Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETERKAITAN TEKS PROSEDUR DALAM CERITA FIKSI

Disusun Oleh :

Deswita Anggraeni

Kelas VII.6

SMPN 3 MAKASSAR

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatlimpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini denganbaik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahasmengenai “ Keterkaitan
Teks Prosedur dalam Cerita Fiksi”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dariberbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selamamengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunanmakalah ini .Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami meminta audiens untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.

2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2

BAB I PENDAHULUAN 4

a. Latar Belakamg 4

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

a. Pengertian Teks Prosedur 6

b. Pengertian Cerita Fiksi 7

c. Teks Prosedur Memengaruhi Pengembangan Karakter Dalam Cerita Fiksi 9

d. Peran Teks Prosedur Dalam Pembangunan Plot Cerita Fiksi 11


e. Keterkaitan Antara Teks Prosedur Dan Unsur-Unsur Kreatif Dalam Cerita Fiksi Dapat
Meningkatkan Ketertarikan Pembaca Atau Penonton 12

BAB III KESIMPULAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerita fiksi umumnya dianggap sebagai ranah kreatif yang penuh imajinasi, namun
sebenarnya terdapat elemen-elemen prosedural yang turut memainkan peran penting dalam
pembentukan struktur cerita. Penggunaan teks prosedur, atau langkah-langkah yang teratur,
dalam penulisan cerita fiksi memiliki dampak besar terhadap pengembangan karakter, plot, dan
elemen-elemen lainnya yang menyusun naratif tersebut.

Pentingnya teks prosedur dalam konteks cerita fiksi tidak hanya berkaitan dengan aspek
teknis penulisan, tetapi juga dengan bagaimana langkah-langkah tersebut merentangkan jalinan
imajinasi penulis dan pengalaman pembaca atau penonton. Dalam tulisan ini, kita akan
menjelajahi latar belakang dan keterkaitan teks prosedur dalam cerita fiksi, memahami
bagaimana langkah-langkah tertentu memberikan fondasi yang kokoh bagi unsur-unsur kreatif
cerita tersebut.

Aspek-aspek yang akan dibahas melibatkan pengembangan karakter, perangkaian plot,


pemanfaatan waktu dan ruang, serta penciptaan aturan dunia fiksi. Melalui pemahaman terhadap
proses-proses ini, kita dapat melihat bahwa teks prosedur tidak hanya mengarahkan penulis
dalam menentukan alur cerita, tetapi juga berperan dalam menciptakan kejutan, ketegangan, dan
kohesi yang membuat cerita fiksi menjadi menarik bagi para pembaca atau penonton.

Pemahaman tentang bagaimana teks prosedur berinteraksi dengan elemen-elemen kreatif


dalam cerita fiksi dapat membantu kita menggali lebih dalam makna di balik setiap kata, setiap
adegan, dan setiap karakter. Dengan merinci keterkaitan ini, kita dapat lebih mengapresiasi
keseimbangan yang diperlukan antara elemen imajinatif dan struktur yang diberikan oleh teks
prosedur.

B. Rumusan Masalah

1). Apa itu teks prosedur?

4
2). Apa itu cerita fiksi?

3). Bagaimana teks prosedur memengaruhi pengembangan karakter dalam cerita fiksi?

4). Apa peran teks prosedur dalam pembangunan plot cerita fiksi?

5). Apakah adanya keterkaitan antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif dalam cerita fiksi
dapat meningkatkan ketertarikan pembaca atau penonton?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari teks prosedur.

2. Mengetahui pengertian dari cerita fiksi.

3. Memahami Bagaimana teks prosedur dapat memengaruhi pengembangan karakter dalam


cerita fiksi.

4. Mengetahui peran teks prosedur dalam pembangunan plot cerita fiksi.

5. Mengetahui keterkaitan antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif dalam cerita fiksi dapat
meningkatkan ketertarikan pembaca atau penonton.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Prosedur

Knapp & Watkins (2005:153-156) menjelaskan mengenai genre instruksi yang berisi
prosedur, teks ini bertujuan memberi tahu seseorang apa yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan suatu hal, bahasa yang digunakan mengarah pada persuasi atau ajakan. Selanjutnya,
Knapp & Watkis (2005) menerangkan kebahasaan dan struktur teks narasi, antara lain (a)
kebahasaan meliputi verba imperative, konjungsi temporal, konjungsi keadaan, (b) struktur
meliputi tujuan, bahan/alat, langkah-langkah prosedur.

Profesional Development Service for Teachers (2013:11) mengungkapkan bahwa teks


prosedur merupakan jenis teks yang berisi penjelasan bagaimana melakukan sesuatu dalam
sebuah langkah-langkah, struktur teks prosedur meliputi tujuan, bahan atau alat, cara melakukan,
evaluasi, dalam penyusunan teks prosedur hasus jelas, mudah dipahami pembaca, teks ini
berkaiatan erat dengan keterangan waktu.

Mahsun (2014:30-31) memaparkan bahwa teks prosedur/arahan merupakan jenis teks


yang bertujuan mengarahkan atau mengajarkan langkahlangkah suatu kegiatan, prosedur tersebut
dapat diketahui berdasar percobaan atau pengamatan, struktur teks prosedur secara umum
meliputi ini meliputi (a) judul, 39 (b) tujuan, (c) urutan tahapan pelaksanaan, (d) simpulan,
kebahasaan teks prosedur meliputi konjungsi penghubung antar kalimat dan antar paragraf.
Mahsun (2016) pun mengungkapkan terdapat berbagai jenis teks prosedur di antaranya
prosedur/arahan, penceritaan prosedur, panduan, perintah/intruksi, protokoler, dan resep.
Beberapa jenis teks prosedur tersebut menjadikan genre prosedur memiliki beberapa struktur
sesuai tujuan prosedur.

Keraf (2004:103) menerangkan mengenai pengembangan tulisan berdasarkan proses,


proses merupakan urutan tindakan untuk menghasilkan suatu hal, penulis harus mengetahui
rincian proses, membagi setiap tahapan kegiatan secara kronologis, dan menguraikan tiap tahap
dengan detail dan tegas agar pembaca jelas memahami proses tersebut.

6
Anugerahwati (2004:4-9) menyebutkan bahwa teks prosedur merupakan aturan-aturan
atau ‘how to’ melakukan suatu tujuan, fungsi teks ini yaitu memberi instruktsi, memberi
peringatan, menyatakan urutan waktu, sedangkan kebahasaan dalam teks ini meliputi kata kerja
imperatif dan konjungsi temporal.

Fawaid (2016:50-53) menyebut bahwa teks prosedur sebagai teks prosesual (how to),
teks ini menjelaskan bagaimana membuat atau melakukan sesuatu, proses pembuatan tersebut
dilakukan secara jelas melalui serangkaian tahap, hal penting yang harus diperhatikan dalam teks
prosedur adalah perpindahan direksional, transisi direksional merupakan gerakan
berpindahpindah berdasarkan instruksi, prosedur atau aturan yang berlaku, contoh kata atau frasa
transisi direksional meliputi pertama, kedua, ketiga, terakhir, kemudian, selanjutnya, sementara
itu, dan sebagainya. Kejelasan penyampaian bagaimana 40 melakukan suatu kegiatan sangat
memengaruhi pemahaman pemabaca dalam mengaplikasikan kegiatan tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli, teks prosedur merupakan jenis teks yang menjelaskan
proses kegiatan tertentu. Teks tersebut memunculkan pemahaman dan ketertarikan seseoran
untuk melakukan prosedur yang dijelaskan. Menulis teks prosedur berarti mengungkapkan
pengetahuan melalui bahasa tulis dengan tujuan menjelaskan prosedur suatu kegiatan secara
runtut dan persuasif. Informasi prosedur kegiatan dapat diketahui berdasarkan percobaan atau
pengamatan. Penjelasan tersebut harus benar agar tujuan dari prosedur tercapai dengan tepat.
Struktur lengkap teks prosedur meliputi (a) judul, (b) tujuan, (c) tahapan pelaksanaan, (d)
simpulan. Kebahasaan teks prosedur meliputi (a) konjungsi temporal, (b) keterangan (cara, alat,
tujuan, syarat, akibat), (c) kalimat imperatif. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam kebahasaan
menulis teks prosedur, antara lain penggunaan partikel dan kalimat pasif.

B. Pengertian Cerita Fiksi

Menurut buku Analisis Fiksi (2012) oleh F. Aziez dan Abdul Hasim, kata fiksi (fiction)
berasal dari bahasa latin, yaitu fictum yang artinya membentuk, membuat, mengadakan, dan
menciptakan. Sementara secara istilah, pengertian cerita fiksi adalah karya sastra berisi berbagai
cerita rekaan atau yang didasari fantasi dan bukan berdasarkan atas kejadian nyata.

Cerita jenis fiksi dibuat berdasarkan daya imajinasi sang pengarang. Tujuan penulisannya
adalah untuk dinikmati para pembaca. Cerita fiksi juga dibuat berdasarkan pandangan,

7
tafsiran,pemikiran, dan penilaian pengarang mengenai peristiwa-peristiwa yang ada di
sekelilingnya. Fiksi memang sering kita temukan dalam bentuk cerita. Namun, fiksi juga bisa
disajikan dalam beragam format, mulai dari pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi
maupun video game.

Menurut Rocky Gerung, fiksi merupakan energi yang dihubungkan dengan telos (berasal
dari kata Yunani yang artinya “akhir”,”tujuan” dan “sasaran”), dan itu sifatnya fiksi. Dalam
agama, fiksi adalah keyakinan. Sedangkan dalam literatur, fiksi adalah energi untuk
mengaktifkan imajinasi.

Menurut Krismarsanti, pengertian fiksi adalah karangan yang berisi kisah atau cerita yang
dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang.

Gardner, seorang penulis dan kritikus sastra, dalam bukunya "The Art of Fiction,"
mengemukakan bahwa cerita fiksi adalah "penciptaan dunia palsu yang terorganisir dengan baik,
suatu kebenaran palsu."

Campbell, seorang ahli mitologi, dikenal dengan konsepnya tentang "Monomyth" atau
"The Hero's Journey." Menurutnya, cerita fiksi sering mengikuti pola naratif umum yang
melibatkan perjalanan pahlawan, pencarian, dan pertumbuhan karakter.

Berdasarkan kalimat diatas, dapat dijelaskan bahwa cerita fiksi adalah jenis cerita atau
narasi yang dibuat dari imajinasi atau khayalan penulis, tidak terkait dengan fakta atau kejadian
sebenarnya. Dalam cerita fiksi, penulis menggunakan kreativitasnya untuk mengembangkan
karakter, plot, setting, dan elemen-elemen lainnya.

Beberapa ciri khas cerita fiksi meliputi:

1. Imajinatif: Cerita fiksi sering kali melibatkan unsur-unsur imajinatif atau khayalan yang tidak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa mencakup karakter fantastis, lokasi ajaib, atau
konsep-konsep yang melampaui batas realitas.
2. Pengembangan Karakter: Penulis fiksi menciptakan dan mengembangkan karakter-karakter
yang menjadi tokoh utama atau pendukung dalam cerita. Pengembangan karakter ini dapat

8
mencakup aspek-aspek seperti latar belakang, kepribadian, dan perubahan karakter sepanjang
alur cerita.
3. Plot yang Terkonstruksi: Cerita fiksi memiliki plot atau alur cerita yang dirancang dengan
cermat. Ini melibatkan pengaturan konflik, puncak cerita, dan resolusi yang memberikan struktur
dan ketegangan dalam naratif.
4. Setting yang Khas: Penulis menciptakan setting atau latar tempat yang mencerminkan dunia
imajinatif cerita. Ini bisa berupa dunia nyata yang diubah atau dunia sepenuhnya khayal dengan
aturan-aturan unik.
5. Bahasa Kreatif: Penggunaan bahasa yang kreatif dan deskriptif menjadi elemen penting dalam
cerita fiksi untuk membawa pembaca atau penonton terlibat secara emosional dan visual.

Cerita fiksi dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk novel, cerpen, drama, film,
atau media lainnya. Sub-genre fiksi mencakup berbagai jenis, seperti romansa, misteri, fiksi
ilmiah, fantasi, dan sebagainya. Tujuan utama dari cerita fiksi adalah menghibur, menginspirasi,
atau merangsang imajinasi, dan seringkali melibatkan pembaca atau penonton dalam pengalaman
yang mendalam dan berkesan.

C. Teks Prosedur Memengaruhi Pengembangan Karakter Dalam Cerita Fiksi


Teks prosedur memengaruhi pengembangan karakter dalam cerita fiksi melalui beberapa
cara yang signifikan. Berikut adalah beberapa dampak utama teks prosedur terhadap
pengembangan karakter:

1. Pembentukan Profil Karakter:


 Teks prosedur membantu penulis untuk merancang profil karakter dengan menguraikan
ciri-ciri fisik, psikologis, dan emosionalnya.
 Langkah-langkah tertentu membantu menetapkan latar belakang karakter, seperti sejarah
hidup, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dimiliki.
2. Penggambaran Perubahan Karakter:
 Melalui teks prosedur, penulis dapat merencanakan perkembangan karakter sepanjang
cerita. Ini bisa mencakup perubahan dalam kepribadian, pandangan hidup, atau
keterampilan karakter.

9
 Prosedur membantu menciptakan busur karakter yang meyakinkan, memungkinkan
pembaca atau penonton melihat evolusi karakter dari awal hingga akhir cerita.
3. Penggunaan Konflik dan Tantangan:
 Teks prosedur memandu penulis dalam menghadirkan konflik dan tantangan yang akan
memengaruhi karakter. Konflik dapat membentuk karakter melalui reaksi, keputusan, dan
pertumbuhan yang diakibatkannya.
 Langkah-langkah prosedural membantu memastikan bahwa konflik tersebut sesuai
dengan kepribadian dan sifat karakter yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Kohesi dalam Perilaku:
 Dengan adanya prosedur, penulis dapat menjaga kohesi perilaku karakter sepanjang
cerita. Ini mencakup bagaimana karakter merespon situasi tertentu, berinteraksi dengan
karakter lain, dan berkembang melalui berbagai kejadian.
 Teks prosedur membantu mencegah inkonsistensi dalam penggambaran karakter yang
dapat membingungkan pembaca atau penonton.
5. Penggunaan Motivasi dan Tujuan:
 Teks prosedur membantu penulis menetapkan motivasi dan tujuan karakter. Ini
melibatkan penerapan langkah-langkah tertentu untuk memastikan bahwa karakter
memiliki dorongan yang kuat untuk bertindak dan mencapai tujuan tertentu.
 Dengan adanya motivasi yang jelas, karakter menjadi lebih meyakinkan dan relevan
dalam konteks cerita.
6. Penggunaan Dialog yang Konsisten:
 Melalui teks prosedur, penulis dapat mengembangkan cara karakter berbicara dan
berinteraksi. Ini mencakup pemilihan kata, gaya bahasa, dan pola bicara yang sesuai
dengan karakter.
 Prosedur membantu menjaga konsistensi dalam dialog, memastikan bahwa karakter tidak
terdengar tidak konsisten atau tidak sesuai dengan kepribadian yang telah dibangun.

Dengan demikian, teks prosedur berperan penting dalam membentuk karakter,


memastikan kohesi, dan menyediakan struktur yang mendukung perkembangan yang
meyakinkan sepanjang cerita fiksi.

10
D. Peran Teks Prosedur Dalam Pembangunan Plot Cerita Fiksi.
Teks prosedur memainkan peran yang krusial dalam pembangunan plot cerita fiksi
dengan memberikan struktur, kohesi, dan arah yang diperlukan. Berikut adalah beberapa peran
utama teks prosedur dalam proses pembangunan plot:

1. Penentuan Konflik Utama:


 Teks prosedur membantu penulis dalam menentukan konflik utama cerita. Ini melibatkan
langkah-langkah tertentu untuk memperkenalkan atau membangun situasi konflik yang
akan menjadi pendorong utama cerita.
 Penentuan konflik ini memberikan landasan bagi pengembangan seluruh naratif cerita
fiksi.
2. Pengaturan Puncak Cerita (Climax):
 Prosedur membantu dalam membangun puncak cerita, yaitu momen paling intens dan
dramatis dalam alur cerita.
 Langkah-langkah prosedural memastikan bahwa puncak cerita muncul secara organik
dari konflik yang telah diatur sebelumnya, menciptakan ketegangan dan ketertarikan
pembaca atau penonton.
3. Pengembangan Sub-Plot:
 Teks prosedur membimbing penulis dalam pengembangan sub-plot atau alur samping
yang dapat memberikan dimensi tambahan pada cerita utama.
 Dengan menggunakan prosedur, penulis dapat mengintegrasikan sub-plot secara koheren
dan merinci cara sub-plot tersebut berkontribusi terhadap perkembangan karakter atau
penyelesaian konflik.
4. Penentuan Tahapan Alur Cerita:
 Langkah-langkah prosedural membantu dalam menentukan tahapan-tahapan penting
dalam alur cerita. Ini mencakup langkah-langkah kunci, peristiwa kritis, dan perubahan
signifikan yang membentuk perjalanan cerita.
 Penentuan tahapan ini memastikan bahwa cerita memiliki struktur yang baik dan
pembaca atau penonton tidak merasa kehilangan arah.
5. Penggunaan Twist atau Kejutan Plot:

11
 Teks prosedur memungkinkan penulis merencanakan penggunaan twist atau kejutan
dalam plot cerita. Ini mencakup langkah-langkah untuk mengejutkan pembaca atau
penonton, mengguncang ekspektasi mereka, dan menciptakan momen-momen tak
terduga.
 Penggunaan twist plot dapat memberikan keberanian tambahan pada cerita fiksi dan
menjaga ketertarikan audiens.
6. Resolusi dan Penutup Cerita:
 Prosedur membimbing penulis dalam menyusun resolusi cerita, yaitu penyelesaian
konflik dan pengungkapan akhir yang memuaskan.
 Teks prosedur membantu memastikan bahwa resolusi disajikan dengan cara yang sesuai
dengan seluruh naratif dan memuaskan ekspektasi pembaca atau penonton.
7. Penggunaan Foreshadowing:
 Dengan teks prosedur, penulis dapat merencanakan penggunaan foreshadowing atau
petunjuk awal mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang dalam cerita.
 Foreshadowing membantu menciptakan rasa antisipasi dan memperdalam pemahaman
audiens terhadap cerita.

Melalui peran-peran ini, teks prosedur menjadi alat yang kuat dalam membimbing dan
membantu penulis merancang plot cerita fiksi dengan kejelasan dan keteguhan struktural yang
diperlukan.

E. Keterkaitan Antara Teks Prosedur Dan Unsur-Unsur Kreatif Dalam Cerita Fiksi
Dapat Meningkatkan Ketertarikan Pembaca Atau Penonton.
Adanya keterkaitan antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif dalam cerita fiksi dapat
meningkatkan ketertarikan pembaca atau penonton. Keterkaitan ini membantu menciptakan
keseimbangan antara struktur yang terorganisir dengan baik dan kebebasan imajinatif,
menciptakan pengalaman membaca atau menonton yang lebih berkesan. Berikut adalah beberapa
cara di mana hubungan ini dapat memengaruhi ketertarikan audiens:

1. Kohesi dan Kelogisan:

12
 Penggunaan teks prosedur membantu menjaga kohesi dan kelogisan dalam cerita.
Dengan adanya struktur yang baik, pembaca atau penonton dapat lebih mudah mengikuti
alur cerita dan memahami hubungan antara berbagai elemen dalam narasi.
2. Pengembangan Karakter yang Lebih Mendalam:
 Teks prosedur membantu penulis dalam mengembangkan karakter secara konsisten dan
mendalam. Ini memberikan fondasi yang kuat bagi pembaca atau penonton untuk merasa
terhubung dengan karakter, memahami motivasi mereka, dan ikut terlibat dalam
perjalanan mereka.
3. Plot yang Terstruktur dengan Baik:
 Struktur prosedural membantu dalam perancangan plot yang terstruktur dengan baik. Hal
ini membuat alur cerita memiliki puncak yang memikat, konflik yang menarik, dan
resolusi yang memuaskan, meningkatkan daya tarik keseluruhan cerita.
4. Peningkatan Antisipasi dan Kejutan:
 Penggunaan teks prosedur memungkinkan penulis untuk merencanakan dengan cermat
elemen-elemen kejutan atau twist dalam cerita. Ini dapat meningkatkan antisipasi dan
kejutan pembaca atau penonton, memberikan elemen kejutan yang dapat membuat cerita
lebih menarik.
5. Imajinasi yang Dapat Berkembang:
 Keterkaitan antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif menciptakan ruang bagi
imajinasi untuk berkembang. Pembaca atau penonton memiliki kebebasan untuk
menggambar gambaran mental mereka sendiri dan mengaitkan elemen-elemen prosedural
dengan imajinasi mereka.
6. Keseimbangan Antara Struktur dan Kreativitas:
 Keseimbangan yang baik antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif memberikan cerita
kekuatan struktural dan fleksibilitas imajinatif. Ini menciptakan karya yang tidak hanya
terorganisir dengan baik, tetapi juga dapat mengeksplorasi batas-batas imajinasi dan
kreativitas.
7. Pemberian Arti yang Lebih Mendalam:
 Teks prosedur dapat membantu penulis dalam menyampaikan pesan atau makna cerita
dengan lebih terarah. Ini memberikan arti yang lebih mendalam bagi pembaca atau
penonton, meningkatkan daya tarik cerita.

13
Dengan demikian, integrasi yang cermat antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif
dalam cerita fiksi dapat menciptakan pengalaman membaca atau menonton yang seimbang,
menarik, dan bermakna bagi audiens.

14
BAB III

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa keterkaitan teks prosedur dalam cerita fiksi memiliki peran
yang signifikan dalam membentuk struktur, kohesi, dan daya tarik keseluruhan naratif. Integrasi
yang bijak antara elemen-elemen prosedural dan unsur-unsur kreatif dalam cerita fiksi
memberikan dampak positif terhadap pengalaman pembaca atau penonton. Berikut adalah
beberapa poin penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan:

1. Struktur dan Kohesi:


 Teks prosedur memberikan struktur yang diperlukan untuk memandu pengembangan
karakter, plot, dan setting dalam cerita fiksi. Hal ini menjaga kohesi dan kelogisan dalam
alur cerita, membuatnya lebih mudah diikuti dan dipahami oleh audiens.
2. Pengembangan Karakter yang Konsisten:
 Melalui langkah-langkah prosedural, penulis dapat mengembangkan karakter secara
konsisten dan mendalam. Ini membantu audiens untuk merasa terhubung dengan
karakter, memahami perubahan mereka, dan merasakan ikatan emosional dengan cerita.
3. Penciptaan Plot yang Dinamis:
 Teks prosedur membantu dalam penciptaan plot yang dinamis dan menarik. Struktur
prosedural memastikan adanya konflik yang memikat, puncak cerita yang menegangkan,
dan resolusi yang memuaskan, meningkatkan daya tarik keseluruhan naratif.
4. Antisipasi dan Kejutan:
 Integrasi teks prosedur dapat meningkatkan unsur kejutan dan antisipasi dalam cerita.
Rencana yang cermat memungkinkan penulis untuk menyajikan kejutan yang menarik,
meningkatkan ketertarikan pembaca atau penonton.
5. Kebebasan Imajinasi:
 Keterkaitan dengan unsur-unsur kreatif memberikan ruang bagi kebebasan imajinasi
pembaca atau penonton. Penggunaan elemen prosedural yang seimbang dengan
kreativitas memungkinkan audiens untuk membentuk gambaran mental dan
mengaitkannya dengan imajinasi mereka sendiri.
6. Pesan dan Arti yang Mendalam:

15
 Teks prosedur membantu penulis dalam menyampaikan pesan atau makna cerita dengan
jelas. Ini memberikan dimensi lebih dalam pada cerita, menambah nilai artistik dan
signifikansi bagi audiens.
7. Keseimbangan yang Dapat Diterima:
 Keseimbangan yang baik antara teks prosedur dan unsur-unsur kreatif menciptakan cerita
fiksi yang mampu memenuhi kebutuhan struktural dan kreatif secara bersamaan. Ini
menghasilkan karya yang dapat merangsang pikiran, menyentuh perasaan, dan
meninggalkan kesan yang berkesan.

Dengan demikian, keterkaitan teks prosedur dalam cerita fiksi memainkan peran penting
dalam menciptakan karya yang menghibur, mendalam, dan memiliki daya tarik yang andal bagi
pembaca atau penonton. Integrasi yang cerdas antara aspek-aspek prosedural dan kreatif mampu
menciptakan keseimbangan yang dinamis dalam dunia imajinatif cerita fiksi.

16
Daftar Pustaka

Ajim, N. mengenali Teks Prosedur dalam Fiksi. https://www.mikirbae.com/2023/09/mengenali-


teks-prosedur-dalam-fiksi.html

Badriyah, S. Ciri-ciri dan Contoh Cerita Fiksi, ini Penjelasan Lengkapnya.


https://www.gramedia.com/literasi/contoh-cerita-fiksi/

Berita Terkini. (2022). Cara menentukan teks prosedur dalam cerita fiksi.
https://kumparan.com/berita-terkini/cara-menentukan-teks-prosedur-dalam-cerita-fiksi-
1zEaISaUw7h

Coursehero.com. (2020). Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas XI Semester 1.


https://www.coursehero.com/file/70807632/BAHASA-INDONESIA-XI-SEMESTER-
1pptx/.

Lumbung Pustaka UNY. https://eprints.uny.ac.id/68222/5/Bab%20II.pdf

Pengertian dan Istilah. (2023). Pengertian Fiksi Menurut Ahli, Ciri, dan Fungsinya.
https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-fiksi-menurut-ahli-ciri-dan-
fungsinya-21BET9SvD6p

Rosidah, N. (2022). Teks Prosedur. https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/725141-


1673286459.pdf

Scribd.com. (2020). Teks Prosedur, Teks Deskripsi, Cerita Fantasi & Teks Hasil Observasi.
https://www.scribd.com/document/448537261/TEKS-PROSEDUR-TEKS-DESKRIPSI-
CERITA-FANTASI-TEKS-HASIL-OBSERVASI.

17

Anda mungkin juga menyukai