom
 duplikasi (penggandaan)
 adisi (penambahan)
 insersi (penyisipan)  Hilangnya satu atau  Missense Mutation/Mutasi salah Arti
beberapa basa nitrogen. c. Inversi
Akibat dari Delesi: Perpindahan segmen kromosom dalam satu kromosom
Frameshift Mutation / Mutasi Pergeseran Kerangka  Parasentrik: perpindahan segmen kromosom pada
satu lengan
Mutasi pada urutan basa nitrogen yang menyebabkan kesalahan
asam amino yang dikode

Contoh: Penyakit Sickle cell anemia (eritrosit berbentuk bulan


sabit), akibat GAA → GUA, asam amino Glutamat diganti
 delesi (pengurangan) menjadi Valin.
 Perisentrik: perpindahan segmen kromosom beda lengan

d. Translokasi
Perpindahan segmen kromosom ke kromosom non homolog
 Resiprok: Perpindahan berlangsung dua arah

 Non resiprok: Perpindahan hanya berlangsung satu


arah

e. Insersi
Penambahan sebagian jumlah kromosom

Anda mungkin juga menyukai