Oleh :
Rio Bahtiar Ramadon
19960802 2022021002
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI – BOGOR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN BerAKHLAK, KEDUDUKAN
DAN PERAN ASN UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE
Letkol bakamla Nara Hazimuddin, S.Kom, M.T Viera Restuani Adia, S.I.Kom.MA
NIP. 19751216 200912 1001 NIP. 19700428 200212 2 001
PENGUJI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Aktualisasi “Pengembangan Kuesioner Melalui
Pemanfaatan E-Form Pada Subdit Monitoring dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut” ini tepat
pada waktu yang ditentukan.
“Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK, Peran dan Kedudukan
ASN Mendukung Smart Governance” ini bertujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar
profesi ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) sehingga ASN bisa mengaktualisasikan di unit kerja
masing-masing.
Keberhasilan dalam menyelesaikan “Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
BerAKHLAK, Peran dan Kedudukan ASN Mendukung Smart Governance” ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, S.Sos, M.M selaku Kepala Badan Keamanan Laut
Republik Indonesia;
2. Laksamana Muda Bakamla Tatit Eko Witjaksono S.E, M.Tr(Han) Selaku Deputi Bidang
Kebijakan Dan Strategi;
3. Laksamana Pertama Bakamla Andi Abdul Azis, S.H., M.M selaku Direktur Strategi Keamanan
Laut Bakamla RI.;
4. Kol. Bakamla Ropitno, M.Tr.Hanla., M.M. selaku Analis Kebijakan Ahli Madya Subdit
Monitoring dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut Bakamla RI;
5. Letkol bakamla Nara Hazimuddin, S.Kom, M.T., selaku mentor dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini, untuk sumbangan ide, dukungan dan bimbingannya sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat terselesaikan;
6. Letkol Dicky Yuniar Rushartanto, S.E selaku pembimbing di Subdit Monitoring dan Evaluasi
Strategi Keamanan Laut Bakamla RI yang membantu dalam sumbangan ide dan dukungan
sehingga rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan;
7. Ibu Viera Restuani Adia, S.I.Kom.MA selaku coach yang dengan segala kesabaran dan
perhatiannya selalu memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas
pendampingan yang dilakukan selama penulis menyusun rancangan aktualisasi ini;
8. R.Achmad Ramdoni, SE,MM., selaku penguji yang memberikan masukan, petunjuk, koreksi
dan arahan yang membangun kepada penulis untuk penyempurnaan penulisan rancangan
aktualisasi ini;
ii
9. Para widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga mempermudah
penulis dalam memahami nilai BerAKHLAK dan pengaplikasiannya dalam setiap tahapan
aktualisasi;
10. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungannya selama penulis hidup
di dunia ini dan selalu menjadi motivasi tersendiri bagi penulis dalam menjalani hidup ini;
11. Teman-teman angkatan 9, teman-teman BAKAMLA, yang senantiasa memberi semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
12. Panitia penyelenggara pelatihan dasar CPNS Kementerian Pertanian dan Non Kementerian
Pertanian di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Ciawi, Bogor;
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
Semoga Tuhan YME selalu memberikan berkat dan damai sejahteraNya kepada semua
pihak yang telah memberikan doa, kasih sayang, bantuan dan dorongan kepada penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI .........................................................
A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal .................................................
B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi .......................................................
C. Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi..................................................
BAB VI PENUTUP................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Komitmen Diri .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Peraturan Pemerintah tersebut dikuatkan dengan Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang menyebutkan
bahwa pelatihan dasar CPNS dapat dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal atau
Blended Learning. Blended Learning dilaksanakan melalui 3 bagian pembelajaran, yaitu:
pelatihan mandiri; Distance Learning; dan pembelajaran klasikal di tempat
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS. Pelatihan Dasar CPNS ini mengembangkan
kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Kompetensi yang dimaksud diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku
bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS untuk mendukung
terwujudnya SMART Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Proses pendidikan dan pelatihan yang wajib diikuti oleh calon PNS meliputi
beberapa tahan kegiatan. Kegiatan pertama adalah pembelajaran secara mandiri melalui
MOOC. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yaitu asinkronus dan
sinkronus melalui Zoom Cloud Meeting. Pembelajaran dalam Pelatihan Dasar CPNS
terdiri atas empat agenda yaitu Agenda Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda Nilai-Nilai
Dasar ASN, Agenda Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya SMART
Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Agenda
Habituasi. Kegiatan ketiga adalah aktualisasi di tempat kerja dan kegiatan terakhir adalah
pembelajaran secara klasikal. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menciptakan
pegawai ASN yang memiliki core values BerAKHLAK sesuai Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara dan
mendukung terciptanya Smart Governance.
2
Menurut pendapat Samani dan Haryanto (2011:239) tentang habituasi, peserta
Pelatihan Dasar CPNS dalam pembelajaran agenda habituasi difasilitasi untuk
menghasilkan suatu penciptaan situasi dan kondisi (persistence life situation) tertentu
yang memungkinkan peserta melakukan proses pembiasaan untuk berperilaku sesuai
kriteria tertentu. Habituasi adalah proses pembiasaan pada atau dengan sesuatu
penyesuaian supaya menjadi terbiasa (terlatih) melakukan sesuatu yang bersifat intrinsik
pada lingkungan kerjanya. Kegiatan aktualisasi merupakan intervensi dari agenda
habituasi. Kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk membiasakan para calon PNS atas
kompetensi yang telah diperolehnya melalui berbagai mata pelatihan yang telah dipelajari
pada lingkungan kerjanya sehingga terbentuk PNS profesional yang berkarakter sebagai
pelayan masyarakat.
Penulis Berhasil menganalisa isu yaitu Belum optimalnya dokumen arsip yang
terintegrasi secara online di subdit monitoring dan evaluasi strategi keamanan laut serta
selanjutnya akan melaksanakan kegiatan aktualisasi pada Subdit Monitoring dan
Evaluasi Strategi Keamanan Laut Bakamla RI sebagai Pengadministrasi Umum.
Sebelumnya, penulis berkoordinasi dengan mentor dan pembimbing di unit magang
bahwa perlunya mengembangkan teknologi digital pada label pengarsipan untuk
mempermudah pencarian arsip. Atas dasar alasan tersebut, rancangan aktualisasi ini
disusun dengan mengangkat judul “Penataan Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan
Teknologi QR Code Pada Subdit Monitoring Dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut”.
B. Tujuan
Pembelajaran aktualisasi dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta pelatihan
berdasarkan kriteria berikut:
3
C. Manfaat
Kegiatan aktualisasi ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Membiasakan diri penulis sebagai PNS dalam mengimplementasikan perilaku sikap bela
negara, nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, kedudukan dan peran PNS mendukung
SMART Governance, dan kompetensi teknis sesuai bidang masing-masing pada tempat
kerja; dan
2. Memberikan kemudahan kepada pimpinan maupun pihak-pihak terkait pada Subdit
Monitoring dan Evaluasi Strategi Kemanan Laut dalam mendapatkan informasi Arsip
Surat Masuk, Surat Keluar dan Disposisi.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2022 s.d. 24 Juli
2022 di lingkungan tempat kerja yaitu kantor Badan Keamanan Laut Republik Indonesia
tepatnya di Gedung Perintis Kemerdekaan, Jalan Proklamasi No. 56, Pegangsaan,
Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat khususnya pada Bidang Monitoring Dan Evaluasi
Strategi Keamanan Laut, Direktorat Strategi Keamanan Laut. Penulis akan melaksanakan
kegiatan aktualisasi pada Subdit Monitoring dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut
Bakamla RI sebagai Pengadministrasi Umum. Sebelumnya, penulis berkoordinasi dengan
mentor dan pembimbing di unit magang bahwa perlunya mengembangkan teknologi
digital pada label pengarsipan untuk mempermudah pencarian arsip. Atas dasar alasan
tersebut, rancangan aktualisasi ini disusun dengan mengangkat judul “Penataan
Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan Teknologi QR Code Pada Subdit Monitoring
Dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut”.
Kegiatan aktualisasi yang akan penulis lakukan terdiri atas 6 kegiatan, yaitu Yang
pertama Konsultasi dengan Atasan dan Mentor untuk menentukan isu/ permasalahan
yang ke dua 2. Melakukan penyusunan draft Labeling Arsip Menggunakan Teknologi
QR Code, yang ke tiga Mengajukan draft Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR
Code ke pimpinan, yang ke empat Melakukan sosialisasi dan penyebaran Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR Code yang ke lima Melakukan pengolahan Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR Code dan yang terahir Membuat laporan akhir.
4
BAB II
PROFIL ORGANISASI
5
d. Menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait;
e. Memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait;
f. Memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan
wilayah yurisdiksi Indonesia;
g. Melaksanakan tugas lain dalam sistem pertahanan nasional.
3. Susunan/Struktur Organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi BAKAMLA
Berkaitan dengan struktur organisasi BAKAMLA berdasarkan Pasal 5
Peraturan Kepala Bakamla No 17 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Keamanan Laut terdiri atas;
a. Kepala;
b. Sekretaris Utama;
c. Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi;
d. Deputi Bidang Operasi dan Latihan;
e. Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama;
f. Inspektorat;
g. Kantor Keamanan Zona Maritim.
6
Pada kegiatan aktualisasi ini, penulis ditempatkan pada unit kerja Subdit
Monitoring dan Evaluasi Strategi Kamla RI dengan struktur organisasi sebagai
berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Deputi Bidang Kebijakan dan Strategi Kamla RI
7
4. Visi dan Misi Organisasi
Makna Simbol
Bahasa Indonesia : Badan Keamanan Laut (BAKAMLA)
Bahasa Inggris : Indonesian Maritime Security Board (IMSB) or Indonesia
Coast Guard
Simbol
Garuda : Lambang Negara
Pancasila : Dasar Negara
Bola Dunia : Melambangkan pelaksanaan tugas-tugas, baik Nasional
maupun Internasional
Jangkar : Melambangkan lingkup kerja di laut
Tombak mata Tiga : Merupakan Senjata Dewa Neptunus (Dewa Laut Bangsa
Romawi) melambangkan kekuatan dan kemampuan
untuk mewujudkan keselamatan, keamanan dan tegaknya
hukum di wilayah perairan Indonesia
Tambang : Melambangkan Persatuan dan Kesatuan
Bintang : Merupakan cerminan semangat pengabdian dan
kehormatan Bangsa dan Negara
8
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Keamanan laut Republik
Indonesia memiliki visi yaitu “Terwujudnya keamanan dan keselamatan laut
yang terpercaya dan profesionalitas dalam rangka menuju Indonesia maju
yang berdaulat dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Visi tersebut akan dicapai melalui Misi Badan Keamanan Laut Republik
Indonesia yaitu:
a. Meningkatkan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan pelanggaran
hukum di wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi Indonesia dengan
berpedoman pada ketentuan hukum nasional dan Internasional;
b. Memperkuat kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan diwilayah
yurisdiksi Indonesia untuk memperkuat jati diri Indonesia sebagai poros maritim
dunia;
c. Menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan yang
mandiri dan kuat berbasiskan kepentingan nasional di wilayah perairan Indonesia
dan di wilayah yurisdiksi Indonesia.
5. Tujuan Organisasi
Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi, Badan Keamanan Laut Republik
Indonesia menetapkan 2 (dua) tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun
kedepan, sebagai berikut :
a. Terwujudnya keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan
wilayah yurisdiksi Indonesia dengan sistem informasi/ sistem peringatan dini
dan coast guard diplomasi yang berpedoman pada ketentuan hokum nasional dan
internasional;
b. Terwujudnya kapasitas kelembagaan, tersediannya sarana dan prasarana operasi
keamanan dan keselamatan laut dan sumber daya manusia yang profesional,
handal dan unggul.
9
6. Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi Bakamla adalah sebagai berikut :
a. Kapabilitas adalah berkarya bagi Bangsa dan Negara dengan menjunjung
tinggi profesionalitas dan kehormatan diri;
b. Integritas adalah menghormati perbedaan, mengutamakan standar terbaik
dan memegang sikap moral teguh dalam pengabdian kami kepada Bangsa dan
Negara;
c. Dedikasi adalah berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik demi
keselamatan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan pada nilai luhur
UUD 1945 dan Pancasila.
10
C. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama
artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut di tiru atau baik untuk di contoh seperti
teladan, kalakuan, perbuatanm sifat dan sebagainya.
Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi role model adalah Laksamana
Pertama Bakamla Andi Abdul Aziz, S.H., M.M. Beliau lahir di Selayar, pada tanggal
14 Juli 1969 dan merupakan salah satu lulusan terbaik dari Akademi Lembaga
Ketahanan Nasional (Lemhannas). Alasan beliau dijadikan role model pada
rancangan laporan aktualisasi ini adalah karena sebagai Direktur Strategi Keamanan
Laut yang menjadi panutan, inspirasi dan teladan dalam hal komitmen dan kerja keras
dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk kemajuan institusi. Beliau memiliki
pemikiran yang sangat terbuka dan sangat lentur. Lebih dari itu, beliau senantiasa
menginspirasi terkait dengan Keamanan dan Keselamatan Laut.
Gambar 2.4. Foto Laksma TNI Andi Abdul Aziz, S.H., M.M.
Sebagai seorang Direktur Strategi Kamla beliau sangat dikenal sebagai sosok
yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap tugasnya sebagai Direktur Strategi
Kamla. Tugas beliau sebagai Direktur Strategi Kamla adalah melaksanakan
perumusan, harmonisasi, serta evaluasi dan pelaporan strategi di bidang keamanan
dan keselamatan laut. Dalam pandangan beliau, seorang pemimpin hendaknya
memiliki kecerdasan, keuletan dan kegigihan dalam mengayomi bawahan yang ia
pimpin.
11
BAB III
TINJAUAN LITERATUR
a. Berorientasi Pelayanan
Tentu kita sepakat bahwa nilai dasar “berorientasi pelayanan” diletakkan
pada poin pertama. Mengingat bahwa ASN yang dulu dikenal sebagai abdi
negara, saat ini bertransformasi menjadi pelayan publik. Seorang ASN dituntut
untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap
ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta
cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di
masyarakat.
12
dengan meningkatnya profesionalitas kerja ASN untuk melayani
masyarakat dengan sebaik-baiknya;
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
Sebagai ASN kita harus ramah dalam melayani masyarakat, cekatan dan
solutif dalam segala aspek masalah yang terjadi serta dapat diandalkan
sebagai pelayan publik;
3) Melakukan perbaikan tiada henti.
Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus
selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi
maupun cara pelayanan;
4) Aksesibel.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan,
dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut;
5) Efektif dan Efisien.
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi
dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan
cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
b. Akuntabel
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat
dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel
dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin
dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Dalam
pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk menggunakan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan
efisien. Lebih penting dari itu, seorang ASN tidak boleh menyalahgunakan
kewenangan jabatan.
13
Kode Etik Akuntabel :
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi.
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat
dimintai pertanggungjawaban. Merujuk dari pengertian tersebut, akuntabel
dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin
dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk
menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Seoran ASN tidak boleh menyalahgunakan dalam mengambil keputusan
atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan dengan
melampaui wewenang, mencampuradukkan wewenang maupun bertindak
sewenang-wenang.
c. Kompeten
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik,
setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah.
Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan
dalam ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen ASN, bahwa setiap
aparatur diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata
agar setiap ASN dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.
14
Kode Etik Kompeten :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik,
setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah. Peningkatan kompetensi ini sangat
penting, bahkan telah diamanatkan dalam ketentuan Peraturan Pemerintah
tentang Manajemen ASN, bahwa setiap aparatur diberikan hak 20 jam
pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap ASN dapat
melaksankan tugas dengan kualitas terbaik;
2) Membantu orang lain belajar.
sebagai ASN yang profesional dan berkompeten kita harus dengan senang
hati membantu belajar baik sesama rekan kerja maupun kepada pemangku
kepentingan di masyarakat;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Aparatur Sipil Negara
memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan
melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
d. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika,
yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik
harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi
setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat
lebih produktif.
15
Kode Etik Harmonis :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika,
yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan
publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan rasa saling tolong
menolong dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena
dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih
produktif;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan
kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif. Untuk itu tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar pegawai tetap senang dan nyaman saat
bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka sangat
disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi,
hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal mengurangi
terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi;
4) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi
kebahagiaan dalam organisasi kepada seluruh pegawai dapat
meningkatkan rasa kepemilikan dan meningkatkan antusiasme para
pegawai;
5) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi.
Selalu ingat dalam sebuah organisasi bahwa penulis bukan satu-satunya
orang yang menjalankan alur produktivitas. Ketika penulis merasa
kesulitan dalam menemukan ide, ada baiknya penulis mencari ide dari
orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan
keterlibatan dan rasa memiliki pegawai dalam sebuah lembaga atau
organisasi.
16
e. Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak
tertentu.
17
f. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang
aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang
Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat
beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan dengan terus
berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus
selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan. ASN harus dapat
menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan
tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis dari
adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia
jabatan dan negara.
18
g. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak
harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat
pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan
mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan
mempercepat mencapai tujuan bersama. Menurut (Gray, 1989). Lindeke and
Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah proses yang
kompleks, yang menuntut pembagian pengetahuan yang terencana dan
disengaja yang menjadi tanggung jawab semua pihak (Lindeke and Sieckert,
2005).
19
B. Kedudukan Dan peran ASN Dalam Mendukung Smart Governance
a. Manajemen ASN
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai
ASN berdasarkan jenisnya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah WNI yang diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sementara itu, PPPK adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Pegawai ASN harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa yang berhak atas gaji, tunjangan, fasilitas, cuti,
jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, serta pengembangan
kompetensi, dan kewajiban yang meliputi:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
20
b. Smart ASN
Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga 2024
yaitu mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas dunia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB),
telah mencanangkan pembangunan “Smart ASN” 2024. Hal ini menjadi pondasi
untuk peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya di Era Digital dan
Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Era Digital, Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB)
melakukan percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau E- Government.
Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018, bahwa
salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah percepatan SPBE.
Selain itu, juga menjadi amanat dari Pasal 349 (3) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa Pemerintah Daerah dapat
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
21
dengan zaman. Saat ini kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0, yang ditandai
dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin,
dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi
dan komunikasi. Reformasi Birokrasi hingga 2024 mendatang untuk
memperkuat dan membangun model kelembagaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi kelas dunia. Tujuannya agar terbentuknya pemerintahan yang bersih,
transparan, dan mampu menjawab perubahan secara efektif, sehingga pelayanan
publik berkualitas dan berkelas dunia dapat terwujud.
Kita tentunya dapat membandingkan antara birokrasi masa lalu yang tidak
menggunakan E-GOV, yaitu minimnya inovasi, kaku, mengabaikan
profesionalisme, cenderung otoriter, dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan
dengan sistem elektronik, memungkinkan adanya kreativitas, inovasi,
profesionalisme, transparansi, dan peluang KKN yang kecil karena dikelola oleh
sistem.
22
asing dan masyarakat hanya menjadi konsumen. Dunia pendidikan juga menjadi
kunci dalam mengenalkan dan mengembangkan teknologi digital, menjadi
sangat penting agar mindset generasi milenial khususnya ASN hidup dalam
dunia yang kreatif dan penuh inovasi.
Bangsa yang sukses dan berkualitas adalah bangsa yang berbudaya dan
bermartabat. Seyogyanya, saat dunia bertransformasi menjadi budaya digital,
maka budaya baru yang terbentuk harus dapat menciptakan manusia yang
berkarakter dan warga digital yang memiliki nilai-nilai kebangsaan untuk
memperkuat bangsa dan negaranya. Kehadiran media dan teknologi digital,
dengan kata lain, harus menjadi sarana memperkuat budaya bangsa dan karakter
warganegara. Melandasi diri ketika berpartisipasi dan berkolaborasi dengan nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika akan mengarahkan kita pada komunitas
digital yang Pancasilais dalam pilihan kegiatannya. Telah menjadi kewajiban
kita untuk memastikan tidak memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang
tidak benar, sekaligus memproduksi konten positif. Selain partisipasi, kita juga
diharapkan memiliki kecakapan berkolaborasi, dalam hal ini secara aktif
menginisiasi, menggerakkan dan mengelola kegiatan bermedia digital yang
positif.
23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Isu pertama termasuk kedalam kedudukan dan peran ASN yaitu yaitu Manajemen
ASN dan. Karena isu ini berkaitan dengan kepedulian dan rasa bertanggung jawab pada
barang-barang milik negara.
Isu dua termasuk kedalam kedudukan dan peran ASN yaitu Smart ASN. Karena
isu ini berkaitan dengan kualitas penyusunan atau pengklasifikasian arsip pada Subdit
Monitoring dan Evaluasi Strategi Keamanan Laut.
Isu ketiga termasuk kedalam kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN
dan Smart ASN. Karena lembar Arsip sudah seharusnya paperless pada era digital dengan
tujuan agar pekerjaan menjadi efisien dan efektif serta mendukung program eco-office.
Isu keempat termasuk kedalam kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN.
Karena isu ini berkaitan Dengan Kebutuhan Sumber Daya Manusia yang Harusnya
terpenuhi agar mekanisme pekerjaan dapat sesuai dengan semestinya.
22
Isu kelima termasuk kedalam kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN
dan Smart ASN. Karena isu ini berkaitan dengan manajemen waktu kegiatan yang tidak
efisien dan sistem pengisian kuesioner yang belum sepenuhnya memanfaatkan elektronik.
B. Analisis Isu
1. Tekhnik Tapisan APKL
Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, Penulis akan menganalisa isu
menggunakan alat penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi.
Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga butuh
dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat
hidup orang banyak. Layak artinya isu yang diangkat realistis dan masuk akal untuk
dipecahkan masalahnya. Hasil analisis penulis dapat dilihat dalam tabel berikut :
23
Keterangan:
A : Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
P : Problematik : Kompleksi masalah yang terjadi.
K : Kekhalayakan : Menyangkut hidup banyak orang.
L : Layak : Masuk akal untuk di pecahkan.
Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa isu nomor 2
dan 3 memenuhi semua kriteria APKL. Sementara isu nomor 1 dan 4 tidak memenuhi
kriteria Kekhalayakan serta Layak.
Isu nomor 1 yaitu Belum optimalnya fasilitas atau ruang penyimpanan arsip di
subdit monitoring dan evaluasi strategi keamanan laut” Tidak semua memenuhi kriteria
APKL. Aktual karena fasilitas tempat penyimpanan arsip kantor di subdit monitoring
dan evaluasi keamanan laut masih terbatas . Problematik karena dengan terbatasnya
ruang arsip maka pengklasifikasian arsip tidak optimal. Kekhalayakan karena jika
ruang arsip maka pengklasifikasian arsip tidak optimal berdampak kepada pencarian
arsip jika di butuhkan . Layak karena isu ini hanya bisa di pecahkan oleh kebijakan
pimpinan dalam mengatur dan memberikan ruangan baru atau penambahan ruangan
untuk pengklasifikasian pengarsipan.
Isu nomor 2 yaitu Belum optimalnya klasifikasi arsip di subdit monitoring dan
evaluasi strategi keamanan laut” memenuhi semua kriteria APKL. Aktual karena
sering menjadi permasalahan jika ingin mencari dokumen . Problematik karena isu ini
dikeluhkan oleh responden. Kekhalayakan karena optimalnya pengklasifikasian arsip
menyangkut responden. Layak karena isu ini bila dicarikan solusinya dapat lebih
memudahkan responden mengefisienkan pengisian, waktu dan tenaga yang di miliki.
Isu nomor 3 yaitu “Belum optimalnya dokumen arsip yang terintegrasi secara
online di subdit monitoring dan evaluasi strategi keamanan laut” memenuhi semua
kriteria APKL. Isu ini Aktual karena tidak di temukan pengarsipan yang terintregasi
dengan online di Subdit monitoring dan evaluasi strategi Kamla RI. Problematik
karena sewaktu-waktu dokumen di perlukan untuk pelaporan kepada atasan.
Kekhalayakan karena pengarsipan yang terintegrasi online menyangkut kepentingan
dan efesiensi kerja di subdit monitoring dan evaluasi keamanan laut. Layak karena
untuk efesiensi kerja personil di subdit monitoring dan evaluasi keamanan laut
24
Isu nomor 4 yaitu “Terbatasnya SDM bagian pengadministrasian umum pada
subdit monitoring dan evaluasi strategi kemanan laut;” tidak memenuhi semua kriteria
APKL. Isu ini Aktual karena benar dialami oleh pegawai yang ditugaskan.
Problematik karena memperlambat proses pengadministrasian umum pada subdit
monitoring dan evaluasi kamla. Kekhalayakan akibatnya terdampak pada pemrosesan
pengurusan dokumen yang menumpuk dan tidak tepat waktu. Layak karena isu ini
hanya bisa dipecahkan oleh kebijakan pimpinan dalam menambah personil untuk
pengadministrasian umum pada subdit monitoring dan evaluasi stategi kamla.
25
Tabel 3.2 Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG
Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : Sangat USG
S : Seriousness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : Cukup USG
Skor 2 : Kurang USG
Skor 1 : Tidak USG
Isu nomor (1) “Belum optimalnya dokumen arsip yang terintegrasi secara online
di subdit monitoring dan evaluasi strategi keamanan laut.” 5 Skor Urgency karena
lembar Labeling Arsip yang masih menggunakan metode manual perlu di sesuaikan
dengan era digital atau revolusi industry 4.0 jadi sangat perlu untuk dibahas.
Seriousnes dapat 4 Skor perlu di bahas agar ada peningkatan kerja yang efisien dan
efektif. 4 Skor Growth jika tidak dibahas pengklasifikasian arsip akan menjadi
penghambat target capaian kerja.
Isu nomor (2) “Belum optimalnya klasifikasi arsip di subdit monitoring dan
evaluasi strategi keamanan laut” 3 Skor Urgency karena dokumen Arsip tersebut
sebagai data dukung laporan akhir kuesioner. 4 Skor Seriousnes hal ini perlu dibahas
agar dokumen tersebut bisa menjadi pelengkap laporan akhir Klasifikasi Arsip
Dengan Menggunakan Teknologi QR Code Pada Subdit Monitoring Dan Evaluasi
Keamanan Laut. Growth 3 Skor kemungkinan memburuk untuk hal ini tidak terlalu
berpengaruh terhadap hasil pengolahan Penataan Klasifikasi Arsip Dengan
Menggunakan Teknologi QR Code Pada Subdit Monitoring Dan Evaluasi Keamanan
Laut.
26
C. Analisis Penyebab Isu
Isu ” Belum optimalnya dokumen arsip yang terintegrasi secara online di subdit
monitoring dan evaluasi strategi keamanan laut” disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Pelaksanaan program Labeling Pengarsipan pada Subdit Bidang Monitoing dan
Evaluasi Strategi Kamla belum sepenuhnya berbasis elektronik/digital;
2) Kurangnya Pengetahuan tentang browser/aplikasi yang dapat digunakan untuk
Menyusun Labeling Pengarsipan secara digital;
3) Belum adanya kebijakan dari pimpinan yang mendorong penggunaan Labeling
Pengarsipan program secara digital.
27
Keterangan :
Skor 5 : Sangat Kontributif/Tidak Biaya/Sangat Layak
Skor 4 : Kontributif/Tidak Biaya/Sangat Layak
Skor 3 : Cukup Kontributif/ Cukup Biaya/ Cukup Layak
Skor 2 : Kurang Kontributif/ Biaya/ Kurang Layak
Skor 1 : Tidak Kontributif/ Sangat Biaya/ Tidak Layak
28
nilai-nilai BAKAMLA. Berdasarkan prioritas pemecahan isu diatas, diperoleh beberapa
kegiatan untuk pemecahan isu tersebut, antara lain:
29
5) Loyal
Penulis selalu menerapkan sikap disiplin dalam melakukan setiap aspek
kegiatan dan menanamkan termasuk pada kegiatan penulis dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
6) Adaptif
Penulis senantiasa melakukan segala jenis adaptasi termasuk dalam melakukan
tahapan ini dan penulis senantiasa selalu melakukan yang terbaik serta selalu
mengikuti perkembangan zaman.
7) Kolaboratif
Penulis akan menghubungi mentor dengan tujuan menetapkan isu /
permasalahan yang akan di angkat dalam perancangan laporan aktualisasi
dengan tujuan mendapatkan kontribusi positif dari mentor.
32
2) Memberikan surat permohonan izin Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR
Code ke unit ekspedisi internal untuk di sebarkan ke satker internal Bakamla atau
kementrian/lembaga;
3) Mengkonfirmasi surat Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR Code di
terima oleh pihak terkait.
a. Output/Hasil
b. Dokumen autentikasi lampiran surat;
c. Dokumen lampiran surat;
d. Dokumen bukti serah terima Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR Code.
a. Output/Hasil
o Dokumen notulensi rapat sosialiasi klasifikasi Labeling Arsip Menggunakan
Teknologi QR Code;
o Lembar daftar absensi peserta sosialiasi;
o Link klasifikasi Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR Code;
o Notulensi sosialiasi.
36
a. Output/Hasil
1) Data mentah Penataan Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan Teknologi QR
Code.
2) Data hasil pengolahan klasifikasi Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR
Code
3) Finalisasi data klasifikasi Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR Code
b. Output/Hasil
1) Draft laporan akhir klasifikasi Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR
Code
2) Dokumen laporan akhir;
38
3) Dokumen autentikasi laporan akhir.
40
F. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dilakukan sesuai jadwal kegiatan pada Tabel 2.5
JUNI JULI
NO KEGIATAN
28
2 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
7
Melakukan konsultasi dengan
1 mentor terkait ide dan gagasan
Melakukan penyusunan draft
2 pengolahan klasifikasi Labeling
Arsip Menggunakan Teknologi
QR Code
Mengajukan draft pengolahan
3 klasifikasi Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR
Code kepimpinan
Melakukan sosialisasimengenai
Format pengolahan klasifikasi
Labeling Arsip Menggunakan
4 Teknologi QR Code dan
menyebarkan pengolahan
klasifikasi Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR
Code kepada Subdit Monev
Strategi Kamla.
: Hari Libur
41
➢ LAMPIRAN 1
Agenda I:
Pemahaman mengenai Wawasan Kebangsaan, Bela Negara, dan Isu Kontemporer
Tutor / Coach : Ibu Viera Restuani Adia, S.Ikom, MA
Agenda II:
Pemahaman mengenai nilai-nilai dasar / core values BerAKHLAK yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif
Tutor / Coach : Bapak Martin Herpriyana, SP
42
Agenda III:
Pemahahaman, Smart ASN, dan Manajemen ASN
Tutor / Coach : Ir. Chidmat Hamdani, MM
Agenda IV:
Bimbingan Penyusunan Rancangan Aktualisasi
Tutor / Coach : Ibu Viera Restuani Adia, S.Ikom, MA
43
Pembimbingan Dengan Mentor
Bimbingan Penyusunan Rancangan Aktualisasi
Mentor : Letkol bakamla Nara Hazimuddin, S.Kom, M.T
44
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi Terhadap Visi dan
NO Kegiatan Tahapan Output dengan Nilai Nilai
Misi Organisasi
BerAKHLAK Organisasi
1. Konsultasi 1.Menyampaikan 1. Draft gagasan 1.Berorientasi Kegiatan konsultasi dan diskusi 1. Kapabilitas
dengan Mentor gagasan/ide isu permasalahan Pelayanan dengan atasan dan mentor untuk 2. Integritas
untuk aktualisasi 2. Daftar isu/ 2. Akuntabel menentukan isu/ permasalahan pada
menentukan isu/ 2.Melakukan permasalahan 3. Kompeten Subdit Monitoring dan Evaluasi
permasalahan analisis kasus/ isu 3. Notulensi 4. Harmonis strategi keamanan laut ini mendukung
permasalahan di konsultasi 5.Loyal visi organisasi yang berlandaskan
Subdit 6.Adaptif gotong royong, bersama-sama
Monitoring dan 7. Kolaboratif mengkoordinasikan terwujudnya
Evaluasi Strategi keamanan dan keselamatan laut yang
Kamla terpercaya dan profesional dalam
3.Menetapkan isu rangka menuju Indonesia maju yang
permasalahan berdaulat dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong. Karena
tujuan kegiatan ini menganaslisa dan
menentukan bersama atasan mengenai
isu/permasalahan yang nantinya akan
di cari langkah penyelesaiannya dan
diimpelentasikan pada kegiatan
aktualisasi di Subdit Monitoring dan
Evaluasi strategi keamanan laut.
45
2. Melakukan 1. Konsultasi 1. Notulensi 1.Berorientasi Kegiatan penyusunan draft 1. Kapabilitas
penyusunan dengan konsultasi Pelayanan pengolahan klasifikasi Labeling 2. Dedikasi
draft pimpinan 2. Dokumen draft 2. Akuntabel Arsip Menggunakan Teknologi QR
Klasifikasi terkait proses Arsip 3. Kompeten Code dilakakuan dengan pengawasan
Arsip Dengan penyusunan 3. Notulensi rapat 4. Harmonis atasan di Subdit Monitoring dan
Menggunakan Penataan internal 5.Loyal Evaluasi strategi keamanan laut, ini
Teknologi QR Klasifikasi 4. Dokumen Arsip 6.Adaptif mendukung visi organisasi yang
Code Arsip Dengan 2021-2022 7. Kolaboratif berlandaskan gotong royong,
Menggunakan bersama-sama mengkoordinasikan
Teknologi QR terwujudnya keamanan dan
Code Pada keselamatan laut yang terpercaya dan
Subdit profesional dalam rangka menuju
Monitoring Indonesia maju yang berdaulat dan
Dan Evaluasi berkepribadian berlandaskan gotong
Strategi royong. Karena tujuan kegiatan ini
Keamanan Laut adalah saling berkoordinasi dengan
2. Melakukan pimpinan dalam penyusunan draft
studi literatur pengolahan klasifikasi Labeling
secara Arsip Menggunakan Teknologi QR
akademik Code sehingga menghasilkan output
3. Melakukan yang baik.
konsultasi
dengan unit
internal terkait
46
informasi Arsip
di monev
strategi kamla
pada tahun
2021-2022
3. Mengajukan 1. Mengajukan ke 1. Dokumen 1.Berorientasi Kegiatan mengajukan Klasifikasi 1. Intergritas
draf labeling pimpinan terkait autentikasi Pelayanan Arsip Dengan Menggunakan 2. Dedikasi
Arsip Dengan lampiran surat lampiran surat 2. Akuntabel Teknologi QR Code ke pimpinan di
Menggunakan permohonan izin 2. Dokumen 3. Kompeten Subdit Monitoring dan Evaluasi
Teknologi QR pengisian lampiran surat 4. Harmonis strategi keamanan laut, ini
Code ke Klasifikasi Arsip 3. Dokumen bukti 5.Loyal mendukung Kegiatan penyusunan
pimpinan Dengan serah terima Arsip 6.Adaptif draft Klasifikasi Arsip Dengan
Menggunakan 7. Kolaboratif Menggunakan Teknologi QR Code
Teknologi QR dilakakuan dengan pengawasan
Code ke Subdit atasan di Subdit Monitoring dan
Monitoring Dan Evaluasi strategi keamanan laut, ini
Evaluasi Strategi mendukung visi organisasi yang
Keamanan Laut berlandaskan gotong royong,
2. Memberikan bersama-sama mengkoordinasikan
surat terwujudnya keamanan dan
permohonan izin keselamatan laut yang terpercaya dan
Penataan profesional dalam rangka menuju
Klasifikasi Arsip Indonesia maju yang berdaulat dan
Dengan berkepribadian berlandaskan gotong
47
Menggunakan royong. Karena tujuan kegiatan ini
Teknologi QR saling berkoordinasi dengan
Code Pada pimpinan dalam penyusunan draft
Subdit Klasifikasi Arsip Dengan
Monitoring Dan Menggunakan Teknologi QR Code
Evaluasi sehingga menghasilkan output yang
Keamanan Laut baik.
ke unit ekspedisi
internal untuk
disebarkan ke
satker internal
monev strategi
kamla.
3. Mengkonfirmasi
lampiran surat
Penataan
Klasifikasi Arsip
Dengan
Menggunakan
Teknologi QR
Code Pada
Subdit
48
Monitoring Dan
Evaluasi Strategi
Keamanan Laut
di terima oleh
pihak terkait
49
4. Menyusun
notulen rapat
5. Melakukan 1. Memindahkan 1. Data mentah 1.Berorientasi Kegiatan pengolahan data Klasifikasi 1. Kapabilitas
pengolahan data ke google Klasifikasi Arsip Pelayanan Arsip Dengan Menggunakan 2. Integritas
labeling Arsip spreadsheet Dengan 2. Akuntabel Teknologi QR Code , ini mendukung
Dengan 2. Melaksanakan Menggunakan 3. Kompeten misi dalam “Mewujudkan keamanan
Menggunakan pengolahan data Teknologi QR 4. Harmonis maritim nasional dan memperkuat jati
Teknologi QR Klasifikasi Code 5.Loyal diri Indonesia sebagai negara maritim
Code Arsip Dengan 2. Data hasil 6.Adaptif yang mandiri, maju, kuat, dan
Menggunakan pengolahan 7. Kolaboratif berbasiskan kepentingan nasional
Teknologi QR Klasifikasi Arsip melalui Bakamla sebagai penjaga
Code melalui Dengan poros maritim dunia dengan
aplikasi Menggunakan penyusunan kebijakan nasional di
pengolah data Teknologi QR bidang keamanan dan keselamatan di
3. Mengevaluasi Code wilayah yurisdiksi Indonesia”.
jika ada temuan 3. Finalisasi data Karena tujuan pengolahan data
data error Klasifikasi Arsip kuesioner adalah untuk menunjang
Dengan kerja pada Subdit Monitoring dan
Menggunakan Evaluasi strategi kamla.
Teknologi QR
Code
50
6. Membuat 1. Penyusunan 1. Draft laporan 1.Berorientasi Kegiatan membuat laporan akhir, ini 1. Integritas
laporan akhir draft laporan akhir Klasifikasi Pelayanan mendukung visi organisasi yang 2. Dedikasi
akhir Arsip Dengan 2. Akuntabel berlandaskan gotong royong,
Klasifikasi Menggunakan 3. Kompeten bersama-sama mengkoordinasikan
Arsip Dengan Teknologi QR Code 4. Harmonis terwujudnya keamanan dan
Menggunakan 5.Loyal keselamatan laut yang terpercaya dan
2. Dokumen
Teknologi QR 6.Adaptif profesional dalam rangka menuju
laporan akhir
Code Pengajuan 7. Kolaboratif Indonesia maju yang berdaulat dan
draft laporan 3.Dokumen berkepribadian berlandaskan gotong
akhir ke autentikasi laporan royong. Karena tujuan membuat
pimpinan akhir laporan akhir untuk menunjang
2. Menerima pelaksanaan kerja pada Subdit
autentifikasi Monitoring dan Evaluasi strategi
laporan dari kamla.
pimpinan
51
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Berorientasi Pelayanan, Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Akuntabel, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administarsi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Kompeten, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Harmonis, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Loyal, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Adaptif, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Kolaboratif, Modul Pelatihan Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang Manajemen
ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul SMART ASN, Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
52
Peraturan Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tentang Badan Keamanan Laut
Peraturan Presiden Tahun 81 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Keamanan Laut tanggal
29 Desember 2005 yang menjadi dasar hukum dari Badan Koordinasi Keamanan Laut.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 22 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
53
BIODATA
54
Rancangan Aktualisasi
Pengadministrasian
umum pada Subdit
Monitoring dan Markonis Pada
Evaluasi Strategi KN.Gajah Laut 404
Keamanan Laut
GARIS BESAR PERSENTASI
PENDAHULUAN
RANCANGAN
AKTUALISASI
PENUTUP
LATAR BELAKANG
UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Per. LAN 2021 No. 1
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan
Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil
untuk mengembangkan kompetensi
(CPNS) wajib menjalani masa
CPNS yang terintegrasi dan diukur
percobaan yang dilaksanakan
berdasarkan kemampuan sikap
melalui proses Diklat terintegrasi
perilaku bela negara;
Pembelajaran aktualisasi dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta pelatihan berdasarkan kriteria berikut:
1. Mampu mengimplementasikan perilaku sikap bela negara;
3. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif);
4. Mampu mengimplementasikan kedudukan dan peran PNS mendukung SMART Governance (Manajemen ASN dan SMART ASN);
6. Mampu menguasai metode Penataan Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan Teknologi QR Code Pada Subdit Monitoring Dan Evaluasi
KEGIATAN
Keterangan:
A : Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. K : Kekhalayakan : Menyangkut hidup banyak orang.
P : Problematik : Kompleksi masalah yang terjadi. L : Layak : Masuk akal untuk di pecahkan.
PRIORITAS ISU DENGAN METODE USG
No Isu U S G Total Prioritas
FAKTOR PENYEBAB
1 2 3
Pelaksanaan program
Kurangnya Pengetahuan Belum adanya kebijakan
Labeling Pengarsipan pada
tentang browser/aplikasi dari pimpinan yang
Subdit Bidang Monitoing
yang dapat digunakan mendorong penggunaan
dan Evaluasi Strategi Kamla
untuk Menyusun Labeling Labeling Pengarsipan
belum sepenuhnya berbasis
Pengarsipan secara digital; program secara digital.
elektronik/digital;
ANALISIS PEMECAH ISU MENGGUNAKAN MC NAMARA
Kriteria Alternatif Gagasan
No Alternatif Gagasan Kontribusi Biaya Layak Total Skor Prioritas
Penataan Klasifikasi Arsip Dengan 5 5 5 15 I
1 Menggunakan Teknologi QR Code Pada
Subdit Monitoring Dan Evaluasi Strategi
Keamanan Laut;
Peningkatan pengetahuan melalui kegiatan 4 4 3 11 II
2 Bimtek kepada pegawai tentang
pemanfaatan QR-Code Sebagai sarana untuk
mempermudah pencarian Arsip;
Konsultasi dengan Atasan dan Mengajukan draft Labeling Arsip Melakukan pengolahan Labeling
Mentor untuk menentukan isu/ Menggunakan Teknologi QR Code Arsip Menggunakan Teknologi QR Code;
permasalahan; ke pimpinan;
RINCIAN KEGIATAN 1
Melakukan konsultasi dengan Atasan
dan Mentor untuk menentukan isu/ permasalahan
1. Konsultasi dengan 1. Menyampaikan 1. Draft gagasan isu 1.Berorientasi Kegiatan konsultasi dan diskusi dengan atasan 1. Kapabilitas
Mentor untuk gagasan/ide permasalahan Pelayanan dan mentor untuk menentukan isu/ 2. Integritas
menentukan isu/ aktualisasi 2. Daftar isu/ 2. Akuntabel permasalahan pada Subdit Monitoring dan
permasalahan permasalahan 3. Kompeten Evaluasi strategi keamanan laut ini mendukung
2. Melakukan analisis
3. Notulensi konsultasi 4. Harmonis visi organisasi yang berlandaskan gotong
kasus/ isu
5.Loyal royong, bersama-sama mengkoordinasikan
permasalahan di
6.Adaptif terwujudnya keamanan dan keselamatan laut
Subdit Monitoring
7. Kolaboratif yang terpercaya dan profesional dalam rangka
dan Evaluasi Strategi
menuju Indonesia maju yang berdaulat dan
Kamla
berkepribadian berlandaskan gotong royong.
3. Menetapkan isu
Karena tujuan kegiatan ini menganaslisa dan
permasalahan
menentukan bersama atasan mengenai
isu/permasalahan yang nantinya akan di cari
langkah penyelesaiannya dan diimpelentasikan
pada kegiatan aktualisasi di Subdit Monitoring
dan Evaluasi strategi keamanan laut.
RINCIAN KEGIATAN 2 Melakukan penyusunan draft Labeling
Arsip Menggunakan Teknologi QR Code
Keterkaitan dengan Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Output
Nilai BerAKHLAK Organisasi Organisasi
2. Melakukan penyusunan 1. Konsultasi dengan 1. Notulensi konsultasi 1.Berorientasi Pelayanan Kegiatan penyusunan draft pengolahan klasifikasi 1. Kapabilitas
draft Klasifikasi Arsip pimpinan terkait proses 2. Akuntabel Labeling Arsip Menggunakan Teknologi QR Code 2. Dedikasi
2. Dokumen draft Arsip
Dengan Menggunakan penyusunan Penataan 3. Kompeten dilakakuan dengan pengawasan atasan di Subdit
3. Notulensi rapat internal
Teknologi QR Code Klasifikasi Arsip Dengan 4. Harmonis Monitoring dan Evaluasi strategi keamanan laut, ini
Menggunakan Teknologi 4. Dokumen Arsip 2021- 5.Loyal mendukung visi organisasi yang berlandaskan gotong
QR Code Pada Subdit 2022 6.Adaptif royong, bersama-sama mengkoordinasikan
Monitoring Dan Evaluasi 7. Kolaboratif terwujudnya keamanan dan keselamatan laut yang
Strategi Keamanan Laut terpercaya dan profesional dalam rangka menuju
Indonesia maju yang berdaulat dan berkepribadian
2. Melakukan studi literatur
berlandaskan gotong royong. Karena tujuan kegiatan
secara akademik
ini adalah saling berkoordinasi dengan pimpinan dalam
3. Melakukan konsultasi
penyusunan draft pengolahan klasifikasi Labeling
dengan unit internal terkait
Arsip Menggunakan Teknologi QR Code sehingga
informasi Arsip di monev
menghasilkan output yang baik.
strategi kamla pada tahun
2021-2022
RINCIAN KEGIATAN 3
Mengajukan draft Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR Code ke pimpinan
Keterkaitan dengan Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Output
Nilai BerAKHLAK Organisasi Organisasi
3. Mengajukan draf labeling 1. Mengajukan ke pimpinan terkait 1. Dokumen autentikasi 1.Berorientasi Pelayanan Kegiatan mengajukan Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan 1. Intergritas
Arsip Dengan Menggunakan lampiran surat permohonan izin lampiran surat 2. Akuntabel Teknologi QR Code ke pimpinan di Subdit Monitoring dan Evaluasi 2. Dedikasi
Teknologi QR Code ke pengisian Klasifikasi Arsip 2. Dokumen lampiran surat 3. Kompeten strategi keamanan laut, ini mendukung Kegiatan penyusunan draft
pimpinan Dengan Menggunakan Teknologi 3. Dokumen bukti serah terima 4. Harmonis Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan Teknologi QR Code
QR Code ke Subdit Monitoring Arsip 5.Loyal dilakakuan dengan pengawasan atasan di Subdit Monitoring dan
Dan Evaluasi Strategi Keamanan 6.Adaptif Evaluasi strategi keamanan laut, ini mendukung visi organisasi yang
Laut 7. Kolaboratif berlandaskan gotong royong, bersama-sama mengkoordinasikan
terwujudnya keamanan dan keselamatan laut yang terpercaya dan
2. Memberikan surat permohonan
profesional dalam rangka menuju Indonesia maju yang berdaulat
izin Penataan Klasifikasi Arsip
dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Karena tujuan
Dengan Menggunakan Teknologi
kegiatan ini saling berkoordinasi dengan pimpinan dalam
QR Code Pada Subdit Monitoring
penyusunan draft Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan
Dan Evaluasi Keamanan Laut ke
Teknologi QR Code sehingga menghasilkan output yang baik.
unit ekspedisi internal untuk
disebarkan ke satker internal
monev strategi kamla.
4. Menyusun notulen
rapat
RINCIAN KEGIATAN 5 Melakukan pengolahan Labeling Arsip
Menggunakan Teknologi QR Code
Keterkaitan dengan Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Output
Nilai BerAKHLAK Organisasi Organisasi
5. Melakukan pengolahan 1. Memindahkan data ke 1. Data mentah 1.Berorientasi Pelayanan Kegiatan pengolahan data Klasifikasi Arsip 1. Kapabilitas
labeling Arsip Dengan google spreadsheet Klasifikasi Arsip 2. Akuntabel Dengan Menggunakan Teknologi QR Code , ini 2. Integritas
Menggunakan Dengan Menggunakan 3. Kompeten mendukung misi dalam “Mewujudkan keamanan
2. Melaksanakan
Teknologi QR Code Teknologi QR Code 4. Harmonis maritim nasional dan memperkuat jati diri
pengolahan data
5.Loyal Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri,
Klasifikasi Arsip 2. Data hasil pengolahan
6.Adaptif maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
Dengan Menggunakan Klasifikasi Arsip
7. Kolaboratif melalui Bakamla sebagai penjaga poros maritim
Teknologi QR Code Dengan Menggunakan
dunia dengan penyusunan kebijakan nasional di
melalui aplikasi Teknologi QR Code
bidang keamanan dan keselamatan di wilayah
pengolah data
3. Finalisasi data
yurisdiksi Indonesia”. Karena tujuan pengolahan
3. Mengevaluasi jika ada Klasifikasi Arsip
data kuesioner adalah untuk menunjang kerja
temuan data error Dengan Menggunakan
pada Subdit Monitoring dan Evaluasi strategi
Teknologi QR Code
kamla.
RINCIAN KEGIATAN 6
Membuat laporan akhir
Keterkaitan dengan Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Output
Nilai BerAKHLAK Organisasi Organisasi
6. Membuat laporan 1. Penyusunan draft 1. Draft laporan akhir 1.Berorientasi Kegiatan membuat laporan akhir, ini 1. Integritas
akhir laporan akhir Klasifikasi Arsip Pelayanan mendukung visi organisasi yang 2. Dedikasi
Klasifikasi Arsip Dengan Menggunakan 2. Akuntabel berlandaskan gotong royong, bersama-
Dengan Teknologi QR Code 3. Kompeten sama mengkoordinasikan terwujudnya
Menggunakan 2. Dokumen laporan 4. Harmonis keamanan dan keselamatan laut yang
Teknologi QR Code akhir 5.Loyal terpercaya dan profesional dalam rangka
Pengajuan draft 6.Adaptif menuju Indonesia maju yang berdaulat
3.Dokumen autentikasi
laporan akhir ke 7. Kolaboratif dan berkepribadian berlandaskan gotong
laporan akhir
pimpinan royong. Karena tujuan membuat laporan
pimpinan
JADWAL KEGIATAN
JUNI JULI
NO KEGIATAN
28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Keterangan :
: Persiapan Seminar dan pelaksanaan seminar rancangan aktualisasi
: Hari Libur
PENUTUP