Anda di halaman 1dari 2

Kabupaten Kulon Progo merupakan daerah sasaran pertama di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Program Pendidikan Guru

Penggerak. Untuk
lolos menjadi Calon Guru Penggerak harus melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat. Mulai dengan seleksi administrasi, Tes Essay, TBS (Tes Bakat
Scholastik), Simulasi Mengajar dan yang terakhir seleksi Wawancara. Calon Guru Penggerak yang lolos seleksi di Kabupaten Kulon Progo berjumlah 50
orang guru dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 9 bulan yang terdiri pembelajaran daring
dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak.
Pendampingan terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang akan dilaksanakan setiap bulan selama 9 bulan.

Pendidikan Guru Penggerak didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi
dan blended learning selama 9 (sembilan) bulan. Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan
(daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama
rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.

Asesmen (penilaian) dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data dari hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator
dan pendamping. Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan pengembangan diri
Guru Penggerak. Asesmen (penilaian) pada hasil belajar peserta dilakukan saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).

Pendidikan Guru Penggerak merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan
pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk
mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan
profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah murid yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.

Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas
belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan
kebahagiaan murid ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan murid ditunjukkan melalui sikap dan
emosi positif terhadap sekolah, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di sekolah, terbebas dari perasaan cemas,
terbebas dari keluhan kondisi fisik sekolah, dan tidak memiliki masalah sosial di sekolahnya.
Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap
reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di
antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling
(MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.

Demikian catatan perjalanan Calon Guru Penggerak Angkatan 1 Kabupaten Kulon Progo, semoga bermanfaat bagi semua guru yang ada di wilayah Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo.

(Rini Siswanti_CGP Angkatan 1 Kab. Kulon Progo_Guru BK SMPN 3 Sentolo)

Anda mungkin juga menyukai