Anda di halaman 1dari 26

PERBANDINGAN/ANALISIS ISI BAB 1 ATURAN

UMUM KUHP LAMA dengan KUHP BARU atau


UNDANG UNDANG No 1 TAHUN 2023

Disusun oleh :

Ahmad Bagus Fadilah 2012011369

Bintang Djodi Ramadhan 2152011137

Satria Gitya Putra Prakosos 2212011004

Lingga Putri Heriyani 2212011019

Benny David Silean 22012011370

HUKUM PIDANA

Fakultas HUKUM

Universitas Lampung

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “perbandingan/analisis isi bab 1 aturan umum
KUHP lama dengan KUHP baru atau Undang-undang no 1 tahun 2023”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Hukum Pidana. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang perbandingan yang tertera dan ada pada isi bab 1 KUHP lama
dengan KUHP baru (UU No 1 tahun 2023) bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bu Maya Shafira, S.H., M.H dan Bu Dr. Fristia
Berdian Tamza, S.H., M.H. selaku dosen Hukum Pidana. Serta Pak Tri Andrisman, S.H. dan
juga Bu Sri Riski, S.H., M.H. yang juga selaku dosen Hukum Pidana di kelas AL E.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 25 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Pasal Buku 1 KUHP lama Bab 1 KUHP baru (UU No 1 Perbandingan/analisi
tahun 2023)
1 (1) Suatu perbuatan tidak (1) Tidak ada satu perbuatan pun Pada KUHP baru (UU No 1 tahun
dapat dipidana, kecuali yang dapat dikenai sanksi pidana 2023) pasal 1 ayat (2) tidak boleh
berdasarkan kekuatan dan/atau tindakan, kecuali atas menggunakan analogi dalam
ketentuan perundang- kekuatan peraturan pidana dalam menetapkan tindak pidana
undangan pidana yang telah peraturan perundang-undangan sedangkan pada KUHP lama
ada. yang telah ada sebelum perubahan dalam perundang-
(2) Bilamana ada perbuatan dilakukan. undangan.
perubahan dalam (2) Dalarn menetapkan adanya
perundang-undangan Tindak Pidana dilarang Terdapat kelemahan Hukum dalam
sesudah perbuatan digunakan analogi. pasal 1 ayat (1) KUHP baru,
dilakukan, maka terhadap dikarenakan disini menyebutkan
terdakwa diterapkan bahwa “Tidak ada satu perbuatan
ketentuan yang paling pun yang dapat dikenai sanksi
menguntungkannya. pidana dan/atau tindakan, kecuali
atas kekuatan peraturan pidana
dalam peraturan perundang-
undangan yang telah ada sebelum
perbuatan dilakukan.” Disini dapat
kita lihat bahwa adanya suatu
kelemahan hukum. Jika suatu
perbuatan Tindak pidana bergantung
pada kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana
sebelum perbuatan tersebut
dilakukan. Jika sebelum perbuatan
tersebut dilakukan tidak ada
kekuatan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perbuatan
tersebut, maka perbuatan tersebut
tidak dapat dipidana.

Dapat kita kaji lebih jelas dalam


pasal 1 ayat (2) KUHP lama
“Bilamana ada perubahan dalam
perundang-undangan sesudah
perbuatan dilakukan, maka terhadap
terdakwa diterapkan ketentuan yang
paling menguntungkannya.’ Dalam
hal tersebut menetapkan bahwa
suatu tindak pidana bagi terdakwa
menerapkan ketentuan tindak pidana
paling menguntungkan bagi sang
pelaku tindak pidana tersebut.
Tetapi dalam Pasal 1 ayat 2 KUHP
baru (UU No.1 Tahun 2023 “Dalarn
menetapkan adanya Tindak Pidana
dilarang digunakan analogi.” Dalam
hal ini penegal hukum sangat
dilarang menentukan tindak pidana
tersebut menggunakan anaogi/per
andai-andaian. Karena hal tesebut
bisa mengubah prespektif suatu
tindak pidana dari bentuk A ke
bentuk B. Dalam hal ini KUHP
baru Pasal 1 ayat 2 menguatkan
lebih jelas bahwa suatu ketetapan
atau penentuan tindak pidana
dilarang keras menggunakan sistem
analogi.x

2 Ketentuan pidana dalam (1) Ketentuan sebagaimana Pada KUHP lama mengatur setiap
perundang-undangan dimaksud dalam Pasal 1 ayat (l) yang melakukan sesuatu tindak
dangan Indonesia tidak mengurangi berlakunya pidana di Indonesia.
diterapkan bagi setiap yang hukum yang hidup dalam
melakukan sesuatu tindak masyarakat yang menentukan Dapat kita analisis lebih dalam
pidana di Indonesia. bahwa seseorang patut dipidana bahwasanya Pasal 2 KUHP baru
walaupun perbuatan tersebut (UU No.1 Tahun 2023) dijelaskan
tidak diatur dalam Undang- secara terperinci tentang tempat nya
Undang ini. dan siapa yang mengaturnya yang
(2) Hukum yang hidup dalam tercantum pada ayat (3) dan pada
masyarakat sebagaimana ayat (1) menjelaskan bahwa suatu
dimaksud pada ayat (1) berlaku perbuatan tindak pidana dapat
dalam tempat hukum itu hidup berlaku bagi masyarakat walaupun
dan sepanjang tidak diatur dalam perbuatan tersebut tidak diatur
Undang-Undang ini dan sesuai dalam undag-undang ini
dengan nilai-nilai yang ( yurisprudensi), tetapi dalam hal ini
terkandung dalam Pancasila, masyarakat mengambil suatu
Undang-Undang Dasar Negara keputusan menetapkan suatu tindak
Republik Indonesia Tahun 1945, pidana tersebut menggunakan
hak asasi manusia, dan asas hukum adat/hukum kebiasaan di
hukum umum yang diakui daerah tersebut.
masyarakat bangsa-bangsa. Sebagaimana yang disebutkan pada
(3) Ketentuan mengenai tata cara pasal 2 ayat (2) yaitu “Hukum yang
dan kriteria penetapan hidup dalam masyarakat
hukum yang hidup dalam sebagaimana dimaksud pada ayat
masyarakat diatur dengan (1) berlaku dalam tempat hukum itu
Peraturan Pemerintah. hidup dan sepanjang tidak diatur
dalam Undang-Undang ini”. Dan
dijelaskan Kembali pada pasal 2
ayat (3) bahwa ketentuan mengenai
tata cara dan kriteria penetapan
hukum adat diatur dengan Peraturan
Pemerintah (Perpu).
3 Ketentuan pidana dalam (1) Dalam hal terdapat perbandingannya pada KUHP lama
perundang undangan perubahan peraturan perundang- mengatur tentang tindak pidana di
Indonesia berlaku bagi undangan sesudah perbuatan luar wilayah Indonesia melakukan
setiap orang yang di luar terjadi, diberlakukan peraturan tindak pidana di dalam kendaraan
wilayah Indonesia perundang-undangan yang baru, air atau pesawat udara Indonesia.
melakukan tindak pidana di kecuali ketentuan peraturan Sedangkan dalam KUHP baru (UU
dalam kendaraan air atau perundang-undangan yang lama No 1 tahun 2023) mengatur tentang
pesawat udara Indonesia. menguntungkan bagi pelaku dan jalannya tindak pidana bagi
pembantu Tindak Pidana. terdakwa sedangkan pada KUHP
(2) Dalam hal perbuatan yang lama mengatur tindak pidana di
terjadi tidak lagi merupakan dalam kendaraan air atau pesawat
Tindak Pidana menurut udara Indonesia.
peraturan perundang-undangan
yang baru, proses hukum Dapat kita analisis lebih dalam
terhadap tersangka atau bahwa dalam pasal 3 ayat (1) ada
terdakwa harus dihentikan demi frase Dalam hal terdapat perubahan
hukum. peraturan perundang-undangan
(3) Dalam hal ketentuan sesudah perbuatan terjadi, ini harus
sebagaimana dimaksud pada dimaknai keberlakuan KUHP baru
ayat (2) diterapkan bagi ini, yang akan diberlakukan pada 3
tersangka atau terdakwa yang tahun yang akan datang, ini berarti 2
berada dalam tahanan, tersangka Januari Tahun 2026 penerapanya.
atau terdakwa Permasalahan apabila ada pelaku
dibebaskan oleh Pejabat yang atau pembantu tindak pidana dalam
berwenang sesuai dengan proses peralihan waktu KUHP baru
tingkat pemeriksaan. diberlakukan tersebut, maka ada
(4) Dalam hal setelah putusan perkecualian.
pemidanaan berkekuatan Frase kecuali ketentuan peraturan
hukum tetap dan perbuatan yang perundang-undangan yang lama
terjadi tidak lagi merupakan menguntungkan bagi pelaku dan
Tindak Pidana menurut pembantu Tindak Pidana. Pada
peraturan perundang-undangan konteks masa transasi keberlakukan
yang baru, pelaksanaan putusan KUHP Baru, pelaku dan pembantu
pemidanaan dihapuskan. (5) tindak pidana, harus
Dalam hal putusan pemidanaan dipertimbangkan terkait keringanan
telah berkekuatan hukum tetap hukuman. Berarti adanya celah
sebagaimana dimaksud pada perkecualian bagi pelaku dan
ayat (4), instansi atau Pejabat pembantu tindak pidana dalam
yang melaksanakan pembebasan proses perlihan waktu KUHP baru
merupakan instansi atau Pejabat diberlakukan tersebut untuk
yang berwenang. mempertimbangkan Kembali terkait
(6) Pembebasan sebagaimana keringanan hukuman. Tetapi tidak
dimaksud pada ayat (3) dan dapat diberlakukannya Asas Berlaku
ayat (5) tidak menimbulkan hak Surut. Asas berlaku surut
bagi tersangka, diberlakukan, apabila ancaman
terdakwa, atau terpidana hukuman bagi pelaku dan pembantu
menuntut ganti rugi. tindak pidana lebih meringankan
(7) Dalam hal setelah putusan daripada ancaman KUHP baru.
pemidanaan berkekuatan hukum
tetap dan perbuatan yang terjadi Pada Pasal 3 ayat (2) menurut saya
diancam dengan pidana yang memiliki kelemahan dikarenakan
lebih ringan menurut peraturan dalam hal perbuatan yang terjadi
perundang-undangan yang baru, tidak lagi merupakan Tindak Pidana
pelaksanaan putusan menurut peraturan perundang-
pemidanaan disesuaikan dengan undangan yang baru, maka proses
batas pidana menurut hukum terhadap tersangka atau
peraturan perundang-undangan terdakwa harus dihentikan demi
yang baru. hukum.

4 Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pada buku KUHP baru (UU No 1
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi tahun 2023) pasal 4 sudah menjadi
Indonesia diterapkan bagi Setiap Orang yang melakukan: Menurut Tempat Paragraf 1 Asas
setiap orang yang a. Tindak Pidana di wilayah Wilayah atau Teritorial di dalam
melakukan di luar Negara Kesatuan Republik wilayah NKRI sedangkan pada
Indonesia: Indonesia; KUHP lama Ketentuan pidana
1. salah satu kejahatan b. Tindak Pidana di Kapal dalam perundang-undangan
berdasarkan pasal-pasal Indonesia atau di Pesawat Udara Indonesia diterapkan bagi setiap
104, 106, 107,108,dan 131. Indonesia; atau orang yang melakukan di luar
2. suatu kejahatan c. Tindak Pidana di bidang Indonesia.
mengenai mata uang atau teknologi informasi atau Tindak
uang kertas yang Pidana lainnya yang akibatnya Pada Pasal 4 KUHP lama berfokus
dikeluarkan oleh negara dialami atau terjadi di wilayah kepada suatu tindak kejahatan dalam
atau bank, ataupun Negara Kesatuan Republik bidang keperdataan, contoh : mata
mengenai meterai yang Indonesia atau di uang, materai, sertifikat hutang, dll.
dikeluarkan dan merek Kapal Indonesia dan di Pesawat Tetapi dalam Pasal 4 KUHP baru
yang digunakan oleh Udara Indonesia. menjelaskan secara lebih terstruktur
Pemerintah Indonesia. suatu ketentuan tindak pidana dalam
3. pemalsuan surat hutang Undang-undang berlaku bagi setiap
atau sertifikat hutang atas orang yang melakukannya.
tanggungan Indonesia, atas
tanggungan suatu daerah
atau bagian daerah
Indonesia, termasuk pula
pemalsuan talon, tanda
dividen atau tanda bunga,
yang mengikuti surat atau
sertifikat itu, dan tanda
yang dikeluarkan sebagai
pengganti surat tersebut,
atau menggunakan surat-
surat tersebut di atas, yang
palsu atau dipalsukan,
seolah-olah asli dan tidak
dipalsu;
4. salah satu kejahatan yang
tersebut dalam pasal-pasal
438, 444 sampai dengan
446 tentang pembajakan
laut dan pasal 447 tentang
penyerahan kendaraan air
kepada kekuasaan bajak
laut dan pasal 479 huruf j
tentang penguasaan
pesawat udara secara
melawan hukum, pasal 479
huruf I, m, n, dan o tentang
kejahatan yang mengancam
keselamatan penerbangan
sipil.
5 (1) Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pasal 5 pada KUHP baru (UU No 1
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi tahun 2023) menjadi Paragraf 2
Indonesia diterapkan bagi Setiap Orang di luar wilayah Asas Pelindungan dan Asas
warga negara yang di luar Negara Kesatuan Republik Nasional Pasif atau seluruh orang di
Indonesia melakukan: Indonesia yang melakukan Indonesia termasuk presiden
1. salah satu kejahatan Tindak Pidana terhadap sedangkan pada KUHP lama
tersebut dalam Bab I dan II kepentingan Negara Kesatuan Ketentuan pidana dalam perundang-
Buku Kedua dan pasal- Republik Indonesia yang undangan Indonesia diterapkan bagi
pasal 160, 161, 240, 279, berhubungan dengan : warga negara yang di luar
450, dan 451. a. keamanan negara atau proses Indonesia.
2. salah satu perbuatan kehidupan ketatanegaraan;
yang oleh suatu ketentuan b. martabat Presiden, Wakil Pada pasal 5 KUHP baru (UU No.1
pidana dalam Presiden, dan/ atau Pejabat Tahun 2023) menjelaskan tentang
perundang-undangan Indonesia di luar negeri; suatu tindak pidana terhadap
Indonesia dipandang c. mata uang, segel, cap negara, kepentingan Negara Kesatuan
sebagai kejahatan, meterai, atau Surat Republik Indonesia. Jika suatu
sedangkan menurut berharga yang dikeluarkan oleh Tindakan tersebut dapat
perundang-undangan Pemerintah Indonesia, menimbulkan suatu ketidakamanan
negara dimana perbuatan atau kartu kredit yang negara atau proses kehidupan
dilakukan diancam dengan dikeluarkan oleh perbankan ketatanegaraan tersebut dapat di
pidana. Indonesia; kenakan tindak pidana.
(2) Penuntutan perkara d. perekonomian, perdagangan,
sebagaimana dimaksud dan perbankan Indonesia;
dalam butir 2 dapat e. keselamatan atau keamanan
dilakukan juga jika tertuduh pelayaran dan
menjadi warga negara penerbangan;
sesudah melakukan f. keselamatan atau keamanan
perbuatan. bangunan, peralatan, dan aset
nasional atau negara Indonesia;
g. keselamatan atau keamanan
sistem komunikasi
elektronik;
h. kepentingan nasional
Indonesia sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-
Undang; atau
i.. warga negara Indonesia
berdasarkan perjanjian
internasional dengan negara
tempat terjadinya Tindak
Pidana.
6 Berlakunya pasal 5 ayat 1 Ketentuan pidana dalam Pasal 6 KUHP baru (UU No 1 tahun
butir 2 dibatasi sedemikian Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 3 Asas
rupa sehingga tidak Setiap Orang yang berada di luar Universal atau berdasarkan Hukum
dijatuhkan pidana mati, jika wilayah Negara Kesatuan Internasional yang telah ditetapkan
menurut perundang- Republik Indonesia yang sedangkan pada KUHP lama tentang
undangan negara dimana melakukan Tindak Pidana pidana mati.
perbuatan dilakukan, menurut hukum internasional
terhadapnya tidak yang telah ditetapkan sebagai
diancamkan pidana mati. Tindak Pidana dalam Undang-
Undang.
7 Ketentuan pidana dalam Ketentuan pidana dalam Pasal 7 KUHP baru (UU No 1 tahun
perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 3 Asas
Indonesia berlaku bagi Setiap Orang yang melakukan Universal juga seperti pasal 6 dan
setiap pejabat yang di luar Tindak Pidana di luar wilayah sama sama menggunakan Hukum
Indonesia melakukan salah Negara Kesatuan Republik Internasional yang berlaku, Pasal ini
satu tindak pidana Indonesia yang penuntutannya menitik beratkan pada seluruh
sebagaimana dimaksud diambil alih oleh Pemerintah warga negara Indonesia yang sistem
dalam bab XXVIII Buku Indonesia atas dasar suatu tindak pidananya diambil alih oleh
Kedua. perjanjian internasional yang pemerintah Indonesia atas dasar
memberikan kewenangan perjanjian Internasional.
kepada Pemerintah Indonesia
untuk melakukan penuntutan sedangkan pada KUHP lama
pidana. mengatur tentang setiap pejabat
yang diluar Indonesia melakukan
salah satu tindak pidana yang
terdapat pada bab XXVIII Buku
Kedua.

8 Pasal 8 Ketentuan pidana (1) Ketentuan pidana dalam Pasal 8 KUHP baru (UU No 1 tahun
dalam perundang-undangan Undang-Undang berlaku bagi 2023) menjadi Paragraf 4 Asas
Indonesia berlaku bagi setiap warga negara Indonesia Nasional Aktif yang memberikan
nahkoda dan penumpang yang melakukan Tindak Pidana tindak pidana bagi siapapun yang
perahu Indonesia, yang di luar wilayah Negara Kesatuan melakukkan nya baik di wilayah
diluar Indonesia, sekalipun Republik Indonesia. NKRI maupun di luar wilayah
di luar perahu, melakukan (2) Ketentuan sebagaimana NKRI, Tetapi disini dijelaskan pada
salah satu tindak pidana dimaksud pada ayat (1) berlaku pasal 8 ayat (2) “Ketentuan
sebagaimana dimaksud jika perbuatan tersebut juga sebagaimana dimaksud pada ayat
dalam Bab XXIX Buku merupakan Tindak Pidana di (1) berlaku jika perbuatan tersebut
Kedua, dan BAb IX Buku negara tempat Tindak Pidana juga merupakan Tindak Pidana di
ketiga; begitu dilakukan. negara tempat Tindak Pidana
pula yang tersebut dalam (3) Ketentuan sebagaimana dilakukan.” Dalam artian bahwa jika
peraturan mengenai surat dimaksud pada ayat (1) tidak kita melakukan suatu tindak pidana
laut dan pas kapal di berlaku untuk Tindak Pidana yang berlaku di Indonesia tetapi di
Indonesia, maupun dalam yang diancam dengan pidana negara tersebut tidak berlaku tindak
Ordonansi Perkapalan. denda paling banyak kategori pidana tersebut, maka kita tidak
III. akan terjerat oleh suatu tindak
(4) Penuntutan terhadap Tindak pidana tersebut pada saat di
Pidana sebagaimana Indonesia.
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan walaupun tersangka sedangkan pada KUHP lama
menjadi warga negara Indonesia, mengatur tentang Ketentuan pidana
setelah Tindak Pidana tersebut dalam perundang-undangan
dilakukan sepanjang perbuatan Indonesia berlaku bagi nahkoda dan
tersebut merupakan Tindak penumpang perahu Indonesia, yang
Pidana di negara tempat Tindak diluar Indonesia.
Pidana dilakukan.
(5) Warga negara Indonesia di
luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
yang melakukan Tindak
Pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat dijatuhi
pidana mati jika Tindak Pidana
tersebut menurut hukum negara
tempat Tindak Pidana tersebut
dilakukan tidak diancam dengan
pidana mati.
9 Diterapkannya pasal-pasal Penerapan ketentuan Pasal 9 KUHP baru (UU No 1 tahun
2-5, 7, dan 8 dibatasi oleh sebagaimana dimaksud dalam 2023) menjadi Paragraf 5
pengecualian-pengecualian Pasal 4 sampai dengan Pasal 8 Pengecualian dan di KUHP lama
yang diakui dalam hukum dibatasi oleh hal yang dan baru sama sama menggunakan
internasional. dikecualikan menurut peranjian Hukum Internasional yang barlaku.
internasional yang berlaku.
Tetapi terdapat perbedaan yang
signifikan, Pada KUHP lama pasal 8
obyek berfokus kepada nahkoda dan
penumpang perahu, sedangkan pada
pasal 8 KUHP baru obyek nya
adalah bagi seluruh warga negara
Indonesia.
10 Pidana terdirl atas: Waktu Tindak Pidana Pasal 10 KUHP baru (UU No 1
a. pidana pokok: merupakan saat dilakukannya tahun 2023) menjadi Bagian Ketiga
1. pidana mati; perbuatan yang dapat dipidana. tentang Waktu Tindak Pidana
2. pidana penjara; sedangkan pada KUHP lama
3. pidana kurungan; menjadi berdasarkan pembagian
4. pidana denda; pidana.
5. pidana tutupan.
b. pidana tambahan Pada Pasal 10 KUHP lama
1. pencabutan hak-hak menjelaskan tentang berbagai
tertentu; jenis/macam suatu pidana dan Pada
2. perampasan barang- Pasal 10 KUHP baru menjelaskan
barang tertentu; suatu tindak pidana dapat di tindak
3. pengumuman putusan pidanakan pada saat dilakukannya
hakim. perbuatan yang dapat dipidana.
11 Pidana mati dijalankan oleh Tempat Tindak Pidana Pasal 11 KUHP baru (UU No 1
algojo di tempat gantungan merupakan tempat dilakukannya tahun 2023) menjadi Bagian
dengan menjeratkan tali perbuatan yang dapat dipidana. Keempat tentang Tempat Tindak
yang terikat di tiang Pidana sedangkan pada KUHP lama
gantungan pada leher mengatur tentang siapa yang
terpidana kemudian menjalankan dan alur pidana mati.
menjatuhkan papan
tempat terpidana berdiri. Hukuman Mati dalam Pasal 11
KUHP lama kini telah diubah
metodenya oleh undang-undang
Nomor 02/PNPS/1964 Juncto
Undang-undang Nomor 5 Tahun
1969 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pidana Mati yaitu dengan
melakukan Penembakan.

Pada Pasal 11 KUHP baru


menjelaskan tentang suatu Tempat
Tindak Pidana yang merupakan
tempat dilakukannya perbuatan
yang dapat dipidanakan.
12 (1) Pidana penjara ialah (1) Tindak Pidana merupakan Pasal 12 KUHP baru (UU No 1
seumur hidup atau selama perbuatan yang oleh peraturan tahun 2023) menjadi BAB II
waktu tertentu. perundang-undangan diancam TINDAK PIDANA DAN
(2) Pidana penjara selama dengan sanksi pidana dan/ atau PERTANGGUNGJAWABAN
waktu tertentu paling tindakan. PIDANA Bagian Kesatu Tindak
pendek satu hari dan paling (2) Untuk dinyatakan sebagai Pidana Paragraf 1
lama lima belas tahun Tindak Pidana, suatu perbuatan Umum tentang alasan pembenar
berturut-turut. yang diancam dengan sanksi sedangkan pada KUHP lama
(3) Pidana penjara selama pidana dan/atau tindakan oleh mengatur tentang penjelasan waktu
waktu tertentu boleh peraturan perundang-undangan pidana penjara.
dijatuhkan untuk dua puluh harus bersifat melawan hukum
tahun berturut-turut dalam atau bertentangan dengan hukum Penjelasan waktu tindak pidana
hal kejahatan yang yang hidup dalam masyarakat. dalam KUHP lama dibagi menjadi 2
pidananya hakim boleh (3) Setiap Tindak Pidana selalu macam, yaitu pidana seumur hidup
memilih antara pidana mati, bersifat melawan hukum, kecuali dan pidana selama waktu tertentu.
pidana seumur hidup, dan ada alasan pembenar. Dalam kasus pidana selama waktu
pidana penjara selama tertentu masa tahanan paling pendek
waktu tertentu, atau antara satu hari dan paling lama lima belas
pidana penjara seumur tahun. Dalam kasus pidana Seumur
hidup dan pidana penjara hidup hakim boleh memilij antara
selama waktu tertentu; pidana mati, pidana seumur hidup,
begitu juga dalam hal batas dan pidana penjara selama waktu
lima belas tahun dilampaui tertentu.
sebab tambahanan pidana
karena perbarengan,
pengulangan atau karena
ditentukan pasal 52.
(4) Pidana penjara selama
waktu tertentu sekali-kali
tidak boleh melebihi dua
puluh tahun.
13 Para terpidana dijatuhi (1) Permufakatan jahat terjadi Pasal 13 KUHP (UU No 1 tahun
pidana penjara dibagi-bagi jika 2 (dua) orang atau lebih 2023) baru menjadi Paragraf 2
atas beberapa golongan. bersepakat untuk melakukan Permufakatan Jahat sedangkan pada
Tindak Pidana. KUHP lama mengatur para
(2) Permufakatan jahat terpidana dijatuhi pidana penjara
melakukan Tindak Pidana dibagi-bagi atas beberapa golongan.
dipidana jika ditentukan secara
tegas dalam Undang-Undang. Pada Pasal 13 KUHP baru
(3) Pidana untuk permufakatan menjelaskan tentang Pemufakatan
jahat melakukan Tindak jahat, yakni perbuatan dua orang
Pidana paling banyak I /3 (satu atau lebih dengan maksud
per tiga) dari maksimum bersepakat untuk melakukan tindak
ancaman pidana pokok untuk kejahatan.
Tindak Pidana yang
bersangkutan.
(4)Permufakatan jahat
melakukan Tindak Pidana yang
diancam dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur
hidup dipidana dengan pidana
penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun.
(5) Pidana tambahan untuk
permufakatan jahat melakukan
Tindak Pidana sama dengan
pidana tambahan untuk Tindak
Pidana yang bersangkutan.
14 Terpidana yang dijatuhkan Permufakatan jahat melakukan Pasal 14 KUHP (UU No 1 tahun
pidana penjara wajib Tindak Pidana tidak dipidana, 2023) baru menjadi Paragraf 2
menjalankan segala jika pelaku: Permufakatan Jahat sedangkan pada
pekerjaan yang a. menarik diri dari kesepakatan KUHP lama mengatur tentang
dibebankan kepadanya itu; atau aktivitas yang dapat dilakukan oleh
berdasarkan ketentuan b. melakukan tindakan yang terpidana pidana penjara.
pelaksanaan pasal 29. patut untuk mencegah
Pasal 14a terjadinya Tindak Pidana. Pada Pasal 14 KUHP baru
(1) Apabila hakim menjelaskan tentang hakim
menjatuhkan pidana paling menjatuhkan pidana paling lama
lama satu tahun atau pidana satu tahun atau pidana kurungan,
kurungan, tidak termasuk maka dalam putusnya hakim dapat
pidana kurungan pengganti memerintahkan pula bahwa pidana
maka dalam putusnya tidak usah dijalani, kecuali jika
hakim dapat dikemudian hari ada putusan hakim
memerintahkan pula bahwa yang menentukan lain, tetapi jika
pidana tidak usah dijalani, sang terpidana selama masa
kecuali jika dikemudian percobaan tidak memenuhi syarat
hari ada putusan hakim khusus maka besar kemungkinan
yang menentukan lain, akan diterapkan suatu tindak pidana.
disebabkan karena si Sesuai dengan pasal 14 ayat (4)
terpidana melakukan suatu Perintah tidak diberikan, kecuali
tindak pidana sebelum hakim setelah menyelidiki dengan
masa percobaan yang cermat berkeyakinan bahwa dapat
ditentukan dalam perintah diadakan pengawasan yang cukup
tersebut diatas habis, atau untuk dipenuhinya syarat umum,
karena si terpidana selama bahwa terpidana tidak akan
masa percobaan tidak melakukan tindak pidana, dan
memenuhi syarat khusus syarat-syarat khusus jika sekiranya
yang mungkin ditentukan ditetapkan. Dan dijelaskan lagi
lain dalam perintah itu. dalam pasal 14 ayat (5) adagium (2)
(2) Hakim juga mempunyai Masa percobaan dimulai pada saat
kewenangan seperti di atas, putusan telah menjadi tetap dan
kecuali dalam perkara- telah diberitahukan kepada
perkara yang mangenai terpidana menurut cara yang
penghasilan dan persewaan ditentukan dalam undang-undang.
negara apabila menjatuhkan
pidana denda, tetapi harus Pada Pasal 14 KUHP baru
ternyata kepadanya bahwa menjelaskan bahwa pemufakatan
pidana denda atau jahat dapat di tiadakannya suatu
perampasan yang mungkin tindak pidana jika
diperintahkan pula akan 1.menarik diri dari kesepakatan itu
sangat memberatkan si 2.melakukan Tindakan yangpatut
terpidana . Dalam untuk mencegah terjadinya Tindak
menerapkan ayat ini, Pidana.
kejahatan dan pelanggaran
candu hanya dianggap
sebagai perkara mengenai
penghasilan negara, jika
terhadap kejahatan
dan pelanggaran itu
ditentukan bahwa dalam hal
dijatuhkan pidana denda,
tidak diterapkan ketentuan
pasal 30 ayat 2.
(3) Jika hakim tidak
menentukan lain, maka
perintah mengenai pidana
pokok juga mengenai
pidana pokok juga
mengenai pidana tambahan.
(4) Perintah tidak diberikan,
kecuali hakim setelah
menyelidiki dengan cermat
berkeyakinan bahwa dapat
diadakan pengawasan yang
cukup untuk dipenuhinya
syarat umum, bahwa
terpidana tidak akan
melakukan tindak pidana,
dan syarat-syarat khusus
jika sekiranya ditetapkan.
(5) Perintah tersebut dalam
ayat 1 harus disertai hal-hal
atau keadaan-keadaan
yang menjadi alasan
perintah itu.
Pasal 14b
(1) Masa percobaan bagi
kejahatan dan pelanggaran
dalam pasal-pasal 492, 504,
505, 506, dan 536 paling
lama tiga tahun dan bagi
pelanggaran lainnya paling
lama dua tahun.
(2) Masa percobaan dimulai
pada saat putusan telah
menjadi tetap dan telah
diberitahukan kepada
terpidana menurut cara
yang ditentukan dalam
undang-undang.
(3) Masa percobaan tidak
dihitung selama terpidana
ditahan secara sah.
Pasal 14c
(1) Dengan perintah yang
dimaksud pasal 14a, kecuali
jika dijatuhkan pidana
denda, selain menetapkan
syarat umum bahwa
terpidana tidak akan
melakukan tindak pidana,
hakim dapat menetapkan
syarat khusus bahwa
terpidana tindak pidana,
hakim dapat menerapkan
syarat khusus bahwa
terpidana dalam waktu
tertentu, yang lebih pendek
daripada masa
percobaannya, harus
mengganti segala atau
sebagian kerugian yang
ditimbulkan oleh tindak
pidana tadi.
(2) Apabila hakim
menjatuhkan pidana penjara
lebih dari tiga bulan atau
pidana kurungan atas salah
satu pelanggaran
berdasarkan pasal-pasal
492, 504, 505, 506, dan
536, maka boleh diterapkan
syarat-syarat khusus
lainnya mengenai tingkah
laku terpidana yang harus
dipenuhi selama masa
percobaan atau selama
sebagian dari masa
percobaan.
(3) Syarat-syarat tersebut di
atas tidak boleh
mengurangi kemerdekaan
beragama atau
kemerdekaan berpolitik
terpidana.
Pasal 14 d
(1) Yang diserahi
mengawasi supaya syarat-
syarat dipenuhi, ialah
pejabat yang berwenang
menyuruh menjalankan
putusan, jika kemidian ada
perintah untuk menjalankan
putusan.
(2) Jika ada alasan, hakim
dapat perintah boleh
mewajibkan lembaga yang
berbentuk badan hukum
dan berkedudukan di
Indonesia, atau kepada
pemimpin suatu rumah
penampungan yang
berkedudukan di situ, atau
kepada pejabat tertentu,
supaya memberi
pertolongan atau bantuan
kepada terpidana dalam
memenuhi syarat-syarat
khusus.
(3) Aturan-aturan lebih
lanjut mengenai
pengawasan dan bantuan
tadi serta mengenai
penunjukan lembaga dan
pemimpin rumah
penampungan yang dapat
diserahi dengan bantuan itu,
diatur dengan undang-
undang.
Pasal 14e
Atas usul pejabat dalam
pasal ayat 1, atau atas
permintaan terpidana,
hakim yang memutus
perkara dalam tingkat
pertama, selama masa
percobaan, dapat mengubah
syarat-syarat khusus dalam
masa percobaan. Hakim
juga boleh memerintahkan
orang lain daripada orang
yang diperintahkan semula,
supaya memberi bantuan
kepada terpidana dan juga
boleh memperpanjang masa
percobaan satu kali, paling
banyak dengan separuh dari
waktu yang paling lama
dapat diterapkan untuk
masa percobaan.
Pasal 14f
(1) Tanpa mengurangi
ketentuan pasal diatas,
maka ats usul pejabat
tersebut dalam pasal 14d
ayat 1, hakim yang
memutus perkara dalam
tingkat pertama dapat
memerintahkan supaya
pidananya dijalankan, atau
memerintahkan supaya atas
namanya diberi peringatan
pada terpidana, yaitu jika
terpidana selama masa
percobaan melakukan
tindak pidana dan
karenanya ada pemidanaan
yang menjadi tetap, atau
jika salah satu syarat
lainnya tidak dipenuhi,
ataupun jika terpidana
sebelum masa percobaan
habis dijatuhi pemidanaan
yang menjadi tetap,
karena melakukan tindak
pidana selama masa
percobaan mulai berlaku.
Ketika memberi peringatan,
hakim harus menentukan
juga cara bagaimana
memberika peringatan itu.
(2) Setelah masa percobaan
habis, perintah supaya
pidana dijalankan tidak
dapat diberikan lagi,
kecuali jika sebelum masa
percobaan habis, terpidana
dituntut karena melakukan
tindak pidana di dalam
masa percobaan dan
penuntutan itu kemudian
berakhir dengan pemidanan
yang memnjadi tetap.
Dalam hal itu, dalam
waktu dua bulan setelah
pemidanaan menjadi tetap,
hakim masih boleh
memerintahkan supaya
pidananya dijalankan,
karena melakukan tindak
pidana tadi.
15 (1) Jika terpidana telah (1) Persiapan melakukan Tindak Pada pasal 15 KUHP baru (UU No
menjalani dua pertiga dari Pidana terjadi jika pelaku 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 3
lamanya pidana penjara berusaha untuk mendapatkan Persiapan melakukan tindakan
yang dijatuhkan kepadanya, atau menyiapkan sarana kejahatan sedangkan pada KUHP
sekurang-kurangnya harus berupa alat, mengumpulkan lama mengnai pelepasan bersyarat
sembilan bulan, maka ia informasi atau menyusun sseroang yang sudah menjalankan
dapat dikenakan pelepasan perencanaan tindakan, atau dua pertiga dari lamanya pidana
bersyarat. Jika terpidana melakukan tindakan serupa yang penjara.
harus menjalani beberapa dimaksudkan untuk menciptakan
pidana berturut- turut, kondisi untuk dilakukannya Pada pasal 15 KUHP Lama
pidana itu dianggap sebagai suatu perbuatan yang secara menjelaskan tentang adanya
satu pidana. langsung ditujukan bagi Pelepasan bersyarat jika terpidana
(2) Ketika memberikan penyelesaian Tindak Pidana. telah menjalani 2/3 dari lamanya
pelepasan bersyarat, (2) Persiapan melakukan Tindak pidana penjara yang dijatuhkan
ditentukan pula suatu masa Pidana dipidana, jika kepada nya. Ditetapkannya syarat-
percobaan, serta ditetapkan ditentukan secara tegas dalam syarat yang harus dipenuhi selama
syarat-syarat yang harus Undang-Undang. masa percobaan (pelepasan
dipenuhi selama masa (3) Pidana untuk persiapan bersyarat).
percobaan. melakukan Tindak Pidana
(3) Masa percobaan itu paling banyak l/2 (satu per dua) Pada Pasal 15 B menjelaskan bahwa
lamanya sama dengan sisa dari maksimum ancarnan pidana (1) Jika orang yang diberi pelepasan
waktu pidana penjara yang pokok untuk Tindak Pidana yang bersyarat selama masa percobaan
belum dijalani, ditambah bersangkutan. melakukan hal-hal yang melanggar
satu tahun. Jika terpidana (4) Persiapan melakukan Tindak syarat-syarat tersebut dalam surat
ada dalam tahanan yang Pidana yang diancam dengan pasnya, maka pelepasan bersyarat
sah, maka waktu itu tidak pidana mati atau pidana penjara dapat dicabut. Jika ada sangkaan
termasuk masa percobaan. seumur hidup dipidana dengan keras bahwa hal-hal di atas
Pasal 15a pidana penjara paling lama 10 dilakukan, Menteri Kehakiman
(1) Pelepasan bersyarat (sepuluh) tahun. dapat menghentikan pelepasan
diberikan dengan syarat (5) Pidana tambahan untuk bersyarat tersebut untuk sementara
umum bahwa terpidana persiapan melakukan Tindak waktu
tidak akan melakukan Pidana sama dengan pidana
tindak pidana dan tambahan untuk Tindak Pasal 15 KUHP Baru Persiapan
perbuatan lain yang tidak Pidana yang bersangkutan. tindak pidana yang dimaksud dalam
baik. pasal 15 KUHP Baru, kata dia,
(2) Selain itu, juga boleh
adalah merupakan tindak-tindak
ditambahkan syarat-syarat
khusus mengenai kelakuan pidana di mana pelaku berusaha
terpidana, asal saja tidak mendapatkan atau menyiapkan
mengurangi kemerdekaan sarana berupa alat. Persiapan
beragama dan kemerdekaan melakukan Tindak Pidana yang
berpolitik. diancam dengan pidana mati atau
(3) Yang diserahi pidana penjara paling lama 10
mengawasi supaya segala
(sepuluh) tahun.
syarat dipenuhi ialah
pejabat tersebut dalam
pasal 14d ayat 1.
(4) Agar supaya syarat-
syarat dipenuhi, dapat
diadakan pengawasan
khusus yang semata- mata
harus bertujuan memberi
bantuan kepada terpidana.
(5) Selama masa percobaan,
syarat-syarat dapat diubah
atau di hapus atau dapat
diadakan syarat-syarat
khusus baru; begitu juga
dapat diadakan pengawasan
khusus. Pengawasan khusus
itu dapat diserahkan kepada
orang lain daripada orang
yang semula diserahi.
(6) Orang yang mendapat
pelepasan bersyarat diberi
surat pas yang memuat
syarat-syarat yang harus
dipenuhinya. Jika hal-hal
yang tersebut dalam ayat di
atas dijalankan, maka orang
itu diberi surat pas baru.
Pasal 15b
(1) Jika orang yang diberi
pelepasan bersyarat selama
masa percobaan melakukan
hal-hal yang melanggar
syarat-syarat tersebut dalam
surat pasnya, maka
pelepasan bersyarat dapat
dicabut. Jika ada sangkaan
keras bahwa hal-hal di atas
dilakukan, Menteri
Kehakiman dapat
menghentikan pelepasan
bersyarat tersebut
untuk sementara waktu.
(2) Waktu selama
terpidasna dilepaskan
bersyarat sampai menjalani
pidana lagi, tidak termasuk
waktu pidananya.
(3) Jika tiga bulan setelah
masa percobaan habis,
pelepasan bersyarat tidak
dapat dicabut kembali,
kecuali jika sebelum waktu
tiga bulan lewat, terpidana
dituntut karena melakukan
tindak pidana pada masa
percobaan, dan tuntutan
berakhir dengan putusan
pidana yang menjadi tetap.
Pelepasan bersyarat masih
dapat dicabut dalam waktu
tiga bulan bersyarat masih
dapat dicabut dalam waktu
tiga bulan setelah putusan
menjadi tetap berdasarkan
pertimbangan bahwa
terpidana melakukan tindak
pidana selama masa
percobaan.
16 (1) Ketentuan pelepasan Persiapan melakukan Tindak Pada pasal 16 KUHP baru (UU No
bersyarat ditetapkan oleh Pidana tidak dipidana jika 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 3
Menteri Kehakiman atas pelaku menghentikan atau Persiapan melakukan tindak
usul atau setelah mendapat mencegah kemungkinan kejahatan sedangkan pada KUHP
kabar dari pengurus penjara terciptanya kondisi sebagaimana lama pelepasan bersyarat yang
tempat terpidana, dan dimaksud dalam Pasal 15 ayat ditetapkan oleh Mentri Kehakiman.
setelah mendapat (1).
keterangan dari jaksa Pada Pasal 16 KUHP lebih
tempat asal terpidana. menjelaskan tentang ketentuan-
Sebelum menentukan, ketentuan pelepasan bersyarat,
harus ditanya dahulu ketentuan dalam mencabut
pendapat Dewan pelepasan bersyarat, jika orang yang
Reklasering Pusat, yang di lakukan pelepasan bersyarat
tugasnya diatur oleh melakukan suatu tindak pidana
Menteri Kehakiman. maka atas perintah jaksa tempat
(2) Ketentuan mencabut dimana dia berada, orang yang
pelepasan bersyarat, begitu dilepaskan bersyarat dapat ditahan
juga hal-hal yang tersebut guna menjaga ketertiban umum.
dalam pasal 15a ayat 5, Waktu penahanan paling lama enam
ditetapkan oleh Menteri puluh hari. Jika penghentian untuk
Kehakiman atas usul atau sementara waktu atau pencabutan
setelah mendapat kabar dari pelepasan.
jaksa tempat asal terpidana.
Sebelum memutus, harus Pada pasal 16 KUHP baru
ditanya dahulu pendapat menjelaskan bahwa persiapan
Dewan Reklasering Pusat. melakukan Tindakan pidana tidak
(3) Selama pelepasan masih dipidana jika pelaku menghentikan
dapat dicabut, maka atas atau mencegah kemungkinan
perintah jaksa tempat terciptanya kondisiya yang secara
dimana dia berada, orang langsung ditujukan bagi
yang dilapaskan bersyarat penyelesaian Tindak Pidana.
orang yang dilepaskan
bersyarat dapat ditahan
guna menjaga ketertiban
umum, jika ada sangkaan
yang beralasan bahwa
orang itu selama masa
percobaan telah berbuat
hal-hal yang melanggar
syarat-syarat tersebut dalam
surat pasnya. Jaksa harus
segera memberitahukan
penahanan itu kepada
Menteri Kehakiman.
(4) Waktu penahanan
paling lama enam puluh
hari. Jika penahanan disusul
dengan penghentian untuk
sementara waktu atau
pencabutan pelepasan
bersyarat, maka orang itu
dianggap meneruskan
menjalani pidananya mulai
dari tahanan.
17 Contoh surat pas dan (1) Percobaan melakukan Pada pasal 17 KUHP baru menjadi
peraturan pelaksanaan Tindak Pidana terjadi jika niat Paragraf 4 Percobaan melakukan
pasal-pasal 15, 15a, dan 16 pelaku telah nyata dari adanya tindak pidana sedangkan pada
diatur dengan undang- permulaan pelaksanaan dari KUHP lama mengatur tentang
undang. Tindak Pidana yang dituju, contoh surat.
tetapi pelaksanaannya tidak
selesai, tidak mencapai hasil, Pasal 17 KUHP Baru menjelaskan
atau tidak menimbulkan akibat tentang percobaan melakukan
yang dilarang, bukan karena Tindak Pidana terjadi jika niat
semata-mata atas kehendaknya pelaku telah nyata dari adanya
sendiri. permulaan pelaksanan dari tindak
(2) Permulaan pelaksanaan pidana yang dituju, Permulaan
sebagaimana dimaksud pada pelaksanaan sebagaimana dimaksud
ayat (1) terjadi jika: pada ayat (1) terjadi jika:
a. perbuatan yang dilakukan itu a. perbuatan yang dilakukan itu
diniatkan atau ditujukan untuk diniatkan atau ditujukan untuk
terjadinya Tindak Pidana; dan terjadinya Tindak Pidana; dan
b. perbuatan yang dilakukan b. perbuatan yang dilakukan
langsung berpotensi langsung berpotensi
menimbulkan Tindak Pidana menimbulkan Tindak Pidana yang
yang dituju. dituju.
(3) Pidana untuk percobaan
melakukan Tindak Pidana
paling banyak 2/3 (dua per tiga)
dari maksimum ancarnan pidana
pokok untuk Tindak Pidana yang
bersangkutan.
(4) Percobaan melakukan
Tindak Pidana yang diancam
dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dipidana
dengan pidana penjara paling
lama 15 (lima belas) tahun.
(5) Pidana tambahan untuk
percobaan melakukan Tindak
Pidana sama dengan pidana
tambahan untuk Tindak
Pidana yang bersangkutan.
18 (1) Pidana kurungan paling (l) Percobaan melakukan Tindak Pada pasal 18 KUHP baru (UU No
sedikit satu hari dan paling Pidana tidak dipidana jika 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 4
lama satu tahun. pelaku setelah melakukan Percobaan melakukan tindak pidana
(2) Jika ada pidana yang permulaan pelaksanaan sedangkan pada KUHP lama
disebabkan karena sebagaimana dimaksud dalam mengatur tentang pidana kurungan
perbarengan atau Pasal 17 ayat (1): terhadap seseorang.
pengulangan atau a. tidak menyelesaikan
karena ketentuan pasal 52, perbuatannya karena Pada Pasal 18 KUHP Lama
pidana kurungan dapat kehendaknya sendiri secara menjelaskan tentang penambahan
ditambah menjadi satu sukarela; atau masa kurungan pidana menjadi satu
tahun empat bulan. b. dengan kehendaknya sendiri tahun empat bulan dikarenakan ada
(3) Pidana kurungan sekali- mencegah tercapainya perbarengan atau pengulangan atau
kali tidak boleh lebih dari tqiuan atau akibat perbuatannya. karena ketentuan pasal 52.
satu tahun empat bulan. (21 Dalam hal percobaan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 KUHP Baru menjelaskan
ayat (1) telah menimbulkan tentang hal percobaan melakukan
kerugian atau menurut Tindak Pidana tetapi tidak dipidana
peraturan perundang-undangan jika pelaku setelah melakukan
mempakan Tindak permulaan pelaksanaan:
Pidana tersendiri, pelaku dapat a. tidak menyelesaikan
dipertanggungiawabkan perbuatannya karena kehendaknya
untuk Tindak Pidana tersebut. sendiri secara sukarela; atau
b. dengan kehendaknya sendiri
mencegah tercapainya tujuan atau
akibat perbuatannya.
19 (1) Orang yang dijatuhi Percobaan melakukan Tindak Pada pasal 18 KUHP baru (UU No
pidana kurungan wajib Pidana yang hanya diancam 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 4
menjalankan pekerjaan dengan pidana denda paling Percobaan melakukan tindak pidana
yang dibebankan banyak kategori II, tidak sedangkan pada KUHP lama
kepadanya, sesuai dengan dipidana. mengatur tentang aktivitas atau
aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan pidana kurungan lebih
pasal 29. rendah dari pidana penjara.
(2) Ia diserahi pekerjaan
yang lebih ringan daripada
orang yang dijatuhi pidana
penjara.
20 (1) Hakim yang Setiap Orang dipidana sebagai Pada pasal 20 KUHP baru (UU No
menjatuhkan pidana penjara pelaku Tindak Pidana jika: 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 5
atau pidana kurungan a. melakukan sendiri Tindak Penyertaan melakukan tindak
paling lama satu Pidana; pidana sedangkan pada KUHP lama
bulan, boleh menetapkan b. melakukan Tindak Pidana mengatur tentang kebebasan
bahwa jaksa dapat dengan perantaraan alat terhadap orang yang terkena
mengizinkan terpidana atau menyuruh orang lain yang kurungan.
bergerak dengan tidak dapat
bebas di luar penjara dipertan ggun gj awabkan ; Pasal 20 KUHP Lama menjelasakan
sehabis waktu kerja. c. turut serta melakukan Tindak bahwa hakum yang menjatuhkan
(2) Jika terpidana yang Pidana; atau pidana penjara atau pidana kurungan
mendapat kebebasan itu d. menggerakkan orang lain paling lama satu bulan, boleh
mendapat kebebasan itu supaya melakukan Tindak mengizinkan terpidana bergerak
tidak datang pada waktu Pidana dengan cara memberi bebas diluar penjara sehabis waktu
dan tempat yang telah atau menjanjikan sesuatu, kerja. Jika sang terpidana tidak
ditentukan untuk menjalani menyalahgunakan kekuasaan datang pada waktu dan tempat yang
pekerjaan yang dibebankan atau martabat, telah ditentukan untuk menjalani
kepadanya, maka ia harus melakukan Kekerasan, pekerjaan yang di bebankan makai a
menjalani pidananya seperti menggunakan Ancaman harus menjalani pidananya seperti
biasa kecuali kalau tidak Kekerasan, melakukan biasa. Tindakan ini dikecualikan
datangnya itu bukan karena penyesatan, atau dengan kepada orang yang melakukan
kehendak sendiri. memberi kesempatan, sarana, tindak pidana karena terpidana jika
(3) Ketentuan dalam ayat 1 atau keterangan. pada waktu melakukan tindak
tidak diterapkan kepada pidana belum ada dua tahun sejak ia
terpidana karena terpidana habis menjalani pidana penjara atau
jika pada waktu melakukan pidana kurungan.
tindak pidana belum ada
dua tahun sejak ia habis Pasal 20 KUHP Baru menjelaskan
menjalani pidana penjara tentang berbagai motif-motif suatu
atau pidana kurungan. Tindak Pidana.
21 Pidana kurungan harus (1) Setiap Orang dipidana Pada pasal 21 KUHP baru (UU No
dijalani dalam daerah sebagai pembantu Tindak Pidana 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 5
dimana si terpidana jika dengan sengaja: a. memberi Penyertaan tindak pidana sedangkan
berdiam ketika putusan kesempatan, sarana, atau pada KUHP lama mengatur tentang
hakim dijalankan, atau jika keterangan untuk melakukan dimana orang tersebut menjalankan
tidak punya tempat Tindak Pidana; atau b. memberi pidana kurungan.
kediaman, di dalam daerah bantuan pada waktu Tindak
dimana ia berada, kecuali Pidana dilakukan. (2) Ketentuan Pasal 21 KUHP Baru menjelaskan,
kalau Menteri Kehakiman sebagaimana dimaksud pada setiap orang yang menjadi pembantu
atas permintaannya ayat (1) tidak berlaku untuk saat tindak dipidana dapat dipidana,
terpidana membolehkan pembantuan melakukan Tindak contoh: a. memberi kesempatan,
menjalani pidananya di Pidana yang hanya diancam Sarana atau keterangan untuk
daerah lain. dengan pidana denda paling melakukan tindak pidana. b.
banyak kategori II. (3) Pidana memberi bantuan pada waktu tindak
untuk pembantuan melakukan pidana dilakukan. Tidak berlaku
Tindak Pidana paling banyak 2/3 jika pembantuan melakukan tindak
(dua per tiga) dari maksimum pidana yang hanya diancam dengan
ancarnan pidana pokok untuk pidana denda paling banyak kategori
Tindak Pidana yang II. Orang yang membantu suatu
bersangkutan. (4) Pembantuan tindak pidana di pidana paling
melakukan Tindak Pidana yang banyak 2/3 dari maksimum ancaman
diancam dengan pidana mati pidana pokok.
atau pidana penjara seumur
hidup, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun. (5) Pidana
tambahan untuk pembantuan
melakukan Tindak Pidana sama
dengan pidana tambahan untuk
Tindak Pidana yang
bersangkutan.
22 (1) Terpidana yang sedang Keadaan pribadi pelaku Pada pasal 22 KUHP baru (UU No
menjalani pidana hilang sebagaimana dimaksud dalam 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 5
kemerdekaan di suatu Pasal 2O atau pembantu Penyertaan melakukan tindak
tempat yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam pidana sedangkan pada KUHP lama
untuk menjalani pidana Pasal 21 dapat menghapus, mengatur tentang status
penjara, atau pidana mengurangi, atau memperberat kemerdekaan seseorang ketika
kurungan, atau kedua- pidananya. sudah menjalani hukuman.
duanya, segera sehabis
pidana habis hilang
kemerdekaan itu selesai,
kalau diminta, boleh
menjalani kurungan di
tempat itu juga. (2) Pidana
kurungan karena sebab di
atas dijalani di tempat yang
khusus untuk menjalani
pidana penjara, tidak
berubah sifatnya oleh
karena itu.
23 Orang yang dijatuhi pidana (l) Pengulangan Tindak Pidana Pada pasal 23 KUHP baru (UU No
kurungan, dengan biaya terjadi jika Setiap Orang: a. 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 6
sendiri boleh sekedar melakukan Tindak Pidana Pengulangan seseorang melakukan
meringankan nasibnya kembali dalam waktu 5 (lima) tindak pidana sedangkan pada
menurut aturan-aturan yang tahun setelah menjalani seluruh KUHP lama mengatur tentang
akan ditetapkan dengan atau sebagian pidana pokok yang keringanan hukuman kurangan
undang-undang. dijatuhkan atau pidana pokok seseorang.
yang dijatuhkan telah
dihapuskan; atau Pada Pasal 23 KUHP Lama di
b. pada waktu melakukan jelaskan mengenai orang yang
Tindak Pidana, kewajiban dijatuhi pidana kurungan, dengan
menjalani pidana pokok yang biaya sendiri boleh sekedar
dijatuhkan terdahulu belum meringankan nasibnya menurut
kedaluwarsa. (2) Tindak Pidana aturan-aturan yang akan ditetapkan
sebagaimana dimaksud pada dengan undang-undang, dengan
ayat (1) mencakup Tindak demikian disinilah adanya suatu
Pidana yang diancam dengan kelemahan dikarenakan terjadinya
pidana minimum khusus, pidana suatu jual beli dengan biaya di
penjara 4 (empat) tahun atau dalam sel tersebut dan dapat
lebih, atau pidana denda paling menimbulkan keselewenangan
sedikit kategori III. (3) hukum.
Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) juga Pada Pasal 23 KUHP Baru
berlaku untuk Tindak Pidana menjelaskan tentang pengulangan
mengenai penganiayaan. tindak pidana setiap orang,dalam
kurun waktu melakukan tindak
pidana Kembali dalam waktu lima
(5) tahun setelah menjalani seluruh
atau Sebagian pidana pokok yang
dijatuhkan.
24 Orang yang dijatuhi pidana (1) Dalam hal tertentu, pelaku Pada pasal 24 KUHP baru (UU No
penjara atau pidana Tindak Pidana hanya dapat 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
kurungan boleh diwajibkan dituntut atas dasar pengaduan. Tindak Pidana Aduan atau delik
bekerja di dalam atau di (2) Tindak Pidana aduan harus aduan sedangkan pada KUHP lama
luar tembok tempat orang- ditentukan secara tegas dalam kewajiban bekerja bagi terpidana
orang terpidana. Undang-Undang. penjara maupun kurungan.
25 Yang tidak boleh diserahi (1) Dalam hal Korban Tindak Pada pasal 25 KUHP baru (UU No
pekerjaan di luar tembok Pidana aduan belum berumur 16 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
tempat tersebut ialah: 1. (enam belas) tahun, yang berhak Tindak Pidana Aduan atau delik
Orang-orang yang di jatuhi mengadu merupakan Orang Tua aduan sedangkan syarat atau
pidana penjara seumur atau walinya. (2) Dalam hal pengecualian di berikannya
hidup; 2. Para wanita; 3. Orang Tua atau wali pekerjaan bagi terpidana penjara
Orang-orang yang menurut sebagaimana dimaksud pada maupun kurungan bagi orang
pemeriksaan dokter tidak ayat (l) tidak ada atau Orang tertentu.
boleh menjalankan Tura atau wali itu sendiri yang Pada pasal 25 KUHP Baru ayat (1)
pekerjaan demikian. harus diadukan, pengaduan menjelaskan “Dalam hal Korban
dilakukan oleh keluarga sedarah Tindak Pidana aduan belum
dalam garis lurus. (3) Dalam hal berumur 16 (enam belas) tahun,
keluarga sedarah dalam garis yang berhak mengadu merupakan
lurus sebagaimana dimaksud Orang Tua atau walinya.” Tetapi
pada ayat (2) tidak ada, dari yang kita ketahui sebagain
pengaduan dilakukan oleh besar anak di Indonesia sampai saat
keluarga sedarah dalam garis ini masih sering takut berbicara
menyamping sampai derqiat kepada orang tua nya tentang ia di
ketiga. (4) Dalam hal Korban bully/pencemaran nama baik/yang
Tindak Pidana sebagaimana lainnya. Jadi menurut saya disini
dimaksud pada ayat (1) tidak ada suatu kelemahan yang harus kita
memiliki Orang Tua, wali, atau perbaiki dengan cara yaitu
keluarga sedarah dalam garis memberikan suatu penyuluhan atau
lurus ke atas ataupun seminar atau arahan kepada anak2
menyamping sampai derajat di bawah umur untuk berani speak
ketiga, pengaduan dilakukan up kepada orang tua nya jika terjadi
oleh diri sendiri dan/atau hal apapun yang tidak meng
pendamping. enakkan.

26 Jikalau mengingat keadaan (1) Dalam hal Korban Tindak Pada pasal 26 KUHP baru (UU No
diri atau masyarakat Pidana aduan berada di bawah 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
terpidana, hakim pengampuan, yang berhak Tindak Pidana Aduan atau delik
menimbang ada alasan, mengadu merupakan aduan sedangkan pada KUHP lama
maka dalam putusan pengampunya, kecuali bagi mengatur tentang keadaan seseorang
ditentukan bahwa terpidana Korban Tindak Pidana aduan dengan alasan-alasan tertentu untuk
tidak boleh diwajibkan yang berada dalam pengampuan melakukan pekerjaan atau bekerja
bekerja di luar tembok karena boros. (2) Dalam hal bagi terpidana penjara maupun
tempat orang-orang pengampu sebagaimana kurangan.
terpidana. dimaksud pada ayat (1) tidak ada
atau pengampu itu sendiri yang Pada pasal 26 KUHP lama
hanrs diadukan, pengaduan menjelaskan bahwa adanya suatu
dilakukan oleh suami atau istri kelebihan dari hukum unntuk
Korban atau keluarga sedarah menimbang Kembali alas an-alasan
dalam garis lurus. (3) Dalam hal tidak boleh diwajibkan nya bekerja
suami atau istri Korban atau di luar tembok tempat orang-orang
keluarga sedarah dalam garis terpidana, untuk orang tersebut.
lurus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak ada,
pengaduan dilakukan oleh
keluarga sedarah dalam garis
menyamping sampai derajat
ketiga.
27 Lamanya pidana penjara Dalam hal Korban Tindak Pada pasal 27 KUHP baru (UU No
untuk waktu tertentu dan Pidana aduan meninggal dunia, 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
pidana kurungan dalam pengaduan dapat dilakukan oleh Tindak Pidana Aduan atau delik
putusan hakim dinyatakan Orang Tua, anak, suami, atau aduan sedangkan pada KUHP lama
dengan hari, minggu, bulan, istri Korban, kecuali jika Korban mengatur tentang putusan hakim
dan tahun; tidak boleh sebelumnya secara tegas tidak dalam menentukan lamanya pidana
dengan pecahan. menghendaki adanya penjara harus menggunakan hari,
penuntutan. minggu, bulan, dan tahun.
28 Pidana penjara dan pidana (1) Pengaduan dilakukan dengan Pada pasal 28 KUHP baru (UU No
kurungan dapat cara menyampaikan 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
dilaksanakan di satu tempat pemberitahuan dan permohonan Tindak Pidana Aduan atau delik
asal saja terpisah. untuk dituntut. (2) Pengaduan aduan sedangkan pada KUHP lama
sebagaimana dimaksud pada mengatur tenatang dilaksanakannya
ayat (1) diajukan secara lisan kurungan maupun penjara.
atau tertulis kepada Pejabat yang
berwenang.
29 (1) Hal menunjuk tempat (1) Pengaduan harus diajukan Pada pasal 29 KUHP baru (UU No
untuk menjalani pidana dalam tenggang waktu: a. 6 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
penjara, pidana kurungan, (enam) Bulan terhitung sejak Tindak Pidana Aduan atau delik
atau kedua- duanya, begitu tanggal orang yang berhak aduan sedangkan pada KUHP lama
juga hal mengatur dan mengadu mengetahui adanya mengatur tentang tempat untuk
mengurus tempat-tempat Tindak Pidana jika yang berhak menjalani hukuman penjara maupun
itu, hal membedakan orang mengadu bertempat tinggal di kurungan.
terpidana dalam golongan- wilayah Negara Kesatuan
golongan, hal mengatur Republik Indonesia; atau b. 9 Pada Pasal 29 KUHP lama
pemberian pengajaran, (sembilan) Bulan terhitung sejak mengatur tentang tempat untuk
penyelenggaraan ibadat, hal tanggal orang yang berhak menjalani pidana penjara dan pidana
tata tertib, hal tempat untuk mengadu mengetahui adanya kurungan atau kedua-duanya.
tidur, hal makanan, dan Tindak Pidana jika yang berhak
pakaian, semuanya itu mengadu bertempat tinggal di Pada pasal 29 KUHP Baru mengatur
diatur dengan undang- luar wilayah Negara Kesatuan tentang sistem delik aduan,,
undang sesuai dengan kitab Republik Indonesia. Pengaduan harus diajukan dalam
undang-undang sesuai (2) Jika yang berhak mengadu tenggang waktu 6-9 bulan
dengan kitab undang- lebih dari 1 (satu) orang, tergantung dengan orang yang
undang ini. (2) Jika perlu, tenggang waktu sebagaimana berhak mengadu mengetahui adanya
Menteri Kehakiman dimaksud pada ayat (1) dihitung tindak pidan ajika yang berhak
menetepkan aturan rumah sejak tanggal masing-masing mengadu bertempat tinggal di
tangga untuk tempat-tempat pengadu mengetahui adanya wilayah NKRI atau diluar wilayah
orang terpidana. Tindak Pidana. NKRI

30 (1) Pidana denda paling (1) Pengaduan dapat ditarik Pada pasal 30 KUHP baru (UU No
sedikit tiga rupiah tujuh kembali oleh pengadu dalam 1 tahun 2023) menjadi Paragraf 7
puluh lima sen. (2) Jika waktu 3 (tiga) Bulan terhitung Tindak Pidana Aduan atau delik
pidana denda tidak dibayar, sejak tanggal pengaduan aduan sedangkan pada KUHP lama
ia diganti dengan pidana diajukan. mengatur tentang pembayaran
kurungan. (3) Lamanya (2) Pengaduan yang ditarik denda untuk kasus pidana.
pidana kurungan pengganti kembali tidak dapat diajukan
paling sedikit satu hari dan lagi. Pada Pasal 30 KUHP Lama
paling lama enam bulan. (4) menjelaskan tentang pidana denda.
Dalam putusan hakim, Jika pidana denda tidak dibayar,
lamanya pidana kurungan maka diganti dengan pidana
pengganti ditetapkan kurungan, Lamanya pidana
demikian; jika pidana kurungan pengganti paling sedikit
dendanya tujuh rupiah lima satu hari dan paling lama enam
puluh dua sen atau bulan. Dan ada sistem untuk
kurungan, di hitung satu menentukan berapa hari pidana
hari; jika lebih dari lima kurungan tersebut.
rupiah lima puluh sen, tiap-
tiap tujuh rupiah lima puluh Pasal 30 KUHP Baru menjelaskan
sen di hitung paling banyak tentang Delik aduan dapat ditarik
satu hari demikian pula Kembali oleh pengadu dalam waktu
sisanya yang tidak cukup 3 (tiga) bulan terhitung sejak
tujuh rupiah lima puluh sen. tanggal pengaduan diajukan. Dan
(5) Jika ada pemberatan pengaduan yang sudah ditarik tidak
pidana denda disebabkan dapat diajukan Kembali lagi.
karena perbarengan atau
pengulangan, atau karena
ketentuan pasal 52, maka
pidana kurungan pengganti
paling lama delapan bulan.
(6) Pidana kurungan
pengganti sekali-kali tidak
boleh lebih dari delapan
bulan.

Anda mungkin juga menyukai