Anda di halaman 1dari 9

Nama : Mesayu Verrara Sandra

NPM : 2110631010024
Kelas : 6/D Pembaharuan Hukum Pidana

NO KUHP LAMA KUHP BARU KOMENTAR


1. Asas Kepastian Hukum Asas Kepastian Ketika hakim
Hukum dihadapkan kepada
Asas Keadilan dua asas antara asas
Asas Manfaat kepastian hukum
dengan asas keadilan
mereka diharuskan
memilih untuk
mengedepankan asas
keadilan jadi asas
kepastian hukum itu
hanya dikedepankan
bagi yang sanksi
pidananya itu memang
sudah diharuskan
untuk dipenjara
2. Tidak mengatur Living Law / Mengatur Living Law / Jika sebelumnya tidak
Tidak diatur delik adat Delik adat merupakan ada pengakuan hukum
bagian dari tindak bagi hukum adat.
pidana, walaupun Namun dalam KUHP
Tindakan yang Baru mengakui adanya
dilakukan tidak diatur hukum yang hidup di
dalam KUHP. Pasal 2 masyarakat
3. Tidak ada aturan wilayah Perkembangan Asas Akibat banyaknya
tindak pidana pada dunia wilayah atau teritorial kasus tindak pidana di
maya dimana KUHP Baru dunia maya saat ini,
mengakui dunia Maya sehingga KUHP Baru
sebagai wilayah tindak mengembangkan
pidana dalam bidang dunia maya sebagai
teknologi informasi wilayah tindak pidana
4. Kuno Modern KUHP Lama sudah
jauh tertinggal dan
tidak relevan dengan
hukum modern saat
ini, oleh karena itu
KUHP Baru telah
berorientasi pada
paradigma hukum
modern yang tidak lagi
menekankan pada
pembalasan melainkan
pada Keadilan korektif
keadilan restoratif dan
keadilan rehabilitatif
5. Sistematika KUHP Lama Sistematika KUHP Perbedaan antara
Terdiri dari 3 (tiga) Buku : Baru Terdiri dari 2 kejahatan dan
Ketentuan Umum, (dua) Buku : pelanggaran itu di
Kejahatan, dan Pelanggaran Ketentuan Umum dan dalam konteks
Tindak Pidana penegakan hukum
tidak dipandang terlalu
urgent maka
sistematika KUHP
Baru hanya 2 buku.
6. Perbedaan antara Kejahatan Tidak ada perbedaan Seluruh perbuatan
dan Pelanggaran Kejahatan dan melakukan atau tidak
Pelanggaran melakukan sesuatu
yang oleh peraturan
perundang-undangan
dinyatakan sebagai
perbuatan yang
dilarang dan diancam
dengan pidana disebut
tindak pidana.
7. Penafsiran diserahkan pada Penafsiran analogi dalam pidana itu kita
hakim berdasarkan doktrin tidak diperbolehkan tidak bisa
hukum pidana berdasarkan pasal 1 membandingkan
ayat (2) antara satu kasus
pidana dengan satu
kasus pidana yang lain
walaupun dia
melakukan perbuatan
yang sama dengan
ancaman pasal yang
sama. Karena dalam
pidana setiap kasus itu
punya penyebab atau
motifnya masing-
masing sehingga tidak
adil untuk
menghukum seseorang
sama walaupun
melakukan perbuatan
atau tindakan yang
sama berdasarkan
motif yang berbeda
8. Penentuan Locus Delicti Waktu tindak pidana Aturan tentang tempat
(tempat terjadinya tindak merupakan saat dan waktu tindak
pidana) & Tempus Delicti dilakukannya pidana dijelaskan di
(waktu terjadinya tindak KUHP Baru
perbuatan yang dapat
pidana) diserahkan pada
hakim berdasarkan doktrin dipidana. Tempat
hukum pidana Tindak Pidana
merupakan tempat
dilakukannya
perbuatan yang dapat
dipidana
Pasal 10 dan Pasal 11
9. Pertanggungjawaban Pidana Pertanggungjawaban Aturan
berdasarkan kesalahan pidana yang pertanggungjawaban
(liability based on fault) ketat (strict pidana lebih ketat agar
memberikan efek jera
liability) dan
kepada terpidana.
pertanggungjawaban
pidana pengganti.
10. Tidak dipisahkannya hal-hal Memisahkan secara Memisahkan aturan
yang menghapuskan, tegas adanya alasan alasan pemaaf dan
mengurangi, atau pemaaf pada Pasal 37- pembanar agar lebih
memberatkan pidana tegas dan jelas,
47
sehingga mudah
Alasan pembenar pada
dipahami
Pasal 32-36
11. Mengatur alasan peringan Memperluas jenis Syarat-syarat alasan
pidana alasan peringan pidana peringan pidana
bagi pelaku dengan
kualifikasi tertentu.
Pasal 139-143
12. Mengatur hapusnya Adanya perubahan Perubahan aturan
kewenangan menuntut pidana pada alasan gugurnya alasan gugurnya
dan menjalankan pidana kewenangan kewenangan
pelaksanaan pidana. pelaksanaan pidana
Pasal 140 diatur lebih rincin dan
lebih tegas di dalam
KUHP Baru
13. Manusia sebagai subyek Manusia dan Seperti halnya pidana
hukum (natural person) koorporasi sebagai bagi individu,
subyek hukum pidana, korporasi juga dapat
baik yang berbadan dikenakan pidana
hukum maupun tidak. pokok dan pidana
Pasal 48-54 tambahan
14. tidak ada pidana kerja sosial Pidana kerja sosial Pidana kerja sosial
dapat dijatuhkan merupakan jenis
kepada terdakwa yang pidana baru di
melakukan tindak Indonesia dan
pidana yang diancam bertujuan untuk
dengan pidana penjara membina dan memberi
kurang dari 5 (lima) efek jera bagi pelaku
tahun dan Hakim dengan pola- pola dan
menjatuhkan pidana konsep yang
penjara paling lama 6 manusiawi dan
(enam) bulan atau bermanfaat bagi
pidana paling banyak pelaku serta
kategori II. masyarakat dalam
rangka mencapai
tujuan pemidanaan di
Indonesia
15. Jumlah pidana denda Jumlah pidana denda Banyaknya kategori
dimasukan kedalam rumusan tidak dirumuskan denda dalam KUHP
pasal kedalam Pasal-Pasal Baru memudahkan
para penegak hukum
tetapi dirumuskan
agar adil dalam
kedalam kategori Pasal menentukan sanksi
79 : Pidana Denda yang didapatkan para
paling banyak terpidana sesuai
ditetapkan berdasarkan dengan perbuatannya
:
a. Kategori I : Rp.
1.000.000,- (satu juta
rupiah)
b. Kategori II : Rp.
10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah)
c. Kategori III : Rp.
50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah)
d. Kategori IV : Rp.
200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah)
e. Kategori V : Rp.
500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah)
f. Kategor VI : Rp.
2.000.000.000,- (dua
miliar rupiah)
g. Kategori VI : Rp.
5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah)
h. Kategori VIII : RP.
50.000.000.000,- (lima
puluh miliar rupiah)
16. Pidana pokok terdiri atas : Pidana pokok terdiri KUHP Baru
Pidana mati atas : memperkenalkan
Pidana penjara Pidana penjara bentuk pidana baru
Pidana kurungan Pidana tutupan yaitu pidana
Pidana denda Pidana pengawasan pengawasan dan
Pidana tutupan Pidana denda pidana kerja sosial.
Pidana kerja sosial Kedua jenis pidana ini
dianggap sebagai
alternatif dari pidana
perampasan
kemerdekaan jangka
pendek yang akan
dijatuhkan oleh
Hakim. Pelaksanaan
kedua jenis pidana ini
dianggap dapat
membantu terpidana
untuk membebaskan
diri dari rasa bersalah
17. Pidana tambahan terdiri atas : Pidana tambahan Perkembangan bentuk-
Pencabutan hak-hak tertentu terdiri atas : bentuk pidana
Perampasan barang -barang Pencabutan hak tambahan
tertentu tertentu
Pengumuman putusan hakim Perampasan barang
tertentu dan/atau
tagihan
Pengumuman putusan
hakim
Pembayaran ganti rugi
Pencabutan izin
tertentu
Pemenuhan kewajiban
adat setempat
18. Pidana Mati sebagai pidana Pidana Khusus yaitu Jika sebelumnya
pokok Pidana mati, dimana terdakwa dapat
pidana mati tidak lagi langsung diberikan
menjadi pidana pokok. pidana mati pada delik
Pidana mati hanya tertentu, kini pidana
dapat dijatuhkan mati hanya dapat
sebagai alternatif diberikan secara
pidana dengan masa alternatif dengan masa
percobaan 10 tahun, percobaan tertentu.
apabila terpidana Dalam KUHP Baru
berkelakuan baik maka pidana mati tidak lagi
pidana mati dapat menjadi pidana pokok
diubah menjadi seperti yang diatur
tindakn pidana seumur dalam KUHP Lam.
hidup Pasal 10 Sebaliknya pidana
mati hanya dapat
dijatuhkan sebagai
alternatif pidana
dengan masa
percobaan
19. Tidak ada pengecualian Diatur Pengecualian Syarat-syarat
penjatuhan pidana penjatuhan pidana pengecualian
pada kondisi tertentu penjatuhan pidana.
pasal 70 Pengecualian ini tidak
berlaku jika tindak
pidana yang diancam
dengan pidana penjara
5 tahun atau lebih
tindak pidana yang
diancam dengan
pidana minimum
khusus tindak pidana
tertentu yang sangat
membahayakan atau
merugikan masyarakat
atau tindak pidana
yang merugikan
keuangan atau
perekonomian negara
20. Merupakan warisan Merupakan produk Bangga terhadap
pemerintah kolonial Hindia buatan anak bangsa produk aturan hukum
Belanda Indonesia asli milik bangsa
Indonesia
21. Tidak ada pengecualian asas Adanya pengecualian Penerapan asas non
non retroaktif asas non retroaktif. retroaktif ini tidak
Pasal 3 diterapkan secara
mutlak, karena
terdapat pengecualian
yang memperbolehkan
suatu peraturan
berlaku secara surut.
22. Adanya aturan persoalan Menghapus aturan Berdasarkan masukan
ternak dan tanaman yang persoalan ternak dan masyarakat,
memasuki lahan perkebunan tanaman yang pemerintah kemudian
orang lain dalam Pasal 277 memasuki lahan menghapus pasal 277
dan 288 perkebunan orang lain dan 288 ini dari draf
RKUHP dan akan
diatur dalam peraturan
daerah menyesuaikan
persoalan yang terjadi
di setiap daerah.
23. Pasal 429 mengatur tentang Menghapus aturan Aturan mengenai
orang yang bergelandangan tentang orang yang ketertiban umum dan
dijalan bergelandangan dijalan gelandangan ini
nantinya akan
diserahkan ke masing-
masing provinsi serta
kota atau kabupaten
melalui peraturan
daerah.
24. Tidak ada aturan tentang Adanya perkembangan Akibat perkembangan
tindak pidana yang Adanya perkembangan teknologi informasi,
mengancam keselamatan atau aturan tentang tindak maka dapat
keamanan sistem komunikasi pidana yang mengancam
elektronik mengancam keselamatan dan
keselamatan atau keamanan komunikasi
keamanan sistem elektronik sehingga di
komunikasi elektronik. buatlah aturan tersebut
Pasal 5 huruf g
25. Tidak mengatur tentang Adanya aturan tentang Adanya aturan
permufakatan jahat permufakatan jahat. permufakatan jahat
Pasal 13 dan Pasal 14 diatur secara tegas
agar dapat di pidana
26. Tidak mengatur tindakan Adanya aturan tentang Aturan tentang
persiapan dalam melakukan persiapan dalam persiapan melakukan
kejahatan melakukan tindak tindak pidana diatur
pidana. Pasal 15 dan secara tegas dalam
Pasal 16 KUHP Baru agar para
pelaku tindak pidana
dapat dikenakan
sanksi pidana
walaupun masih dalam
tahap persiapan.
27. Pengaturan percobaan, Pengaturan percobaan, Aturan ini di atur
penyertaan, hingga penyertaan, hingga secara rinci agar
pengulangan tindak pidana pengulangan tindak memudahkan dalam
aduan masih kurang lengkap pidana aduan diatur menganalisis suatu
secara rinci dan perbuatan tindak
lengkap didalam pidana
KUHP yang baru

Anda mungkin juga menyukai