Analisis Pasal 1-30
Analisis Pasal 1-30
Disusun oleh :
HUKUM PIDANA
Fakultas HUKUM
Universitas Lampung
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “perbandingan/analisis isi bab 1 aturan umum
KUHP lama dengan KUHP baru atau Undang-undang no 1 tahun 2023”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Hukum Pidana. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang perbandingan yang tertera dan ada pada isi bab 1 KUHP lama
dengan KUHP baru (UU No 1 tahun 2023) bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bu Maya Shafira, S.H., M.H dan Bu Dr. Fristia
Berdian Tamza, S.H., M.H. selaku dosen Hukum Pidana. Serta Pak Tri Andrisman, S.H. dan
juga Bu Sri Riski, S.H., M.H. yang juga selaku dosen Hukum Pidana di kelas AL E.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Pasal Buku 1 KUHP lama Bab 1 KUHP baru (UU No 1 Perbandingan/analisi
tahun 2023)
1 (1) Suatu perbuatan tidak (1) Tidak ada satu perbuatan pun Pada KUHP baru (UU No 1 tahun
dapat dipidana, kecuali yang dapat dikenai sanksi pidana 2023) pasal 1 ayat (2) tidak boleh
berdasarkan kekuatan dan/atau tindakan, kecuali atas menggunakan analogi dalam
ketentuan perundang- kekuatan peraturan pidana dalam menetapkan tindak pidana
undangan pidana yang telah peraturan perundang-undangan sedangkan pada KUHP lama
ada. yang telah ada sebelum perubahan dalam perundang-
(2) Bilamana ada perbuatan dilakukan. undangan.
perubahan dalam (2) Dalarn menetapkan adanya
perundang-undangan Tindak Pidana dilarang Terdapat kelemahan Hukum dalam
sesudah perbuatan digunakan analogi. pasal 1 ayat (1) KUHP baru,
dilakukan, maka terhadap dikarenakan disini menyebutkan
terdakwa diterapkan bahwa “Tidak ada satu perbuatan
ketentuan yang paling pun yang dapat dikenai sanksi
menguntungkannya. pidana dan/atau tindakan, kecuali
atas kekuatan peraturan pidana
dalam peraturan perundang-
undangan yang telah ada sebelum
perbuatan dilakukan.” Disini dapat
kita lihat bahwa adanya suatu
kelemahan hukum. Jika suatu
perbuatan Tindak pidana bergantung
pada kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana
sebelum perbuatan tersebut
dilakukan. Jika sebelum perbuatan
tersebut dilakukan tidak ada
kekuatan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perbuatan
tersebut, maka perbuatan tersebut
tidak dapat dipidana.
2 Ketentuan pidana dalam (1) Ketentuan sebagaimana Pada KUHP lama mengatur setiap
perundang-undangan dimaksud dalam Pasal 1 ayat (l) yang melakukan sesuatu tindak
dangan Indonesia tidak mengurangi berlakunya pidana di Indonesia.
diterapkan bagi setiap yang hukum yang hidup dalam
melakukan sesuatu tindak masyarakat yang menentukan Dapat kita analisis lebih dalam
pidana di Indonesia. bahwa seseorang patut dipidana bahwasanya Pasal 2 KUHP baru
walaupun perbuatan tersebut (UU No.1 Tahun 2023) dijelaskan
tidak diatur dalam Undang- secara terperinci tentang tempat nya
Undang ini. dan siapa yang mengaturnya yang
(2) Hukum yang hidup dalam tercantum pada ayat (3) dan pada
masyarakat sebagaimana ayat (1) menjelaskan bahwa suatu
dimaksud pada ayat (1) berlaku perbuatan tindak pidana dapat
dalam tempat hukum itu hidup berlaku bagi masyarakat walaupun
dan sepanjang tidak diatur dalam perbuatan tersebut tidak diatur
Undang-Undang ini dan sesuai dalam undag-undang ini
dengan nilai-nilai yang ( yurisprudensi), tetapi dalam hal ini
terkandung dalam Pancasila, masyarakat mengambil suatu
Undang-Undang Dasar Negara keputusan menetapkan suatu tindak
Republik Indonesia Tahun 1945, pidana tersebut menggunakan
hak asasi manusia, dan asas hukum adat/hukum kebiasaan di
hukum umum yang diakui daerah tersebut.
masyarakat bangsa-bangsa. Sebagaimana yang disebutkan pada
(3) Ketentuan mengenai tata cara pasal 2 ayat (2) yaitu “Hukum yang
dan kriteria penetapan hidup dalam masyarakat
hukum yang hidup dalam sebagaimana dimaksud pada ayat
masyarakat diatur dengan (1) berlaku dalam tempat hukum itu
Peraturan Pemerintah. hidup dan sepanjang tidak diatur
dalam Undang-Undang ini”. Dan
dijelaskan Kembali pada pasal 2
ayat (3) bahwa ketentuan mengenai
tata cara dan kriteria penetapan
hukum adat diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Perpu).
3 Ketentuan pidana dalam (1) Dalam hal terdapat perbandingannya pada KUHP lama
perundang undangan perubahan peraturan perundang- mengatur tentang tindak pidana di
Indonesia berlaku bagi undangan sesudah perbuatan luar wilayah Indonesia melakukan
setiap orang yang di luar terjadi, diberlakukan peraturan tindak pidana di dalam kendaraan
wilayah Indonesia perundang-undangan yang baru, air atau pesawat udara Indonesia.
melakukan tindak pidana di kecuali ketentuan peraturan Sedangkan dalam KUHP baru (UU
dalam kendaraan air atau perundang-undangan yang lama No 1 tahun 2023) mengatur tentang
pesawat udara Indonesia. menguntungkan bagi pelaku dan jalannya tindak pidana bagi
pembantu Tindak Pidana. terdakwa sedangkan pada KUHP
(2) Dalam hal perbuatan yang lama mengatur tindak pidana di
terjadi tidak lagi merupakan dalam kendaraan air atau pesawat
Tindak Pidana menurut udara Indonesia.
peraturan perundang-undangan
yang baru, proses hukum Dapat kita analisis lebih dalam
terhadap tersangka atau bahwa dalam pasal 3 ayat (1) ada
terdakwa harus dihentikan demi frase Dalam hal terdapat perubahan
hukum. peraturan perundang-undangan
(3) Dalam hal ketentuan sesudah perbuatan terjadi, ini harus
sebagaimana dimaksud pada dimaknai keberlakuan KUHP baru
ayat (2) diterapkan bagi ini, yang akan diberlakukan pada 3
tersangka atau terdakwa yang tahun yang akan datang, ini berarti 2
berada dalam tahanan, tersangka Januari Tahun 2026 penerapanya.
atau terdakwa Permasalahan apabila ada pelaku
dibebaskan oleh Pejabat yang atau pembantu tindak pidana dalam
berwenang sesuai dengan proses peralihan waktu KUHP baru
tingkat pemeriksaan. diberlakukan tersebut, maka ada
(4) Dalam hal setelah putusan perkecualian.
pemidanaan berkekuatan Frase kecuali ketentuan peraturan
hukum tetap dan perbuatan yang perundang-undangan yang lama
terjadi tidak lagi merupakan menguntungkan bagi pelaku dan
Tindak Pidana menurut pembantu Tindak Pidana. Pada
peraturan perundang-undangan konteks masa transasi keberlakukan
yang baru, pelaksanaan putusan KUHP Baru, pelaku dan pembantu
pemidanaan dihapuskan. (5) tindak pidana, harus
Dalam hal putusan pemidanaan dipertimbangkan terkait keringanan
telah berkekuatan hukum tetap hukuman. Berarti adanya celah
sebagaimana dimaksud pada perkecualian bagi pelaku dan
ayat (4), instansi atau Pejabat pembantu tindak pidana dalam
yang melaksanakan pembebasan proses perlihan waktu KUHP baru
merupakan instansi atau Pejabat diberlakukan tersebut untuk
yang berwenang. mempertimbangkan Kembali terkait
(6) Pembebasan sebagaimana keringanan hukuman. Tetapi tidak
dimaksud pada ayat (3) dan dapat diberlakukannya Asas Berlaku
ayat (5) tidak menimbulkan hak Surut. Asas berlaku surut
bagi tersangka, diberlakukan, apabila ancaman
terdakwa, atau terpidana hukuman bagi pelaku dan pembantu
menuntut ganti rugi. tindak pidana lebih meringankan
(7) Dalam hal setelah putusan daripada ancaman KUHP baru.
pemidanaan berkekuatan hukum
tetap dan perbuatan yang terjadi Pada Pasal 3 ayat (2) menurut saya
diancam dengan pidana yang memiliki kelemahan dikarenakan
lebih ringan menurut peraturan dalam hal perbuatan yang terjadi
perundang-undangan yang baru, tidak lagi merupakan Tindak Pidana
pelaksanaan putusan menurut peraturan perundang-
pemidanaan disesuaikan dengan undangan yang baru, maka proses
batas pidana menurut hukum terhadap tersangka atau
peraturan perundang-undangan terdakwa harus dihentikan demi
yang baru. hukum.
4 Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pada buku KUHP baru (UU No 1
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi tahun 2023) pasal 4 sudah menjadi
Indonesia diterapkan bagi Setiap Orang yang melakukan: Menurut Tempat Paragraf 1 Asas
setiap orang yang a. Tindak Pidana di wilayah Wilayah atau Teritorial di dalam
melakukan di luar Negara Kesatuan Republik wilayah NKRI sedangkan pada
Indonesia: Indonesia; KUHP lama Ketentuan pidana
1. salah satu kejahatan b. Tindak Pidana di Kapal dalam perundang-undangan
berdasarkan pasal-pasal Indonesia atau di Pesawat Udara Indonesia diterapkan bagi setiap
104, 106, 107,108,dan 131. Indonesia; atau orang yang melakukan di luar
2. suatu kejahatan c. Tindak Pidana di bidang Indonesia.
mengenai mata uang atau teknologi informasi atau Tindak
uang kertas yang Pidana lainnya yang akibatnya Pada Pasal 4 KUHP lama berfokus
dikeluarkan oleh negara dialami atau terjadi di wilayah kepada suatu tindak kejahatan dalam
atau bank, ataupun Negara Kesatuan Republik bidang keperdataan, contoh : mata
mengenai meterai yang Indonesia atau di uang, materai, sertifikat hutang, dll.
dikeluarkan dan merek Kapal Indonesia dan di Pesawat Tetapi dalam Pasal 4 KUHP baru
yang digunakan oleh Udara Indonesia. menjelaskan secara lebih terstruktur
Pemerintah Indonesia. suatu ketentuan tindak pidana dalam
3. pemalsuan surat hutang Undang-undang berlaku bagi setiap
atau sertifikat hutang atas orang yang melakukannya.
tanggungan Indonesia, atas
tanggungan suatu daerah
atau bagian daerah
Indonesia, termasuk pula
pemalsuan talon, tanda
dividen atau tanda bunga,
yang mengikuti surat atau
sertifikat itu, dan tanda
yang dikeluarkan sebagai
pengganti surat tersebut,
atau menggunakan surat-
surat tersebut di atas, yang
palsu atau dipalsukan,
seolah-olah asli dan tidak
dipalsu;
4. salah satu kejahatan yang
tersebut dalam pasal-pasal
438, 444 sampai dengan
446 tentang pembajakan
laut dan pasal 447 tentang
penyerahan kendaraan air
kepada kekuasaan bajak
laut dan pasal 479 huruf j
tentang penguasaan
pesawat udara secara
melawan hukum, pasal 479
huruf I, m, n, dan o tentang
kejahatan yang mengancam
keselamatan penerbangan
sipil.
5 (1) Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pasal 5 pada KUHP baru (UU No 1
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi tahun 2023) menjadi Paragraf 2
Indonesia diterapkan bagi Setiap Orang di luar wilayah Asas Pelindungan dan Asas
warga negara yang di luar Negara Kesatuan Republik Nasional Pasif atau seluruh orang di
Indonesia melakukan: Indonesia yang melakukan Indonesia termasuk presiden
1. salah satu kejahatan Tindak Pidana terhadap sedangkan pada KUHP lama
tersebut dalam Bab I dan II kepentingan Negara Kesatuan Ketentuan pidana dalam perundang-
Buku Kedua dan pasal- Republik Indonesia yang undangan Indonesia diterapkan bagi
pasal 160, 161, 240, 279, berhubungan dengan : warga negara yang di luar
450, dan 451. a. keamanan negara atau proses Indonesia.
2. salah satu perbuatan kehidupan ketatanegaraan;
yang oleh suatu ketentuan b. martabat Presiden, Wakil Pada pasal 5 KUHP baru (UU No.1
pidana dalam Presiden, dan/ atau Pejabat Tahun 2023) menjelaskan tentang
perundang-undangan Indonesia di luar negeri; suatu tindak pidana terhadap
Indonesia dipandang c. mata uang, segel, cap negara, kepentingan Negara Kesatuan
sebagai kejahatan, meterai, atau Surat Republik Indonesia. Jika suatu
sedangkan menurut berharga yang dikeluarkan oleh Tindakan tersebut dapat
perundang-undangan Pemerintah Indonesia, menimbulkan suatu ketidakamanan
negara dimana perbuatan atau kartu kredit yang negara atau proses kehidupan
dilakukan diancam dengan dikeluarkan oleh perbankan ketatanegaraan tersebut dapat di
pidana. Indonesia; kenakan tindak pidana.
(2) Penuntutan perkara d. perekonomian, perdagangan,
sebagaimana dimaksud dan perbankan Indonesia;
dalam butir 2 dapat e. keselamatan atau keamanan
dilakukan juga jika tertuduh pelayaran dan
menjadi warga negara penerbangan;
sesudah melakukan f. keselamatan atau keamanan
perbuatan. bangunan, peralatan, dan aset
nasional atau negara Indonesia;
g. keselamatan atau keamanan
sistem komunikasi
elektronik;
h. kepentingan nasional
Indonesia sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-
Undang; atau
i.. warga negara Indonesia
berdasarkan perjanjian
internasional dengan negara
tempat terjadinya Tindak
Pidana.
6 Berlakunya pasal 5 ayat 1 Ketentuan pidana dalam Pasal 6 KUHP baru (UU No 1 tahun
butir 2 dibatasi sedemikian Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 3 Asas
rupa sehingga tidak Setiap Orang yang berada di luar Universal atau berdasarkan Hukum
dijatuhkan pidana mati, jika wilayah Negara Kesatuan Internasional yang telah ditetapkan
menurut perundang- Republik Indonesia yang sedangkan pada KUHP lama tentang
undangan negara dimana melakukan Tindak Pidana pidana mati.
perbuatan dilakukan, menurut hukum internasional
terhadapnya tidak yang telah ditetapkan sebagai
diancamkan pidana mati. Tindak Pidana dalam Undang-
Undang.
7 Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pasal 7 KUHP baru (UU No 1 tahun
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 3 Asas
Indonesia berlaku bagi Setiap Orang yang melakukan Universal juga seperti pasal 6 dan
setiap pejabat yang di luar Tindak Pidana di luar wilayah sama sama menggunakan Hukum
Indonesia melakukan salah Negara Kesatuan Republik Internasional yang berlaku, Pasal ini
satu tindak pidana Indonesia yang penuntutannya menitik beratkan pada seluruh
sebagaimana dimaksud diambil alih oleh Pemerintah warga negara Indonesia yang sistem
dalam bab XXVIII Buku Indonesia atas dasar suatu tindak pidananya diambil alih oleh
Kedua. perjanjian internasional yang pemerintah Indonesia atas dasar
memberikan kewenangan perjanjian Internasional.
kepada Pemerintah Indonesia
untuk melakukan penuntutan sedangkan pada KUHP lama
pidana. mengatur tentang setiap pejabat
yang diluar Indonesia melakukan
salah satu tindak pidana yang
terdapat pada bab XXVIII Buku
Kedua.
8 Pasal 8 Ketentuan pidana (1) Ketentuan pidana dalam Pasal 8 KUHP baru (UU No 1 tahun
dalam perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 4 Asas
Indonesia berlaku bagi setiap warga negara Indonesia Nasional Aktif yang memberikan
nahkoda dan penumpang yang melakukan Tindak Pidana tindak pidana bagi siapapun yang
perahu Indonesia, yang di luar wilayah Negara Kesatuan melakukkan nya baik di wilayah
diluar Indonesia, sekalipun Republik Indonesia. NKRI maupun di luar wilayah
di luar perahu, melakukan (2) Ketentuan sebagaimana NKRI, Tetapi disini dijelaskan pada
salah satu tindak pidana dimaksud pada ayat (1) berlaku pasal 8 ayat (2) “Ketentuan
sebagaimana dimaksud jika perbuatan tersebut juga sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam Bab XXIX Buku merupakan Tindak Pidana di (1) berlaku jika perbuatan tersebut
Kedua, dan BAb IX Buku negara tempat Tindak Pidana juga merupakan Tindak Pidana di
ketiga; begitu dilakukan. negara tempat Tindak Pidana
pula yang tersebut dalam (3) Ketentuan sebagaimana dilakukan.” Dalam artian bahwa jika
peraturan mengenai surat dimaksud pada ayat (1) tidak kita melakukan suatu tindak pidana
laut dan pas kapal di berlaku untuk Tindak Pidana yang berlaku di Indonesia tetapi di
Indonesia, maupun dalam yang diancam dengan pidana negara tersebut tidak berlaku tindak
Ordonansi Perkapalan. denda paling banyak kategori pidana tersebut, maka kita tidak
III. akan terjerat oleh suatu tindak
(4) Penuntutan terhadap Tindak pidana tersebut pada saat di
Pidana sebagaimana Indonesia.
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan walaupun tersangka sedangkan pada KUHP lama
menjadi warga negara Indonesia, mengatur tentang Ketentuan pidana
setelah Tindak Pidana tersebut dalam perundang-undangan
dilakukan sepanjang perbuatan Indonesia berlaku bagi nahkoda dan
tersebut merupakan Tindak penumpang perahu Indonesia, yang
Pidana di negara tempat Tindak diluar Indonesia.
Pidana dilakukan.
(5) Warga negara Indonesia di
luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
yang melakukan Tindak
Pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat dijatuhi
pidana mati jika Tindak Pidana
tersebut menurut hukum negara
tempat Tindak Pidana tersebut
dilakukan tidak diancam dengan
pidana mati.
9 Diterapkannya pasal-pasal Penerapan ketentuan Pasal 9 KUHP baru (UU No 1 tahun
2-5, 7, dan 8 dibatasi oleh sebagaimana dimaksud dalam 2023) menjadi Paragraf 5
pengecualian-pengecualian Pasal 4 sampai dengan Pasal 8 Pengecualian dan di KUHP lama
yang diakui dalam hukum dibatasi oleh hal yang dan baru sama sama menggunakan
internasional. dikecualikan menurut peranjian Hukum Internasional yang barlaku.
internasional yang berlaku.
Tetapi terdapat perbedaan yang
signifikan, Pada KUHP lama pasal 8
obyek berfokus kepada nahkoda dan
penumpang perahu, sedangkan pada
pasal 8 KUHP baru obyek nya
adalah bagi seluruh warga negara
Indonesia.
10 Pidana terdirl atas: Waktu Tindak Pidana Pasal 10 KUHP baru (UU No 1
a. pidana pokok: merupakan saat dilakukannya tahun 2023) menjadi Bagian Ketiga
1. pidana mati; perbuatan yang dapat dipidana. tentang Waktu Tindak Pidana
2. pidana penjara; sedangkan pada KUHP lama
3. pidana kurungan; menjadi berdasarkan pembagian
4. pidana denda; pidana.
5. pidana tutupan.
b. pidana tambahan Pada Pasal 10 KUHP lama
1. pencabutan hak-hak menjelaskan tentang berbagai
tertentu; jenis/macam suatu pidana dan Pada
2. perampasan barang- Pasal 10 KUHP baru menjelaskan
barang tertentu; suatu tindak pidana dapat di tindak
3. pengumuman putusan pidanakan pada saat dilakukannya
hakim. perbuatan yang dapat dipidana.
11 Pidana mati dijalankan oleh Tempat Tindak Pidana Pasal 11 KUHP baru (UU No 1
algojo di tempat gantungan merupakan tempat dilakukannya tahun 2023) menjadi Bagian
dengan menjeratkan tali perbuatan yang dapat dipidana. Keempat tentang Tempat Tindak
yang terikat di tiang Pidana sedangkan pada KUHP lama
gantungan pada leher mengatur tentang siapa yang
terpidana kemudian menjalankan dan alur pidana mati.
menjatuhkan papan
tempat terpidana berdiri. Hukuman Mati dalam Pasal 11
KUHP lama kini telah diubah
metodenya oleh undang-undang
Nomor 02/PNPS/1964 Juncto
Undang-undang Nomor 5 Tahun
1969 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pidana Mati yaitu dengan
melakukan Penembakan.
26 Jikalau mengingat keadaan (1) Dalam hal Korban Tindak Pada pasal 26 KUHP baru (UU No
diri atau masyarakat Pidana aduan berada di bawah 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
terpidana, hakim pengampuan, yang berhak Tindak Pidana Aduan atau delik
menimbang ada alasan, mengadu merupakan aduan sedangkan pada KUHP lama
maka dalam putusan pengampunya, kecuali bagi mengatur tentang keadaan seseorang
ditentukan bahwa terpidana Korban Tindak Pidana aduan dengan alasan-alasan tertentu untuk
tidak boleh diwajibkan yang berada dalam pengampuan melakukan pekerjaan atau bekerja
bekerja di luar tembok karena boros. (2) Dalam hal bagi terpidana penjara maupun
tempat orang-orang pengampu sebagaimana kurangan.
terpidana. dimaksud pada ayat (1) tidak ada
atau pengampu itu sendiri yang Pada pasal 26 KUHP lama
hanrs diadukan, pengaduan menjelaskan bahwa adanya suatu
dilakukan oleh suami atau istri kelebihan dari hukum unntuk
Korban atau keluarga sedarah menimbang Kembali alas an-alasan
dalam garis lurus. (3) Dalam hal tidak boleh diwajibkan nya bekerja
suami atau istri Korban atau di luar tembok tempat orang-orang
keluarga sedarah dalam garis terpidana, untuk orang tersebut.
lurus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak ada,
pengaduan dilakukan oleh
keluarga sedarah dalam garis
menyamping sampai derajat
ketiga.
27 Lamanya pidana penjara Dalam hal Korban Tindak Pada pasal 27 KUHP baru (UU No
untuk waktu tertentu dan Pidana aduan meninggal dunia, 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
pidana kurungan dalam pengaduan dapat dilakukan oleh Tindak Pidana Aduan atau delik
putusan hakim dinyatakan Orang Tua, anak, suami, atau aduan sedangkan pada KUHP lama
dengan hari, minggu, bulan, istri Korban, kecuali jika Korban mengatur tentang putusan hakim
dan tahun; tidak boleh sebelumnya secara tegas tidak dalam menentukan lamanya pidana
dengan pecahan. menghendaki adanya penjara harus menggunakan hari,
penuntutan. minggu, bulan, dan tahun.
28 Pidana penjara dan pidana (1) Pengaduan dilakukan dengan Pada pasal 28 KUHP baru (UU No
kurungan dapat cara menyampaikan 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
dilaksanakan di satu tempat pemberitahuan dan permohonan Tindak Pidana Aduan atau delik
asal saja terpisah. untuk dituntut. (2) Pengaduan aduan sedangkan pada KUHP lama
sebagaimana dimaksud pada mengatur tenatang dilaksanakannya
ayat (1) diajukan secara lisan kurungan maupun penjara.
atau tertulis kepada Pejabat yang
berwenang.
29 (1) Hal menunjuk tempat (1) Pengaduan harus diajukan Pada pasal 29 KUHP baru (UU No
untuk menjalani pidana dalam tenggang waktu: a. 6 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
penjara, pidana kurungan, (enam) Bulan terhitung sejak Tindak Pidana Aduan atau delik
atau kedua- duanya, begitu tanggal orang yang berhak aduan sedangkan pada KUHP lama
juga hal mengatur dan mengadu mengetahui adanya mengatur tentang tempat untuk
mengurus tempat-tempat Tindak Pidana jika yang berhak menjalani hukuman penjara maupun
itu, hal membedakan orang mengadu bertempat tinggal di kurungan.
terpidana dalam golongan- wilayah Negara Kesatuan
golongan, hal mengatur Republik Indonesia; atau b. 9 Pada Pasal 29 KUHP lama
pemberian pengajaran, (sembilan) Bulan terhitung sejak mengatur tentang tempat untuk
penyelenggaraan ibadat, hal tanggal orang yang berhak menjalani pidana penjara dan pidana
tata tertib, hal tempat untuk mengadu mengetahui adanya kurungan atau kedua-duanya.
tidur, hal makanan, dan Tindak Pidana jika yang berhak
pakaian, semuanya itu mengadu bertempat tinggal di Pada pasal 29 KUHP Baru mengatur
diatur dengan undang- luar wilayah Negara Kesatuan tentang sistem delik aduan,,
undang sesuai dengan kitab Republik Indonesia. Pengaduan harus diajukan dalam
undang-undang sesuai (2) Jika yang berhak mengadu tenggang waktu 6-9 bulan
dengan kitab undang- lebih dari 1 (satu) orang, tergantung dengan orang yang
undang ini. (2) Jika perlu, tenggang waktu sebagaimana berhak mengadu mengetahui adanya
Menteri Kehakiman dimaksud pada ayat (1) dihitung tindak pidan ajika yang berhak
menetepkan aturan rumah sejak tanggal masing-masing mengadu bertempat tinggal di
tangga untuk tempat-tempat pengadu mengetahui adanya wilayah NKRI atau diluar wilayah
orang terpidana. Tindak Pidana. NKRI
30 (1) Pidana denda paling (1) Pengaduan dapat ditarik Pada pasal 30 KUHP baru (UU No
sedikit tiga rupiah tujuh kembali oleh pengadu dalam 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
puluh lima sen. (2) Jika waktu 3 (tiga) Bulan terhitung Tindak Pidana Aduan atau delik
pidana denda tidak dibayar, sejak tanggal pengaduan aduan sedangkan pada KUHP lama
ia diganti dengan pidana diajukan. mengatur tentang pembayaran
kurungan. (3) Lamanya (2) Pengaduan yang ditarik denda untuk kasus pidana.
pidana kurungan pengganti kembali tidak dapat diajukan
paling sedikit satu hari dan lagi. Pada Pasal 30 KUHP Lama
paling lama enam bulan. (4) menjelaskan tentang pidana denda.
Dalam putusan hakim, Jika pidana denda tidak dibayar,
lamanya pidana kurungan maka diganti dengan pidana
pengganti ditetapkan kurungan, Lamanya pidana
demikian; jika pidana kurungan pengganti paling sedikit
dendanya tujuh rupiah lima satu hari dan paling lama enam
puluh dua sen atau bulan. Dan ada sistem untuk
kurungan, di hitung satu menentukan berapa hari pidana
hari; jika lebih dari lima kurungan tersebut.
rupiah lima puluh sen, tiap-
tiap tujuh rupiah lima puluh Pasal 30 KUHP Baru menjelaskan
sen di hitung paling banyak tentang Delik aduan dapat ditarik
satu hari demikian pula Kembali oleh pengadu dalam waktu
sisanya yang tidak cukup 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tujuh rupiah lima puluh sen. tanggal pengaduan diajukan. Dan
(5) Jika ada pemberatan pengaduan yang sudah ditarik tidak
pidana denda disebabkan dapat diajukan Kembali lagi.
karena perbarengan atau
pengulangan, atau karena
ketentuan pasal 52, maka
pidana kurungan pengganti
paling lama delapan bulan.
(6) Pidana kurungan
pengganti sekali-kali tidak
boleh lebih dari delapan
bulan.