Anda di halaman 1dari 1

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BELUM OPTIMAL

Masyarakat Indonesia adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Sayangnya, penerimaan tersebut belum disertai terbangunnya budaya hidup dalam
perkembangan TIK.
Ada kesenjangan dalam sikap adaptif masyarakat terhadap teknologi. Akibatnya, pemanfaatan
TIK masih untuk konsumtif dan belum berdampak pada upaya memberdayakan diri.
Pengguna internet untuk jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter terbilang tinggi. Pemilik
telepon seluler hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia. Tetapi pemanfaatannya
belum pas. Jejaring sosial misalnya masih untuk narsis. Padahal, kita ingin pemanfaatan TIK
untuk mendorong produktivitas dan membuat masyarakat jadi belajar menggunakan TIK
dengan baik.
Dengan TIK, misalnya, semestinya siswa/mahasiswa menjadi lebih mudah untuk mengakses
bacaan atau jurnal. Akan tetapi, justru plagiarisme juga meningkat karena kemudahan ini. Jika
terbangun budaya memanfatkan TIK secara benar, pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan
TIK bisa diatasi. Sebaliknya, justru nilai-nilai positif yang bisa dimunculkan.
Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan saling berbagai informasi di antara institusi
pendidikan didorong. Ternyata, adaptasi di kalangan mahasiswa cukup tinggi dibandingkan
dosen.
Peningkatan jumlah dosen yang memanfaatkan TIK masih rendah. Untuk mengakses informasi
program hibah di Kemendikbud di laman resmi terlihat mahasiswa lebih proaktif. Untuk
program hibah bina desa di kalangan mahasiswa, lowongan secara online dibuka untuk 20
mahasiswa. Namun, pendaftar bisa mencapai 1.600 mahasiswa. Sebaliknya, di kalangan dosen
rendah. Ada program untuk 50 dosen, yang daftar secara online hanya 56 orang.

Anda mungkin juga menyukai