1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari modul 1.1?
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari
modul ini?
Bahwa sebuah pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup segala kodrat
yang ada pada anak-anak, agar supaya setiap anak dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.
Sebagai kaum pendidik, kita memiliki kuasa atau kemampuan yan terbatas dalam
menjangkau hidup tumbuhnya setiap anak yang mana mereka hidup dan tumbuh
menurut kodratnya masing-masing.
Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi
dirinya yang memiliki kemerdekaan diri serta dapat memikirkan dan merasakan,
memakai ukuran, timbangan dan dasar-dasar yang pasti dan tetap pada setiap
manusia sebagai wujud kemerdekaan pada orang lain.
Kodrat alam setiap anakpun berbeda-beda. Kodrat alam anak yang tinggal di
pegunungan, perkotaan akan sangat berbeda kodratnya dengan anak yang tinggal
di pesisir pantai. Maka kita harus mau belajar dan menyadari bahwa setiap anak itu
unik, berharga dengan potensi,bakat dan minat yang beraneka ragam.
Zaman yang dialami oleh peserta didik pada saat pengajaran atau pendidikan
berlangsung disebut sebagai kodrat zaman. Para pendidik di zaman ini harus mampu
menyesuaikan zamannya dengan menekankan peran pendidikan pada setiap anak
untuk memiliki keterampilan abad ke 21 (creative, critical thinking, collaboration,
communication)
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan
pemikiran KHD?
Hal-hal yang coba penulis terapkan agar kelas penulis dapat mencerminkan hal-
hal yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah:
Pertama, penulis harus peka dan mau membaca serta mengenali setiap potensi
anak yang dididik supaya proses pembelajaran yang penulis berikan kepada anak
benar-benar dapat menggali potensi setiap anak seoptimal mungkin.
Ketiga, penulis lebih menekankan adanya kesempatan yang sama pada setiap
anak untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam model
ccoperative learning atau belajar berkolaborasi, bekerja sama, berdiskusi menjawab
dan memecahkan sebuah masalah bersama dengan teman-temannya. Penulis
menempatkan diri sebagai fasilitator yang menuntun mereka untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan dan tentunya bisa mengasah keterampilan di
abad 21 yan mereka butuhkan.
Keempat, terbentuknya jati diri anak yang tidak hanya kompeten dari sisi
kognitifnya,namun juga bertumbuh serta memiliki budi pekerti yang baik. Tentunya
penulis berharap sungguh bisa memaknai tiga semboyan Ki Hajar Dewantara.
Yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, bahwa sebagai seorang pendidik, penulis dapat
memberikan teladan yang baik bagi setiap anak didik.. Ing Madyo Mangun Karso jika di
tengah penulis bisa menjadi motivator atau pemberi semangat. Tut Wuri
Handayani apabila di belakang penulis bisa terus konsisten memberikan dorongan
moral serta semangat belajar dalam setiap proses pembelajaran yg dilakukan
Demikian kesimpulan dan refleksi singkat yang dapat penulis sampaikan. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat dan tentunya saran dan kritikan yang konstruktif dapat
penulis harapkan guna perbaikan di karya-karya berikutnya.