NIM : 2398011069 Instansi : Universitas Negeri Semarang
1. Bagaimana lingkungan belajar yang efektif dan efesien untuk digunakan
pada lingkungan belajar abad 21? Jawab: Yaitu saya selaku pendidik harus mampu menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran dengan teknologi yang terus dikembangkan. Lingkungan belajar abd 21 itu harus menyediakan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan belajar setiappeserta didik dan secara bersamaan. Guru menyediakan desain arsitektur dan interior yangmengakomodasi pembelajaran kelompok, tim, dan individu. Selain itu, mendorong pembelajaran yang dipersonalisasi berdasarkan gaya dan lokasi yang disukai, sehingga memungkinkan peserta didik untuk mengakses dan menerima pendidikan kapan saja dan di mana saja. Dengan kata lain, hal ini memberikan apa yang dibutuhkan, yaitu kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan dengan menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya dan preferensi masing-masing peserta didik.
2. Bagaimana cara kita sebagai pendidik untuk mengontrol penggunaan
handphone/aplikasi di kalangan peserta didik? Jawab: Yaitu dengan guru dan orang tua diharapkan bisa menjadi contoh yang baik untuk peserta didik. Jika anak sering melihat orangtua atau orang sekitarnya bermain gadget hingga larut malam atau makan sambil main games, bukan tidak mungkin seorang anak akan meniru tindakan ini. Oleh karena itu, cara pertama untuk mengatasi kecanduan gadget adalah dengan menjadi contoh yang baik untuk anak atau peserta didik. Untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak, waktu mengakses gadget harus dibatasi. Kita bias tentukan durasi dan jadwal untuk bermain gadget, misalnya 1-2 jam dalam sehari. Selain itu, awasi juga anak saat bermain gadget, supaya ia tidak mengakses konten pornografi atau kekerasan. Jika gadget dilengkapi dengan fitur agerestricted, terapkan fitur ini untuk membatasi waktu dan jenis aplikasi atau tontonan yang bisa di akses oleh anak. Dalam menerapkan batasan ini, orangtua perlu bersikap tegas. Latih anak untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum bermain gadget dan mengembalikannya dengan baik setelah selesai digunakan. Kita juga bisa memanfaatkan gadget ini sebagai proses dalam pembelajaran karena juga memberikan manfaat positif di antaranya peserta didik dapat belajar dari berbagai konten-konten yang sesuai. 3. Bagaimana menanggulangi kesenjangan teknologi dan mengenalkan pembelajaran abad 21 pada daerah-daerah pelosok/terpencil? Jawab: Bagi pemerintah, untuk menyukseskan pendidikan abad 21 di daerah terpencil, perlu: • Mempercepat pemerataan fasilitas TIK pembelajaran diseluruh daerah tanpa terkecuali • Membangun perpustakaan, menyediakan buku belajar baik fiksi maupun non fiksi untuk mendorong budaya literasi siswa • Menyediakan alat peraga sebagai visualisasi materi ajar guna mendukung pembelajaran tanpa teknologi • Melakukan kajian kurikulum khusus daerah terpencil • Membentuk guru peneliti dari guru-guru daerah terpencil untuk merumuskan strategi pembelajaran sesuai kondisi daerah • Memprogramkan pertukaran guru antara guru daerah terpencil dengan daerah berkembang untuk menghasilkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran serta menyesuaikan kebutuhan guru di sekolah • Memfasilitasi pelatihan guru untuk meningkatkan kualitasnya terkait pembelajaran abad 21 sesuai kondisi daerah • Mempercepat program internet masuk ke daerah terpencil. Bagi guru, pembelajaran dimulai dengan memperbarui pengetahuan bukan berarti menitiberatkan pembelajaran pada alat TIK. Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan bukanlah sebagai tujuan pendidikan abad 21. Kualitas terbaik guru daerah terpencil menyeimbangkan ketidaksediaan alat TIK dalam pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kolaboratif, efektif dan efisien serta membekali siswa dengan berbagai skill.