Guru bisa menggunakan salah satu dari ketiga kategori tersebut atau penggabungan dari
ketiganya. Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dengan 3 strategi: diferensiasi konten,
proses, dan produk
Catatan: untuk mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid, guru bisa
melakukan observasi atau dengan wawancara tertulis berupa penyebaran
angket atau kuesioner dengan google form
Bahasa Inggris
Mata pelajaran
Nama Penyusun Reni Irma Yuniarti, S.Pd
Sekolah SMAN 1 Surade
Jenjang SMA
Kelas X (Sepuluh) Reguler
Tahun Pembuatan 2022
Alokasi Waktu 4 Pertemuan x 2 JP @45 menit
Tahapan Fase E
Domain Konten 1. Menyimak dan Berbicara (Listening and Speaking)
2. Membaca dan Memirsa (Reading and Viewing)
3. Menulis dan Presentasi (Writing and Presenting)
Konten Utama/ Materi Narrative Text
Pertanyaan Pemantik Have you ever heard or read a good story?
What story do you like most?
Prasyarat 1. Siswa mampu memperluas rentang penguasaan kosakata
Pengetahuan/Ketrampilan dan struktur gramatikalnya agar mampu berkomunikasi
2. Siswa mampu menganalisis ide pokok dan detailnya dalam
sebuah teks tertulis.
3. Siswa mampu membuat tugas komunikasi, termasuk ketika
mendengarkan secara aktif, bertanya dan mengklarifikasi
pertanyaan.
Target profil pelajar Pancasila Bernalar kritis, kreatif, berkebhinekaan global
Target siswa Siswa Reguler/Tipikal
Jumlah siswa Maksimum 36-40 siswa
Ketersediaan materi Pengayaan lebih lanjut : YA
Alternatif penjelasan tambahan : YA
Model pembelajaran Tatap Muka
Genre Based Approach (Pendekatan Berbasis Teks)
Model Pembelajaran Problem Based Learning
6. Intrinsic Elements:
a. Theme
b. Figure/ Character
c. Setting/ background
d. Viewpoint.
e. Plot
f. Mandate/ Moral value.
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui pendekatan Ganre Based Approach dan diferensiasi dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), peserta didik mampu:
1. Peserta didik mampu menganalisis dan menyimpulkan makna secara kontekstual fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan teks lisan berbentuk naratif fiksi dan non fiksi (narrative)
secara kritis, kreatif dan santun terkait topik keanekaragaman budaya Indonesia (folktale)
dengan tingkat kelancaran dan ketepatan yang optimal. (Pertemuan pertama)
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi konteks, ide utama dan informasi terperinci teks lisan
berbentuk naratif fiksi dan non fiksi (narrative) secara kritis, kreatif dan santun terkait topik
keanekaragaman budaya Indonesia (folktale) dengan tingkat kelancaran dan ketepatan yang
optimal. (Pertemuan kedua)
3. Peserta didik mampu mengomunikasikan gagasan dan pendapat sederhana melalui berbagai
kegiatan diskusi, kolaborasi dan presentasi secara lisan teks berbentuk naratif fiksi dan nonfiksi
(narrative) secara kritis, kreatif dan jujur terkait topik keanekaragaman budaya indonesia
(folktale) dengan tingkat kelancaran dan ketepatan yang optimal. (Pertemuan ketiga)
4. Peserta didik mampu merancang teks tulis dan mempresentasikan secara lisan teks berbentuk
naratif fiksi dan non fiksi (narrative) terkait topik keanekaragaman budaya Indonesia (folktale)
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan sesuai konteks
secara santun, kritis, kreatif, dan mandiri dengan tingkat kelancaran dan ketepatan yang
optimal. (Pertemuan keempat)
.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama:
1. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
Kegiatan Awal seperti berdoa, mengecek kehadiran, menyiapkan buku
(15 Menit) pelajaran, mengingatkan tentang kesepakatan kelas;
2. Memberikan pertanyaan:
Have you ever heard or read a good story?
What story do you like most?
3. Menunjukan sebuah gambar den mengajukan beberapa
pertanyaan berdasarkan gambar.
What picture is this?
What comes in your mind when you first see this picture?
Berpikir Kritis
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat praduga mengenai
Narrative Text (fungsi sosial, struktur teks dan kaidah
kebahasaan)
Peserta didik mengidentifikasi diri mengenai ketertarikan
pada jenis-jenis teks narratif misalnya fable, legend, fairy
tale, dll (diferensiasi konten berdasarkan minat).
Peserta didik dipersilakan untuk memilih materi tentang
narrative text dalam bentuk video, rekaman audio, teks cetak
materi, (diferensiasi proses berdasarkan minat).
Kegiatan Penutup (10 Menit) 1. Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
2. Menyimpulkan apa yang dipelajari hari ini.
3. Menyampaikan agenda pertemuan berikutnya
PENILAIAN
1. Diperdengarkan cerita Malin Kundang versi baru, peserta didik mengurutkan 6 LKPD bagian
gambar berdasarkan berdasarkan cerita yang didengarkan. A
2. Peserta didik mengidentifikasi struktur teks, ide pada masing-masing bagian 2 LKPD bagian
(orientation, complication, resolution) diorganisasikan. Peserta didik kemudian B
menuliskan beberapa unsur intrinsik dari cerita tersebut.
Pedoman Penskoran:
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bagian A
Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah melampaui kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
(KKTP) berupa penambahan bacaan dari jenis teks serupa untuk memperkaya pengetahuan.
Remedial
Remedial diberikan kepada siswa yang belum melampaui kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
(KKTP) berupa pembelajaran ulang dan/atau asesmen ulang.
Name: ____________________
____________________
____________________
___________________
Fractured Stories
A. Listen to a story your teacher will read. Put the number for each
picture based on the story you listened to.
(………….) (………….)
(………….) (………….)
(………….) (………….
B. Group the story snippets into the following text sections.
How the story is organized?
Orientation
Complication
Resolution
Once upon a time in the West coast of Sumatera Island, lived a poor widow with her son
named Malin Kundang.
When he was walking around the seashores while singing Ayam Den Lapeh, Malin
Kundang was approached by an agent and was asked to join Liga Dangdut Nasional.
Malin Kundang then said goodbye to his poor mother to go to Jakarta and join the
contest with the hope to become the winner.
Malin Kundang won the competition and soon got busy with album making and
concerts. He even won the Dangdut Singer rookie award that made him the most
famous dangdut singer in Indonesia.
One day, Malin Kundang held a concert in Padang. His mother, who heard about it,
asked for the backstage pass to meet Malin. Somehow, Malin did not want to admit that
she is his mother.
No matter how broken her heart was, the mother forgave Malin Kundang and wished
for his succesful career.